Anda di halaman 1dari 13

Paper Manajemen Keuangan

Manajemen Kas dan Piutang

Divany Cikal (A021221037)

Inayah Eka Juliani (A021221039)

Elsa Safitri (A021221008)

Nasriani (A021221033)

Nurhikma (A021221004)

Harni (A021221044)

Nurul Mahdani (A021221010)

Fakultas ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

2023
PENDAHULUAN

Dalam setiap jenis bisnis pasti memiliki kas sebagai salah satu aset yang
digunakan untuk mengelola Kas adalah suatu bentuk aktiva yang paling likuid yang mana
dapat digunakan dengan segera agar mampu memenuhi kewajiban finansial dari suatu
perusahaan. Kas memiliki berbagai manfaat dan pengaruh dalam perusahaan, salah
satunya ialah menjaga kelancaran opersional perusahaan atau organisasi. Oleh karena
itu, kas harus diatur dengan baik atau yang biasa disebut manajemen kas. Dengan
melakukan manajemen kas, maka perusahaan dapat memastikan kas tidak berlebihan
ataupun kekurangan. Selain kas, terdapat pula jenis aset lancar yang setara kas yang
dimanfaatkan dalam perusahaan, seperti surat berharga.

Piutang adalah hak individu atau perusahaan atas sejumlah uang dari transaksi
penjualan. Piutang timbul karena adanya penjualan barang dan jasa atau karena adanya
pemberian kredit kepada debitur (pihak yang berhutang) yang pembayarannya dilakukan
dalam bentuk angsuran atau tidak secara tunai (kredit). Terdapat berbagai faktor yang
membuat debitur melakukan utang pada perusahaan yang menimbulkan piutang.
Dalam paper ini, penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai manajemen kas dan
piutang.
Kas dan Surat Berharga

Kas adalah sejumlah uang perusahaan yang dipegang tunai oleh perusahaan dan
sejumlah dana di rekening bank (rekening giro). Kas merupakan alat pertukaran yang
mempermudah manajemen menjalankan fungsi-fungsi bisnis dari organisasi
(Moyer,1992). Dalam praktek, kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat tergantung
pada tingkat kesediaan kas untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera
ditunaikan. Dalam perusahaan, kas terbagi atas beberapa jenis kas, diantaranya kas
tunai (petty cash), kas bank, kas ekuivalen, cek yang belum dicairkan, investasi jangka
pendek, piutang datang yang belum ditagih, cek yang dikembalikan, dan sebagainya.

Menurut (Nugraha, 2022) Kas dalam perusahaan dapat bertambah maupun


berkurang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, pertama faktor
pertambahan kas diantaranya;

A. Investasi yang dikeluarkan pemilik saham. Ketika pemilik saham menginvestasikan


lebih banyak uang ke dalam perusahaan, itu berarti tambahan modal atau ekuitas
yang masuk ke perusahaan.

B. Hutang yang berasal dari perusahaan. Ketika perusahaan mengambil hutang, itu
berarti ada tambahan dana yang masuk ke perusahaan dalam bentuk pinjaman.

C. Piutang. Piutang adalah uang yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan
atau pihak lain. Ketika piutang dibayar, kas perusahaan bertambah.

D. Penyusutan. Penyusutan adalah pengurangan nilai aset tetap perusahaan dari


waktu ke waktu. Meskipun bukan aliran kas langsung, ini mencerminkan
penghematan yang akan datang.

E. Penjualan kas. Ketika perusahaan menjual produk atau layanan dan menerima
pembayaran dalam bentuk tunai, itu berarti aliran kas positif.

F. Penjualan aktiva tetap. Penjualan aset tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan
menghasilkan kas jika penjualan tersebut melebihi nilai buku aset tersebut.

G. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan


keuntungan dari operasinya berarti terjadi penambahan kas bagi perusahaan yang
bersangkutan sehingga penerimaan kas perusahaan pun bertambah.Timbulnya
kerugian selama periode tertentu dapat menyebabkan ketersediaan kas berkurang
karena perusahaan memerlukan kas untuk menutup kerugian. Dengan kata lain,
pengeluaran kas bertambah sehingga ketersediaan kas menjadi berkurang.

Tak hanya mengalami peningkatan, kas dalam perusahaan juga dapat mengalami
penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya;

A. Pembelian kembali saham. Ketika perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri


dari pemegang saham, ini mengurangi jumlah kas yang tersedia.

B. Pemenuhan kewajiban seperti hutang dan bunga. Pembayaran hutang dan bunga
adalah pengeluaran yang mengurangi kas perusahaan karena harus memenuhi
kewajiban finansial.

C. Pembiayaan deviden. Pembayaran dividen kepada pemegang saham adalah


pengeluaran yang dapat mengurangi kas perusahaan.

D. Kegiatan operasional. Kegiatan operasional sehari-hari perusahaan, seperti biaya


gaji dan persediaan, dapat mengurangi kas jika pengeluarannya melebihi
pendapatan.

E. Pembelian aktiva tetap. Ketika perusahaan membeli aset tetap seperti tanah,
bangunan, atau peralatan, ini mengurangi kas perusahaan.

F. Kerugian dari operasi Perusahaan. Timbulnya kerugian selama periode tertentu


dapat menyebabkan ketersediaan kas berkurang karena perusahaan memerlukan
kas untuk menutup kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran kas bertambah
sehingga ketersediaan kas menjadi berkurang. Kas dalam perusahaan merupakan
aset yang harus bisa dipertahankan. Dalam penggunaannya, penyimpanan kas
memiliki tiga motif utama dalam perusahaan, diantarnya;

A. Motif transaksi

Dalam motif transaksi, kas digunakan dalam kebutuhan operasional sehari hari
organisasi atau perusahaan. Hal ini mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku,
membayar gaji dan upah karyawan, membayar tagihan rutin, dan sebagainya. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan membeli bahan baku dari pemasok untuk kebutuhan
produksi. Pengeluaran ini termasuk motif transaksi karena merupakan bagian dari
operasi normal dan esensial perusahaan.

B. Motif berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga merupakan motif yang berusaha mempertahankan saldo kas agar
dapat memenuhi permintaan kas yang mana sifatnya pun tidak terduga. Tujuannya ialah
untuk dapat berjaga-jaga atau antisipasi apabila ada kebutuhan yang tak
terduga/mendesak atau mengatasi ketidakpastian dimasa depan. Contohnya ialah
biaya untuk mengantisipasi terjadinya penurunan penjualan ataupun biaya untuk
menghadapi situasi krisis seperti bencana ataupun pandemi.

C. Motif spekulasi

Motif tersebut digunakan untuk kemudian mengambil keuntungan apabila ada


kesempatan. Hal ini dapat termasuk investasi dalam aset, seperti saham, ataupun
properti. Contohnya ialah perusahaan menginvestasikan kas pada sekuritas yang
berharap setelah membeli sekuritas itu harganya akan naik.

Kas bersifat liquid, sehingga kas akan terus berputar untuk dapat memperlancar
operasional perusahaan atau yang disebut sebagai Pengertian cash to cash cycle time
adalah perhitungan yang mengukur berapa lama kas dalam persediaan diikat hingga
akhirnya dijual dan dikonversi menjadi uang tunai. Menghitung perputaran kas
bermanfaat untuk mengatur arus kas serta inventaris perusahaan. Manfaat dari
perpuratan kas, diantaranya;

A. Membantu Pengelolaan Inventaris

Manajemen inventaris melalui perhitungan cash to cash cycle berguna untuk


mengidentifikasi masalah seperti gangguan dalam proses inventaris, rantai pasokan,
atau pengumpulan. Hal ini dapat berguna bagi perusahaan untuk mepertimbangkan
peningkatan bahan pasokan yang bisa meningkatkan modal kerja.

cash to cash cycle adalah bagian dari pengelolaan arus kas perusahaan untuk
menilai kinerja yang tercermin dalam neraca perusahaan.Neraca perusahaan mencakup
kecukupan modal kerja, pengembangan aset, dan struktur modal. Dalam hal ini, cash to
cash cycle adalah bagian kecukupan modal kerja.

B. Menjadi Bahan Pertimbangan untuk Mengambil Tindakan Penyeimbang

Fakta bahwa cash to cash cycle dapat menjadi sarana untuk mengidentifikasi
gangguan pada inventori atau arus kas, maka hasil perhitungannya bisa dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan penyeimbangan. Misalnya,
setelah melakukan perhitungan cash to cash cycle ditemukan ada gangguan dalam
inventori, maka muncullah tindakan yang bisa dilakukan. Tindakannya bisa meliputi
pengurangan jumlah pasokan, memperketat kredit pelanggan, atau negosiasi
pembayaran dengan pemasok.

C. Menjadi Bahan Evaluasi Arus Kas Perusahaan

D. Berikut adalah beberapa hal terkait arus kas perusahaan yang bisa dievaluasi
setelah menghitung cash to cash cycle:

 Memberikan penilaian akurat atas dampak perubahan interval pembayaran


atau penagihan terhadap uang tunai.

 Membantu pengelolaan uang saat pulih dari kebangkrutan atau utang besar
yang mana ketersediaan uang tunai terbatas.

Untuk mengetahui perputaran kas, perlu melakukan penghitungan. Sebelum


menghitung cash to cash cycle time, pertama pembaca harus memahami rumusnya
(NN, 2023). Berikut adalah rumus dari cash to cash cycle time dan komponennya;

 Cash to Cash Cycle Time = DIO + DSO – DPO

Dengan, DIO = Days Inventory Outstanding, DSO = Days Sales Outstanding, DPO = Days
Payables Outstanding.

DIO atau Days Inventory Outstanding adalah rasio keuangan yang menunjukkan
rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah inventaris menjadi
penjualan. DSO atau Days Sales Outstanding adalah perhitungan hari yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengumpulkan pembayaran dari penjualan. Sedangkan, DPO atau
Days Payable Outstanding adalah rasio keuangan yang menunjukkan rata-rata hari yang
dibutuhkan perusahaan untuk membayar tagihan dan fakturnya kepada kreditur dagang,
seperti pemasok, vendor, atau modal.

Perhitungan ini umumnya dilakukan setiap triwulan atau tahunan. Hal ini dilakukan
untuk menilai seberapa baik pengelolaan arus kas pengeluaran perusahaan.

Berikut adalah rumusnya:

 Days Inventory Outstanding = (Rata-rata Inventaris/Harga Pokok Penjualan) x


365

 Days Sales Outstanding = (Rata-rata Piutang/Total Kredit Penjualan) x 365

 Days Payable Outstanding = (Rata-rata Hutang/Harga Pokok Penjualan) x 365

Surat berharga adalah bentuk penanaman dana perusahaan dalam jangka waktu
pendek yang bersifat sementara, sehingga apabila perusahaan membutuhkan kas,
maka surat berharga akan dijual dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai
koperasional perusahaan. Tidak seperti kas, surat berharga jangka pendek memberikan
pendapatan bunga pada perusahaan. Kas dan Surat Berhaga Jangka Pendek
(marketable securities) adalah aset paling likuid yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Menurut (Pratiwi, 2021) Tujuan manajemen kas utamanya terdiri dari dua elemen,
yaitu likuiditas dan earning. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajibannya (utang usaha, dividen, pajak) pada waktu tertentu. Pada tujuan
manajemen kas, likuiditas dan arus kas perusahaan dijaga supaya seimbang.
Sedangkan earnings ditujukan untuk memprediksi kas yang dikeluarkan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu tujuan manajemen kas disini memastikan
pembayaran kas dicatatkan dengan benar.

Model manajemen kas pertama kemukakan oleh seorang pakar bernama Baumol.
Model Baumol menekankan pada pemeliharaan saldo kas yang optimal untuk
memenuhi kewajiban perusahaan, di sisi lain mengejar peluang investasi yang
menguntungkan. Bila saldo kas cadangan sisa sedikit, perusahaan akan mengalami
likuiditas. Sedangkan bila saldo kas cadangan berlebih, maka kesempatan perusahaan
untuk berinvestasi akan hilang. Rumusnya:

2FT
Q= √
i

Dengan:

Q: saldo, F: biaya transaksi tetap, T: total kebutuhan kas satu periode, i: tingkat bunga
satu periode.

Model manajemen kas yang kedua dikemukakan oleh Merton H. Miller dan Daniel
Orr. Mereka berpendapat bahwa akan ada saat di mana perusahaan memiliki kas
berlebih, maupun kekurangan kas.

Manajemen Piutang

Menurut (Riadi, 2020) Piutang adalah klaim sejumlah uang, barang atau jasa
kepada pelanggan atau pihak-pihak lain yang timbul karena adanya transaksi penjualan
yang dilakukan secara kredit. Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut
dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar
penjualan. Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan
berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Dalam keadaan
normal, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi daripada persediaan, karena
perputaran piutang ke kas hanya mempunyai satu langkah saja agar dapat menjadi
uang tunai. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya piutang,
diantaranya;

A. Volume penjualan kredit

Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut menentukan
besar kecilnya investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit akan
semakin besar investasi pada piutang. Demikian sebaliknya bila volume penjualan kredit
maka akan menurunkan investasi pada piutang.

B. Syarat pembayaran penjualan kredit

Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang tersebut jatuh tempo dan
apakah ada diskon yang diberikan. Misalnya ada syarat pembayaran 5/10-n/60, artinya
bila piutang dibayar paling lambat 10 hari dari tanggal penjualan akan diberikan diskon
5%, dan batas akhir pembayaran selama 60 hari. Semakin panjang jangka waktu kredit
yang diberikan semakin besar investasi pada piutang.

C. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Pada sistem penjualan kredit, masing-masing pelanggan akan diberi batas maksimal
kredit yang bisa diambil (plafon kredit). Plafon kredit untuk masing-masing pelanggan
tidak harus sama, tetapi tergantung dari besarnya usaha dimiliki oleh pelanggan.
Semakin besar besar plafon diberikan untuk pelanggan semakin besar investasi dalam
piutang.

D. Kebiasaan membayar pelanggan

Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasikan menjadi kas dalam setahun di
neraca disajikan dalam pada bagian aktiva lancar. Kebiasaan membayar ini menyangkut
pemanfaatan discount period oleh pelanggan, artinya semakin pelanggan
memanfaatkan discount period, semakin kecil investasi yang ditanamkan dalam
piutang.

E. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

Biasanya diberikan piutang jauh lebih mudah dibandingkan dengan penagihannya.


Oleh karena itu perusahaan yang menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang
sangat ketat dan ada longgar. Bila digunakan kebijakan sangat ketat, maka apabila ada
pelanggan yang belum melunasi piutang pada saat jatuh tempo, tidak akan diberikan
kredit sampai dilunasinya piutang tersebut.

Rasio perputaran piutang dapat dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan
rata-rata nilai perputaran piutang. Piutang usaha termasuk dalam bagian aset lancar di
neraca. Saldo piutang rata-rata dihitung dengan menambahkan saldo piutang awal ke
saldo piutang awal dan membagi jumlahnya menjadi dua. Untuk saat ini, kamu dapat
menggunakan penjualan pada laporan laba rugi daripada menjual secara kredit dalam
melakukan penghitungan rasio perputaran piutang usaha. Berikut merupakan formula
atau rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat perputaran piutang usaha:

nilai penjualan secara kredit


perputaran piutang usaha =
jumlah rata-rata piutang usaha

Tujuan dari rasio perputaran piutang usaha, diantaranya;

A. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses penagihan


piutang selama periode tertentu
B. Mengetahui berapa kisaran jumlah rata-rata persediaan yang tersimpan
dalam gudang
C. Mengetahui rata-rata bentuk transaksi berupa penagihan piutang .
D. Mengetahui berapa kali jumlah dana yang telah ditanamkan dalam bentuk
aktiva tetap berputar dalam satu periode tertentu.
E. Mengetahui fungsi dan penggunaan dari seluruh aktiva perusahaan dengan
bentuk penjualan

Dalam memahami rasio perputaran piutang usaha, semakin tinggi tingkat


perputaran piutang, semakin baik, karena perusahaan dapat mengumpulkan dana lebih
cepat. Dengan kebijakan kredit dan penagihan yang diterapkan secara efektif oleh suatu
perusahaan, pelanggan membayar faktur dengan cepat. Di sisi lain, rasio yang lebih
rendah tentunya tidak diinginkan untuk proses menurunkan rasio karena membutuhkan
waktu bagi perusahaan untuk dapat menagih pembayaran. Hal ini dapat mengganggu
likuiditas dan arus kas perusahaan. Penyebabnya bisa jadi karena kebijakan penagihan
kredit tidak berjalan dengan efisien serta longgarnya sistem kredit perusahaan.

 Perputaran Piutang (Receivable Turnover). Piutang yang timbul karena transaksi


kredit akan menentukan tingkat perputaran piutang. Perputaran piutang adalah
masa dimana piutang dibatasi dari saat piutang terjadi sampai piutang dapat
dikumpulkan sebagai uang dan dalam jangka panjang dapat terlibat dengan
persediaan dan dijual menggunakan kembali menjadi persediaan dan menjadi
piutang kembali, (Harjito and Martono, 2012). Secara skematis perputaran
piutang terlihat pada gambar di bawah ini:
Dengan itu, piutang sebagai salah satu komponen dana dalam modal kerja berada
dalam posisi berputar, khususnya dari kas, penjualan, piutang, kembali ke kas. Semakin
cepat perputaran piutang, semakin baik keadaan keuangan perusahaan. Perputaran
piutang dapat diperkenalkan seperti halnya: transaksi bersih menggunakan secara
kredit yang dibagi rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi dengan perputaran piutang
menghasilkan rentang waktu normal pencatatan piutang.
KESIMPULAN

Manajemen Kas dan Piutang keduanya adalah komponen penting dalam


pengelolaan aspek finansial sebuah perusahaan. Manajemen kas berkaitan
dengan pengelolaan arus kas perusahaan untuk memastikan likuiditas
yang memadai, serta investasi kas yang tidak digunakan dengan bijak.
Sementara manajemen piutang melibatkan kebijaksanaan dalam
memberikan kredit kepada pelanggan dan pengelolaan piutang yang efisien.

Kedua aspek ini berperan dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan.


Manajemen kas membantu menghindari kekurangan kas yang dapat
mengganggu operasi perusahaan, sedangkan manajemen piutang
membantu mengurangi risiko kerugian akibat piutang tak tertagih. Dalam
kaitannya dengan Manajemen Keuangan, keduanya berkontribusi pada
tujuan utama, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan dan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya keuangan.

Penting bagi perusahaan untuk memahami, memantau, dan mengelola


keduanya dengan cermat untuk mencapai kesuksesan finansial jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
NN. (2023, 2 15). Cash to Cash Cycle. Retrieved from https://www.ocbcnisp.com:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/02/15/cash-to-cash-cycle-adalah

Nugraha, G. (2022, 3 25). Pengertian Manajemen Kas, Tujuan, Sumber dan Faktor yang
Mempengaruhi. Retrieved from https://www.jurnal.id:
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-manajemen-kas-tujuan-sumber-faktor-sbc/

Pratiwi, F. (2021, 3 15). Manajemen Kas, Inilah Pengertian, Model dan Tujuannya Bagi Bisnis.
Retrieved from www.harmony.co.id: https://www.harmony.co.id/blog/manajemen-kas-
inilah-model-dan-tujuannya/

Riadi, M. (2020, 11 13). Piutang (Pengertian, Jenis, Faktor yang Mempengaruhi dan Rasio
Perputaran). Retrieved from www.harmony.co.id:
https://www.harmony.co.id/blog/manajemen-kas-inilah-model-dan-tujuannya/

Anda mungkin juga menyukai