Anda di halaman 1dari 6

Chapter 1

WHAT DOES IT MEAN TO BE A LEADER?

Kepemimpinan adalah hubungan saling mempengaruhi antara pemimpin dan


pengikutnya yang menginginkan perubahan nyata yang akan menghasilkan hasil yang menjadi
tujuan bersama.

Di dalam kepemimpinan itu sendiri terdiri dari beberapa elemen. Yakni, pengaruh,
terjadi di antara beberapa orang, orang-orang tersebut memang dengan sengaja menginginkan
perubahan dan yang terakhir ada dimana perubahan itu merefleksikan tujuan bersama mereka.
Elemen yang pertama ada pengaruh.

Jadi di dalam kepemimpinan itu sendiri terdiri dari beberapa elemen. Yakni, pengaruh,
terjadi di antara beberapa orang, orang-orang tersebut memang dengan sengaja menginginkan
perubahan dan yang terakhir ada dimana perubahan itu merefleksikan tujuan bersama mereka.
Elemen yang pertama ada pengaruh. Jadi disini berarti bahwa kepemimpinan bersifat saling
mempengaruhi dimana ada pengaruh dua arah. Sebagai contoh di suatu kantor dimana
pimpinan dapat mempengaruhi staff, begitu pun staff juga dapat mempengaruhi pimpinannya.
Kemudian elemen selanjutnya adalah menginginkan perubahan. Jadi dengan adanya
pemimpin diharapkan bahwa pemimpin tersebut tidak hanya mempertahankan sesuatu yang
sudah ada melainkan juga memberikan suatu perubahan baru. Dimana perubahan ini tidak
hanya yang diinginkan oleh seorang pemimpin melainkan juga perubahan yang menjadi
kesepakatan bersama antara pemimpin dan pengikutnya. Dengan muara dari perubahan
tersebut adalah tujuan bersama antara pemimpin dan pengikutnya. Sehingga di dalam
kepemimpinan ini, hal yang penting adalah bagaimana kita dapat mempengaruhi orang
sehingga dapat mau untuk berubah bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Karena leadership terjadi di antara beberapa orang, maka ada pemimpin dan juga ada
pengikutnya. Pengikut merupakan salah satu aspek terpenting di dalam kepemimpinan.
Terkadang, pemimpin juga menjadi pengikut juga. Pemimpin yang baik tahu bagaimana
mengikuti dan tahu bagaimana memberi contoh bagi orang lain.

THE NEW REALITY FOR LEADERS

Paradigma sendiri adalah cara berpikir bersama yang merepresentasikan cara dasar
untuk berpikir dan memahami dunia. industri yang terus bergerak tanpa henti dan industri
yang sangat kompleks. Perubahan-perubahan ini membutuhkan transisi dari kepemimpinan
yang tradisional ke paradigma kepemimpinan yang baru. Yang harus dilakukan oleh
pemimpin pada zaman sekarang adalah untuk beradaptasi dengan ketidakpastian tersebut dan
memanfaatkan hal ini sebagai evaluasi dan juga potensi menjadi yang terbaik.

Pergeseran lainnya adalah peralihan dari merayakan "pemimpin sebagai pahlawan"


menjadi mengenali pemimpin yang bekerja keras di belakang layar, yang secara diam-diam
membangun perusahaan yang kuat dan bertahan lama dengan mendukung dan
mengembangkan orang lain daripada menggembar-gemborkan dirinya.

Manajemen dapat didefinisikan sebagai pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya organisasi. Manajer dan pemimpin pada dasarnya bukanlah tipe
orang yang berbeda. Ada manajer di semua tingkat hierarki yang juga merupakan pemimpin
yang baik, dan banyak orang dapat mengembangkan kualitas yang dibutuhkan untuk
kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Keduanya penting dalam organisasi dan harus
diintegrasikan secara efektif untuk menghasilkan kinerja yang tinggi. Artinya, kepemimpinan
tidak dapat menggantikan manajemen, keduanya harus berjalan beriringan. Manajemen
dibandingkan dengan kepemimpinan dalam lima bidang penting untuk kinerja organisasi,
seperti memberikan arahan, menyelaraskan pengikut, membangun hubungan, mengembangkan
kualitas pribadi, dan menciptakan hasil pemimpin.

Untuk memahami kepemimpinan seperti yang dilihat dan dipraktikkan saat ini, penting
untuk mengetahui bahwa konsep kepemimpinan telah berubah dari waktu ke waktu.
Kepemimpinan biasanya mencerminkan masyarakat yang lebih besar, dan teori-teori telah
berkembang seiring dengan perubahan norma, sikap, dan pemahaman di dunia yang lebih
besar. Berbagai teori kepemimpinan dapat dikategorikan ke dalam enam pendekatan dasar,
yaitu Teori Manusia Hebat, Teori Sifat, Teori Perilaku, Teori Kontingensi, Teori Pengaruh,
dan Teori Relasional. Topik relasional penting lainnya mencakup kualitas pribadi yang
dibutuhkan pemimpin untuk membangun hubungan yang efektif, seperti kecerdasan
emosional, pikiran pemimpin, integritas dan standar moral yang tinggi, serta keberanian
pribadi. Selain itu, pemimpin membangun hubungan melalui motivasi dan pemberdayaan,
komunikasi kepemimpinan, kepemimpinan tim, dan merangkul keragaman. Seorang pemimpin
dapat menggunakan keterampilan kepemimpinan yang sesuai dengan era yang tepat untuk
organisasinya. Pemimpin dapat menggunakan pengaruh dan aspek relasional yang sesuai untuk
organisasi yang dipimpinnya.

Banyak pemimpin terjebak dalam transisi antara praktik dan prinsip yang menentukan
era industri dan realitas baru pada abad kedua puluh satu. Upaya untuk mencapai kolaborasi,
pemberdayaan, dan keragaman dalam organisasi mungkin gagal, karena kepercayaan dan
proses pemikiran para pemimpin serta karyawan terjebak dalam paradigma lama yang
menghargai kontrol, stabilitas, dan homogenitas. Sulit bagi para pemimpin untuk melepaskan
metode dan praktik yang telah membuat mereka dan organisasinya sukses di masa lalu. Namun,
para pemimpin dapat membuat lompatan ke paradigma baru dengan mempraktikkan dan
menerapkan prinsip-prinsip paradigma baru secara sengaja.

Salah satu aspek terpenting dari peralihan ke paradigma baru kepemimpinan adalah
dengan sengaja menggunakan keterampilan interpersonal yang lembut untuk membangun
budaya kinerja, kepercayaan, dan kolaborasi. Beberapa petunjuk tentang pentingnya
memperoleh keterampilan kepemimpinan baru diungkapkan oleh penelitian yang melihat apa
yang menyebabkan manajer “tergelincir” dalam karier mereka. Penggelinciran mengacu pada
fenomena dalam organisasi di mana seorang manajer dengan rekam jejak yang mengesankan
mencapai tingkat tertentu, tetapi keluar jalur dan tidak dapat maju karena ketidaksesuaian
antara kebutuhan pekerjaan dengan keterampilan dan kualitas pribadi manajer.

Manajer yang gagal dalam memenuhi tujuan bisnis disebabkan karena mereka
menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mempromosikan diri daripada bekerja. Mereka
terlalu ambisius, egois, dan mungkin tidak menepati janji. Mereka seringkali tidak peka dan
kritis, tidak dapat dipercaya, tidak belajar dari umpan balik dan kesalahan, tidak dapat
membangun dan mengembangkan tim yang tepat, dan tidak dapat melihat gambaran besar saat
dipromosikan ke posisi manajemen umum. Hasil studi mengkonfirmasi bahwa kesalahan
pemimpin terbesar terdapat pada kesalahan orang daripada kesalahan teknis.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang benar-benar tertarik kepada orang lain dan
menemukan cara untuk mengeluarkan yang terbaik di dalamnya. Contoh organisasi yang
sukses adalah Google, mereka memperhatikan perkembangan soft skill yang dibutuhkan oleh
para pemimpin untuk secara efektif memimpin orang-orang teknis dalam lingkungan yang
mudah berubah-ubah. Para eksekutif juga mendorong para pemimpin untuk menghadapi
kekurangan dan hambatan mereka sendiri, dan kemudian juga membantu mereka
mengembangkan keterampilan emosional dan interpersonal yang lebih kuat.

Kepemimpinan dapat dipelajari, tetapi penting untuk diingat bahwa kepemimpinan


adalah baik seni maupun ilmu. Ini adalah seni karena banyak keterampilan dan kualitas
kepemimpinan tidak dapat dipelajari dari buku teks. Kepemimpinan membutuhkan latihan dan
pengalaman langsung ence, serta eksplorasi dan pengembangan pribadi yang intens. Namun,
kepemimpinan juga merupakan ilmu karena semakin banyak pengetahuan dan fakta objektif
yang menjelaskan proses kepemimpinan dan bagaimana menggunakan keterampilan
kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi.

Mengetahui tentang penelitian kepemimpinan dapat membantu orang untuk


menganalisis situasi dari berbagai perspektif dan belajar bagaimana menjadi lebih efektif.
Dengan mengeksplorasi kepemimpinan di kedua hal, bisnis dan masyarakat, kita dapat paham
tentang pentingnya kepemimpinan untuk keberhasilan organisasi, serta kesulitan dan tantangan
yang terlibat dalam pemimpin. Mempelajari kepemimpinan juga dapat mengarahkan kita pada
penemuan kemampuan yang tidak pernah kita ketahui bahwa kita memilikinya. Kepemimpinan
itu sendiri sebenarnya bukan tergambar dalam bentuk praktik kepemimpinan pada mahasiswa,
kegiatan sukarela, atau jadi seorang atletik. Dengan mempelajari kepemimpinan itu memberi
kita keterampilan yang dapat kita terapkan pada praktik kepemimpinan dalam kehidupan
sehari-hari kita.

Pertanyaan:
Bagaimana pergeseran paradigma dari kompetisi ke kolaborasi membuat pekerjaan seorang
pemimpin menjadi lebih sulit? Bisakah itu juga membuat pekerjaan pemimpin lebih mudah?
Chapter 2
TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIP

The Trait Approach


Traits atau sifat adalah sebuah karakteristik pribadi yang membedakan seorang
pemimpin dari yang lainnya, seperti kepintaran, kejujuran, kepercayaan diri, penampilan, dan
lain- lain. Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin ialah:

1. Optimism and Self-Confidence/Optimis dan Percaya Diri


Optimis berarti sebuah kecenderungan untuk melihat sisi positif dari segala sesuatu dan
mengharapkan segala sesuatu akan berakhir baik.

2. Honesty and Integrity/Kejujuran dan Integritas


Kejujuran merupakan sikap yang terbuka, jujur dan tidak ada tipuan atau kebohongan
dari satu orang terhadap orang lainnya. Integritas sendiri berarti bahwa keseluruhan karakter
seorang pemimpin dapat terintegrasi, dan memegang prinsip secara kuat.

3. Drive/Motivasi yang Tinggi


Para pemimpin sering bertanggungjawab untuk memulai sebuah projek dan membantu
mengarahkan anggotanya dengan baik hingga selesai. Motivasi yang tinggi harus dimiliki oleh
pemimpin. Maka dari itu, pemimpin yang memiliki motivasi tinggi biasanya bersikap ambisius,
berjuang untuk mencari penghargaan.

Know Your Strengths


Interdependence adalah sebuah kunci untuk kepemimpinan yang efektif. Kekuatan
sendiri adalah hal yang dimulai dengan talenta secara alami yang telah didorong oleh support
reinforced dan pengetahuan yang sudah didapatkan. Setiap pemimpin memiliki kekuatan yang
berbeda dan kombinasi sifat dan perilaku yang berbeda. Penelitian terbaru oleh Hay Group
menunjukkan bahwa karakteristik pribadi dan gaya perilaku yang berbeda mungkin lebih cocok
untuk jenis peran kepemimpinan yang berbeda. Meskipun ada seperangkat kompetensi yang
dibutuhkan semua pemimpin, terdapat variasi yang signifikan dalam karakteristik pribadi,
perilaku, dan keterampilan yang berkorelasi dengan kesuksesan dalam peran yang berbeda.

Kita juga harus memadukan kekuatan kita sesuai dengan roles atau peranan kita dalam
kehidupan sehari-hari, dimulai dari posisi di pekerjaan, dan yang lainnya. Terdapat tiga role
dalam tiga tipe leadership, yaitu:

1. Operational Role
Suatu kepemimpinan yang terorientasi secara vertikal dimana para eksekutifnya
mempunyai kontrol secara langsung dari antara orang dan sumber daya yang ada. Contoh dari
operational rule adalah presiden divisi (division president).

2. Collaborative Role
Suatu kepemimpinan yang peranannya secara horizontal (seperti tim leader) dimana
pemimpin tersebut bekerja di belakang layar dan menggunakan kekuatan personal untuk
memengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaannya. Contoh collaborative rule ialah
project manager

3. Advisory Role
Sebuah gaya kepemimpinan yang menyediakan nasihat, tuntunan, support orang lain
dan departemen dalam organisasi. Jadi, sifatnya hanya sebagai pemimpin yang sering
menasihati. Contoh dari advisory role adalah Human Resources Manager.

Kekuatan bukan hanya sifat pribadi tetapi juga pola perilaku. Alih-alih melihat ciri-ciri
pribadi individu, beragam program penelitian tentang perilaku kepemimpinan berusaha
mengungkap perilaku yang dilakukan oleh para pemimpin yang efektif. Perilaku dapat
dipelajari lebih mudah daripada ciri-ciri, sehingga memungkinkan kepemimpinan dapat
diakses oleh semua orang. Gagasan bahwa kepemimpinan tercermin dalam perilaku dan bukan
hanya ciri-ciri pribadi memberikan fokus untuk penelitian selanjutnya.

Seorang pemimpin otokratis adalah orang yang cenderung memusatkan otoritas dan
memperoleh kekuasaan dari posisi, kontrol penghargaan, dan paksaan. Seorang pemimpin yang
demokratis mendelegasikan wewenang kepada orang lain, mendorong partisipasi,
mengandalkan pengetahuan bawahan untuk menyelesaikan tugas, dan bergantung pada rasa
hormat bawahan untuk pengaruh. Consideration menggambarkan sejauh mana seorang
pemimpin peduli terhadap bawahan, menghargai ide dan perasaan mereka, dan membangun
rasa saling percaya. Menunjukkan penghargaan, mendengarkan masalah dengan cermat, dan
mencari masukan dari bawahan mengenai keputusan penting adalah contoh perilaku
consideration. Initiating structure menggambarkan sejauh mana seorang pemimpin
berorientasi pada tugas dan mengarahkan aktivitas kerja bawahan menuju pencapaian tujuan.
Jenis perilaku pemimpin ini termasuk mengarahkan tugas, membuat orang bekerja keras,
merencanakan, memberikan jadwal yang jelas untuk aktivitas kerja, dan memerintah dengan
tangan besi.

Pemimpin yang berpusat pada karyawan menampilkan fokus pada kebutuhan bawahan
mereka. Dukungan pemimpin dan fasilitasi interaksi adalah dua dimensi mendasar dari
perilaku yang berpusat pada karyawan. Ini berarti bahwa selain menunjukkan dukungan untuk
bawahan mereka, pemimpin yang berpusat pada karyawan memfasilitasi interaksi positif di
antara para pengikut dan berupaya meminimalkan konflik. Gaya kepemimpinan yang berpusat
pada karyawan kira-kira sesuai dengan konsep pertimbangan Negara Bagian Ohio. Berbeda
dengan pemimpin yang berpusat pada karyawan, pemimpin yang berpusat pada pekerjaan
mengarahkan kegiatan ke penjadwalan, menyelesaikan tugas, dan mencapai efisiensi.
Penekanan tujuan dan fasilitasi kerja adalah dimensi dari perilaku kepemimpinan ini. Dengan
berfokus pada pencapaian tujuan tugas dan memfasilitasi struktur tugas, perilaku yang berpusat
pada pekerjaan mendekati struktur inisiasi.

Manajemen tim sering dianggap sebagai gaya yang paling efektif dan
direkomendasikan karena anggota organisasi bekerja sama untuk menyelesaikan tugas.
Manajemen klub negara terjadi ketika penekanan utama diberikan kepada orang daripada hasil
kerja. Manajemen kepatuhan otoritas terjadi ketika efisiensi dalam operasi adalah orientasi
yang dominan. Manajemen jalan tengah mencerminkan kepedulian yang moderat terhadap
manusia dan produksi. Manajemen yang buruk berarti tidak adanya filosofi kepemimpinan,
para pemimpin mengerahkan sedikit usaha dalam menuju hubungan interpersonal atau prestasi
kerja.

Teori sifat dan perilaku tradisional mengasumsikan bahwa seorang pemimpin


mengadopsi gaya kepemimpinan umum yang digunakan dengan semua anggota kelompok.
Pendekatan yang lebih baru untuk penelitian perilaku kepemimpinan, kepemimpinan
individual, sebaliknya melihat hubungan spesifik antara seorang pemimpin dan setiap pengikut
individu. Kepemimpinan individual didasarkan pada gagasan bahwa seorang pemimpin
mengembangkan hubungan unik dengan setiap bawahan atau anggota kelompok, yang
menentukan bagaimana pemimpin berperilaku terhadap anggota dan bagaimana anggota
menanggapi pemimpin. Dalam pandangan ini, kepemimpinan adalah serangkaian dyads, atau
serangkaian interaksi dua orang. Pandangan dyadic berfokus pada konsep pertukaran, apa yang
masing-masing pihak berikan dan terima dari yang lain.

Kewirausahaan mengacu pada memulai usaha bisnis, mengatur sumber daya yang
diperlukan, dan dengan asumsi risiko dan imbalan yang terkait. Seorang wirausahawan
mengenali ide yang layak untuk produk atau layanan bisnis dan melaksanakannya dengan
mencari dan mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, seperti uang, orang, mesin, dan
lokasi untuk menjalankan usaha bisnis. Pemimpin wirausaha menampilkan banyak
karakteristik yang sama dengan pemimpin lainnya, tetapi beberapa sifat sangat penting bagi
wirausahawan. Empat karakteristik yang dianggap sangat penting bagi para pemimpin
kewirausahaan adalah visi dan ketidakpuasan dengan saat ini, kemampuan untuk mengajak
orang bergabung, fleksibilitas, keterbukaan terhadap umpan balik, dan kemampuan untuk
belajar dan beradaptasi, dan ketekunan dan eksekusi.

Bagi beberapa pemimpin, sifat kewirausahaan datang secara alami, tetapi banyak orang
dapat mengembangkan karakteristik ini, seperti kualitas kepemimpinan lainnya. Pemimpin
wirausaha memulai perusahaan baru, seperti yang dilakukan Bill Gates dengan Microsoft dan
Clara Shih dengan Hearsay Social, tetapi mereka juga eksis dalam organisasi yang mapan. Para
pemimpin ini mengambil risiko untuk menciptakan solusi baru terhadap tantangan kompetitif
yang dihadapi bisnis, khususnya pengembangan atau peningkatan produk dan layanan.
Kepemimpinan wirausaha adalah sumber inovasi dan perubahan bagi perusahaan yang sudah
mapan.

Pertanyaan:
Dalam bab ini dijelaskan bahwa optimisme adalah sifat penting bagi seorang pemimpin.
Namun, beberapa karyawan mengeluh bahwa pemimpin yang optimis menimbulkan stres yang
signifikan karena mereka tidak mengantisipasi masalah dan mengharapkan bawahan mereka
mencapai tujuan yang tidak masuk akal. Apa kamu setuju? Mengapa?

Anda mungkin juga menyukai