Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PG-PAUD
JL. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Telp. & Fax : (0354) 771576, 771503 Kediri
Website: http://pgpaud.unpkediri.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Kuliah : Ke-PGRI-an Sifat : -


Tingkat/Kelas: Waktu : 100 Menit
Dosen : Veny Iswantiningtyas, M.Psi Tgl : 2 November 2022

Kerjakanlah semua soal di bawah ini secara mandiri dan berurutan pada lembar jawaban yang telah
disediakan dengan tulisan yang jelas !
SOAL:

1. PGRI adalah organisasi profesi, organisasi, organisasi perjuangan dan organisasi


kenenagakerjaan yang bersifat uniteristik, independen, dan non partisipan! Jeaskan dan
berikan contoh yang memadahi tentang sifat-sifat PGRI ?
( skor maksimal : 25)

2. Jelaskan perbedaan yang mendasar tentang perjuangan yang telah dilakukan PGRI pada masa
Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi!
( skor maksimal : 25)

3. Mengapa setiap organisasi profesi diperlukan suatu kode etik? Apa akibatnya bila seorang guru
melanggar kode etik guru?
( skor maksimal : 25)

4. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berikan
penjelasan anda terkait tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila untuk mewudkan pelajar pancasila.
( skor maksimal : 25)

--- Selamat Mengerjakan ---


Nama : Arkadia Alam Firmansyah
Kelas : 1-E/Manajemen
No. : 39
UTS : ke-PGRI-an
NPM : 2212010370

1) Sifat – sifat PGRI :


a. Unitaristik, PGRI tidak mengenal perbedaan agama, perbedaan ras, suku bangsa, pendidikan,
ijazah, jenis kelamin dan sebagainya. Melihat kenyataan yang ada guru memang memiliki
latar belakang yang berbeda. Kebhinekaan ini merupakan potensi bangsa yang dipadukan
sebagai perekat bangsa, bukan untuk perpecahan. PGRI menyadari dan ingin menyatukan
semua potensi tersebut. Oleh karena itu PGRI menerapkan asas unitaristik sebagai asas
perjuangannya. Contoh : Setiap anggota PGRI memiliki hak yang sama untuk memilih dan
dipilih di struktur PGRI.
b. Independen, PGRI merupakan organisasi yang mandiri. Tidak tergantung pada pihak
manapun. Dengan prinsip saling menghargai saling menghormati, menjalin mitra kesejajaran,
berdiri diatas semua golongan untuk diabdikan bagi kepentingan anggota nusa dan bangsa.
Contoh : Mengajarkan dan menanamkan sikap rasional terhadap setiap tindakan kepada siswa.
c. Non Partisan, PGRI sebagai organisasi tidak terikat atau mengikatkan diri pada salah satu
kekuatan sosial politik yang ada. PGRI memberikan kebebasan kepada anggotanya dalam
menyalurkan aspirasinya, sesuai pilihan hati nuraninya tanpa meninggalkan asa dan jatidiri
PGRI. Non Partisan dalam kegiatannya berupa tindakan yang tidak mengikuti, menyerukan,
mempengaruhi dalam bentuk aksi, perilaku, pikiran atau tindakan yang mengarah kepada
suatu golongan, kelompok, faksi apalagi partai politik. Contoh : Menerangkan asas LUBER
JURDIL dalam kepada siswa
2) Lahirnya organisasi guru di Indonesia bersamaan dengan semangat kebangkitan nasional tahun 1908.
Kala itu muncul keinginan kuat dari para guru yang mengajar di sekolah-sekolah Belanda
(Kweekschool) untuk membentuk suatu wadah organisasi bagi para guru. Tujuannya tidak lain demi
memperjuangkan kesejahteraan guru pribumi yang timpang dibandingkan dengan guru-guru dari
Eropa. Untuk itu, dibentuklah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang menjadi organisasi guru
pertama. Di luar PGHB berkembang pula organisasi guru lainnya dengan latar belakang agama dan
kebangsaan. Setelah proklamasi kemerdekaan, gagasan untuk mempersatukan organisasi guru di
seluruh Indonesia direalisasikan dalam suatu kongres guru di Surakarta. Konggres tersebut
menyepakati pembentukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Namun dalam perjalanannya,
PGRI melewati banyak tantangan. Perpecahan akibat kepentingan politik, membuat jati diri PGRI
sebagai organisasi profesi yang bebas politik diuji. Baru pada era Orde Baru PGRI melakukan
konsolidasi kembali. Memasuki era reformasi, visi dan misi PGRI kembali dipertegas agar sesuai
dengan jati diri awalnya yaitu berfokus pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan serta
meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru.
3) Karena kode etik merupakan sesuatu yang sangat penting. Sebab, kode etik adalah aturan-aturan
untuk bertingkah laku sehingga pada profesi apapun tentu memiliki kode etiknya masing-masing.
Apalagi kode etik merupakan salah satu syarat untuk sesuatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai
profesi. Meski begitu, nggak menutup kemungkinan kalau seorang guru yang melanggar kode etik
guru akan diberikan sanksi berupa teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian hak guru, atau
penurunan pangkat.
4) Tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila :
a. Terbatasnya waktu kegiatan belajar mengajar.
b. Substansi pelajaran yang minim.
c. Minat pelajar yang sangat kurang terhadap mata pelajaran.
d. Peserta didik masih pasif dalam proses pembelajaran.
e. Keterbatasan guru dalam mendesain RPP yang baik.
f. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi dari pendidik.
g. Kurangnya guru dan adanya spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran.
h. Orang tua kurang memperhatikan pola pembelajaran anak.
Tantangan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila semakin hari
semakin kompleks, semakin pelik, utamanya seiring dengan perkembangan zaman, sebagai
seorang guru harus bisa menyaring pada saat anak didiknya mendapatkan informasi. Mana
yang harus dipakai, mana yang harus dijauhi, karena majunya teknologi jaman sekarang akan
mudahnya ideologi ideologi yang bertentangan dengan pancasila menyebar.
selain itu juga terbatasnya waktu mengajar, substansi pelajaran yang minim, serta terbatasnya
ilmu teknologi yang dilakukan olehh pendidik, dan bahkan minat pelajar yang sangat kurang
dalam mata pelajaran.
dan yang paling berpengaruh juga pemahaman dan pengetahuan koresponden di lingkungan
tempat tinggal terhadap penanaman nilai nilai pancasila masih sangat kurang misalnya, nilai
nilai ketuhanan hanya dipahami terbatas pada tindakan sembahyang dan membuat upacara.

Anda mungkin juga menyukai