KELOMPOK 8:
i
BAB I
PEMBAHASAN
1
1.3.Akuntansi untuk Pinjaman yang Diterima
a. Pinjaman dari Bank Lain
Contoh: Bank XYZ Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank
ABC sebesar Rp 30M dan untuk itu Bank XYZ menerbitkan Sertifikat Deposito
dengan jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% dalam setahun. Dana
diterima oleh Bank XYZ dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC.
Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat:
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 30.000.000.000
Pinjaman yang Diterima
Sertifikat Deposito 3 Tahun Rp30.000.000.000
Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh tempo, Bank XYZ
Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp
4.500.000.
Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat:
Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000
Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang.
Contoh: Bank XYZ kantor cabang Bogor hendak mempergunakan dana dari
pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon agar Kantor Pusat untuk
memindahkan dana tersebut.
Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat:
RAK-Cabang Bogor Rp 1.000.000.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Jurnal pada Kantor Cabang Bogor:
Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000
b. Two Step Loan
Proses terjadinya Two Step Loan dijabarkan sebagai berikut:
2
Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus di administrasikan oleh Kantor Pusat
dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini
merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
Contoh: Bank XYZ mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of
Japan sebesar Rp 12M yang disalurkan melalui BI.
Jurnal oleh Kantor Pusat:
Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
c. Pinjaman Obligasi
Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari
penjualan surat berharga obligasi. Pengadministrasian penerbitan obligasi ini harus
diketahui oleh Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana bank. Penjualan
obligasi dapat saja dilakukan di cabang. Pencairan obligasi pada saat jatuh tempo
dapat dilakukan di cabang-cabang pada bank tersebut.
Contoh: Kantor Pusat Bank XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp
1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Bogor berhasil menjual
seluruh obligasi kepada masyarakat.
Jurnal transaksinya:
Kas Rp 1.000.000.000
Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Bogor akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1%.
Jurnal transaksinya:
Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Bogor sebanyak 10
lembar @Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya
hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga
dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai cabang pembayar.
Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa keabsahan dokumen atau
bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan dan pembayaran
bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan dibukukan melalui
perhubungan antar kantor sebagai berikut:
3
Jurnal transaksinya:
RAK-Cabang Bogor Rp 10.100.000
Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Bogor sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai
berikut:
Jurnal transaksinya:
Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
Hutang Obligasi Rp 10.000.000
RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000
d. Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama
Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-
proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali diterima dana
pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke dalam rekening
Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap
outstanding disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman
dilunasi oleh bank.
Contoh: Bank XYZ hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M. Untuk
memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC dan
Bank DEF dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya dana
pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta
yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan
sisanya menjadi beban Bank XYZ. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank XYZ
kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut :
Jurnal transaksinya:
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000
Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000
Pinjaman yang Diterima Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000
Dengan demikian Bank XYZ, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank XYZ telah menerima dana dari bank-
bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank XYZ.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut
dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.
4
DAFTAR PUSTAKA