Anda di halaman 1dari 2

(Nathania Hendrata P.

/ 051711133201/ Kelas B)

Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan Mental

Salah satu industri terbesar di dunia adalah industri rokok. Dalam setahun, pabrik
rokok memproduksi setidaknya 6 triliun rokok dan dikonsumsi oleh 1 miliar perokok di
seluruh dunia (West, 2017). Indonesia merupakan salah satu sektor terbesar dalam produksi
rokok di dunia, khususnya di Asia Tenggara. Saat ini, rokok beredar dengan jumlah yang
banyak dengan harga yang cukup murah, akhirnya merokok menjadi suatu kegiatan yang
sudah biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa saja yang
melakukannya, bahkan anak usia dini pun sudah banyak yang melakukan. Hal tersebut sangat
memprihatinkan, karena seperti yang kita tahu, rokok mengandung beberapa zat kimia yang
berbahaya bagi tubuh, diantaranya yaitu nikotin, tar, gas CO ( Carbon Monoksida ), TSNA
(Tobbaco Spesific Nitros-amine) dan B-a-P (Benzo-a-pyrene) dan lain- lain (Kimia,
Tirtosastro and Murdiyati, 2017). Bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan penyakit
berbahaya seperti kanker, stroke, jantung coroner, osteoporosis hingga kematian.
Tidak hanya menyerang fisik, namun merokok juga dapat menyerang kesehatan
mental. Kesehatan mental yang terganggu dapat meningkatkan kecenderungan untuk
ketergantungan terhadap rokok dan sulit untuk berhenti merokok. Seperti yang kita tahu,
rokok mengandung nikotin yang dapat mengakitbatkan kecanduan, karena nikotin merupakan
stimulus drug yang memberikan rangsangan ketagihan, perasaan senang dan tenang (Fawzani
and Triratnawati, 2005). Sebagai contoh, perokok berat yang memiliki masalah kesehatan
mental akan gagal saat mencoba berhenti dan kembali merokok seperti awal lagi karena
merasa bahwa merokok dapat menghilangkan rasa stress. (Williams et al., 2011). Kesehatan
mental ini tidak dapat diremehkan begitu saja, karena jika terganggu, hal tersebut dapat
memicu munculnya penyakit kronis lain seperti kanker, stroke, diabetes, dan lain sebagainya.
Jika dibandingkan dengan keseluruhan populasi, orang dengan gangguan kesehatan mental
memiliki masa hidup 5-10 tahun lebih pendek, selain itu survei membuktikan bahwa
kesehatan mental akan membuat orang 2 kali lebih mungkin untuk merokok (Brief, no date).
Sebagai seorang tenaga kesehatan, penting bagi kita untuk lebih peduli kepada
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya adalah melakukan gerakan
kampanye untuk mulai berhenti merokok atau yang biasa disebut smoking cessation. Seorang
apoteker dapat melakukan konseling dengan pasien mengenai penghentian penggunaan
tembakau tersebut. melakukan konseling secara tatap muka langsung dengan pasien secara
intens dinilai lebih efektif untuk membantu meningkatkan kesadaran pasien untuk segera
berhenti merokok dan melakukan hidup sehat (Dent, Harris and Noonan, 2009).
Memberikan edukasi tentang pentingnya hidup sehat serta resiko yang dapat
dihasilkan oleh rokok dapat memberikan pengaruh atau dorongan positif yang dapat
mengubah perilaku dan pola pikir seseorang untuk melakukan hidup sehat. Berhenti
merokok, akan dapat menurunkan depresi, kecemasan dan stress serta dapat meningkatkan
kualitas hidup mereka (Brief, no date). Seiring dengan membaiknya Kesehatan mental
seseorang maka akan membaik pula kualitas kesehatan di Indonesia.

PUSTAKA :
Brief, A. P. (no date) ‘Tobacco Use and Mental Health Conditions’.
Dent, L. A., Harris, K. J. and Noonan, C. W. (2009) ‘Randomized trial assessing the
effectiveness of a pharmacist-delivered program for smoking cessation’, Annals of
Pharmacotherapy, 43(2), pp. 194–201. doi: 10.1345/aph.1L556.
Fawzani, N. and Triratnawati, A. (2005) ‘Terapi Berhenti Merokok’, British Medical
Journal, 9(1), pp. 15–22.
Kimia, K., Tirtosastro, S. and Murdiyati, A. S. (2017) ‘Kandungan Kimia Tembakau dan
Rokok’, Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok, 2(1), pp. 33–44. doi:
10.21082/bultas.v2n1.2010.33-44.
West, R. (2017) ‘Tobacco smoking: Health impact, prevalence, correlates and interventions’,
Psychology and Health. Routledge, 32(8), pp. 1018–1036. doi:
10.1080/08870446.2017.1325890.
Williams, J. M. et al. (2011) ‘A comprehensive model for mental health tobacco recovery in
New Jersey’, Administration and Policy in Mental Health and Mental Health Services
Research, 38(5), pp. 368–383. doi: 10.1007/s10488-010-0324-x.

Anda mungkin juga menyukai