Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UJI STABILITAS SEDIAAN FARMASI SEBAGAI UPAYA


MENJAMIN KUALITAS PRODUK BERDASARKAN CPOB

Oleh:
Wanda Brillianty P. (051711133136)
Nathania Hendrata P. (051711133205)
Farisa Firosyida (051711133209)
Rotasi 1/Periode 114

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
BAB II Pembahasan......................................................................................................... 6
2.1 Tinjauan Uji Stabilitas...............................................................................................6
2.1.2 Persyaratan Uji Stabilitas....................................................................................6
2.2 Uji Stabilitas Bahan dan Produk Obat.......................................................................7
2.2.1 Pemantauan Stabilitas Bahan Aktif Obat...........................................................7
2.2.2 Stabilitas Pasca Pemasaran.................................................................................7
2.3 Penanggalan Kadaluarsa dan Uji Ulang....................................................................8
BAB III Kesimpulan....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stabilitas bahan obat dan produk obat merupakan faktor yang harus diperhatikan
selama proses produksi hingga proses pemasaran ke pasien. Stabilitas dipengaruhi oleh
kondisi di sekitar produksi, kondisi selama penyimpanan di gudang, kondisi selama
dalam perjalanan distribusi, dan kondisi penyimpanan oleh pasien. Obat yang disimpan
dalam jangka waktu yang lama berpotensi mengalami penguraian atau perubahan sifat
yang menyebabkan obat bersifat toksik dan membahayakan pasien. Uji stabilitas bahan
obat memberikan data kompatibilitas dan stabilitas apabila diformulasikan dengan bahan
lain. Kondisi selama produksi harus diatur sedemikian rupa agar tidak mempengaruhi
stabilitas bahan yang digunakan selama proses produksi. Secara garis besar, pengujian
stabilitas bertujuan untuk memberikan bukti bagaimana kualitas bahan obat atau produk
obat pada waktu tertentu di bawah pengaruh suhu, kelembaban, dan cahaya (CPOB,
2018).
Pembuatan produk obat dilakukan oleh Industri farmasi. Industri farmasi harus
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk membuat produk obat. Khususnya di
Indonesia, Industri Farmasi harus memiliki sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik) yang membuktikan bahwa industri farmasi tersebut telah memenuhi persyaratan
dalam memproduksi suatu obat (CPOB, 2018). Setelah industri obat mendapatkan data
stabilitas suatu obat dari serangkaian pengujian, kemudian data tersebut digunakan untuk
menentukan tanggal kadaluarsa obat dimana produsen menjamin bahwa pada rentang
waktu tersebut, obat masih memenuhi spesifikasi, tidak mengalami perubahan, dan aman
untuk dikonsumsi. Apabila telah melebihi tanggal tersebut, produsen tidak dapat
menjamin obat tersebut masih berkhasiat ataupun aman bila dikonsumsi karena
dimungkinkan produk obat sudah tidak stabil. Ketidakstabilan obat akan mengakibatkan
penurunan sampai hilangnya efek terapetik obat dan adanya perubahan penampilan
(warna, rasa, bau) yang akan merugikan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian stabilitas obat menurut CPOB Tahun 2018?
2. Bagaimana uji stabilitas menurut CPOB 2018?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian stabilitas menurut CPOB Tahun 2018.
2. Mengetahui prosedur uji stabilitas menurut CPOB Tahun 2018
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Uji Stabilitas
Uji stabilitas merupakan serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan
jaminan stabilitas suatu produk, yaitu pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang
dikemas dalam bahan pengemas yang telah ditentukan dan disimpan dalam kondisi
penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang waktu tertentu (bpom ri, 2018). Tujuan
uji stabilitas adalah untuk memberikan bukti tentang mutu bahan dan produk obat di
bawah pengaruh berbagai faktor lingkungan (who, 2017). Uji stabilitas menurut CPOB
terbagi menjadi 3 yaitu uji stabilitas awal, uji stabilitas on-going, dan uji stabilitas pasca
pemasaran. Uji stabilitas on-going merupakan serangkaian uji yang didesain untuk
memantau produk selama masa edar dan untuk menentukan bahwa produk tersebut tetap
dan dapat diharapkan untuk tetap sesuai dengan spesifikasi pada kondisi penyimpanan
yang tercantum pada penandaan. Uji stabilitas pasca pemasaran merupakan serangkaian
uji yang didesain untuk memantau produk selama masa edar dan untuk menentukan
bahwa produk tetap, dan dapat diperkirakan akan tetap, memenuhi spesifikasinya selama
dijaga dalam kondisi penyimpanan yang tertera pada label (bpom ri, 2018).
Studi stabilitas merupakan (hlm 346 CPOB)

2.1.2 Persyaratan Uji Stabilitas


Minimum tiga bets pilot atau bets produksi. Jika hasilnya berbeda secara signifikan,
dilakukan pengujian pada bets berikutnya. (hlm 368 CPOB)
- Tiga bets komersial pertama digunakan untuk pemantauan stabilitas untuk
mengkonfirmasi tanggal uji ulang atau kadaluwarsa. Kurang dari tiga bets dapat
digunakan apabila data dari uji sebelumnya menunjukkan bahwa BAO tetap stabil
selama minimal dua tahun.
- Pengambilan data dilakukan pada pengujian antar waktu (waktu awal dan waktu
akhir) sampai pada dan melewati masa edar produk yang direncanakan.
- Jenis parameter pengujian antar waktu :
a. Kestabilan fisis, misal ukuran partikel;
b. Kestabilan kimia, misal pH, kandungan benzyl alcohol;
c. Konsentrasi radioaktif;
d. Kemurnian radiokimia;
e. Biodistribusi;
f. Kandungan Stano (Sn2+).
Parameter who hal 42
2.2 Uji Stabilitas Bahan dan Produk Obat
2.2.1 Pemantauan Stabilitas Bahan Aktif Obat
Pemantauan stabilitas on-going bertujuan untuk memantau karakteristik stabilitas
bahan aktif obat (BAO), mengonfirmasi kondisi penyimpanan, dan tanggal kadaluarsa
yang sesuai dengan prosedur pengujian yang telah divalidasi.
Pemantauan stabilitas untuk mengkonfirmasi tanggal uji ulang atau kadaluwarsa
dilakukan pada tiga bets komersial pertama. Namun, jika data sebelumnya menunjukkan
bahwa BAO tetap stabil selama minimal dua tahun, pemantauan stabilitas dapat
dilakukan dengan kurang dari tiga bets. Sampel disimpan dalam wadah yang serupa
dengan wadah yang digunakan di pasar.
BAO yang masa simpannya satu tahun atau kurang, diuji tiap bulan untuk tiga
bulan pertama dan pada interval tiga bulan setelahnya. Jika hasil pengujian
mengkonfirmasi bahwa stabilitas BAO tidak bermasalah, pengurangan interval waktu
pengujian dapat dikurangi (contoh: pengujian 9 bulan).

2.2.2 Stabilitas Pasca Pemasaran


Pemantauan stabilitas obat setelah dipasarkan penting dilakukan untuk memantau
produk selama masa edar dan menentukan obat masih memenuhi spesifikasi selama obat
dijaga dalam kondisi penyimpanan sesuai yang tertera pada label. Pemantauan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diuraikan dalam satu protokol tetap.
Pemantauan stabilitas pasca pemasaran mencakup hingga akhir masa edar yang
mencakup parameter sebagai berikut:
1. Jumlah bets per kekuatan dan per ukuran bets yang berbeda;
2. Metode pengujian fisis, kimiawi, mikrobiologis dan biologis yang Relevan;
3. Kriteria keberterimaan;
4. Rujukan metode pengujian;
5. Uraian sistem tutup wadah;
6. Interval pengujian (titik waktu);
7. Kondisi penyimpanan untuk pengujian jangka panjang konsisten dengan
penandaan produk; dan
8. Parameter lain yang berlaku spesifik bagi obat.Jumlah bets per kekuatan dan per
ukuran bets yang berbeda;

Protokol uji stabilitas pasca pemasaran bisa berbeda dengan protokol studi stabilitas
jangka panjang yang diajukan pada dokumen izin edar. Apabila terdapat perbedaan,
maka harus dijustifikasi dan didokumentasi dalam protokol baru. Jumlah bets yang diuji
minimal satu bets per tahun dari tiap kekuatan dan tiap jenis pengemasan primer atau
jumlah yang dapat memberikan data yang cukup untuk melakukan analisa tren.
Uji stabilitas pasca pemasaran tidak hanya dilakukan pada produk jadi saja, tetapi
juga pada produk ruahan atau obat dalam kemasan yang dijual. Pada kasus ini adalah
produk ruahan yang disimpan dalam jangka waktu lama sebelum dikirim dari tempat
produksi dan dikemas ke di tempat pengemasan.

2.3 Penanggalan Kadaluarsa dan Uji Ulang


Waktu kadaluarsa adalah waktu yang digunakan sebagai penanda penurunan atau
berkurangnya stabilitas dari produk obat. Setelah batas waktu tersebut, produsen tidak
dapat menjamin obat tersebut masih berkhasiat ataupun aman bila dikonsumsi. Sehingga
produsen obat yaitu industri farmasi harus menentukan tanggal kadaluarsa untuk
memberikan informasi kepada pasien terkait batas waktu kualitas obat dapat terjamin.
Penentuan tanggal kadaluarsa suatu produk obat dilakukan oleh industri farmasi
berdasarkan serangkaian uji stabilitas. Uji stabilitas tidak hanya dilakukan sekali, namun
dilakukan pengujian ulang bahan aktif obat untuk pemastian tanggal kadaluarsa. Uji
ulang bahan aktif obat untuk menentukan tanggal kadaluarsa dilakukan pada setiap bets
skala pilot. Dalam pembuatan bets skala pilot, industri farmasi menerapkan metode
prosedur dan pembuatan yang menyimulasikan proses akhir pembuatan yang akan
digunakan pada skala pembuatan komersial dan bahan yang digunakan pada pembuatan
bets skala pilot akan memrepresentasikan bahan yang digunakan pada saat skala
pembuatan komersial.
Setelah dilakukan pengujian ulang BAO, selanjutnya adalah melakukan evaluasi
terhadap hasil pengujian yang didasarkan studi stabilitas BAO. Evaluasi tersebut
digunakan untuk memastikan hasil pengujian ulang BAO telah selaras dengan studi
stabilitasnya. Setelah dilakukan evaluasi, didapatkan tanggal kadaluarsa yang biasanya
menggunakan tanggal pengujian ulang bukan tanggal kadaluarsanya.
Apabila produk yang telah diproses menjadi produk antara dimaksudkan untuk
ditransfer di luar pengendalian manajemen pabrik yang membuat tanggal kedaluwarsa
BAO serta pengujian ulang BAO telah disetujui, maka produk antara tersebut disertakan
dengan informasi stabilitas pendukung seperti data hasil pengujian dan data yang
dipublikasikan.
BAB III

KESIMPULAN

Uji stabilitas memberikan bukti bahwa kualitas bahan aktif obat atau produk obat
pada rentang waktu tertentu. Pada rentang waktu tersebut merupakan jaminan dari
industri farmasi bahwa produk obat masih memenuhi spesifikasi dan persyaratan mutu
yang aman dikonsumsi oleh pasien yang dinyatakan dengan waktu masa simpan atau
expired date. Prosedur uji stabilitas harus tertulis pada protokol tetap dan metode ujinya
harus tervalidasi, serta dapat mewakili kondisi penyimpanan di gudang, selama proses
produksi, hingga sampai ke tangan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM, 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan.

World Health Organization (WHO). Annex 10 : Stability testing of active pharmaceutical


ingredients and finished pharmaceutical products.

Anda mungkin juga menyukai