2) –
3) Asumsikan yang keluar dari perkumpulan adalah s, dimana s = 10%. Dan yang masuk ke
perkumpulan adlah f, dimana f = 5%. Jika L adalah total murid, E adalah murid yang
masuk perkumpualan, dan U murid yang tidak masuk perkumpulan, L = E + U
fU=sE
U/L = s / (s+f)
U/L = 0,1/0,15
U/L = 2/3
4) Jika tingkat pemutusan kerja (s) menurun dan tingkat perolehan pekerjaan (f) tetap
maka tingkat pengangguran alamiahnya akan ikut turun juga. Sedankankan menurut
saya apabila pemerintah membuat kebijakan mempersulit pemecatan tenaga kerja
maka perusahaan pastilah mengurangi penambahan tenaga kerja, yang menimbulkan
menurunnya tingkat perolehan pekerjaan yang dapat meyembabkan naiknya tingkat
pengangguran. Sehingga menurut saya tidak masuk akal bahwa tingkat perolehan
pekerjaannya tetap.
5) Di kertas
6) Di kertas
7) Di amerika efek subtitusi dan efek pendapatan saling meniadakan dilihat dari
konstannya jumlah jam kerja dari 1960 sampai 1980 an, sedangkan di eropa efek
pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi, hal ini bisa dilihat dari penurunan
jumlah jam kerja. Apakah masuk akal bahwa selera waktu luang tiap daerah berbeda?
Menurut saya sangat masuk akal, banyak faktor2 yang berpengaruh diantarnya adalah :
a. Perbedaan sistem pajak = kalau di eropa lebih tinggi pajak penghasilannya
daripada USA
b. Yang kedua karena adanya perekonomian bawah tanah (ilegal) karena
sistem pajak yang tinggi (di eropa) orang cenderung untuk bekerja di
“luarbuku” (ilegal) agar terhindar dari membayar pajak. Dan perekonomian
ini cenderung tidak dapat dihitung dalam penjumahan jam kerja. Sehingga
jumlah jam kerja di Eropa lebih rendah dari pada di USA
c. Yang ketiga karena adanya perbedaan selera. Seorang ekonom “Oliver
Blanchard” meyakini bahwa masyarakat eropa memiliki kenginan menikmati
waktu luang yang lebih tinggi daripada masyarkat US)
8)