Anda di halaman 1dari 5

BAB 8

MOTIVASI

Oleh Kelompok 8 :

1. Muhamat Iqbal (63010170086)


2. Rizki Andriyanto (63010170087)
3. Agust Setiawan (63010170095)
4. Achmad Saifulloh Fatah (63010170106)

SOAL :
1. Apakah kepemimpinan dan manajemen berbeda satu sama lainnya? Jika
demikian, bagaimana?
2. Apa perbedaan diantara teori sifat dan teori perilaku? Apakah teori-teori tersebut
valid?
3. Apa keterbatasan-keterbatasan utama dari teori perilaku dalam kepemimpinan?
4. Apa yang dimaksud dengan model kontingensi yang dikemukaan oleh Fiedler?
Apakah teori tersebut telah didukung oleh riset?
5. Bagaimana kepemimpinan yang karismatik dengan transformasional dapat
diperbandingkan dan dibedakan? Apakah mereka valid?
6. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan yang autentik? Mengapa etika dan
kepercayaan merupakan persoalan bagi kepemimpinan?
7. Bagaimana pendampingan bermanfaat bagi kepemimpinan? Apa kunci untuk
melakukan pembimbingan secara efektif?
8. Bagaimana organisasi dapat memilih dan mengembangkan para pemimpin yang
efektif?

JAWABAN

1. Kepemimpinan dan manajemen adalah suatu hal yang berbeda. Kepemimpinan


adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian
sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan. Kita contohkan seorang manajer. Manajer
adalah seseorang yang bertanggung jawab dari suatu unit pekerjaan tertentu, tidak
semua manajer adalah seorang pemimpin, dan tidak pula semua pemimpin adalah
manajer. Dalam suatu perusahaan diperlukan pemimpin yang bisa menciptakan
visi masa depan dan menginspirasi para anggota organisasi untuk mencapai visi.
Namun kita juga memerlukan manajer untuk merumuskan rencana yang
terperinci, menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi kegiatan
operasional sehari-hari.
2. Teori sifat kepemimpinan adalah teori-teori yang mempertimbangkan kualitas dan
karakteristik personel yang mendiferensiasikan para pemimpin dari yang bukan
para pemimpin. Sedangkan teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang
mengusulkan perilaku spesifik yang mendiferensiasikan para pemipin dari bukan
para pemimpin. Menurut saya teori-teori ini belum valid karena antara teori sifat
dan perilaku belum dapat dipastikan terdapat hubungan atau tidak, dan riset di
masa mendatang juga diperlukan untuk mengintegrasikan pendekatan-pendekatan
ini.
3. Keterbatasan utama pada teori perilaku yaitu dalam mengidentifikasi faktor
keberhasilannya. Kita tidak bisa mengidentifikasi antara perilaku dan keberhasilan
ada keterhubungan atau tidak. Banyak pemimpin yang memperlihatkan perilaku
baik, namun masih tetap gagal atau bisa juga tidak efektif. Masih diperlukan riset-
riset mendalam mengenai pengaruh kepemimpinan teori perilaku dalam
keberhasilan atau keefektifkan dalam memimpin.
4. Model kontingensi Fiedler adalah teori yang menyatakan kelompok efektif
bergantung pada kecocokan yang tepat diantara gaya kepemimpinan dalam
berinteraksi dengan para bawahan dan seberapa besar situasi memberikan kendali
dan pengaruh kepada pemimpin. Sebenarnya Fiedler sendiri sudah menciptakan
sebuah kuesioner, yakni kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai.
Kuesioner ini untuk mengidentifikasi gaya tersebut dengan mengukur apakah
seseorang berorientasi pada tugas atau hubungan.
5. Perbedaan kepemimpinan karismatik dan tranformasional. Kepemimpinan
karismatik yaitu suatu teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa para pengikut
membuat atribut kepahlawanan atau kemampuan dalam kepemimpinan yang luar
biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu. Sedangkan
kepemimpinan transformasional ialah para pemimpin yang menginspirasi para
pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan yang
berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar biasa
terhadap para pengikutnya.
Yang membedakan antara kepemimpinan karismatik dan tranformasional sendiri
yakni, dalam kepemimpinan karismatik dimungkinkan pada pemimpin bertindak
tidak serta merta untuk kepentingan organisasi saja, melainkan tujuan pribadi
mereka juga. Misalnya perusahaan seperti Enron, Tyco, WorldCom, dan
HealthSouth, mereka adalah contoh para pemimpin karismatik yang secara
serampangan menggunakan sumber daya dalam organisasi untuk keuntungan
pribadi mereka dan para eksekutif yang melanggar hukum dan batasan-batasan
etika untuk menggelembungkan harga saham dan memungkinkan bagi para
pemimpin untuk memperoleh uang tunai sebesar jutaan dolar dalam opsi saham.
Lalu, mengenai kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transofmasional
lebih menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi demi
keuntungan organisasi. Namun kepemimpinan transormasional tidak sama
efektifnya di segala situasi. Kepemimpinan ini akan lebih efektif ketika para
pemimpin dapat berinteraksi langsung dengan tenaga kerja untuk mengambil
keputusan dibandingkan ketika mereka melaporkam kepada para dewan direksi
eskternal atau berhubungan dengan birokrasi yang rumit.
6. Kepemimpinan yang autentik maksudnya ialah para pemimpin yang mengetahui
siapakah mereka, mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai, serta bertindak
dengan nilai tersebut dan meyakini secara terbuka dan berterus terang. Para
pengikut mereka akan mempertimbangkan mereka menjadi orang-orang yang
memiliki etika. Lalu kenapa dalam kepemimpinan ini menganggap etika dan
kepercayaan sebagai suatu yang penting? Tentu saja etika sangatlah penting bagi
seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki etika tinggi tentu akan lebih
diteladani oleh para pengikutnya ketimbang pemimpin yang tidak beretika.
Misalnya pemimpin yang memiliki sifat rendah hati. Dari sifat tersebut, tentunya
para pengikut akan lebih menghormatinya dan pengikut pun akan lebih
memahami proses pertumbuhan dan pengembangan mereka sendiri.
Lalu kenapa kepercayaan dianggap penting juga didalam kepemimpinan ini?
Tentunya kepercayaan dari para pengikut merupakan bagian yang menjadi utama
bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang dipercaya, dalam melakukan tugas-tugas
dan tanggung jawabnya pastilah akan lebih terkondisi dan dapat tercapai. Jika
antara pemimpin dan pengikut tidak ada kepercayaan didalamnya, maka untuk
mewujudkan suatu tujuan adalah suatu hal yang sulit. Dalam bertukar informasi
pun, ketika tidak ada kepercayaan pastinya informasi yang dianggap benar akan
menjadi salah akibat kurangnya kepercayaan. Jika kepercayaan antar pemimpin
dan pengikut dapat terjalin, maka dalam mencapai tujuan, dalam bertukar
informasi, dan kegiatan-kegiatan lain baik dalam organisasi atau perusahaan
pastilah akan lebih baik dan lebih terkendali.
7. Pendampingan bagi para pemimpin merupakan salah satu hal yang baik. Bagi para
pendamping yang berhasil, mereka dianggap sebagai pengajar yang baik. Seorang
pemimpin tentu dianggap sebagai pengajar/pendamping bagi pengikutnya.
Misalnya pekerja yang kesulitan dalam pekerjaan tentu butuh peran dari para
senior untuk menyokong dan mendukung demi keberhasilan pekerja tersebut.
Kunci dari pembimbingan yang efektif adalah sabar. Pembimbingan yang efektif
bisa dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan para “anak didik” yang
kemudian dibicarakan apa yang menjadi kendala mereka dalam melakukan
pekerjaan, kemudian tentunya para pembimbing harus memberikan contoh
ataupun arahan mengenai apa yang harus dilakukan. Para pembimbing haruslah
sabar dan terus mengupayakan proses yang baik dan terus menerus untuk para
“anak didiknya”. Dan jika pembimbingan tersebut berhasil tentunya para
pembimbing akan dianggap sebagai pembimbing yang berhasil sekaligus
pemimpin mereka. Mereka yang dianggap demikian, tentunya mendapatkan
kepercayaan bagi para pengikutnya.
8. Organisasi bisa mengidentifikasi atau memilih para pemimpin yang berkompeten
melalui program-program organisasi yang dijalankan. Misalnya dalam organisasi
itu memiliki sebuah program kerja. Tentunya, dalam hal ini akan menilai siapakah
pemimpin yang layak baik dari segi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Tes kepribadian juga
diperlukan untuk mengidentifikasi sifat-sifat yang terkait kepemimpinan. Lalu
bagaimana dalam pengembangan kepemimpinan? Para pemimpin meskipun
dianggap sudah layak memimpin suatu organisasi, tetap memerlukan adanya
pelatihan. Pelatihan disini bisa dilakukan dengan lima metode.
a. Pertama, pelatihan kepemimpinan akan cenderung berhasil dengan
pengawasan diri sendiri yang tinggi. Para individu tersebut memiliki
fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka.
b. Kedua, organisasi dapat mengajarkan keahlian implementasi.
c. Ketiga, kita bisa mengajarkan keahlian seperti misalnya membangun
kepercayaan dan pendampingan. Para pemimpin akan diajarkan mengenai
keahlian menganalisis secara situasional.
d. Keempat, pelatihan perilaku melalui pemodelan latihan-latihan dapat
meningkatkan kemampuan perorangan untuk memperlihatkan kualitas
kepemimpinan yang karismatik.
e. Terakhir, para kepemimpinan yang transormasional, pemimpin dapat dilatih
sehingga akan mencapai hasil dasar.

Anda mungkin juga menyukai