BAB I
PENDAHULUAN
Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari 3 unsur utama yakni
jaminan ketersediaan, jaminan merata, dan jaminan mutu. Pada bimbingan
teknologi tersebut dijelaskan bahwa dalam perencanaan, pengeloaan obat, dan
perbekes menggunakan manajemen obat logistic medik atau sering disingkat
OLM yaitu: “langkah 6P” terdiri dari perencanaan,pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan obat dan pencatatan yang kemudian dilaporkan, yang
dalam pelaksanaannya diadakan monitoring dan evaluasi setiap bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan
2.1.1 Pengertian Perencanaan
perencanaan yang baik adalah yang mempunyai kriteria antara lain sebagai
berikut :(5)
4) Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas
maupun bioavaibilitasnya.
5) Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dengan biaya yang
baik;
a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada tiap Unit Pelayanan Kesehatan;
b. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun
seluruh Unit Pelayanan Kesehatan.
c. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat kabupaten/kota.
Ada 3 (tiga) cara yang mendasar dalam hal penetapan jumlah persediaan
obat yang harus diperhatikan pada saat perencanaan manajemen persediaan, yaitu
Populasi, Pelayanan dan Konsumsi.(7)
8
Tabel. 3.1
Tabel Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan antara Metode Konsumsi
dan Morbiditas
Metode Kelebihan Kekurangan
Berdasarkan landasan teori di atas maka kerangka teori pada teori diatas
adalah sebagai berikut :
Input
1. SDM
2. Anggaran
3. Metode
4. Pengadaan
5. Sarana dan Prasarana
6. Data
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
Bedasarkan landasan teori di atas maka kerangka konsep pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Skala
No Variabel Definisi Operasional Instrumen
Pengukur
3.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka peneliti dapat
membuat hipotesis yaitu analisis perencanaan obat di Puskesmas tersebut sesuai
dengan permasalahan yang ada.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kota Lhokseumawe merupakan kota yang terletak pada garis 96 0 20’ – 970
21’ Bujur Timur dan 040 54’ – 050 17’ Lingtang Utara dengan luas wilayah
181.06 Km2. Puskesma Banda Sakti terletak di Jalan Teratai Putih, Hagu Bar.
Laut, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe dengan luas wilayah 11,24 Km 2. Yang
terdiri dari 12 desa dengan jumlah penduduk 85.000 jiwa dan Kepadatan 7.278
jiwa/Km2. Batas-batas Puskesmas Banda Sakti adalah :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan dalam penelitian ini
adalah 4 informan, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas Banda Sakti
Kota Lhokseumawe yang berusia 52 tahun dengan pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat, 1 informan Kepala Tata Usaha Puskesmas Banda Sakti yang berusia
47 tahun dengan pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), 1 informan
Dokter yang berusia 36 tahun dengan pendidikan dokter muda, 1 informan
penanggung jawab apoteker Puskesmas/ Koordinator Ruangan yang merupakan
bertanggung jawab atas masuk dan keluarnya obat serta layak atau tidaknya dalam
pemakaian yang berusia 42 tahun dengan pendidikan Apoteker.
Informan Pernyataan
Informan 1
(Kepala Puskesmas)
Informan 3 Biasannya diganti dengan obat yang
(Dokter Puskesmas) memiliki komposisi yang sama atau
mengusulkan kepada pasien untuk beli
obat diluar jika memang itu
dibutuhkan
Bila terjadi kekokongan obat, tindakan
Informan 4 yang dilakukan itu memberikan copy
(Staf pengelola obat) resep kepada pasien, atau konsultasi
dengan dokter
BAB V
30
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
analisis tersebut.
31
2018.
5.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA
10. Dahlan, S.M. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, Selemba Medika,
Jakarta. Tahun 2010.(15).