Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
Market Value Ratios menjawab pertanyaan, bagaimana nilai saham perusahaan
dinilai di pasar saham. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen perusahaan
tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko investasi dan prospek
perusahaan di masa depan. Rasio ini terdiri atas dua rasio finansial yaitu Price
Earning Ratio (PER) dan Market to Book Ratio.

1) Price Earning Ratio


Price-Earnings (PE) Rasio menunjukkan seberapa banyak investor bersedia
membayar $ 1 dari laba yang dilaporkan. PER adalah perbandingan antara harga
saham dengan laba bersih perusahaan. Dengan mengetahui PER suatu
perusahaan, kita bisa mengetahui apakah harga pasar sebuah saham tergolong
wajar atau tidak secara nyata. Hal ini dikarenakan rasio tersebut terfokus pada
laba bersih perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Selain itu, rasio PE
memungkinkan kita untuk membandingkan dua saham dengan harga yang
berbeda dengan menstandarkan harga saham dengan pendapatan.

2) Market to Book Ratio

Market To Book Ratio adalah rasio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai
buku perlembar ekuitas. Market-to-Book Ratio mengukur hubungan antara nilai
pasar dan akumulasi investasi dalam ekuitas perusahaan. Rasio ini cerminan
dari penilaian investor terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga
saham. MBR memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya
perusahaan. Semakin tinggi MBR, maka semakin baik penilaian investor
terhadap nilai buku perushaan. Karena, berarti saham perusahaan tersebut
dihargai dengan harga pasar yang lebih tinggi.
B. Analisis
1) Price Earning Ratio
Price Earning Ratio Berdasarkan analisis tren atau dengan
membandingkan PER Perusahaan
20
16.83
14.92 ASTRA International Tbk. dari tahun
15 12.91
ke tahun, maka dapat dilihat bahwa
10
terjadi penurunan PER dari tahun
5 2017 sampai 2019. Dari tahun 2017 –
0 2018 terdapat penurunan sebesar 1,91
2017 2018 2019
(11,35%). Dan dari tahun 2018 –
PER 2019 terjadi penurunan sebesar 2,01
(13,47%). Penurunan pada PER
menandakan bahwa performa kinerja perusahaan secara garis besar tidak
membaik. Hal ini akan menimbulkan rasa cemas di pasar terhadap perekonomian
perusahaan di masa depan. Untuk menentukan faktor penyebab terjadinya
penurunan PER pada perusahaan Astra dari tahun 2017 – 2019, dapat ditelusuri
dari rumus perhitungannya.

Price Earning Ratio = Market Price per Share


EPS

Dari rumus tersebut, terdapat dua hal yang mempengaruhi Price Earning Ratio
yaitu Market Price per Share dan Earning per Share. Market Price per Share
yaitu harga pasar dari saham perusahaan pada tahun bersangkutan. EPS yaitu
pendapatan yang diterima pemegang saham dari setiap lembar saham yang ada.

Data EPS dapat ditemukan di Laporan Keuangan bagian Income Statement dari
perusahaan ASTRA. EPS pada tahun 2017, 2018, dan 2019 secara berturut-turut
yaitu Rp 466, Rp 535, dan Rp 536. Namun, Market Price per Share tidak dapat
ditemukan di Laporan Keuangan, sehingga data untuk harga pasar saham diambil
dari internet untuk harga adjusted close pada tanggal 31 Desember setiap
tahunnya. Berikut tabel harga pasar saham untuk tahun 2017 – 2019.

Waktu / Periode Daftar Harga Pasar Saham (at adjusted


close)
31 Desember 2017 Rp 7.844,56
31 Desember 2018 Rp 7.982,81
31 Desember 2019 Rp 6.925

Dari data yang tersedia, dapat kita pahami bahwa EPS mengalami kenaikan dari
tahun 2017 – 2019. Namun, harga pasar saham tidak dalam kondisi stabil selama
3 tahun tersebut karena terjadi kenaikan sebesar Rp 138,25 (1,76%) pada 2017 –
2018, namun terjadi penurunan sebesar Rp 1.057,81 (13,25%) pada 2018 –
2019.

Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa penyebab terjadinya penurunan PER dari
2017 – 2018 yaitu karena kenaikan EPS (sebagai angka penyebut) yang cukup
signifikan sebesar Rp 69 (14,8 %) dan akibat kenaikan harga pasar saham yang
kurang signifikan Rp 1. Pada tahun berikutnya yaitu dari 2018 – 2019,
penurunan PER terjadi akibat jatuhnya harga pasar saham sebesar Rp 1.057,81
(13,25%) dari Rp 7.982,81 menjadi Rp 6.925.

Semakin menurunnya PER suatu perusahaan dari tahun ke tahun, menandakan


adanya penurunan performa kinerja perusahaan yang terlihat dari kurangnya
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan harga pasar
saham. Dampaknya, hal ini akan menimbulkan kecemasan di kalangan investor
serta akan mengurangi minat dan ketertarikan calon investor untuk menanamkan
modal di perusahaan Astra.

Hal yang harus dilakukan oleh Perusahaan ASTRA untuk memulihkan keadaan
Price Earning Ratio nya yaitu mempertahankan harga pasar sahamnya agar stabil
dan tidak mengalami penurunan lagi.

2) Market to Book Ratio


Market to Book Ratio
2.03
2.5 1.85
2 1.5 Dari grafik di samping, terlihat bahwa
1.5 rasio Market to Book perusahaan ASTRA
1
0.5 mengalami penurunan dari tahun 2017 –
0 2018 sebesar 0,18 (8,86%) dan 2018 -2019
2017 2018 2019
sebesar 0,35 (18,91%). Penurunan pada
MBR market to book ratio menandakan bahwa
penilaian investor terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga saham
juga ikut menurun. Sesuai dengan kenyatannya, pada tahun 2018 – 2019
Perusahaan ASTRA mengalami penurunan harga pasar saham yang cukup
drastic sebesar Rp 1.057,81 (13,25%) dari Rp 7.982,81 menjadi Rp 6.925 (dari
tabel pada Price Earning Ratio). Berikut rumus untuk menghitung MBR;

Market To Book Ratio = Market Price per Share


Book Value per Share

Book Value per Share = Total Equity


Total Issued Shares

Total ekuitas perusahaan meningkat dari tahun 2017, 2018, sampai 2019 terurut
sebagai berikut Rp 156.505.000.000.000, Rp 174.363.000.000.000, dan Rp
186.763.000.000.000. Karena peningkatan ekuitas dan tetapnya jumlah saham
beredar sebanyak 40.483.553.140 lembar saham, maka BV per share mengalami
peningkatan juga dari tahun ke tahunnya. Sehingga, Market to Book Ratio
mengalami penurunan dari 2017 – 2019 karena berbanding terbalik dengan Book
Value per share. Sementara, harga pasar saham (dari data tabel PER) juga kurang
stabil yang memperbesar dampak penurunan MBR perusahaan ASTRA tahun
2017 – 2019.

Berdasarkan analisa di atas, tindakan yang harus diambil oleh perusahaan yaitu
mencoba untuk memperbaiki keadaan harga pasar saham perusahaan yang
pertumbuhannya dari tahun ke tahun tidak secepat pertumbuhan Book Value per
share nya. Karena, kemungkinan besar ekuitas perusahaan akan terus meningkat
setiap tahunnya yang akan meningkatkan Book Value per share. Bila perusahaan
tidak dapat meningkatkan harga pasar saham pada tahun-tahun berikutnya, maka
kemungkinan besar MBR perusahaan akan terus menerus mengalami penurunan.

C. BENCHMARK
1) Price Earning Ratio
Pada tahun 2019, PT Astra International Tbk. memperoleh price earning ratio
sebesar 6.925/536= 12,91 kali. Sementara pada tahun yang sama PT Indomobil
memiliki PER sebesar 1.155/61,5= 18,78 kali. Ini berarti, dari segi price earning
ratio, PT Astra kalah dengan PT Indomobil. Karena PER Indomobil > PER Astra.
Semakin tinggi rasio price earning, maka akan semakin baik dan ideal. Angka yang
lebih besar mengandung arti para investor tidak perlu cemas terhadap kondisi
ekonomi perusahaan.

2) Market to Book ratio


Tahun 2019, MBR PT Astra sebesar MBR = Rp 6.925 / Rp 4.613,3 = 1,50 kali.
Sementara, MBR PT Indomobil sebesar 1.155/3.402,24 = 0,34 kali. Ini berarti,
dari segi market to book ratio PT Astra lebih unggul bila dibandingkan dengan PT
Indomobil. Semakin tinggi market to book ratio, maka semakin baik dan ideal
kondisi keuangan perusahaan. Berarti, harga pasar saham PT Astra dinilai
memiliki kelayakan yang real dan memiliki value/nilai lebih di pasar.

Anda mungkin juga menyukai