Anda di halaman 1dari 4

Nama : FADHILA AL’IZZA

NPM : 1508260012
SEL CLARA

Pada bronkiolus respiratorius, terdapat batasan antara bagian konduksi dan respiratori.
Berikut jenis-jenis sel yang dapat dibedakan :
 Sel bersilia
 Sel mikroviliar
 Sel bergranul kecil
 Sel bronkiolar, sering disebut sebagai club cells atau Clara cells (CCs)
Sel-sel bronkiolar pertama kali ditemukan pada tahun 1881 oleh Rudolph Albert von
Kölliker, seorang dokter, ahli anatomi, dan fisiologi yang berasal dari Swiss Tetapi
penemuannya telah dilupakan dalam beberapa dekade. Kemudian pada tahun 1937, seorang
ahli patologi anatomi asal Austrian, Max Clara mendeskripsikan sebuah sel spesifik yang ada
pada epitel bronkiolus. Sel itu disebut sebagai sel Clara, sekarang sering dikenal sebagai sel
Klub atau sel eksokrin bronkiolus.
Sel Clara adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk kuboidal, kadang-kadang
disebut "nonciliated bronchiolar secretory cells", hal ini karena sel Clara tidak memiliki silia
dan tidak menyekresikan mukus. Sel Clara dapat ditemukan dalam epitel bronchiolar
mamalia termasuk manusia, dan di atas saluran beberapa spesies seperti tikus.
Pada pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya, sel Clara mudah
diidentifikasikan pada bronkus terminalis karena letak mereka yang berada lebih ke arah
lumen dibandingkan dengan sel-sel bersilia. Pada bronkus yang lebih proksimal, sel Clara
terlihat sebagai tonjolan-tonjolan yang terdapat pada lumen bronkus tetapi berdekatan dengan
epitel pada bronkiolus respiratorius. Sel Clara memiliki inti sel yang gelap yang berada pada
wilayah apikal dari amorf sitoplasma eosinofilik.
Pada pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron, sel Clara terlihat sebagai sel
tanpa silia yang berada lebih ke arah lumen. Dalam bronkiolus proksimal, sel Clara lebih
mudah ditemukan pada lipatan epitel. Pada brokiolus distal, sel Clara sudah mendominasi
pada permukaan epitel.

Jenis dan distribusi dari organel-organel sel bervariasi di berbagai daerah sel sehingga
dalam penentuannya mereka dibagi menjadi tiga zona yang terdiri dari dasar, menengah, dan
puncak/apikal. Pada dasar setiap sel terdapat jaringan ikat mukosa bronchiolar. Sitoplasma di
zona basal berisi banyak mitokondria memanjang, sedikit retikulum endoplasma kasar,
retikulum endoplasma halus, dan ribosom bebas. Sebagian besar sel Clara memiliki tiga atau
empat lisosom besar (rata-rata diameter 550) biasanya terlihat berupa lingkaran atau kadang-
kadang oval di bagian dan yang dibatasi oleh membran.
Pada zona tengah, inti sel Clara memanjang dan bilobed. Di pusat badan-badan Golgi
ini, ruang cisternal terlihat jelas dan bagian tepinya mengandung bahan amorf pucat.
Retikulum endoplasma halus dapat dijumpai dalam jumlah yang besar dan terdiri dari batang
pendek dan vesikula yang mengandungi zat amorf pucat identik dengan yang terlihat dalam
badan Golgi. Retikulum endoplasma kasar berada dekat dengan inti di sekitar setengah
bagian apikal. Pada zona tengah ini banyak dijumpai mitokondria memanjang, lisosom, dan
ribosom.
Zona apikal sel Clara memiliki retikulum endoplasma jauh lebih banyak dibandingkan
zona lain. Selaput retikulum endoplasma halus berisi bahan amorf pucat yang. Mitokondria
berbentuk bulat dan terdapat dalam jumlah yang banyak. Retikulum endoplasma halus
dikelilingi mitokondria dan memiliki dinding berlapis-lapis.
Penemuan organel-organel tersebut menunjukkan bahwa adanya aktivitas
metabolisme yang tinggi di sel sel Clara. Tiap sel juga berisi sekitar 6 lapisan padat membran
granular, kira-kira 0.3 µm terletak terutama di dekat membran basal. Secara kimiawi,
granula-granulanya mengandung protein, glikoprotein dan lipid. Badan golgi pada sel clara
telah berkembang dengan baik. Nukleus mengisi 30% bagian dari sel, memiliki bentuk yang
keriput dan banyak mengandung nukleolus. Pada bagian apikal dari sitoplasmanya terdapat
sejumlah kecil granular sekretori. Selain itu sel Clara juga mengandung sejumlah besar
sitokrom P-450 yang berperan dalam fungsi oksidase. Aktivasi sekresinya sel Clara sendiri
dirangsang oleh serat Adrenergik.
Dalam kondisi fisiologis, sel Clara merupakan 9% dari total populasi sel-sel epitel
airway di paru-paru manusia. Dalam hal distribusi, mereka tidak hadir pada segmen
proksimal pohon bronkus (trakea dan bronchi utama, lobar dan segmental). Sekitar 11-22%
dari sel Clara terletak di terminal bronchioles. Dalam kondisi fisiologis, mereka membentuk
kira-kira 15-44% dari semua sel yang berkembang di bagian paru-paru. Sel yang aktif
bermitosis ini menyekresikan komponen surfaktan dan memiliki berbagai fungsi pertahanan
yang penting, seperti protein KL-6, glikoprotein, dan lipid.
Selain paru-paru, dalam tubuh manusia, CCs juga hadir di gravid uterus, ginjal dan
prostat. Produk sekresinya adalah uteroglobin/blastokinin. Komposisinya sama seperti yang
dari protein disekresikan oleh gravid endometrium, sehingga disebut uteroglobin. Dalam
literatur ilmiah, protein ini dikenal dengan banyak nama, termasuk: uteroglobin, sel club
sekresi protein (CCSP), sel club protein 16 (CC16), sel club protein 10 (CC10), secretoglobin
(SCGB), dan protein urin 1.
Walaupun dalam skala besar kondisi fisiologi dan patologi yang melibatkan sel Clara
belum dipahami sepenuhnya, para ahli percaya bahwa fungsi fundamental dari sel Clara
adalah sebagai berikut :
 Menyekresikan komponen primer dari substansi ekstraseluler bronkiolus respiratori
 Sel Clara merupakan progenitor bagi mereka sendiri dan sel-sel bersilia
 Meregulas kandungan-kandungan dari cairan sekresi di segmen distal saluran
respiratori
 Pada paru-paru, sel Clara mengambil peran sebagai biotransformasi dalam penarikan
xenobiotik bersama dengan sitokrom P-450 dan bersamaan dengan fungsi
monooksigenase
Aspek klinis yang berkaitan dengan sel Clara belum dapat dipahami seutuhnya.
Tetapi, progenitor sel Clara dipercaya ikut berperan dalam perbaikan kerusakan epitel airway
yang merupakan faktor penyebab perkembangan nosologik hal-hal berikut :
 Mucoviscidosis (fibrosis sistikus)
 ARDS
 COPD,
 Fibrosis pulmonal
 Emfisema pulmonal
 Hipertensi pulmonal
 Subglottic tracheal stenosis
 Tracheomalaci

REFERENSI
Mescher, Anthony L. 2014. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas. Jakarta : EGC.
Rokicki, Wojciech, et al. 2016. The role and importance of club cells (Clara cells) in the
pathogenesis of some respiratory diseases. Poland : Kardiochirurgia i Torakochirurgia
Polska. 13 (1) (p) 26-30.
Smith, P, et al. 1974. The Clara Cell. The Department of Pathology, University of Liverpool.
Thorax. (p) 147-163.

Anda mungkin juga menyukai