Anda di halaman 1dari 60

Wound Healing

Pembimbing:
dr. Aryanto. Z. Habibie, Sp.BP

Penyusun:
Sienny Agustin 2014-061-011
Yosia Putra2014-061-013

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah


Rumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin, SH
2016
Luka (wound)


diskontinuitas jaringan yang dapat disebabkan oleh:

Trauma

Benda tajam

Benda tumpul

Perubahan suhu

Zat kimia

Sengatan listrik

Gigitan hewan

Wound healing:


restorasi integritas jaringan
Klasifikasi Luka

Penyebab nya Waktu perjalanannya Tingkat kontaminasi Kedalaman dan luas


JENIS LUKA

Vulnus eksoriatum Vulnus contusum Vulnus scissum

Vulnus punctum Vulnus laseratum Vulnus schlopetorum

Vulnus morsum Vulnus amputatum Vulnus combustion


Klasifikasi Penyembuhan Luka
Penyembuhan Primer Terjadi bila luka segera diusahakan bertaut,

(intensi Primer/ Sanatio biasanya dengan bantuan jahitan. Parut yang


per prinam intertionem) terjadi biasanya lebih halus dan kecil.

Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan luka tanpa pertolongan dari luar

(intensi sekunder/
seperti telah diterangkan tadi, berjalan secara
Sanatio per secundum
intertionem) alami.

Penyembuhan Luka yang dibersihkan dan dieksisi dahulu dan


Primer Tertunda kemudian dibiarkan selama 4-7 hari. Baru


selanjutnya dijahit dan akan sembuh secara primer.
(Intensi Tersier)
PENUTUPAN LUKA
Penyembuhan Luka
Fase Koagulasi dan Inflamasi

Fase Proliferasi (Pembentukan Jaringan Granulasi)

Matrix Remodeling (epitelisasi)


Koagul proses awal pembentukan coagulum

(vasokonstriksi, agregasi trombosit,

asi vasodilatasi, formasi fibrin)

Inflama sel endotel yang rusak mengeluarkan


sitokin yang mendatangkan leukosit.


Neutrofil yang paling dominan dalam
si waktu 24 jam
Koagulasi

Pembuluh darah yang terputus pada luka  perdarahan  vasokonstriksi,


pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis.

Kolagen sub endothel + platelet  agregasi, degranulasi, dan aktivasi platelet 


fibrin clot

Platelet mengeluarkan wound active substance : PDGH, TGF-beta, PAF, fibronektin,


dan serotonin
Inflamasi
24-48 jam pertama  PMN ke jaringan luka  pelepasan Prostaglandin lokal
(peningkatan permeabilitas vaskuler)


Migrasi dari makrofag (48-96 jam post injury)

Makrofag dan neutrofil  wound debridement via fagositosis dan microbial statics (produksi ROS dan NO)

Makrofag juga mengaktivasi dan rekrutmen sel inflamasi lain melalui pelepasan sitokin- sitokin (TGF beta, VEGF, IGF, EGH, lactate  angiogenesis, poliferasi sel, dan
sintesis matriks  remodelling

 zat kemotaktik (IL-1, TNF alfa, TNF beta, Platelet factor 4)  stimulasi kemotaktik
neutrofil

Leukosit bergerak menembus dinding pembuluh darah  mengeluarkan enzim


hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka
Fase Proliferasi
(Pembentukan Jaringan Granulasi)

Pada fase ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblas, dan kolagen, membentuk jaringan
granulasi sehingga kontinuitas jaringan mulai terbentuk.

Hari ke 4-12 hingga beberapa bulan- tahun

Fibroblas (dipengaruhi PDGF) dan sel endothel (dipengaruhi TNF-a, TGF-b


dan VEGF) merupakan sel terakhir yang menginfiltrasi jaringan luka
(dipengaruhi oleh agen kemotaktik, sitokin dan growth factor dari makrofag)

Endothel berproliferasi  angiogenesis  membentuk jaringan


kapiler baru (48 jam)
Matrix Remodeling
(epitelisasi)

Remodelling dari
skar akan terus
berlanjut hingga 6-
Dalam beberapa
12 bulan post-
bulan 
injury  jaringan
peningkatan
parut matur,
kekuatan jaringan
avaskular, aselular
Dalam beberapa kolagen yang
minggu post-injury terbentuk
 jumlah kolagen
akan mencapai fase
plateau
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyembuhan luka
Penyinara

Eksterna
Interna

Gangg n
uan menggun
koagul akan sinar
ionisasi 
asi menggang
Gangg gu mitosis
dan
uan merusak
sistem sel
Pemberia
imun n
sitostatik
Obat
imunosup
resan
Infeksi
Hematom
Benda
asing
Jaringan
mati
Nekrosis
Penanganan
Describe
Debridement
Dressing
Disease
Diet
Dressing
HECTING
Benang Tipe Warna Bahan Absorption Rate
Surgical Gut Plain Yellowish-tan Kolagen dari sapi / Proses enzim digestif
Blue Dyed domba proteolitik
Surgical Gut Chromic Brown Kolagen dari sapi / Proses enzim digestif
Blue Dyed domba proteolitik

Coated Vicryl Braided / Violet Copolymer lactide + 56 – 70 hari


Monofilament Undyed glycolide + Kalsium Hidrolisis
Stearat
Coated Vicryl Braided Undyed Copolymer lactide + 42 hari
Rapide glycolide + Kalsium Hidrolisis
Stearat

Monocryl Monofilament Undyed Copolymer glycocide + 91 – 119 hari


Natural epsilon caprolactone Hidrolisis

PDS II Monofilament Violet / Blue / Polyester Polimer < 90 hari


Clear Slow Hidrolisis
Panacryl Braided Undyed Copolymer lactide + 18 – 30 bulan
glycolide Slow Hidrolisis
Benang Tipe Warna Bahan Absorption Rate
Silk Braided Violet Fibroin Gradual encapsulation oleh
White jaringan ikat fibrosa

Surgical Monofilament Silver 316L Stainless Nonabsorbable


Stainless Steel Multifilament Metallic Steel
Nylon Monofilament Violet Long-chain Gradual encapsulation oleh
Green aliphatic polymers jaringan ikat fibrosa
Undyed
Polyester Fiber Braided Green Poly Gradual encapsulation oleh
Undyed jaringan ikat fibrosa
Polypropylene Monofilament Clear Isostatic Nonabsorbable
Blue crystalline
stereoisomer of
polypropylene

Hexafluoroprop Monofilament Blue Polymer blend of Nonabsorbable


ylene poly
JAHIT DAN SIMPUL
Hasil Penjahitan
• Eversi
• Proporsional
• Tidak terlalu
kuat/longgar
• Tidak terlalu
dangkal/dalam
Interrupted Technique
• Jarak sama
• Sejajar
• Seragam
• Simpul sesisi
• Tidak terlalu rapat/jarang
Insisi Elips
• Tentukan lebih dulu lebar dari insisi yang akan
sesuai dengan lesi. Panjang insisi harus ≥ 3x
lebar
Angkat Jahitan
Continous Technique
Mattress Technique
Subcuticural Technique
Field block anesthesia
Obat anestesi lokal yang sering dipakai:
Agen Kelas obat Konsen- Onset Durasi Dosis maks
trasi (mg/kg)

Lidokain Amida 1,0 Cepat 30 – 60 menit 4

Mepivakain Amida 1,0 Moderat 45 – 90 menit 4

Bupivakain Amida 0,25 Lambat 2 – 4 jam 3

Prokain Ester 1,0 – 2,0 Lambat 15 – 60 menit 7

Tetrakain Ester 0,25 Lambat 2 – 3 jam 1,5

Kloroprokain Ester 2 Lambat 30 menit 6-7


PENUTUPAN LUKA
Free flap
Distance
Flap flap
Skin graft
Dellayed
Primary primary
healing healing
Secondar
y healing
Skin Graft

Tindakan memindahkan sebagian


atau keseluruhan tebal kulit dari
suatu tempat ke tempat lain secara
bebas dan untuk menjamin
kehidupan jaringan tersebut
bergantung kepada pertumbuhan
pembuluh darah kapiler di jaringan
penerima.
Luka yang luas
Indikasi
Luka bakar

Operasi tertentu yang mungkin memerlukan cangkok kulit untuk


penyembuhan terjadi
Area infeksi sebelumnya dengan hilangnya kulit yang luas

Penutupan luka secara primer tidak dapat dilakukan

Jaringan sekitar luka tidak cukup baik ( dalam hal luas, kualitas,
lokasi, dan tampilan )
Ada faktor-faktor yang menyebabkan gangguan penyembuhan
luka seperti usia dan status gizi
Alasan kosmetik dalam operasi rekonstruktif
Klasifikasi
(berdasarkan donor)

Autograft
• Graft dari 1 bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada orang
yang sama.

Allograft (homograft)
• Graft dari 1 individu ke individu lain pada species yang sama.

Xenograft (heterograft)
• Graft dari 1 individu ke individu lain pada species yang
berbeda
Klasifikasi
(berdasarkan ketebalan)
Split Thickness Skin Graft (STSG)
Skin graft yang dilakukan
mencakup epidermis dan
sebagian dermis, terbagi atas
tiga yaitu:

• Thin  terdiri dari epidermis


dan sedikit bagian lapisan
dermis
• Intermediate (medium) 
terdiri dari epidermis dan 1/3
bagian dermis
• Thick  terdiri dari epidermis
dan 2/3 bagian dermis
Split Thickness Skin Graft (STSG)
STSG tidak menjadi
pertimbangan utama untuk
STSG  menutup defek
kosmetik atau jika ukuran
kulit yang luas.
defek terlalu luas sehingga
tidak dapat dilakukan FTSG

Pada luka bakar dapat


digunakan Mesh, kulit
donor diris sehingga
menjadi jala  lebar kulit
meluas
Penutupan Luka
Keuntungan vs Kerugian STSG
Keuntunga
Kerugian
n
Membutuhkan vaskularisasi Mempunyai kecendrungan
lebih sedikit untuk hidup kontraksi lebih besar

Dapat dipakai untuk menutup Memiliki kecenderungan


defek yang luas terjadi perubahan warna

Donor dapat diambil dari


Permukaan kulit mengkilat
daerah tubuh mana saja

Daerah donor dapat sembuh


Secara estetik kurang baik
sendiri/reepitelisasi
Full Thickness Skin Grafting (FTSG)
Definisi

• Meliputi seluruh epidermis dan dermis tanpa lapisan lemak

Keuntungan

• Lebih jarang mengalami kontraksi sekunder, perubahan warna


sehingga estetika lebih baik

Kerugian

• Tidak dapat menutup defek yang luas, daerah donor terbatas


( inguinal, skrotum, preputium, palpebra, supraklavikular,
retroaurikular )
Full Thickness Skin Grafting
Skin-thickness skin graft
digunakan untuk setiap luka yang
tidak dapat ditutup secara
primer.

Full-thickness skin graft


digunakan jika banyak kulit yang
hilang seperti pada fracture
terbuka pada tungkai bawah.
Type of Graft Keuntungan Kerugian
Thin Split Thickness • Vaskularisasi lebih mudah • Kecendrungan untuk terjadi
terjadi dan transplatasi lebih kontraksi lebih besar
bertahan lama • Kurang menyamai tekstur kulit
• Penyembuhan daerah donor asli
lebih cepat terjadi dan bisa
digunakan kembali dalam waktu
singkat
Thick Split Thickness • Lebih sedikit terjadi kontraksi, • Vaskularisasi lebih sedikit
lebih tahan terhadap trauma • Penyembuhan daerah donor
• Lebih menyamai seperti kulit lebih lambat
normal
Full Thickness • Kecendrungan untuk • Kemungkinan take lebih kecil
terjadinya kontraksi lebih kecil dibanding dengan STSG
• Kecendrungan untuk • Hanya dapat menutup defek
terjadinya berubah warna lebih yang tidak terlalu luas
kecil • Donor harus dijahit atau ditutup
• Kecendrungan permukaan kulit oleh STSG bila luka donor agak
mengkilat lebih kecil luas sehingga tidak dapat ditutup
• Secara estetik lebih baik dari primer’
STSG • Donor terbatas pada tempat-
tempat tertentu
Faktor-Faktor Keberhasilan Skin Graft

Kontak yang baik


Vaskularisasi yang antara skin graft Tekanan yang
adekuat dengan daerah adekuat
resipien

Mencegah
timbunan cairan Imobilisasi yang Tidak adanya
antara graft baik infeksi
dengan resipien
Fase Penyembuhan

Imbibisi plasmic Fase


penyembuhan/inokula
si
• 24-48 jam pertama • 48-72 jam sampai 1
setelah graft minggu setelah graft
KOMPLIKASI

Hematoma atau
Perdarahan Infeksi seroma

Penyembuhan yang
tidak sesuai dengan
Kontraktur
tekstur, warna atau
topografi
Skin Flap
Tindakan pemindahan/ cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak di
bawahnya yang diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan
vaskularisasi dengan tempat asal.

Flap yang dipindahkan akan membentuk vaskularisasi baru di tempat resipien.

Flap sering juga berupa gabungan: muskulokutan, fasiokutan, bahkan dapat pula
mengandung tulang.

Digunakan untuk menutup defek yang tidak dapat ditutupi dengan skin graft
Klasifikasi
Vaskularisasi Jarigan yang digunakan Lokasi Donor
• Flap random • Kulit (kutaneus) • Flap lokal
• Flap aksial • Fasia • Geometrik
• Otot • rotasi
• Tulang • transposisi
• Viseral (misal: kolon, • interpolasi
usus halus dan • Advancement/ maju
omentum) • pedikel tunggal
• Gabungan • bipedikel
• V-Y
• Jauh
• Pedikel
• Bebas
Flap rotasi Flap Interpolasi
Flap Transposisi

Flap maju Pedikel tunggal Flap maju Bipedikel Flap maju V-Y

Flap Jauh
Flap Random
Flap ulur maju, rotasi dan
transposisi

Daerah wajah perbandingan


panjang dan lebar 5:1 di ekstremitas
1:1

Keterbatasan ukuran dapat diatasi


dengan prosedur tunda

Di angkat parsial, jahit kembali, akan


tumbuh pembuluh darah kolateral,
1-3 minggu baru di pindahkan
Flap Aksial

Memiliki setidaknya 1 pembuluh darah langsung kulit sehingga kehidupan


flap aksial lebih terjamin dibandingkan dengan flap random.

Flap dahi untuk membentuk hidung atau pipi

Flap dektopektoral koreksi dinding toraks

Flap inguinal untuk tangan dan lengan bawah


Daftar Pustaka
• Sabiston.2001. TEXTBOOK of SURGERY : The Biological
Basis of Modern Surgical Practice, 16th Edition. B. Saunders
Company
• Schwartz BF and Neumeister M. 2006. The mechanics of
wound healing. InFuture Direction in Surgery. Southern
Illinois. pp: 78-9
• Sjamsuhidajat, R and Jong, W D. 1997. Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC. 3: 72-81
• Thorne CH, Bartlett SP, Beasley RW, Aston SJ, Gurtner GC, t
al. Grabb and Smith’s plastic Surgery 6th ed.Philadelphia,
USA. Lippincott Williams & Wilkins 2007.

Anda mungkin juga menyukai