SINTESA OBAT
UJI KEMURNIAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIKA ASPIRIN
HASIL SINTESIS
OLEH:
I. Tujuan Praktikum
a. Untuk menentukan kemurnian dan karakterisasi sifat fisika aspirin hasil
sintesis melalui uji KLT dan penentuan titik leleh.
B. Titik Leleh
Titik leleh dari senyawa murni adalah temperature dimana fase padat
dan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan atm
Keseimbangan di sini berarti kecenderungan zat padat berubah menjadi
wujud cair sama dengan kecenderungan terjadinya proses sebaliknya,
karena cairan dan padatan keduanya mempunyai kecenderungan
melepaskan diri yang sama. (Martin, 1990)
Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur di mana
terjadinya keadaan setimbang antara fase padat dan fase cair pada
tekanan 1 atmosfer. prinsipnya adalah suatu zat bisa meleleh karena
ikatan antar molekul terputus di mana putusnya molekul itu yang
memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan
tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. (Kosman, R. 2005)
Titik leleh merupakan sifat fisika dari suatu senyawa yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui dengan
cara membandingkan titik leleh senyawa tersebut dengan titik leleh
beberapa senyawa standar atau membandingkannya dengan literatur.
Selain itu, dengan mengetahui range titik leleh dari suatu kristal, kita
dapat mengetahui apakah suatu kristal tersebut telah murni atau belum.
Semakin tajam range titik leleh suatu senyawa, maka semakin tinggi
tingkat kemurnian senyawa tersebut. Senyawa murni umumnya memiliki
range titik leleh yang tajam (< 2°C). Titik leleh suatu senyawa dapat
ditentukan menggunakan alat pengukur titik leleh. (Fessenden, 1999)
Angka titik leleh dan kisarannya tergantung pada kecepatan
pemanasan, keakuratan pada termometer yang digunakan dan sifat
padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi,
rentang lelehannya harus ditentukan untuk memastikan identitas dan
kemurnian dari zat yang dipisahkan. (Fessenden, 1999)
Jika zat padat yang diamati tidak murni maka akan terjadi
penyimpangan dari titik leleh senyawa murni yang berupa penurunan
titik leleh dan perluasan range titik leleh. (Fessenden, 1999)
Penentuan titik leleh suatu senyawa murni ditentukan dari
pengamatan trayek lelehnya, dimulai saat terjadinya pelelehan sedikit,
transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair. Hal ini dilakukan
terhadap sedikit kristal yang sudah digerus halus yang diletakkan dalam
ujung bawah gelas kapiler, lalu dipanaskan secara merata dan perlahan di
di sekitar kapiler ini. (Martin, 1990)
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
(Fessenden, 1999)
a. Ukuran partikel,
Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka
semakin sulit terjadinya pelelehan.
b. Banyaknya sampel,
Apabila sampel sedikit maka proses pelelehan akan semakin
cepat.
c. Pengemasan dalam kapiler,
Pemanasan dalam suatu lemari pemanas harus menggunakan
panas yang bertahan, adanya senyawa lain yang dapat
mempengaruhi titik leleh.
V. Hasil Pengamatan
1. Uji KLT
a. Jenis plat KLT yang digunakan : plat KLT GF 254
b. Eluen yang digunakan dan perbandingannya : n-heksana : etil asetat
(7 : 3)
1,4
c. Perhitungan nilai Rf asam salisilat (AS) : =0,35
4
d. Perhitungan nilai Rf aspirin hasil sintesis/rekristalisasi (AR) :
2,5
=0,625
4
2,5
e. Perhitungan nilai Rf aspirin murni (AM) : =0,625
4
Alasannya karena noda yang muncul pada KLT aspirin hasil
rekristalisasi hanya satu noda, maka dapat disimpulkan bahwa
aspirin yang diperoleh telah murni.
3. Apa kepanjangan dari Rf? dan bagaimana cara menghitung nilai Rf?
Jawab :
Rf (Faktor Retensi / Retention Factor) didefinisikan sebagi perbandingan
jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi
dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak. Cara
VIII. Kesimpulan
1. Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan
adsorben inert.
2. Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan
adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa.
3. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam dan Fasa gerak yang
digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen.
4. Pelarut yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain : n-
heksana, karbon tetraklorida, benzena, kloroform, eter, etil asetat,
piridian, aseton, etanol, metanol dan air.
5. Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu.
jarak yang ditempuh substansi
6. Nilai Rf adalah ¿
jarak yang ditempuh oleh pelarut
7. Pada praktikum ini, dilakukan proses Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
pada asam slisilat, aspirin rekristlisasi dan aspirin murni.
8. Dengan menggunakan campuran eluen n-heksana : etil asetat (7 : 3)
9. Nilai Rf yang terendah diperoleh pada asam salisilat sebesar 0,35
10. Nilai Rf tertinggi diperoleh pada aspirin rekristalisasi sebesar 0,625
sedangkan pada aspirin murni diperoleh nilai Rf sebesar 0,625 sama
dengan nilai Rf aspirin rekristalisasi dikarenakan aspirin yang digunakan
telah dimurnikan.
11. Semakin tinggi nilai Rf maka semakin tinggi kemampuan eluen dalam
memisahkan zat
12. Noda pada plat klt dapat dilihat dengan bantuan spektroskopi.
13. Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur di mana terjadinya
keadaan setimbang antara fase padat dan fase cair pada tekanan 1
atmosfer.
14. Prinsipnya adalah suatu zat bisa meleleh karena ikatan antar molekul
terputus di mana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-
beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut.
15. faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut
meleleh adalah : Ukuran partikel, Banyaknya sampel, Pengemasan dalam
kapiler.
16. Titik leleh aspirin secara teoritis yaitu 135 - 136°C. Dan titik leleh hasil
uji proses rekristalisasi aspirin diperoleh adalah 134 - 137°C.
17. Range titik leleh aspirin terstandar sebesar 2°C
IX. Lampiran
Lampiran lembar kerja praktikan
Melarutkan asam salisilat dan aspirin
rekristalisasi dengan etanol.
Contoh alat uji titik leleh
Pengeringan plat KLT dengan cara
Penotolan sampel dengan pipa kering angin.
kapiler
Penjenuhan chamber
Sampel ditotolkan pada batas bawah
plat KLT yang telah diberi tanda
Proses elusi KLT hingga batas atas Gambar noda asam salisilat dan
aspirin rekristalisasi
Gambar kristal aspirin yang mulai
Aspirin mulai meleleh pada suhu meleleh
135°C
DAFTAR PUSTAKA