Pembimbing:
dr. Aryanto. Z. Habibie, Sp.BP
Penyusun:
Sienny Agustin 2014-061-011
Yosia Putra2014-061-013
●
diskontinuitas jaringan yang dapat disebabkan oleh:
●
Trauma
●
Benda tajam
●
Benda tumpul
●
Perubahan suhu
●
Zat kimia
●
Sengatan listrik
●
Gigitan hewan
Wound healing:
●
restorasi integritas jaringan
Klasifikasi Luka
Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan luka tanpa pertolongan dari luar
●
(intensi sekunder/
seperti telah diterangkan tadi, berjalan secara
Sanatio per secundum
intertionem) alami.
●
Migrasi dari makrofag (48-96 jam post injury)
●
Makrofag dan neutrofil wound debridement via fagositosis dan microbial statics (produksi ROS dan NO)
●
Makrofag juga mengaktivasi dan rekrutmen sel inflamasi lain melalui pelepasan sitokin- sitokin (TGF beta, VEGF, IGF, EGH, lactate angiogenesis, poliferasi sel, dan
sintesis matriks remodelling
zat kemotaktik (IL-1, TNF alfa, TNF beta, Platelet factor 4) stimulasi kemotaktik
neutrofil
Pada fase ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblas, dan kolagen, membentuk jaringan
granulasi sehingga kontinuitas jaringan mulai terbentuk.
Remodelling dari
skar akan terus
berlanjut hingga 6-
Dalam beberapa
12 bulan post-
bulan
injury jaringan
peningkatan
parut matur,
kekuatan jaringan
avaskular, aselular
Dalam beberapa kolagen yang
minggu post-injury terbentuk
jumlah kolagen
akan mencapai fase
plateau
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyembuhan luka
Penyinara
Eksterna
Interna
Gangg n
uan menggun
koagul akan sinar
ionisasi
asi menggang
Gangg gu mitosis
dan
uan merusak
sistem sel
Pemberia
imun n
sitostatik
Obat
imunosup
resan
Infeksi
Hematom
Benda
asing
Jaringan
mati
Nekrosis
Penanganan
Describe
Debridement
Dressing
Disease
Diet
Dressing
HECTING
Benang Tipe Warna Bahan Absorption Rate
Surgical Gut Plain Yellowish-tan Kolagen dari sapi / Proses enzim digestif
Blue Dyed domba proteolitik
Surgical Gut Chromic Brown Kolagen dari sapi / Proses enzim digestif
Blue Dyed domba proteolitik
Jaringan sekitar luka tidak cukup baik ( dalam hal luas, kualitas,
lokasi, dan tampilan )
Ada faktor-faktor yang menyebabkan gangguan penyembuhan
luka seperti usia dan status gizi
Alasan kosmetik dalam operasi rekonstruktif
Klasifikasi
(berdasarkan donor)
Autograft
• Graft dari 1 bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada orang
yang sama.
Allograft (homograft)
• Graft dari 1 individu ke individu lain pada species yang sama.
Xenograft (heterograft)
• Graft dari 1 individu ke individu lain pada species yang
berbeda
Klasifikasi
(berdasarkan ketebalan)
Split Thickness Skin Graft (STSG)
Skin graft yang dilakukan
mencakup epidermis dan
sebagian dermis, terbagi atas
tiga yaitu:
Keuntungan
Kerugian
Mencegah
timbunan cairan Imobilisasi yang Tidak adanya
antara graft baik infeksi
dengan resipien
Fase Penyembuhan
Hematoma atau
Perdarahan Infeksi seroma
Penyembuhan yang
tidak sesuai dengan
Kontraktur
tekstur, warna atau
topografi
Skin Flap
Tindakan pemindahan/ cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak di
bawahnya yang diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan
vaskularisasi dengan tempat asal.
Flap sering juga berupa gabungan: muskulokutan, fasiokutan, bahkan dapat pula
mengandung tulang.
Digunakan untuk menutup defek yang tidak dapat ditutupi dengan skin graft
Klasifikasi
Vaskularisasi Jarigan yang digunakan Lokasi Donor
• Flap random • Kulit (kutaneus) • Flap lokal
• Flap aksial • Fasia • Geometrik
• Otot • rotasi
• Tulang • transposisi
• Viseral (misal: kolon, • interpolasi
usus halus dan • Advancement/ maju
omentum) • pedikel tunggal
• Gabungan • bipedikel
• V-Y
• Jauh
• Pedikel
• Bebas
Flap rotasi Flap Interpolasi
Flap Transposisi
Flap maju Pedikel tunggal Flap maju Bipedikel Flap maju V-Y
Flap Jauh
Flap Random
Flap ulur maju, rotasi dan
transposisi