Nama kelompok :
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karuniannya sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda agung Nabi Muhammada SAW yang telah membimbing kita dari masa
jahiliyah ke masa terang benderang yakni agama islam
Makalah ini dengan judul “Manajemen pelayanan IGD” yang merupakan bentuk
penugasan dara matakuliah keperawatan gawat darurat, Makalah ini belum bisa dikatakan
baik dan sempurna untuk itulah, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
bapak dan ibu sekalian,supaya di kemudian hari kami dapat lebih baik menyempurnakan
makalah ini.
Akhir kata kami sebagai penyusun makalah ini mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
, 27 Maret 2022
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah milik semua penduduk, hal ini tertera di Undang-Undang
Dasar 1945 yang harus diterapkan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Undang-Undang
No. 44 Tahun 2009 mengenai RS menjelaskan maka RS menggambarkan
lembagapelayanankesehatan untuk masyarakat dengan model sendiri akibat dari
berkembangnya keahlian, kesuksesan teknologi dan sosial ekonomi untuk menaikkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Esensi dasar dari rumah sakit ialah untuk memenuhi
kepentingan dan keinginan pasien untuk penyelesaian masalah kesehatannya. Pandangan
pasien rumah sakit bisa mengobati dan menghilangkan rasa sakit. Harapan dari pasien kepada
rumah sakit yaitu: penyajian yang siap, cekatan, responsif dan menentramkan. Kesenangan
pasien biasanya dipengaruhi sama mutu pelayanan yang diberikan (empati, respek dan
tanggap). Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan, mutu pelayanan bagi petugas
artinya bebas berbuat sesuatu secara profesional. Upaya rumah sakit untuk menaikkan
kualitas kesehatan yaitu dengan memaksimalkan layanan yang cocok dengan SPRS yang
tertera di Kepmenkes RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 mengenai Standar Pelayanan
Rumah Sakit (Mulyadi, 2013).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang mengalami penyakit akut maupun yang
mengalami trauma sesuai dengan standar yang ditetapkan. Gawat darurat merupakan keadaan
dimana pasien memerlukan pemeriksaan medis segera dan apabila tidak dilakukan
pemeriksaan akan berakibat fatal bagi pasien tersebut (Kartikawati, 2011). Instalasi Gawat
Darurat memiliki tujuan yaitu melakukan pelayanan kesehatan secara optimal bagi pasien
secara cepat dan tepat serta terpadu dengan penanganan kegawatdaruratan untuk mencegah
kematian dan kecacatan (to save life and limb) dengan waktu penanganan atau respon time
selama lima menit dan waktu definitif yang tidak lebih dari dua jam (Basoki dkk 2008, dalam
Yanti dkk, 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. input (struktur), : petugas, modal, obat, sarana dan prasaran, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi, dan berita
1. Prioritas I (Red Label): Emergency. Pasien dalam kondisi kritis, bisa mengancam
nyawa/fungsi utamadan harus dilakukan perlakuan dan pemindahan (pernafasan, jantung
dan kejiwaan).
2. Prioritas II (Yellow Label): Urgent. Perlu evaluasi keseluruhan dan lakukan oleh dokter
untuk penstabilan, diagnosa dan terapi definitif, bisa jadi mengancam jiwa jikabukan
cepat lakukan perlakuan dalam tempo cepat (syok, fraktur multiple, femur/pelvis, luka
bakar luas, pingsan).
3. Prioritas III (Green Label): Non Emergency. False emergency yang tidak perlu diperiksa
dan dirawat segera.
1. Memberikan pelayanan komunikatif, cepat dan tepat selama 24 jam terus menerus
2. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat
3. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat sehingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
4. Menerima dan merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih baikMenanggulangi korban bencana
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah milik semua penduduk, hal ini tertera di Undang-Undang
Dasar 1945 yang harus diterapkan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Pandangan pasien
rumah sakit bisa mengobati dan menghilangkan rasa sakit. Petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan, mutu pelayanan bagi petugas artinya bebas berbuat sesuatu secara
profesional. Instalasi Gawat Darurat memiliki tujuan yaitu melakukan pelayanan kesehatan
secara optimal bagi pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dengan penanganan
kegawatdaruratan untuk mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) dengan
waktu penanganan atau respon time selama lima menit dan waktu definitif yang tidak lebih
dari dua jam (Basoki dkk 2008, dalam Yanti dkk, 2011).
3.2 Saran