Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Organoleptik
Formula I (Oleum Cacao)
Warna: Cream
Bentuk: Seperti Peluru
Bau: Coklat Kacang
Formula II (PEG)
Warna: putih kekuningan
Bentuk: Seperti peluru
Bau:
2. Evaluasi Keseragaman Bobot

Formula I Formula II
3,37 gram 4,51 gram
3,52 gram 4,10 gram
3,57 gram 3,74 gram
3,71 gram 3,87 gram
3,35 gram 3,67 gram
3,78 gram 3,66 gram
Rata-rata= 3,55 Rata-rata= 3,39 gram
Syarat keseragaman bobot

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata


dalam %
<1,0 gram 10,0
1,0-3,0 gram 7,5
>3,0 gram 5,0
3. Evaluasi Kerapuhan

Formula I Formula II
Sebelum 3,71 gram Sebelum 3,71 gram
Sesudah 3,71 gram Sesudah 3,64 gram

4. Waktu Hancur

Formula I (Oleum Cacao) 32 menit


Formula II (PEG) 35 menit
5. Uji Disolusi
a. Kurva Baku
No Konsentrasi (ppm) Rata-rata y=bx=a
1. 1 ppm 0,003 a=0,0002
2. 3 ppm 0,008 b=0,0026
3. 5 ppm 0,013
4. 7 ppm 0,018
5. 9 ppm 0,024
r=0,9992

b. Absorbansi

Waktu (menit) Absorbansi


Oleum Cacao PEG
10 0,036 0,077
15 0,015 0,083
20 0,052 0,107
25 0,023 0,110
30 0,015 0,097
c. Konsentrasi
y= bx=a
y−a
x=
b
1. Basis Oleum Cacao

Waktu Perhitungan konsentrasi Konsentrasi (ppm)


(menit)
10 0,036−0,0002 1,376 ppm
x= =¿1,376
0,0026
ppm
15 0,015−0,0002 5,692 ppm
x= =¿ 5,692
0,0026
ppm
20 0,052−0,0002 1,992 ppm
x= =¿ 1,992
0,0026
ppm
25 0,023−0,0002 8,769 ppm
x= =¿ 8,769
0,0026
ppm
30 0,015−0,0002 5,692 ppm
x= =¿ 5,692
0,0026
ppm
2. Basis PEG

Waktu Perhitungan konsentrasi Konsentrasi (ppm)


(menit)
10 0,077−0,0002 2,953 ppm
x= =¿2,953
0,0026
ppm
15 0,083−0,0002 3,148 ppm
x= =¿ 3,148
0,0026
ppm
20 0,107−0,0002 4,107 ppm
x= =¿4,107
0,0026
ppm
25 0,110−0,0002 42,23 ppm
x= =¿ 42,23
0,0026
ppm
30 0,097−0,0002 37,23 ppm
x= =¿37,23
0,0026
ppm
B. Pembahasan
Suppositoria adalah suatu sediaan padat yang berbentuk torpedo
yang biasanya digunakan melalui rektum dan dapat juga melalui lubang di
area tubuh, sedian ini ditunjukan pada pasien yang mudah muntah, tidak
sadar atau butuh penanganan cepat. Pada praktikum kali ini dilakukan
pembuatan suppositoria dengan zat aktif yaitu parasetamol yang dijadikan
2 formula yaitu terbagi menjadi dasar yang berbeda, formula satu
menggunakan oleum cacao dan formula dua menggunakan PEG. Metode
pembuatan suppositoria ini yang telah siap untuk dicetak pada cetakan
logam.
Pada evaluasi yang dilakukan adalah yang dilakukan adalah yang
uji organoleptis atau bentuk, bau, untuk mempersiapkan persiapan yang
sesuai dengan sumber referensi yang disebutkan. Pada pengujian ini
didapatkan hasil yang bagus sesuai teori, tidak ada hambatan selama
pembuatan dan sesuai prosedur, hingga didapat hasil yang baik.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif
dapat tercampur dengan bahan dasar suppo atau tidak, jika tidak tercampur
maka akan mempengaruhi proses penyerapan dalam tubuh. Obat yang
terlepas akan membensihkan terapi yang berbeda. Pada hasil sediaan yang
didapat menunjukan tidak adanya perbedaan signifikan antara satu suppo
dan suppositoria yang lainnya dari formula I dan formula 2, penilaian dari
3 titik bagian suppositoria (atas-tengah-bawah) yang terlihat sama secara
keseluruhan secara visual. Hasil ini pun saat perlakuan pembuatannya
adalah mengaduk bahan dasar dan mencampur bahan yang selalu stabil
atau tidak memadat.
Uji waktu hancur dilakukan untuk mengetahui dalam bentuk
berapa lama sediaan dapat dimusnahkan di dalam tubuh, cara uji waktu
hancur adalah dengan ke dalam air yang disetel sama dengan suhu tubuh
manusia, sediaan berbahan PEG waktu hancur ±15 menit, sedangkan
untuk oleum kakao dingin 3 menit sesuai dengan farmakope edisi III. Jika
melebihi persyaratan di atas, sediaan tidak memenuhi persyaratan untuk
digunakan dalam tubuh. Air digunakan sebagai media karena sebagian
besar tubuh manusia mengandung cairan. Pada hasil didapatkan formula 1
dan formula 2 tidak sesuai dengan teori yang artinya tidak memenuhi
syarat pemakaian pada tubuh. Pada formula 1 yang menggunakan basis
cacao oleum, pengujian menggunakan suhu 37-C dalam aquadest,
pemanasan menggunakan aquadest ini berpengaruh lambat terhadap
kecepatan uji disintegrasi formula karena basis yang digunakan bersifat
lipofilik. Untuk formula yang berbasis PEG sangat jauh berbeda dengan
waktu yang diinterpretasikan yang seharusnya kurang lebih 15 menit,
berdasarkan analisa kami hal ini dipengaruhi oleh jenis PEG yang
digunakan hingga temperatur yang harus dicapai yaitu temperatur lebih
dari 37C atau melebihi suhu tubuh.
Uji Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot
sediaan sudah sama atau belum, jika belum perlu dicatat. Keseragaman
bobot akan mempengaruhi kemurnian suatu sediaan karean dikahawtirkan
zat lain akan ikut tercampur. Dari hasil suppositoria yang diperoleh,
dilakukan uji keseragaman bobot dan didapatkan bobot rata-rata pada
formulasi kami yaitu 3,55 gram dan formulasi 2 yaitu 3,39 gram.
Keseragaman bobot tersebut bahwa tidak ada supositoria yang bobotnya
menyimpang lebih dari 5% dari formula 1 dan formula 2, jadi supositoria
tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan dalam farmakope indonesia.
Hal ini berarti keseragaman bobot dari suppositoria yang didapatkan
sesuai dari standar yang ditentukan. Karena suppositoria yang baik adalah
keseragaman bobot tidak boleh melebihi 5%. Sehingga suppositoria yang
diperoleh memenuhi syarat keseragaman bobot.
Uji suppositoria, kami menganalisis belum ada sumber berapa
yang harus sediaan supositoria untuk kehilangan masa nya maksimal
diujikan kekuatan mekanik atau berpusat dan biasanya pengujian
menggunakan uji elastisitas, dan praktikan mengujikan dengan alat
friabillity tester tapi yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan
suppositoria adalah Suppositoria sebaiknya jangan terlalu lembek maupun
terlalu keras yang sukar meleleh. Pada uji disolusi dilakukan untuk
mengetahui profil pembukaan suppositoria menggunakan alat dissolution
tester dengan metode duyung. Alat disolusi diatur suhunya 37"C dengan
kecepatan 50 rpm. Sampel diambil pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 30 dan
diganti kembali dengan volume yang sama dengan aqua injeksi yang
menggambarkan keadaan rektum (pH 7-8). Sampel yang diperoleh
kemudian dilihat absorbansinya. Hasil yang kami peroleh untuk rumus 1
yaitu tampak nilai konsentrasi di menit ke-10 15 mengalami peningkatan
kemudian pada menit ke-20 mengalami kenaikan dan pada menit ke-25
mengalami kenaikan dan pada menit ke-30 penurunan. Sedangkan untuk
formula 2 konsentrasinya secara bertahap mengalami peningkatan dan
pada menit ke-30 mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sesuai jika
dibandingkan dengan teori yang menyatakan bahwa lama waktu
meningkatkan konsentrasi yang terlarut. interval waktu Ketidaksesuaian
mungkin discbabkan kadar zat aktif, dasar, dan cara pembuatan (Voight,
1984).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang kami uji yaitu sediaan


suppositoria menggunakan dua basis yaitu basis oleum cacao dan
basis PEG, menggunakan metode pembuatan cetak tuang. Uji evaluasi
yang dapat digunakan diantaranya yaitu, uji organoleptic, uji
keseragaman bobot sudah sesuai dengan syarat tidak boleh lebih dari
5%, uji waktu hancur tidak sesuai dengan teori yaitu waktu hancurnya
lebih dari 15 menit, sedangkan pada uji disolusi tidak sesuai dengan
teori karena mengalami naik turunnya konsentrasi.

B. Saran
Pada saat pembuatan supposito, praktikan harus mengetahui
basis dan bahan-bahan obat yang dikerjakan dan mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan suppositoria, agar dapat
menghasilkan suppositoria yang baik. Semoga juga alat yang ada
dilaboratorium dapat di tingkatkan, salah satunya timbangan analitik,
yang jumlahnya masih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai