Anda di halaman 1dari 28

Metode Penelitian

“Pengaruh Infused Water Wortel Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Penderita Hipertensi”

(Di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo)

Disusun Oleh :

Wahyu Pratama Naviyanta


NIM. 181141044

Program Studi S1 Ilmu keperawatan

Institut kesehatan & Bisnis

Surabaya 2021
a) Topik :
Topik yang saya ambil adalah hipertensi.

b) Masalah :
Sebab hipertensi merupakan penyakit kronis yang tanpa ada keluhan sehingga
penderita tidak menyadari bahwa sedang menderita hipertensi, dan penderita
baru menyadari ketika penderita sudah merasakan komplikasi. Komplikasi
yang ditimbulkan akibat hipertensi seperti serangan jantung, gagal ginjal, dan
stroke. Jumlah penderita hipertensi setiap tahunnya akan meningkat. Seperti di
Jawa Timur (Dinkes Jatim, 2018), presentasi hipertensi sebesar 20,43% atau
sekitar 1.818.669 penduduk.
c) Harapan :
Harapan yang saya inginkan untuk menurunkan penderita hipertensi dengan
menurunkan darah tingginya, sehingga angka kematian yang disebabkan oleh
penderita hipertensi semakin menurun.
d) Faktanya :
Namun faktanya, hipertensi disebabkan oleh adanya faktor keturunan atau
riwayat keluarga yang memiliki riwayat hipertensi sebesar 70-80% sehingga
lebih mudah untuk mengalami hipertensi.
e) Rumusan Masalah :
Adakah pengaruh pemberian infuse water wortel terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo?
f) Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian infuse water wortel terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Candi Kabupaten
Sidoarjo.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua


kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan
jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi merupakan suatu
penyakit kronis yang sering disebut silentkiller karena pada umumnya pasien
tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi disebut sebagai the silent
killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui
dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada
besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang
tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target
antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada
pembuluh darah arteri perifer. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak
mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi (Chobanian,
2004). Menurut WHO, 2013 (World Health Organization) hipertensi adalah
tekanan darah sekurangkurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pengukuran atau pemeriksaan berjarak 4-6 jam.
Hipertensi adalah faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit, seperti
serangan jantung, gagal ginjal dan stroke. Tekanan darah dikatakan normal
adalah 120/80 mmHg sedangkan tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila
140/90 mmHg (Susilo&Wulandari, 2011). Hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang
sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Hampir semua
consensus/pedoman utama baik dari dalam walaupun luar negeri, menyatakan
bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran
utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi. (PERKI, 2015).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan


sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Riskesdas 2018 menyatakan
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18
tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan
terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia
akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok
umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun
(55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1%  diketahui bahwa sebesar
8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi
tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan. Hipertensi Provinsi Jawa
Timur, persentase hipertensi sebesar 20,43% atau sekitar 1.828.669 penduduk,
dengan proporsi laki-laki sebesar 20,83% (825.412 penduduk) dan perempuan
sebesar 20,11% (1.003.257 penduduk) (Dinkes Jawa Timur, 2018).
Hipertensi disebabkan oleh beberapa hal, yang lebih banyak
menyebabkan hipertensi adalah faktor risiko. Faktor yang mempengaruhi
hipertensi ada dua, faktor yang dapat di kontrol dan faktor yang tidak dapat di
kontrol. Faktor yang dapat dikontrol adalah kegemukan atau obesitas, pola
makan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan penimbunan lemak sehingga
mempengaruhi peredaran darah, konsumsi garam berlebihan, garam bersifat
menahan air sehingga menaikan tekanan darah, kurang olahraga, orang yang
kurang aktif berolahraga pada umumnya cenderung mangalami kegemukan,
stres, orang yang stress dapat merangsang hormon adrenalin yang
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan penyempitan kapiler
sehingga tekanan darah meningkat, merokok dan konsumsi alkohol, nikotin
yang terkandung didalam rokok dapat meningkatkan penggupalan darah
dalam pembuluh darah, serta alkohol karena adanya peningkatan sintensis
catecholamine yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan
darah. Faktor yang tidak dapat di kontrol, di antaranya adalah keturunan, 70-
80% penderita hipertensi di temukan ada riwayat keluarganya, jenis kelamin,
kaum laki-laki paling beresiko hipertensi karena memiliki faktor pendorong,
seperti stres, kelelahan, dan makanan tidak terkontrol, umur, pada umumnya,
hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita
terjadi setelah usia 45 tahun (menopause) (Setiawan, 2008). Pengobatan
hipertensi dapat dilakukan dengan secara tradisional yang herbal atau alami
maupun modern dengan obat-obatan kimia. Selain itu, pengobatan hipertensi
dapat dilakukan dengan cara seperti diet hipertensi, olahraga, terapi. Terapi
hipertensi juga dapat dilakukan dengan terapi herbal atau terapi dengan
bahan-bahan yang berasal dari tanaman, misalnya bawang putih, seledri,
wortel, dan mentimun yang dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu,
terapi hipertensi juga dapat dilakukan dengan terapi nutrisi, meditasi,
akupuntur yang dikenal dengan jarum, maupun acupressure. Terapi lainnya
juga terkenal dalam terapi hipertensi antara lain : terapi homeopati, terapi
musik, terapi dengan aromaterapi maupun releksologi (Susilo & Ari, 2011).
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan sayur pegunungan yang
di tanam sepanjang tahun. Wortel di kenal sebagai sayuran umbi yang mudah
diperoleh di pasaran dan wortel juga tidak mengenal musim panen sehingga
wortel dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah (Basith, 2013).
Salah satu kandungan wortel yang baik untuk menurunkan atau
mengendalikan tekanan darah adalah kalium. Kalium bersifat sebagai diuretik
yang kuat sehingga membantu menjaga keseimbangan tekanan darah
(Junaidi , 2010). Berdasarkan uraian di atas, peneliti teratrik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh infused water wortel terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Adakah pengaruh pemberian infuse water wortel terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian infuse water wortel
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Candi Kabupaten Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1. Untuk mengidentifikasi tekanan darah pada penderita
hipertensi sebelum diberi infuse water wortel di Desa Candi
Kabupaten Sidoarjo.

1.3.2.2. Untuk mengidentifikasi tekanan darah pada penderita


hipertensi setelah diberi infuse water wortel di Desa Candi
Kabupaten Sidoarjo.
1.3.2.3. Untuk mengidentiikasi karakteristik yang meliputi : jenis
kelamin, usia, pekerjaan, dan aktivitas pada pnderita gastritis
di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo.

1.3.3.3. Untuk menganalisis pengaruh pemberian infuse water wortel


terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Terdapat beberapa definisi hipertensi, antara lain :

1. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic


dengan konsisten diatas 140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak
berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali.
Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring
(Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2016).
2. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan
tensi darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah baik
berupa air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya
(Irwan, 2018). Irwan. 2018. Epidemologi Penyakit Tidak Menular.
Yogyakarta : Deepublish

2.1.2 Etiologi Hipertensi


Adapun penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan (dr. Jan,
2000) :
1) Hipertensi primer
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Berhubungan dengan obesitas,
hiperkolesterolemia, aterosklerosis, diet tinggi garam, stress,
riwayat keluarga, merokok, dan kurang olahraga.
2) Hipertensi sekunder
Penyebabnya renovaskuler, penyakit atau sindrom cushing,
aldosteronisme primer, feokromositoma, dan koarktasio aorta.

Penyebab hipertensi lainnya sebagai berikut :


a) Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas
menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian
premature.

Usia Normal Hipertensi


Bayi 80/40 mmHg 90/60 mmHg
Anak 7-11 tahun 100/60 mmHg 120/80 mmHg
Remaja 12-17 115/70 mmHg 130/80 mmHg
tahun
Dewasa 20-45 120-125/75-80 135/90 mmHg
tahun
Dewasa 45-65 135-140/85 140/90 – 160/95
tahun mmHg
Lansia >65 tahun 150/85 160/95 mmHg

b) Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita,
namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita
mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens
pada wanita lebih tinggi.
c) Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya
pada yang berkulit putih. Akibatnya penyakit umumnya lebih berat
pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam,dengan
diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit
putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.

d) Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor hidup lain telah
diteliti, tanpa hal yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh
stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi.
Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat
badannFaktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor hidup
lain telah diteliti, tanpa hal yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh
stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi. Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat
badannya turun, tekanan darahnya sering turun menjadi normal.
Merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi hipertensi dan
penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia
adalah faktor-faktor utama untuk perkembangan aterosklerosis,
yaitu berhubungan erat dengan hipertensi. (dr Jan, 2000)

2.1.3 Patofisiologi Hipertensi


Hipertensi yang tidak diketahui etiologinya disebut sebagai
hipertensi primer atau essensial. Kebanyakan kasus hipertensi yang
didiagnosis berada dalam kategori ini. Sedangkan hipertensi
sekunder disebabkan berbagai macam etiologi. Banyak faktor
genetik maupun lingkungan, yang merupakan actor penting dalam
etiologi dan patofisiologi hipertensi primer. Curah jantung, tahanan
pembuluh darah iskemik, volume darah, aktivitas sistem saraf
simpatik dan saraf pusat, dan sistem renin-angio-tensin-aldosteron
merupakan faktor-faktor penunjang. Ada beberapa sumber untuk
pembahasan tentang topik yang kompleks ini (Burke, 1980; Kaplan,
1982 (Carl and Jack, 1994))
1. Hipertensi labil
Hipertensi labil terjadi kalau pasien salah satu saat
menunjukkan TD yang tinggi, tetapi pada waktu lain, tidak.
Makna tipe hipertensi ini dalam hal morbiditas dan mortalitas
sedang diperdebatkan.
2. Hipertensi jinak
Hipertensi jinak biasanya mulai secara tersembunyi pada
dekade keempat, dan pasien sering tetap bebas gejala Selma 10
hingga 15 tahun. Aterosklerosis merupakan penyulit utama,
dengan sekitar 50 persen meninggal karena gagal jantung
kongestif, 20 persen oleh gangguan serebrovaskuler, dan 30
persen oleh sebab-sebab lain seperti infark miokard akut.
3. Hipertensi maligna
Hipertensi maligna muncul dengan peningkatan tekanan
diastolik yang cepat atau menetap, biasanya diatas 130 mmHg.
Perubahan-perubahan vaskuler menyebabkan penyakit progresif
pada otak, mata dan ginjal. Gagal ginjal dan ensefalopati
hipertensif adalah penyulit yang mengancam hidup, dan pasien-
pasien yang tidak diobati biasanya meninggal dalam waktu
kurang dari setahun.
2.1.4 Komplikasi Hipertensi
Seperti penyakit kronis lainnya, pada hipertensi pun berbagai penyakit
dapat menyertai (penyakit penyerta) dan timbul bersamaan sehingga
berpotensi memperburuk kerusakan organ. (dr. Gunawan, 2001)
a) Penyakit jantung koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat
terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung.
Penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebabkan
berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal
ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan
pada otot jantung. Bahkan, dapat, menyebabkan timbulnya
serangan jantung.
b) Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung
akan menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun.
Tanda-tanda adanya komplikasi yaitu sesak napas, napas putus-
putus (pendek), dan terjadi pembengkakam pada tungkai bawah
serta kaki.
c) Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa
hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh
darah otak.ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu
pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah.
Dampak akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
d) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak dapat
berfungis sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal
akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan neflokrerosis
maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang
berlangsung lama sehingga terjadi endapan fraksi-fraksi plasma
pada pembuluh darah akibat proses menua. Adapun nefrosklerosis
maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya
tekanan darah diastole ditas 130 mmHg yang disebabkan
terganggunya fungsi ginjal.

2.1.5 Tanda dan Gejala Hipertensi


a) Pusing
b) Mudah marah
c) Telinga berdenging
d) Mimisan (jarang)
e) Sukar tidur
f) Sesak nafas
g) Rasa berat di tengkuk
h) Mudah lelah
i) Mata berkunang-kunang (dr. Gunawan, 2001)

2.1.6 Klasifikasi Hipertensi

Kriteria Sistolic Diastolic


Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Perbatasan (high 130-139 mmHg 85 – 89 mmHg
normal)
Hipertensi derajat 1 : 140-159 mmHg 90 – 99 mmHg
Ringan (mild)
Hipertensi derajat 2 : 160-179 mmHg 100 – 109 mmHg
Sedang (moderate)
Hipertensi derajat 3 : 180-209 mmHg 110– 119 mmHg
Berat (severe)
Hipertensi derajat 4 : >210 mmHg >120 mmHg
Sangat berat (very
Severe)
(dr. setiawan, 2008)

2.1.7 Manifestasi Klinis Hipertensi


Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik
yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing, dan tinnitus yang diduga
berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama
seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan
darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata
kabur, depresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi
yang tidak diobati. Empat sekuele utama akibat hipertensi adalah
stroke, infark miokard,gagal ginjal, dan ensefalopati. (dr. setiawan,
2008)

2.1.8 Pencegahan Hipertensi


Hal-hal yang merupakan tindakan pencegahan bagi
penderita hipertensi sebagai berikut (dr. setiawan, 2008) :
a) Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari
makanan berminyak seperti gorengan, daging yang berlemak,
susu full cream, dan kuning telur.
b) Diet rendah garam dengan membatasi pemakaian garam dan
makanan yang diasinkan, seperti cumi asin, ikan asin, telur asin,
dan kecap asin.
c) Hindari konsumsi daging kambing, buah durian, dan minuman
beralkohol tinggi.
d) Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, sepertijalan kaki
cepat, berlari, naik sepeda,dan berenang.
e) Berhenti merokok.
f) Turunkan berat badan bagi penderita obesitas.
g) Hindari stress dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai.

2.1.9 Pengobatan Hipertensi


Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua
jenis, yaitu pengobatan non farmakologis dan pengobatan
farmakologis. (dr. setiawan, 2008)
a) Pengobatan non farmakologis
Pengobatan non farmakologis yang dimaksud adalah
pengobatan tanpa obat medis, meningkatkan hidup yang sehat
seperti menurunkan berat badan, mengurangi rokok, mengobati
dengan terapi seperti terapi dari bahan alami yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi.
b) Pengobatan farmakologis
Pengobatan farmakologis ini menggunakan obat-obat medis.

2.2 Infused Water


2.2.1 Definisi Infused Water
Infused water adalah air yang diberi tambahan potongan buah
atau herbal sehingga memberikan cita rasa dan manfaat untuk
kesehatan. Minuman ini akan disimpan dalam sebotol air mineral dan
dinginkan dalam kulkas setidaknya 1-12 jam agar sari buah, sayur,
atau herbal lainnya lebih menyatu dengan air. Setelah didiamkan
dalam waktu yang lama potongan buah atau sayuran yang dugunakan
biasanya akan menjadi lembek. (Ade, 2014)

2.2.2 Manfaat Infused Water


Manfaat infused water sebagai berikut (Ade, 2014) :
1) Menurunkan berat badan
2) Mencegah penuaan kulit
3) Untuk detoks (membuang racun dalam tubuh)
4) Pengganti air putih biasa untuk dehidrasi
5) Membantu melancarkan sistem pencernaan

2.3 Wortel
2.3.1 Definisi Wortel
Wortel (Daucus Carota) merupakan jenis sayuran umbi semusim,
sayuran ini telah menjadi sayuran terpopuler kedua di dunia setelah
kentang yang mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi (12.000
Satuan Internasional / SI). Wortel tergolong sebagai sayuran sumber
serat makanan yang tinggi, merupakan sumber antioksidan alami,
kandungan β-karoten wortel cukup tinggi, mudah diperoleh dan
harganya pun murah.
Biasanya wortel berwarna jingga atau putih dengan tekstur
serupa kayu. Tanaman yang bermanfaat bagi mata ini berbentuk
semak (perdu). Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa
sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul. (Drs. Hendro, 2013)

2.3.2 Klasifikasi Wortel


Dalam sistem tumbuh-tumbuhan (taksonomi), tanaman wortel
diklasifikasikan sebagai berikut (Drs. Hendro, 2013) :
a) Devisio : Spermatophyta
b) Sub Devisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledon
d) Ordo : Umbelillferae
e) Genus : Daucus
f) Species : Daucus Carota L.
2.3.3 Morfologi Wortel
a) Daun
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga,
anak-anak daun berbentuk lanset (garis-garis). Setiap tanaman
memiliki 5-7 tangkai daun yang berukuran agak panjang.
Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan yang halus,
sedangkan helaian daun lemas dan tipis.
b) Batang
Batang tanaman wortel sangan pendek sehingga hampir tidak
nampak. Batangnya juga bulat, tidak berkayu, agak keras, dan
berdiameter kecil sekitar 1-1,5 cm. pada umumnya batang
tanaman wortel berwarna hijau tua. Batang tanaman ini tidak
bercabang, namun ditumbuhi oleh tangkai daun yang berukuran
panjang, sehingga kelihatan seperti bercabang.
c) Akar
Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan
serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang akan
mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi tempat
penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah
menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter
6 cm, dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar
tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi inilah yang
sering disebut atau dikenal sebagai “umbi wortel”.
d) Bunga
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk
seperti paying berganda, dan berwarna putih atau merah jambu
agak pucat. Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal.
Kantum-kantum bunga terletak pada bidangnya yang sama.
Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan
menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran kecil dan
berbulu.
e) Umbi
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk
semak yang dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim
hujan maupun kemarau. Batangnya oendek dan berakar
tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan
memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan,
mempunyai karoten A yang sangat tinggi, umbi wortel juga
mengandung vitamin B, vitamin C, dan mineral. (Drs. Hendro,
2013)

2.3.4 Jenis Wortel


Wortel (Daucus Carota L) termasuk family Umbeliferae.
Berdasarkan bentuk umbinya, wortel dapat dibagi menjadi tiga tipe
(Drs. Hendro, 2013) :
1) Wortel tipe imperator
Umbinya berbentuk bulat panjang dengan ujungnya runcing
seperti kerucut. Biasanya tumbuh akar serabut pada umbinya.
Jenis wortel inilah tipe scarlet wonder.
2) Wortel tipe chantenay
Tipe ini umbinya berbentuk bulat panjang dan tumpul. Biasanya
pada umbinya tidak tumbuh akar serabut, contohnya royal
cross.
3) Wortel tipe nantes
Bentuk umbinya merupakan peralihan dari kedua tipe wortel.
Jenis wortel tipe nantes ialah early marketer.
2.3.5 Manfaat Wortel
Wortel yang dimakan dalam jumlah yang banyak sangat
dianjurkan bagi penderitaa sakit. Tidak hanya orang sakit, orang
sehat pun bila meminum sari umbi wortel tiap hari akan terasa
segar. Selain untuk kesegaran, umbi wortel dapat digunakan sebagai
sayur, lalapan baik masak maupun mentah. Selain itu, wortel yang
diparut dapat ditambahkan pada nasi tim. Makanan tersebut sangat
baik diberikan pada anak-anak (bayi). Jus wortel bila diminum tiap
hari dapat mengatasi penyakit hati (liver) dan kolestrol dalam darah
serta penyakit mata rabun. (Drs. Hendro, 2013)

2.3.6 Kandungan Gizi Wortel

Unsur Gizi Kandungan (dalam 100 g Bahan)


Energi (kalori) 42,00
Protein (g) 1,2
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat (g) 9,3
Kalsium (mg) 39
Fosfor (mg) 37
Besi (mg) 0,8
Vitamin B1 (mg) 0,06
Vitamin C (mg) 6
Vitamin A (SI) 12.0000

Wortel mengandung provitamin A dalam jumlah banyak.


Provitamin A adalah bentuk awal dari vitamin A yang setelah
dikonsumsi manusia (dalam proses metabolism tubuh) diubah menjadi
vitamin A. Selain itu, wortel juga mengandung enzim-enzim yang
berperan dalam pencernaan.
Sebagai bahan pangan, wortel mentah mengandung lebih
banyak nutrisi dibandingkan wortel yang tellah dimasak. Sebagai
ancar, satu umbi wortel mentah yang berukuran sedang yang memiliki
berat sekitar 2 1/2 ons mengandung 19 mg kalsium, 32 mg fosfor, 233
mg kalium, 7 mg vitamin C, 7 g karbohidrat, dan 2.025 RE (Retinol
Equivalent) vitamin A (Roberta, Roberti 2000).
Sementara, semangkuk jus wortel yang berisi sekitar 200 cc
mengandung 59 mg kalsium, 103 mg fosfor, 718 mg kalium, 21 mg
vitamin C, 23 g kabrohidrat, dan 6.332 RE vitamin A. Hal tersebut
mengidikasikan bahwa dengan meminum semangkuk jus wortel telah
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh. (Drs.
Hendro, 2013)
Menurut Mama Lubna (2016), salah satu kandungan wortel
yang baik untuk menurunkan atau mengendalikan tensi adalah kalium.
Kalium bersifat sebagai diuretik yang kuat sehingga membantu
menjaga keseimbangan tekanan darah. Kalium juga memiliki fungsi
sebagai vasodilatasi pada pembuluh darah. Vasodilatasi pada
pembuluh darah dapat menurunkan tehanan perifer dan meningkatkan
curah jantung sehingga tekanan darah dapat normal. Selain itu, kalium
dapat menghambat pelepasan rennin sehingga mengubah aktifitas
sistem reninangiotensin dan kalium juga mampu mempengaruhi
sistem saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Penderita Hipertensi usia 35-50 tahun

Faktor Resiko Hipertensi Faktor Internal Hipertensi Faktor Eksternal Hipertensi

1. Keluarga dengan 1. Penggunaan estrogen 1. Gaya hidup modern


riwayat hipertensi 2. Penyakit ginjal 2. Pola makan yang salah
2. Pemasukan sodium 3. Hipertensi vaskuler 3. Kelebihan berat badan
yang berlebih renal
3. Konsumsi kalori 4. Hipertensi yang
berlebih berhubungan dengan
4. Kurangnya aktifitas kehamilan
fisik
5. Pemasukan alkohol
yang berlebih
6. Rendahnya
pemasukan
potassium
7. lingkungan

Hipertensi

Pemberian infused water


wortel

Penurunan tekanan darah Tidak ada Penurunan


tekanan darah
Keterangan :

: Pengaruh

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Penjelasan :

Faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain adalah keluarga dengan riwayat
hipertensi, pemasukan sodium berlebih, konsumsi kalori berlebih, kurangnya aktifitas
fisik, pemasukan alkohol berlebih,rendahnya pemasukan potassium, dan lingkungan.
Ketujuh faktor resiko tersebut mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Oleh karena itu, peneliti memberikan solusi dengan memberikan
infused water wortel yang akan dapat mempengaruhi penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi sehingga penderita hipertensi akan lebih mudah dalam
menurunkan tekanan darahnya.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan


penelitian, atau suatu asumsi pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih
yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Heriyanto, 2015).

H0 : Tidak Ada Pengaruh Infused Water Wortel Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo.

H1 : Ada Pengaruh Infused Water Wortel Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Candi Kabupaten Sidoarjo.
BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian experiment. Metode experiment adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011).
Penelitian experiment pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai
metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab-akibat (causal-effect relationship) (Sukardi, 2011).
Tujuan dari penelitian experiment adalah untuk menyelidiki ada-
tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol perbandingan (Putu &
Gusti, 2018).

B. Rancangan Bangun Penelitian


Rancang penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental tanpa
kelompok kontrol (pembanding) dengan pendekatan one group pretest-
posttest design. Rancang penelitian pre eksperimental one group pretest-
posttest adalah suatu penelitian pre eksperimental dimana peneliti
memberikan perlakuan pada kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau
ditest dahulu (pretest), selanjutnya setelah perlakuan kelompok studi diukur
atau ditest kembali (posttest) (Moch Imron, 2010).
Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan alat pengukur
tekanan darah yaitu stetoskop.
Pola dari rancang penelitian secara pre eksperimental dengan one
group pretest-posttest design adalah sebagai berikut :

S1 01 X 02

Keterangan :
S1 : Sampel
01 : Pengukuran Pretest
X : Perlakuan yang diberikan pada subjek (Pemberi Infuse Water Wortel)
02 : Pengukuran Posttest

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Siwalankerto Selatan Rw.06
Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2020.

D. Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas
subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini
berdasarkan data yang diperoleh dari observasi ke rumah-rumah warga
Desa Siwalankerto Selatan Rw.06 Kecamatan Wonocolo, Kota
Surabaya sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya. (Sugiyono, 2010).
Pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri atau
kriteria yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2013).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan yang berusia 35-50
tahun.
b) Klien yang mempunyai riwayat atau menderita hipertensi.
c) Klien bersedia menjadi responden.
d) Klien yang kooperatif.

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah menghilangkan


atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

a) Klien mengikuti terapi selain pemberian infused water wortel,


misal (terapi bekam)
b) Klien mempunyai kontraindikasi terhadap wortel, misal
(gangguan pada usus)

3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
orang-orang yang memiliki hipertensi yang berjumlah 27 orang.
Sampel didapat dengan cara non probalitity dan metode yang
diguanakan dalam pengambilan sampel atau teknik sampling dalam
penelitian ini adalah metode purposive.
Non probability sampling adalah teknik yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampel
adalah suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau
seleksi khusus. (Sandu Siyoto, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Ade, A. 2014. Fresh & Health With Infused Water. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Baradero,M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. 2016. Seri Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC

Burhan, B. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Group

Carl, E., Jack, W. 1994. Pemilihan Uji Laboratorium Yang Efektif. Jakarta : EGC

Febri Endra. 2017. Pedoman Metodologi Penelitian (Statiska Praktis). Sidoarjo :


Zifatma Jawara

Gunawan., L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi.Yogyakarta : Kanius

Hendro, S. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya

Irwan. 2018. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta : Deepublish

Iwan, H. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif & Mixed


Methode. Kuningan: Hidayatul Quran

Jan, T. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Lubha, M. 2016. Jus Ampuh Penumpas Penyakit Berat. Yogyakarta: FlashBooks

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakart:


Salemba Medika

Putu, A., Gusti, Agung. 2018. Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis
Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta: Deepublish

Sandu, Siyoto., M, Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi


Media Publishing
Setiawan, D., Dr. Basuki, T., Dr. Nora., dkk. 2008. Care Your Self Hipertensi. Depok
: Penebar Plus

Victor, T., & Taruli, R. 2019. Analisis Data Statistik Parametrik Aplikasi SPSS Dan
Statcal. Jakarta: Yayasan Kita Menulis

Zainuddin, M. 2014. Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan. Surabaya:


Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai