KELOMPOK 3:
1
Kartu Kunci Elektronik, saat ini telah banyak hotel yang menggunakan kartu
untuk membuka kamar hotel. Tetapi dengan IoT, pihak hotel juga bisa
melakukan pengiriman kartu kunci digital langsung ke ponsel para tamu.
Dengan begitu, kehilangan kunci kamar hotel bisa terminimalisir.
b) Augmented Reality (AR), dengan teknologi ini, tamu bisa melakukan tur virtual ke
kamar dan sekeliling hotel guna mengetahui fasilitas maupun atraksi yang
ditawarkan di sekitar hotel.
Selain itu, pemanfaat teknologi dapat digunakan hotel pada sistem pengolahan data.
Perhotelan sebagai suatu entitas tentu juga memiliki data yang harus diolah dimana
pengolahan data menjadi informasi ini menjadi salah satu hal yang dilakukan teknologi
informasi, kemudian informasi ini tentunya akan digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang mana hal ini tidak bisa hanya dilakukan oleh teknologi
informasi saja, namun hal tersebut harus tersusun dalam suatu sistem bernama sistem
informasi.
4
tetap, sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, dan sistem akuntansi kas hotel.
Sistem-sistem akuntansi tersebut dapat dikembangkan tergantung pada kepentingan dan
kebutuhan dari masing-masing hotel.
a) Sistem Akuntansi tentang penjualan/pitutang hotel merupakan sistem akuntansi
untuk mencatat terjadinya piutang dari transaksi penjualan yang terdiri dari jaringan
prosedur sebagai prosedur penjualan jasa kamar dan jasa lain, dan prosedur
pencatatan dan penagihan piutang (Ikhsan dan Priantara, 2008)
Penjualan jasa kamar dan jasa lain. Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan
baran atau jasa, baik penjualan yang dilakukan secara tunai atau kredit. Apabila
penjualan dilakukan secara tunai maka transaksi dilakukan secara langung atau
F2F dengan petugas yang bersangkutaan, pada saat tamu atau customer akan
menggunakan jasa penginapan kamar atau jasa lain. Sedangkan untuk transaksi
yang digunakan secara kredit maka menggunakan system pembayaran kredit.
Fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan jasa kamar dan jasa
meliputi:
Fungsi Penjualan. Dalam system penjualan jasa kamar dan jasa lain, fungsi
penjualan bertanggung jawab melayani kebutuhan para pelanggan.
Fungsi General Cashier. Fungsi dimana kasir menerima dan mengumpulkan
uang yang diterima dari pelanggan.
Fungsi Akuntansi. Berfungsi mencatat dan menyimpan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas hotel, yang dilakukan oleh bagian akuntansi.
Beberapa formulir yang digunakan dalam system auntansi penjualan jasa kamar
dan jasa lainnya adalah: registration card, registration bild, guest bill, cash
receipt, cash bill, captain order, laundry bill, dan telephone or fax lists
Untuk mendukung jasa kamar dan jasa lain di hotel diperlukan catatan-catatan
yang terkait dengan system akuntansi penjualan seperti:
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan jasa baik
yang dilakukan secara kreddit ataupun transadibuksi yang dilakukan secara
tunai.
Jurnal umum digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi
penghapusan piutang.
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penerimaan kas debitur.
Bin Card buku pembantu yang berisikan mutasi setiap jenis persediaan.
5
Voucher jurnal penerimaan kas mencatat semua data dan jumlah dari
penerimaan kas
Rekapitulasi penerimaan kas merupakan laporan yang dibuat oleh kasir
utama berdasarkan transmittal envelope.ss
b) Sistem Akuntansi Piutang. Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat
mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Dokumen pokok yang digunakan
sebagai dasar pencatatan piutang diantaranya: Faktur penjualan, Bukti kas masuk,
Memo kredit, dan Bukti memorial. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang menyangkut piutang adalah: Jurnal penjualan, jurnal umum, jurnal
penerimaan kas, dan kartu piutang.
6
c) Standar Keamanan dan Keselamatan Hotel yang dimiliki Polda Bali sejak tahun
2004. Prinsip SMP Hotel meliputi:
Merencanakan dan menyusun kebijakan SMP.
Menetapkan kebijakan SMP.
Menerapkan kebijakan SMP secara efektif dengan mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
pengamanan, mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja pengamanan
Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
Meninjau kebijakan SMP secara teratur dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja pengamanan.
7
- Kejadian dengan situasi yang sama/berulang.
- Kejadian yang terjadi seperti kriminal yang mungkin akan terjadi di setiap
tingkatan dan departemen atau bagian.
- Bencana alam sesuai lokasi geografi.
Petunjuk Pelaksanaan Ketiga: Menetapkan Tingkat Peluang dari Risiko
Kerugian dan Frekuensi Kejadian. Peluang kerugian tidak hanya di dasarkan pada
perhitungan matematis, tetapi juga mempertimbangkan menegnai seringnya
suatu kejadian kehilangan/kerugian yang akan terjadi di masa mendatang.
Petunjuk Pelaksanaan Keempat: Menentukan Akibat dari Suatu Kejadian.
Usaha hotel wajib mempertimbangkan seluruh potensi biaya baik langsung
maupun tidak langsung dan kejiwaan dalam suatu risiko kejadian yang
berdampak merugikan usaha hotel.
Petunjuk Pelaksanaan Kelima: Mengembangkan Pilihan-pilihan Untuk
Mitigasi Risiko Kerugian. Secara teori usaha hotel akan menghadapi beberapa
pilhan yang tidak sesuai baik Karen atidak layak atau karena secara keuangan
akan menghabiskan bianya banyak. Pilihan-pilihan tersebut meliputi tindakan-
tindakan pengamanan untuk mengurangi risiko kejadian.
Petunjuk Pelaksanaan Keenam: Studi Kelayakan terhadap Pilihan Strategi
Pengendalian Risiko yang Diterapkan. Konsekunesi pilihan sttrategi
pengendalian risiko yang diterapkan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah
tamu hote, walaupun sebenranya mereka pelanggan potensial. Bagi usaha hotel
hal tersbeut dapat menyebabkan kerugian.
Petunjuk Pelaksanaan Ketujuh: Analisa Biaya dan Manfaat. Tahap akhir dari
analisa risiko keamanan adalah mempertimbangkan biaya dan manfaat yang
di dapatkan dari strategi pengamanan.
d) Tujuan dan Sasaran. Usaha hotel wajib menetapkan tujuan dan sasaran
pengamanan yang terukur dalam rangka melaksanakan kebijakan pengamanan hotel.
e) Program dan Rencana Pengamanan. Usaha hotel wajib menyusun program dan
rencana pengamanan yang berisi pengembangan pengamanan hotel dan strategi
kegiatan yang akan dilaksanakan. Program dan rencana pengamanan hotel wajib
terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada para pekerja hotel serta dipantau,
ditinjau ulang, dan dapat diperbaharui apabila dibutuhkan.
8
f) Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan. Usaha hotel memastikan
bahwa setiap petugas keamanan wajib memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
mendokumentasikan bukti pelatihan. Usaha hotel wajib mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan yang sesuai dengan risiko pengamanan dan SMP Hotel. Pelatihan
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan dilakukan evaluasi terhadap efektivitas
pelaksanaan pelatihan.
g) Konsultasi, Komunikasi dan Partisipasi. Usaha hotel wajib menetapkan,
menerapkan dan memelihara suatu prosedur untuk:
Melaksanakan komunikasi internal kepada seluruh tingkatan dan departemen
atau bagian yang ada di hotel, pekerja hotel tetap dan tidak tetap, dan pekerja
subkontraktor.
Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi dari pihak luar
yang terkait.
Adanya partisipasi dari pekerja hotel tetap dan tidak tetap, dan pekerja
subkontraktor dengan menyusun rencana untuk:
- Pelibatan dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan pengamanan hotel,
sasaran pengamanan dan prosedur untuk mengendalikan risiko keamanan.
- Konsultasi perubahan yang menimbulkan dampak terhadap risiko keamanan.
h) Pengendalian Dokumen dan Catatan. Semua dokumen dan data yang memuat
informasi penting dari kinerja operasional SMP Hotel, wajib diidentifikasi dan
dikendalikan.
i) Penanganan Keadaan Darurat. Usaha hotel wajib menetapkan, menerapkan dan
memelihara suatu prosedur penanganan keadaan darurat untuk:
Mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat.
Menangani situasi darurat.
Petunjuk pelaksanaan untuk tim manajemen krisis (crisis management team).
j) Pengendalian Proses dan Infrastruktur. Usaha hotel wajib menetapkan dan
memelihara perencanaan pengamanan untuk memastikan efektivitas penerapan dari
tindakan pengendalian untuk mengendalikan risiko keamanan, memenuhi kebijakan
dan sasaran pengamanan hotel, serta memenuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan teknis lainnya.
9
k) Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Pengamanan. Usaha hotel wajib
mengidentifikasikan indikator kinerja pengamanan yang menyeluruh untuk usaha
hotel. Indikator kinerja pengamanan hotel adalah:
Kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan.
Manajemen risiko yang diimplementasikan dan berjalan efektif.
Pengalaman dari kegagalan sistem manajemen pengamanan termasuk terjadinya
ancaman seperti pencurian, kehilangan dan lain-lain.
Kesadaran, pelatihan, komunikasi dan program konsultasi untuk pekerja hotel
dan pihak terkait yang berjalan efektif.
l) Pelaporan, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan Ketidaksesuaian. Kegiatan
pelaporan, perbaikan dan tindakan pencegahan ketidaksesuaian meliputi:
Menetapkan proses untuk pemberitahuan.
Menetapkan skala investigasi yang berhubungan dengan potensi atau gangguan
dan ancaman.
m) Pengumpulan dan Analisa Data. Statistik atau teori teknik analisa yang didasarkan
pada prinsip keilmuan digunakan untuk:
Menilai situasi keamanan.
Investigasi kehilangan atau kegagalan menangani pengamanan.
Membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengamanan.
n) Audit SMP Hotel. Audit SMP Hotel adalah proses dimana usaha hotel mengkaji dan
mengevaluasi secara berkelanjutan dari efektifitas pelaksanaan SMP Hotel. Audit
SMP Hotel perlu mempertimbangkan kebijakan pengamanan hotel, prosedur, kondisi
dan penerapannya di setiap tingkatan dan departemen atau bagian. Audit SMP Hotel
wajib ditetapkan untuk meninjau kembali ketidaksesuaian dari SMP Hotel yang telah
diterapkan. Perencanaan audit SMP Hotel dilaksanakan oleh pekerja hotel dan/atau
oleh petugas eksternal hotel yang diseleksi oleh usaha hotel, untuk menentukan
tingkat kesesuaian dari dokumen prosedur pengamanan dan menilai apakah sistem
efektif dengan sasaran pengamanan usaha hotel.
o) Tinjauan Manajemen. Pimpinan puncak wajib mengkaji penerapan SMP Hotel
untuk menilai penerapan dan pencapaian kebijakan pengamanan serta tujuan
pengamanan. Kajian manajemen harus menetapkan kembali atau memperbaharui
sasaran pengamanan hotel agar sesuai dengan kondisi di masa mendatang dengan
mempertimbangkan perubahan yang diperlukan dari ke-16 elemen SMP Hotel.
10
p) Pengembangan Secara Berkelanjutan. Usaha hotel wajib terus-menerus
memperbaiki keefektifan SMP Hotel melalui penerapan kebijakan pengamanan
hotel, tujuan pengamanan, hasil audit, analisis data, tindakan koreksi serta
pencegahan dan tinjauan manajemen.
1.7 Kasus
Bisnis.com, DENPASAR-Hotel berbintang di Bali yang memiliki sertifikat sistem
manajemen pengamanan hotel saat ini jumlahnya masih sangat minim. Berdasarkan data
BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, hingga akhir Juli tahun
ini, baru 34 hotel yang tersebar di Badung, Gianyar, Karangasem, dan Denpasar sudah
mengantongi sertifikat keamanan tersebut. Sekjen BPD PHRI Bali Perry Markus
mengatakan masih minimnya hotel yang mengantongi sertifikasi itu, karena proses
penilaiannya tidak dapat cepat serta tenaga sertifikasi terdiri dari unsur kepolisian daerah
dan PHRI. "Mau tidak mau, kami harus ikut jadwal yang lain, apalagi kalau sudah seperti
sekarang banyak agenda di Bali maka petugas kepolisiannya harus fokus ke yang lain,"
jelasnya, Selasa (21/10).
Selain masalah waktu, banyak hotel yang ternyata setelah mengajukan diri untuk
diverifikasi, tetapi dalam perkembangannya mengundurkan diri, karena merasa belum
siap. Dalam beberapa kasus ada hotel berbintang awalnya percaya diri, tetapi setelah
dijelaskan tahapannya mereka merasa belum siap dan memutuskan melengkapi dulu.
Perry mengakui jumlah hotel bersertifikasi keamanan masih sedikit jika dibandingkan
dengan data PHRI Bali hingga akhir 2013, di mana hotel berbintang sebanyak 156 unit
dengan 20.269 kamar. Belum termasuk hotel non bintang sebanyak 1.031 unit, dan vila
4.642 unit. Kendati demikian, dia optimistis akhir tahun ini target 50 hotel mengantongi
sertifikat keamanan dapat tercapai. Pasalnya, beberapa hotel berbintang semakin banyak
menyadari pentingnya sistem manajemen pengamanan hotel.
Bahkan, banyak manajemen hotel mengaku mendapatkan manfaat dengan
mendapatkan informasi sertifikasi sistem manajemen pengamanan hotel tersebut. Lebih
lanjut dijelaskan penerapan sistem pengamanan itu, nantinya juga bagian menghadapi
berlakunya pasar bebas Asean. Verifikasi sistem manajemen pengamanan hotel tidak
hanya menilai aspek keamanan berdasarkan peralatan dan properti saja, tetapi meliputi
sistem informasi data, transaksi, dan citra. Setiap hotel yang ingin lolos, harus memiliki
prosedur standar sistem keamanan fisik dan data-data nasabah serta hubungan dengan
lingkungan. Skala penilaiannya, yaitu, 0 – 182 tidak mendapatkan sertifikat (dilakukan
11
pembinaan), nilai 183-202 mendapatkan sertifikat perak, nilai 203-222 mendapatkan
sertifikat emas, nilai 223-242 mendapatkan sertifikat platinum. Verifikasi Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel juga merupakan syarat mutlak salah satu penilaian dalam
standarisasi usaha klasifikasi Hotel bintang maupun non-bintang. Penerapan sistem ini
juga bagian mencata citra dunia pariwisata.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Peraturan Menteri Pariwisata Dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor: PM.106/PW.006/MPEK/20112011
Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel.
Kristianto, Feri. 2014. Hotel Bersertifikasi Sistem Keamanan Masih Minim. [Tersedia di:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20141021/12/266756/hotel-bersertifikasi-sistem-
keamanan-masih-minim diakses pada tanggal 7 Maret 2021].
13