Dosen Pembimbing :
Erwita Dewi, S.E.M.M
Disusun Oleh :
ANGGUN SURI (C4B021029)
ANNISA RISNA AZZAHRA (C4B021017)
RINDI ANTIKA (C4B021022)
IRA MAYANG SARI (C4B021006)
AMOS YANDRI NABABAN (C4B0210
ZUNNUN ALFA NURUDDIN (C4B021015)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang membahas mengenai Manajemen Pendapatan Daerah. Makalah ini
disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen keuangan
sektor publik. Penulis mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna
untuk pembaca agar dapat melaksanakan manajemen pendapata keuangan
dengan baik. Serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya.
Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi
kami dan umumnya bagi Pembaca, yang mudah-mudahan berkenan di hati Ibu
selaku dosen mata kuliah pengantar manajemen. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1Latar Belakang...................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah. ...........................................................................5
1.3Tujuan................................................................................................6
BAB II ..............................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................7
2.1 Siklus Manjemen Pendapatan Daerah……………...........................7
2.2 Mengenali Sumber-Sumber Pendapatan Daerah..............................8
2.3 Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah.................................9
2.4 Manajemen Pendapatan Asli Daerah................................................10
2.5 Manajemen Dana Perimbangan……………………………………
BAB III..............................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................12
KASIMPULAN.................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk mengelolah otonomi daerah, diharapkan pemerintah dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, serta memberikan kesadaran kepada
masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan pembangunan. Dalam
pengelolaan pemerintahan daerah terdapat sumber penghasilan atau
pendapatan daerah yang gunakan untuk membiaya semua kebutuhan daerah
maupun pengeluaran daerah dalam membangun dan mengembangkan
pemerintah. Diharapkan pemerintahan dapat memaksimalkan pendapatan
daerah agar terpenuhinya kebutuhan daerah sehingga terciptanya daerah
yang masyarakatnya sejahtera yang selalu membayar pajak kepada
pemerintah. Bahwa pajak adalah pendapatan utama dalam suatu
pemerintahan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam manajemen keuangan publik ada beberapa hal yang penting yaitu
manajemen pendapatan, manajemen belanja dan manajemen pembiayaan.
2.1Siklus Manjemen Pendapatan Daerah
Tahapan siklus manajemen pendapatan daerah adalah identifikasi sumber,
administrasi, koleksi, pencatatan/ akutansi dan alokasi pendapatan.
Identifikasi pendapatan pemerintahan meliputi;
Pendapatan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak
Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi
Pendataan sumber penerimaan bukan pajak
Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis
pendapatan.
Administrasi Pendapatan
Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen
pendapatan karena pada tahap ini akan menjadi dasar untuk tahapan
koleksi pendapatan kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
Penetapan wajib pajak dan retribusi
Penentuan jumlah pajak dan retribusi
Penetapan nomor pokok wajib pajak daerah dan nomor pokok
wajib retribusi
Penerbitan surat ketetapan pajak daerah dan surat ketetapan
retribusi.
Koleksi pendapatan
Koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan
pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan
retribusi daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat ataupun sumber
lainnya. Khusus untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah
dapat digunakan beberapa sistem, diantaranya:
1. Self assesment system
5
Adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dihitung, dilaporkan
dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah.Dengan sistem ini
wajib pajak mengisi surat pemberitahuan pajak daerah(SPTPD)
dan membayarkan pajak terhutangnya kekantor pelayangan pajak
daerah(KPPD) / unit kerja yang ditetapkan pemerintah daerah.
2.Official assesment system
Adalah sistem pemungutan pajak yang nilai pajaknya ditetapkan
oleh pemerintah. Dalam hal ini ditetapakan oleh Gubernur Bupati
walikota melalui penerbitan surat ketetapan pajak Daerah dan surat
ketetapan retribusi yang menunjukkan jumlah pajak/retribusi
daerah terutang.
3.Joint Collection
Adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dipungut oleh
pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah.
Alokasi Pendapatan
Alokasi pendapatan merupakan tahapan terakhir dari siklus manajemen
pendapatan ini,yaitu pengambilan keputusan untuk menggunakan dana
yang ada untuk membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan.
Pengeluaran daerah meliputi pengeluaran belanja, yaitu,belanja operasi
dan belanja modal,maupun untuk pembiayaan pengeluaran yang meliputi
6
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah, pembayaran
utang dan pemberian pinjaman daerah.
7
pendapatan yang baru misalnya melalui inovasi program ekonomi daerah,
program kemitraan pemerintah daerah dengan pihak swasta dan lainnya.
8
c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, kantor pos,
koperasi dan pihak ketiga untuk mempermudah dalam membayar
pajak
Transparansi dan Akutanbilitas
Dengan adanya transparasi dan akuntabilitas maka pengawasan dan
pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin baik. Selain itu,
kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk melaksanakan prisip
transparasi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan beberapa
persyaratan.
a. Adanya dukungan teknologi untuk membangun sistem informasi
manajemen pendapatan daerah
b. Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai
c. Tidak adanya korupsi sistematik di lingkungan entitas pengelola
pendapaan daerah
9
akan menerima bagi hasil PPh WajibPribadi, PBB dan BPHTB yang
jumlahnya cukup besar bagi daerah.
Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa kali
perubahan. Peraturan perundangan di bidang pajak daerah antara lain UU
No.11 Drt Thn 1957 tentang peraturan Umum Pajak Daerah, UU No. 18
Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Kemudian pada
tahun 2009 pemerintahan pusat mengeluarkan UU No.28 Tahun 2009
tentang pajak dan retribusi daerah menggantikan UU No. 34 Tahun 2000.
2. Prinsip Keadilan
Perlunya pemerintahan daerah menerapkan tarif pajak yang progresif
untuk jenis pajak tertentu dan menerapkan perlakuan hukum yang sama
bagi seluruh wajib pajak sehingga tidak ada yang kebal pajak.
10
Manajemen perpajakan daerah harus mampu menciptakan sistem
pemungutan yang ekonomis, efisien dan efektis. Pemda harus
memastikan bahwa penerimaan pajak lebih besar dari biaya
pemungutannya dan Pemda perlu menjaga stabilitas penerimaan pajak
terebut. Fluktuatif penerimaan pajak hendaknya dijaga tidak terlalu besar
sebab jika sangat fluktuatif juga kurang baik untuk perencanaan
keuangan daerah.
11
Sumber-sumber penerimaan perpajakan yang dibagihasilkan meliputi
Pajak Penghasilan (pph) pasal 21 dan pasal 25/29 orang pribadi, Pajak
bumi dan bangunan (pbb), serta bagian Perolehan hak atas Tanah dan
bangunan (BPHTB). Sementara itu, sumber-sumber penerimaan SDA
yang dibag dihasilkan adalah minyak bumi, gas alam, pertambangan
umum, kehutanan, dan perikanan.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Siklus manajemen pendapatan daerah terdiri dari, identifikasi sumber-
sumber pendapatan daerah, administrasi daerah, koleksi atau pemungutan
pendapatan daerah, pencatatan akuntansi pendapatan daerah dan alokasi
pendapatan daerah.
U ntuk memperluas basis penerimaan, pemerintah daerah perlu
melakukan identifikasi pembayar pajak retribusi dan menjaring wajib
pajak/ retribusi baru,mengevaluasi tarif pajak/retribusi, meningkatkan
basis data objek pajak/ retribusi dan meningkatkan disiplin dan moralitas
pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan. Untuk
mengoptimalisasi penerimaan daerah, selain melakukan optimalisasi
PAD, pemerintah daerah perlu mengoptimalkan penerimaan dari dana
perimbangan, khususnya dana bagi hasil.
13
Daftar Pustaka
http:/www.jdih.kemenku.go,id/fullText/03-PMK.07-2007per.
HTM Mahmudi(2009) Manajemen keuangan buku seri membudayakan
Akuntabilitas publik, Yogyakarta:Erlangga
14