Anda di halaman 1dari 3

1.

SOP atau Standard Operating Procedure pada dasarnya adalah suatu perangkat lunak pengatur
yang mengatur tahapan suatu suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu (Budihardjo,
2014). Sailendra (2015) juga menyebutkan bahwa SOP adalah panduan yang digunakan untuk
memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa SOP adalah suatu peraturan atau panduan yang berisi
pedoman prosedur dalam suatu kegiatan atau pekerjaan dan menjadi standar dari seluruh
kegiatan operasional yang berkaitan agar dapat berjalan dengan lancar.
Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) menurut Santosa (2014), diantaranya:
a. Menyediakan sebuah rekaman aktivitas, juga pengoperasian secara praktis.
b. Menyediakan sebuah informasi yang konsisten, oleh karenanya juga membentuk disiplin
kepada semua anggota organisasi baik dalam institusi, organisasi, maupun perusahaan.
c. Memudahkan menyaring, menganalisis, dan membuang hal-hal atau pekerjaan yang tidak
perlu, yang tidak berkaitan secara langsung dengan prosedur yang sudah ada.
d. Mendukung pengalaman dan pengetahuan pegawai, dan sekaligus juga mengantisipasi
banyak kesalahan yang mungkin terjadi.
e. Memperbaiki performa, atau kualitas pegawai itu sendiri.
f. Membantu menguatkan regulasi perusahaan.
g. Memastikan efisiensi tiap-tiap aktivitas operasional. h. Menjelaskan segala peralatan untuk
keefektifan program pelatihan.
Sedangkan manfaat SOP menurut Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008 adalah:
a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus,
mengurangi kesalahan dan kelalaian.
b. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses
sehari-hari.
c. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam
melaksanakan tugas.
d. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
e. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat
melakukan tugasnya.
f. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
g. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan
pemberian pelayanan sehari-hari.
h. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
i. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan
pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.
Sebagai contoh, dalam melaksanakan tugasnya, seorang dokter bedah akan mengikuti prosedur
saat akan melakukan operasi. Prosedurnya seperti mencuci tangan terlebih dahulu, mengganti
baju dengan yang sudah steril, dan lain-lain. Seluruh prosedur tersebut tertulis dan diatur dalam
SOP operasi sehingga dokter tersebut harus mengikuti aturan tersebut jika ingin melakukan
operasi. SOP itu ada agar mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi saat operasi, seperti
tangan yang tidak steril akan menyebabkan kontaminasi pada pasien. Selain itu, apabila
memang terjadi kesalahan, maka pihak manajemen dapat mengetahui bagian mana yang salah
dengan membandingkan praktik yang dilakukan oleh dokter tersebut dengan SOP yang ada.

2. STP adalah singkatan dari Segmenting, Targeting, dan Positioning. STP digunakan sebagai
strategi untuk memasarkan produk dengan cara memposisikan suatu produk dalam benak
seorang konsumen.
a. Segmenting adalah proses mengkategorikan, menggolongkan, dan mengklasifikasikan
konsumen sehingga terbentuk suatu pemetaan konsumen dalam suatu pasar. Pemilahan
tersebut dapat dilakukan berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau
bagaimana cara mereka mengonsumsi produk. Segmenting berfungsi untuk membuat
penjual lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya dan lebih fokus untuk memilih
target penjualan. Sebagai contoh, jika seseorang ingin menjual cokelat premium maka ia
akan memetakan konsumen yang mungkin akan membeli produknya. Pemetaan tersebut
misalnya berdasarkan besar penghasilan dan gaya hidup, berdasarkan jenis kelamin
misalnya untuk para wanita, berdasarkan geografis misalnya untuk kota-kota besar, dan
lain-lain.
b. Targeting adalah proses menargetkan segmen pasar yang ingin dituju. Dalam targeting,
seseorang harus memperhatikan potensi keuntungan serta resiko yang ada dari tiap
segmen. Sebagai contoh, penjual cokelat premium tersebut mungkin akan menargetkan
segmen wanita-wanita yang memiliki gaya hidup kalangan atas dan berada di kota-kota
besar sehingga penjual tersebut mungkin akan berjualan di mall-mall kota besar.
c. Positioning adalah proses mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan untuk
mempengaruhi bagaimana sebuah segmen pasar tertentu memandang sebuah barang atau
jasa dibandingkan dengan kompetisi atau pesaing. Sebagai contoh, penjual cokelat premium
tadi menjual cokelat premium tadi dalam satu paket dengan snack lain yang memiliki rasa-
rasa unik. Penjual tersebut berarti menggunakan strategi untuk membedakan produknya
dengan penjual lain.

3. Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi tepat guna adalah:
a. Persyaratan teknis
Persyaratan teknis adalah memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan
hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah
(kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta
relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan. Sebagai contoh seorang
pengusaha tekstil harus memastikan bahwa teknologinya tidak menghasilkan limbah yang
berbahaya untuk lingkungan dan memastikan bahwa aman digunakan oleh para
pegawainya.
b. Persyaratan ekonomi
Persyaratan ekonomi adalah efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada
produsen, dan jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal. Sebagai contoh,
tekstil tadi memastikan bahwa teknologinya tidak terlalu mahal dan serta dapat
mengembalikan modal dengan konsisten.
c. Persyaratan sosial budaya
Persyaratan sosial budaya adalah memanfaatkan keterampilan yang sudah ada,
menjamin perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik
sosial budaya dan meningkatkan pendapatan yang merata. Sebagai contoh, pengusaha
tekstil tadi mungkin saja dapat dibeli dari perusahaan lokal dan tidak impor sehingga
meningkatkan kesejahteraan banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai