Setelah mempelajari materi Akuntansi di SATUAN KERJA Pemerintah Daerah ini, peserta secara garis
besar akan memahami konsep akuntansi di satuan kerja dan bagaimana mencatat transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi di Satuan Kerja.
Setelah mempelajari materi Akuntansi di SATUAN KERJA pemerintah daerah ini, peserta secara khusus
akan memahami konsep akuntansi di satuan kerja dan bagaimana mencatat transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi di Satuan Kerja yang meliputi : akuntansi pendapatan, akuntansi belanja,
transaksi non kas, serta transaksi antar kantor dengan PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah).
A. PENDAHULUAN
Sesuai definisi dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan Satker adalah
perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Dalam uraian
berikutnya menyangkut akuntansi di Satker, Satker dapat terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan Satker Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
Khusus yang menyangkut peran akuntansi di SKPKD, yang termasuk dalam kategori pencatatan di
Satker adalah fungsi SKPKD sebagai entitas akuntansi yang mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di
Satker tersebut oleh sekretariat. Bukan sebagai entitas pelaporan yang mewakili transaksi Pemda. Untuk
fungsi yang mewakili transaksi Pemda dilakukan oleh PPKD sebagai entitas pelaporan yang mewakili
transaksi Pemda secara keseluruhan.
Struktur akuntansi untuk Pemda menggunakan struktur akuntansi Pusat-Cabang. Dalam hal ini
akuntansi yang berlaku di Satker adalah sebagai akuntansi cabang (Branch Office). Konsekuensi dari
akuntansi Pusat – Cabang ini adalah adanya akun resiprokal (reciprocal account) yaitu RK-PPKD (yang
ada di Satker) di kelompok ekuitas dana, dan RK-Satker (yang ada di PPKD) di kelompok aset.
B. AKUNTANSI PENDAPATAN
B.1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan
didefinisikan sebagai berikut :
“Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali.”
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang
menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Dari kelompok pendapatan di atas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah ada di Satker, sedangkan
dua kelompok pendapatan lainnya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan
pemerintah tersebut, yaitu:
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
yang dipisahkan
a. Transaksi pendapatan di Satker dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan Satker (PPK-Satker).
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada saat menerima
bukti transfer dari pihak ketiga.
b. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun
berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian pendapatan
periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja tidak terduga.
c. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode berjalan
atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan di Satker ini
adalah sebagai berikut :
Transaksi
Dokumen sumber
Penerimaan PAD
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan di Satker :
No.
Transaksi
Standar Jurnal
Penerimaan pendapatan
Retribusi daerah
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penyetoran pendapatan ke Kas Daerah :
Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang (recurring)
baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebelumnya, dan juga berlaku bagi pengembalian yang
sifatnya tidak berulang tetapi terjadi dalam periode berjalan. PPK-Satker berdasarkan informasi transfer
kas dari BUD mencatat transaksi pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan
pendapatan
Dr. Pendapatan ........................................ xx
Pada saat pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dilakukan melalui Rekening Kas Daerah,
Akuntansi PPKD akan mencatat transaksi pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dengan jurnal
sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang (non recurring) dan
terkait dengan pendapatan periode sebelumnya, Satker tidak melakukan pencatatan. Pencatatan
dilakukan oleh Akuntansi PPKD dengan jurnal sebagai berikut :
C. AKUNTANSI BELANJA
C.1. Definisi
Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas
dana pemerintah daerah.
Konsep anggaran berbasis kinerja menghendaki adanya keterkaitan antara output/hasil dari suatu
program/kegiatan dikaitkan dengan input yang digunakan. Dalam bahasa keuangan input tersebut
tercermin dari belanja yang dikeluarkan untuk membiayai suatu program ataupun kegiatan. Oleh karena
itu untuk tujuan dimaksud dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat pengelompokkan Belanja
Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan program dan kegiatan. Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja
yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.
No.
Belanja Operasi
- Belanja pegawai
- Belanja pegawai
- Belanja barang
- Belanja bunga
- Bunga
- Belanja subsidi
- Subsidi
- Belanja hibah
- Hibah
- Bantuan sosial
Desa
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
- Belanja tidak terduga
Belanja modal
Belanja Langsung
- Belanja tanah
- Belanja pegawai
- Belanja modal
Jaringan
b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.
a. Transaksi belanja di Satker dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan Satker (PPK-Satker).
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.
b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dicatat
sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai
pendapatan lain-lain (PP No. 24 th 2005).
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua)
jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari
transaksi belanja modal tersebut.
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari
pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi belanja ini adalah sebagai berikut :
No.
Transaksi Belanja
Dokumen Sumber
- bukti
pengeluaran
lainnya - SPM
- SPD
- SPM
- SPD
Penerimaan PFK
- SP2D
- Bukti potongan
- SPM
44
Pelunasan PFK
- Surat Setoran
- Nota Kredit
- Bukti potongan
- SPM
Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi belanja di Satker :
No.
Transaksi
Standar Jurnal
Pelaksanaan Belanja dengan menggunakan uang persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D
UP/GU/TU
Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU dari Satker ke BUD, maka jurnal
yang dibuat adalah sebagai berikut :
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga mengakui penambahan
aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal :
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah neto
(setelah dikurangi potongan), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam
jumlah bruto. PPK-Satker tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah
dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi PPKD.
Dalam kasus Belanja Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima
oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-Satker tetap
mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-Satker kemudian mencatat potongan tersebut
sebagai Utang, dengan jurnal sebagai berikut :
10
Pelunasan Pajak
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di catat sebagai
pengurang belanja. PPK-Satker mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai
berikut:
11
Pengembalian kelebihan
Belanja
Jika terjadi pengembalian belanja atas transaksi belanja yang terjadi pada tahun sebelumnya,
maka Satker mencatat jurnal sebagai berikut :
12
D.1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,
mendefinisikan Aset sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau dimiliki untuk
dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Prosedur pencatatan aset pada Satker meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas
pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang
dikuasai/digunakan Satker. Berdasarkan bukti transaksi yang ada, fungsi akuntansi Satker membuat
bukti memorial yang sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :
(contoh: gedung)
Akuntansi Transaksi Selain Kas meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran,
sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain kas
yang meliputi transaksi: koreksi kesalahan dan penyesuaian; pengakuan aset tetap, utang jangka
panjang, dan ekuitas; depresiasi; dan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment; hibah selain kas.
E.1. Koreksi Kesalahan dan Penyesuaian,Pengakuan Aset Tetap, Utang Jangka Panjang, dan Ekuitas;
Depresiasi; Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment; serta Hibah Selain Kas
Koreksi kesalahan dan penyesuaian merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan
telah diposting ke buku besar.
Pengakuan Aset Tetap merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh Satker.
Pengakuan aset tetap dan ekuitas sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh Satker.
(Lihat pada Akuntansi Belanja)
Pengakuan Utang, dalam hal ini adalah pengakuan utang perhitungan fihak ketiga di Satker sangat
terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak atau potongan-potongan
belanja lainnya. (Lihat pada Akuntansi Belanja). Namun jika utang yang dimaksud adalah utang jangka
panjang, maka hal ini timbul dari transaksi pembiayaan penerimaan yang dilakukan oleh PPKD.
Depresiasi dilakukan untuk menyusutkan nilai aset yang dimiliki oleh Satker (apabila diperlukan).
Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment muncul karena adanya transaksi yang sudah dilakukan
Satker namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi pengeluaran kas untuk belanja di
masa yang akan datang (prepayment). Pada umumnya transaksi seperti ini jarang terjadi di Pemerintah
Daerah.
No.
Transaksi
Dokumen sumber
Bukti memorial
- Bukti lainnya
- SP2D
Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi selain kas di Satker :
No.
Transaksi
Standar Jurnal
Akuntansi Rekening Koran-PPKD merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat Satker. Akun “RK-PPKD”
setara dengan akun “Ekuitas Dana”, tetapi penggunanya khusus Satker. Hal ini dikarenakan SATKER
dianggap merupakan cabang dari Pemda, sehingga sebenarnya SATKER tidak memiliki ekuitas dana
sendiri, melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda, melalui mekanisme transfer. Akun
“Rekening Koran-PPKD” akan bertambah bila Satker menerima transfer aset (seperti menerima SP2D
UP/GU dan menerima aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima SP2D LS), dan akan
berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda (seperti penyetoran uang ke Pemda).
Akun Rekening Koran-PPKD Utang merupakan contra account dari Rekening Koran-PPKD, sehingga
saldonya adalah debit (Dr). Akun-akun Rekening Koran-PPKD ini rekening reciprocal – nya yaitu akun
Rekening Koran-SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset.
Akun Rekening Koran-PPKD yang ada di Satker ini mempunyai rekening reciprocal berupa akun Rekening
Koran-Satker yang ada di PPKD sebagai akun aset. Saldo normal akun “Rekening Koran-Satker” adalah
Debit (Dr) sedangkan saldo normal akun “Rekening Koran-PPKD” adalah kredit (Cr). Akun-akun Rekening
Koran-PPKD dan Rekening Koran-Satker ini akan dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan
Pemda. Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Ilustrasi atas hubungan antar RK-PPKD dengan RK-Satker dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Neraca PPKD
Neraca SATKER
Aset Kewajiban
Aset Kewajiban
RK-Satker
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana
RK-PPKD
F.2. Dokumen Sumber yang Digunakan
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat mutasi akun RK-PPKD ini adalah dokumen yang
terkait dengan transaksi antar kantor, antara Satker dengan PPKD sebagai kantor pusat, yaitu dokumen
transfer antara kedua kantor tersebut, yaitu sebagai berikut :
No
Jenis Transaksi
Dokumen Sumber
- SP2D UP
- SP2D GU
- SP2D TU
Satker menerima tembusan pelunasan belanja LS dari PPKD (transfer belanja dari Satker)
Tembusan SP2D LS
Satker menerima atau menyerahkan barang (aset tetap) dari atau ke PPKD (transfer aset tetap)
STS
STS
f. Standar jurnal untuk transaksi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU
PENUTUP
Transaksi akuntansi di Satker secara umum terbagi atas akuntansi pendapatan, akuntansi belanja,
akuntansi aset, akuntansi transaksi selain kas dan transaksi PPKD-SATKER. Terdapat standar jurnal untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di Satker. Di sini yang terpenting adalah pengidentifikasian dari
tiap transaksi tersebut (yang di dukung oleh dokumen relevan) untuk kemudian dapat dibuat pencatatan
kedalam jurnal yang benar. Jika dasar pemahaman atas pembuatan jurnal ini sudah baik, maka untuk
proses selanjutnya yakni pelaporan keuangan tidak akan ditemui masalah yang berarti.
Unknown di 06.49
Berbagi
3 komentar:
Unknown15 Juli 2020 18.21
Balas
Balas
Terimakasih...sangat membantu
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Unknown