Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI

STRUKTUR
KEPEMILIKAN
PERUSAHAAN
KADEK ELISKA INSANI ARTHA PRATIWI
01 (1807531116)

KELOMPOK 2: IDA AYU ISTRI ANOM NADINDA


02 (1807531138)

NI WAYAN WIDYA WEDANI


03 (1807531147)

MADE DWI ANANDA SURYANI


04 (1807531165)

04
SUB
MATERI

1. ORGANISASI DAN 2. CONTROL VERSUS


LINGKUNGAN OWNERSHIP RIGHT

3. STRUKTUR 4. STRUKTUR
KEPEMILIKAN DI ASIA KEPEMILIKAN DI
INDONESIA
1. ORGANISASI DAN LINGKUNGAN

Organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka mengacu pada pandangan


yang dikemukakan oleh teori organisasi modern yang berkembang sejak tahun
1950-an. Pada teori ini, organisasi cenderung dipandang sebagai berikut:
• Organisasi adalah sistem yang terbuka.
• Dalam suatu organisasi terjadi transformasi masukan yang menghasilkan
keluaran tertentu. Masukan diperoleh dari lingkungannya sedangkan keluaran
akan diberikan organisasi kepada lingkungannya.
• Dalam organisasi terdapat elemen-elemen penting yang saling berhubungan
satu sama lain.
• Organisasi mempunyai tujuan dan batasan tertentu yang membedakan
organisasi tersebut dari lingkungannya.
Kebijakan good governance dalam organisasi harus memiliki perspektif
yang luas, sehingga bisa menjadi pedoman yang dapat diandalkan. Berdasarkan
literatur manajemen, pemimpin yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu
organisasi, hal ini konsisten dengan konsep good corporate governance. Dalam
konteks manajemen modern sistem governance memerlukan perhatian yang
besar selaras dengan semakin komplek sitasnya organisasi dan tuntutan dari para
stakeholders.
Walaupun prinsip-prinsip manajemen dan governance mempunyai
kaitan yang erat, governance memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada
sekedar manajemen dari sekumpulan manajer dan para bawahannya. Kebijakan
governance harus merupakan suatu model lengkap yang mencakup semua
struktur dan instrument governance.
2. CONTROL VERSUS OWNERSHIP RIGHT
Terdapat dua jenis kepemilikan dan dua jenis kontrol. Dua jenis kepemilikan tersebut yakni
Kepemilikan tersebar dan kepemilikan terkonsentrasi. Sedangkan dua jenis kontrol yang akan dibahas adal
ah kontrol kuat dan kontrol lemah. Secara garis besar, kepemilikan tersebar dan
kepemilikan terkonsentrasi memiliki keuntungan dan kerugian, sebagai berikut :

KEPEMILIKAN TERSEBAR :
• Meningkatnya likuiditas kepemilikan saham,
KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI :
karena semakin banyak investor yang
• Akan ada pemilik saham yanng benar-benar
memegang saham akan mencipktakan pasar
memonitor langsung manajemen perusahaan
aktif bagi saham perusahaan tersebut.
tersebut.
• Manajemen perusahaan akan terpacu untuk
• Seringnya pemilik saham yang mengontrol
meningkatkan kinerja perusahaan demi
perusahaan tersebut memaksa manajemen
harga saham yang stabil.
untuk mengambil keputusan yang hanya
• Karena kepemilikan yang tersebar, maka
menguntungkan pemilik saham tersebut
terkadang tidak ada pemegang saham yang
dan merugikan pemilik saham lainnya.
benar-benar memonitor manajemen
perusahaan secara langsung.
Kombinasi Antara Kepemilikan dan Control Perusahaan :
1. Kepemilikan tersebar dengan kontrol lemah
Kombinasi ini sering ditemukan pada perusahaan-perusahaan di Inggris dan Amerika Serikat.
Keunggulan dari kombinasi ini adalah tingginya tingkat likuiditas saham perusahaan. Sedangkan kelemahan dari
kombinasi ini adalah timbulnya masalah principal-agent .

2. Kepemilikan tersebar dengan kontrol kuat


Kombinasi memiliki dua keunggulan. Pertama tingginya tingkat likuiditas saham, kedua pemegang
saham bisa mencegah manajemen mengambil tindakan yang tidak menguntungkan pemegang saham atau
dengan kata lain adanya kontrol pemegang saham terhadap manajemen perusahaan. Kelemahan dari kombinasi
ini adalah adanya kemungkinan kepentingan pemilik saham kecil yang tidak dapat tersampaikan akibat dominasi
pemilik saham yang banyak dalam manajemen perusahaan.

3. Kepemilikan terkonsentrasi dengan kontrol lemah


Kombinasi ini melindungi kepentingan pemilik saham yang kecil karena tidak ada pemilik saham yang
dapat mendominasi dalam pengambilan keputusan. Namun kekurangan dari kombinasi ini adalah kontrol yang
kurang dari pemegang saham terhadap aktivitas manajemen dan likuiditas saham yang rendah.

4. Kepemilikan terkonsentrasi dengan kontrol kuat


Kombinasi ini memberikan kontrol yang sangat kuat dari pemegang saham terhadap manajemen
perusahaan. Namun kelemahannya adalah likuiditas saham dan kesempatan yang kecil untuk pergantian
kepemilikan saham perusahaan.
Cara Yang Dapat Dilakukan Untuk Mendapatkan Kombinasi Diatas :

1. Piramida kepemilikan 2. Proxy Votes 3. Voting koalisi

Kepemilikan piramida Proxy Votes adalah saham yang Voting koalisi adalah
adalah kepemilikan secara didepositkan oleh nasabah jalan yang ditempuh
tidak langsung terhadap bank, lalu bank bertindak atas untuk mengontrol perusahaan
suatu perusahaan melalui nama nasabah yang memiliki apabila saham yang dimiliki
perusahaan lain, baik saham tersebut. Bank akan kecil, yakni dengan cara
melalui perusahaan publik memberikan pelayanan berupa membangun koalisi dengan
maupun perusahaan memberikan informasi pemegang saham lainnya
Nonpublik. mengenai RUPS atau Rapat untuk memilih voting yang
Umum Pemegang Saham. sama.
3. STRUKTUR KEPEMILIKAN DI ASIA
Dalam kasus di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara,
seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia, kepemilikan biasanya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Saham mayoritas umumnya dipegang di tangan keluarga dan
negara.
2. Pemegang saham pengontrol memiliki hak suara yang melebihi
kepemilikan karena sistem kepemilikan yang bersifat piramida,
atau karena mereka menempatkan para manajer dari anggota
keluarga di perusahaan-perusahaan yang dikontrolnya.
3. Kepemilikan bank secara signifikan tidak begitu lazim.
4. Terdapat hubungan antara struktur kepemilikan dengan pemilihan Dewan P
engawas.
4. STRUKTUR KEPEMILIKAN DI INDONESIA

Menurut para ahli sistem GCG yang dianut Indonesia men


gikuti pola Continental European System. Bagi negara-
negara yang menganut model Continental Europe, struktur
CG disebut dengan two board system yang terdiri dari RUPS,
Dewan Komisaris, Dewan Direktur dan Manajer Eksekutif.
Dalam two board system secara tegas adanya pemisahan
keanggotaan dewan yaitu komisaris sebagai pengawas dan
direksi selaku pihak yang mengelola perusahaan. RUPS adalah struk
tur tertinggi yang mengangkat dan memberhentikan
dewan komisaris. Dewan komisaris memiliki kewenangan
untuk mengangkat dan meberhentikan dewan direksi serta
melakukan fungsi pengawasan terhadap perusahan.

(Continental Europe two board system)


(dual board system-Indonesia)

Namun di Indonesia perbedaan mendasar


terletak pada kedudukan dewan komisaris yang
tidak langsung membawahi direksi. Hal ini sesuai
dengan UU PT No.40 tahun 2007 bahwa anggota
dewan direksi dan angota dewan komisaris diangkat dan di
berhentikan oleh RUPS, dengan demikian baik direksi mau
pun komisaris bertanggung jawab pada
RUPS. UU PT menyebutkan bahwa organ perusahaan terd
iri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Dewan Direksi, dan Dewan Komisaris. RUPS memiliki keku
asaan tertinggi dalam pengambilan keputusan
di perusahaan, misalnya untuk hal penambahan
modal, perubahan modal, pemilihan eksekutif
perusahaan, dan lain-lain.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai