LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Koordinator Lab. Ilmu Ukur Tanah
1. M. Nasrullah, S.T ( )
5. Dimas Diantama ( )
6. Obedian Afwan K ( )
i
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Tunggal, pencipta
alam semesta isinya dan tempat berlindung bagi Umat-nya. Shalawat serta salam
saya limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillahirobbil’alamin atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Ilmu Ukur Tanah, sebagai hasil
penelitian pengukuran polygon tertutup menggunakan alat ukur waterpass dan
theodolite.
Dengan rendah hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporanini
terdapat kekurangan baik dari segi penulisan dan segi tata Bahasa serta materi dan
penyusunannya yang menyebabkan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan
yang dimiliki penulis oleh sebab itu kiranya pembaca dapat memahami kelemahan
serta kekurangan yang ada dalam penulisan laporan ini.
Demikian yang dapat penulis paparkan dan penulis harapkan, semoga
laporan ini dapat berguna bagi kemajuan pembangunan bangsa dan negara ini.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iiv
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
• latar Belakang....................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan..................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.4 Struktur Organisasi Laboratorium ILmu Ukur Tanah..............................3
1.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan Laporan.................................................................4
1.7 Bagan Alur Penelitian...............................................................................5
BAB II
PERCOBAAN WATERPASS..............................................................................6
2.1 Pendahuluan..............................................................................................6
2.2 Teori Poligon.............................................................................................7
2.3 Alat Yang Digunakan..........................................................................1110
2.4 Kegunaan Alat.....................................................................................1312
2.5 Jenis-jenis Percobaan Waterpass...........................................................513
2.6 Rumus Yang Digunakan.......................................................................614
2.7 Langkah Kerja.......................................................................................917
BAB III
PERHITUNGAN DATA WATERPASS.......................................................................19
3.1 Denah Lokasi...........................................................................................18
3.2 Tabel Perhitungan Data Waterpass.........................................................19
3.3 Uraian Data Perhitungan Waterpass........................................................19
3.4 Gambar Pengukuran Waterpass..............................................................25
BAB IV
PERCOBAAN THEODOLOTE....................................................................................30
4.1 Pendahuluan..........................................................................................301
BAB 1
PENDAHULUAN
-1-
M.ALFI ZAKI (112022162)
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud:
1. Mengerti ilmu ukur tanah.
2. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam ilmu ukur tanah.
3. Mengerti cara kerja dan penggunaan dari alat-alat dalam ilmu ukur tanah
4. Mengetahui bagaimana cara penyelesaian suatu kondisi.
5. Menguasai perhitungan dalam ilmu ukur tanah.
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengenal mengenai ilmu ukur tanah.
2. Mahasiswa bisa memahami, mengolah, serta menghitung datahasil pengukuran.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menghitung jarak dan beda tinggi serta ketinggian
titik pengukuran.
4. Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran profil horizontal dan vertikal.
5. Mahasiswa diharapkan dapat menggambar hasil pengukuran dengan skala
tertentu.
KEPALA LABORATORIUM
KOORDINATOR LABORATORIUM
MULAI
Pembentukan kelompok
1. Sevaldi Batian
2. M. Aldi Alfauzan
3. M. Risqi Septa
4. M. Pandisabaya
5. M. Alfi Zaki
Pengenalan Alat
Menentukan Lokasi
Observasi Lapangan
Pengolahan Data
Selesai
BAB II
WATERPASS
2.1 Pendahuluan
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan benda tinggi
antara dua titik atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunananya
untuk mendapatkan data keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk
pekerjaan kontruksi. Hasil-hasil dari pengukuran waterpass diantaranya digunakan
untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan perletakan bangunan
gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urung dan galian
tanah, penelitian terhadap saluran saluran yang sudah ada dan lain-lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan,
yaitu :
a. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting.
b. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap
titik. Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
c. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
d. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
e. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
b. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
Gambar 2.1
Pengaruh jarak :
Caranya:
• Skala nol pita ukur diletakan tepat berimpit di atas pusat anda titik A.
• Pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar
lurus, tidak melengkung.
• Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B.
maka bacaan skla inilah yang merupakan jarak antara titik A
dan titik B.
B. Pengukuran jarak pada tanah miring, seperti gambar 2.2
Gambar 2.2
Pengukuran jarak pada tanah miring :
Caranya:
• Jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran jarak dibagi
P
Gambar 2.3
Pengukuran sudut mendatar:
Caranya :
• Alat dirikan di titik P lalu diatur sesuai ketentuan. • Target
dipasang di titik A dan di titik B.
• Alat dalam kedudukan "biasa" diarahkan ke target di titik A (arah
pertama).
• Atur sekrup penjelasan bayangan sehingga dapat melihat
bayangan target di titik A dengan terang dan jelas.
• Tepatkan benang silang diafragma pada target dengan memutar
6. Rambu
BAB III
PERHITUNGAN DATA WATERPASS
DENAH LOKASI
MUKA
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,758+1,608
BT = = = 1,683
2 2
(P2)
BELAKANG
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,610+1,468
BT = = = 1,539
2 2
MUKA
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,358+1,288
BT = = = 1,286
2 2
(P3)
BELAKANG
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,136+1,024
BT = = = 1,080
2 2
MUKA
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,122+0,992
BT = = = 1,057
2 2
(P4)
BELAKANG
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,572+1,452
BT = = = 1,542
2 2
MUKA
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,488+1,362
BT = = = 1,425
2 2
(P5)
BELAKANG
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,448+1,362
BT = = = 1,425
2 2
MUKA
𝐵𝐴+𝐵𝐵 1,506+1,372
BT = = = 1,439
2 2
= 30,2 × 0,06
132,2
= 0,014
(P2)
KOREKSI = 𝐷𝑃2 × Σ∆𝐻
Σ𝐷
= 28,6 × 0,06
132,2
= 0,012
(P3)
KOREKSI = 𝐷𝑃3 × Σ∆𝐻
Σ𝐷
24,2
= × 0,06
132,2
= 0,010
(P4)
KOREKSI = 𝐷𝑃4 × Σ∆𝐻
Σ𝐷
24,8
= × 0,06
132,2
= 0,012
(P5)
KOREKSI = 𝐷𝑃5 × Σ∆𝐻
Σ𝐷
24,4
= × 0,06
132,2
= 0,012
PERHITUNGAN TINGGI TANAH
(P1)
→ = T. Tanah Awal + ∆H - koreksi
= 22,000 + (-0,287) - (0,014)
= 21,699
(P2)
→ = T. Tanah Awal + ∆H - koreksi
(P4)
→ = T. Tanah Awal + ∆H - koreksi
= 21,953 + (0,117) - (0,012)
= 22,058
(P5)
→ = T. Tanah Awal + ∆H - koreksi
= 21,953 + (-0,046) - (0,012)
= 22,000
M.PANDISABAYA (112022036)
30
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
4.2 Dasar Teori
Pemetaan Topografi adalah gambaran relief permukaan bumi atau tanah
yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur), memperlihatkan unsur – unsur
asli atau alam dan unsur – unsur manusia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran
dan lian sebagainya diatas muka bumi. Penguji tersebut tentu dengan
memperhitungkan skala, jadi topografi data digunakan untuk bermacam-macam
tujuan.
Pengukuran pemetaan Topografi dengan metode polygon tertutup tanpa
sudut magnet adalah salah satu diantara cara pengukuran pemetaan polygon.
Seperti yang kita ketahui, pengukur polygon ada dua cara yaitu dengan cara
“tertup dan terbuka”.
Pengukuran dengan cara tanpa sudut magnet adalah suatu pengukuran yang
menggunakan sudut magnet pada arah utara 0° 0ʹ 00ʺ sebagai titik awal saja.
Karena pengukuran 0° 0ʹ 00ʺ kebelakang mak kelihatannya harus diperhatikan
melalui beberapa faktor, diantaranya : faktor manusia, alat dan alam. Tetapi
kesahan atau koreksi dapat diperkecil dengan memperhatikan ketelitian dan
berhaati-hati yang tentunya hal ini dominan dilakukan seorang pengguna alat
sehingga dapat meminimalisir koreksi pengukuran.
Adapun tujuan dari pengukuran pemetaan polygon tertutup tanpa sudut
magnet mempunyai 2 macam tujuan dari pemetaan :
1. Tujuan pemetaan topografi (dengan metode pengukuran pemetaan polygon
tertutup) antara lain :
a. Untuk perencanaan dan pengembangan tata ruang kota.
b. Untuk perencanaan jalur – jalur transmisi dan jalur perhubungan.
c. Untuk perencanaan irigasi, waduk, bendungan, dan sarana pengairan
lainnya.
2. Tujuan dari pengukuran tanpa sudut magnet :
a. Efektif dan efesiensi dalam pengukuran.
b. Dapat mencakup wilayah lebih luas dalam pengambilan detail.
c. Kesalahan atau dapat terjadi namun diminimalisir.
M.PANDISABAYA (112022036)
31
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Komponen-komponen dari alat theodolit adalah sebagai berikut :
1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya.
2. Ring pengatur lensa tengah.
3. Pengatur fokus benang silang.
4. Alat baca lingkaran vertical / horizontal.
5. Lensa obyektif.
6. Klem vertikal teropong.
7. Penggerak halus teropong.
8. Klem alhidade horizontal.
9. Penggerak halus horizontal.
10. Nivo kotak alhidade horizontal.
11. Plat dasar instrument.
12. Nivo tabung alhidade horizontal.
4.3 Jenis jenis percobaan theodolite
1. Percobaan Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu. Poligon
macam ini merupakan poligon yang paling disukai dilapangan karena tidak membutuhkan
titik ikat yang banyak yang memang sulit didapatkan dilapangan. Namun, hasil ukurannya
tetap terkontrol. Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak-
jarak tertentu yang merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting.
2. Percobaan Poligon Terbuka
Poligon terbuka terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali
ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian yang sama atau lebih tinggi
ordenya.
M.PANDISABAYA (112022036)
32
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
4.4 Pengoperasian Theodolite
Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari
gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk
keperluan pemetaan suatu daerah.
1, 2, 3, ..., n : Titik kontrol poligon
D12, D23, ..., Dnl : Jarak pengukuran sisi poligon
S1, S2, S3, ..., Sn : Sudut
Syarat geometris dari poligon tertutup sebagai berikut.
1. ∑S + f (s) = ( n – 2 ) x 180°
2. ∑d sin α + f ( x ) =0
3. ∑d cos α + f ( y ) =0
Keterangan :
∑S : Jumlah sudut
∑d sin α : Jumlah ∆x
∑d cos α : Jumlah ∆y
f(s) : Kesalahan sudut
f(x) : Kesalahan koordinat X
f(y) : Kesalahan koordinat Y
Koordinat sementara semua titik poligon, persamaan yang di gunakan :
Xn = Xn – 1 + d sin αn – 1 .n
Yn = Yn – 1 + d cos αn – 1 .n
Keterangan :
Xn , Yn : Koordinat titik n
Xn-1 , Yn-1 : Koordinat titik n - 1
Kordinat tekoreksi dari semua titik polygon, dihitung dengan persamaan :
Xn = Xn - 1 + d sin αn – 1 .n + ( dn / ∑d ) x f( x )
Yn = Yn - 1 + d cos αn – 1 .n + ( dn / ∑d ) x f( y )
Keterangan :
n : Nomor titik
Xn , Yn : Koordinat terkoreksi titik n
Xn – 1 .n , Yn – 1 . n : Koordinat titik ke n – 1
M.PANDISABAYA (112022036)
33
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Dn : Jarak sisi titik n -1 ke n
αn – 1.n : Azimuth sisi n – 1 ke n
Beberapa hal harus diperhatikan dalam penyeselesaian polygon :
1.Besar sudut tiap titik hasil reaksi
S=S[f(s)/n]
S = Sudut terkoreksi
S = sudut ukuran
2. Azimuth semua sisi polygon dihitung berdasarkan azimuth awal dan semua
sudut titik hasil koreksi ( S´ )
a. Jika urutan hitunglah azimuth sisi polygon searah jarum jam.
Rumus yang digunakan :
αn .n + 1 = ( αn – 1 + 180° ) – S´
αn .n + 1 = ( αn – 1 + Sʹ ) – 180°
b. Jika urutan hitunglah azimuth sisi polygon berlawanan arah jarum jam,
rumus yang digunakan :
αn .n + 1 = ( αn – 1 + Sʹ ) – 180°
αn .n + 1 = ( αn – 1 + 180° ) – S´
Keterangan :
n : Nomor titik
αn .n + 1 : Azimuth sisi n ke n + 1
αn – 1 : Azimuth sisi n
M.PANDISABAYA (112022036)
34
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
35
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
5. Payung 6. Patok
M.PANDISABAYA (112022036)
36
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
7. Kompas
M.PANDISABAYA (112022036)
37
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
4. Rambu ukur
Rambu ukur berfungsi sebagai penentu beda tinggi ataupun bisa berfungsi
sebagai pengukur jarak miring. Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi
empat panjang yang berukuran ± 3 – 4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm.
Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur
dilengkapi dengan ukuran milimeter (mm) dan diberi tanda bagian – bagiannya
dengan cat yang mencolok. Bak ukur di beri cat hitam dan merah dengan dasar
putih, maksudnya bila dilihat dari jauh tidak silau.
5. Payung
Payung berfungsi untuk melindungi alat dari paparan sinar matahari
langsung maupun hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap
sinar matahari.
6. Patok
Patok terbuat dari kayu dengan ujung runcing. berfungsi sebagai penanda titik
pengukuran.
7. Kompas
Dalam percobaan pengukuran menggunakan alat ukur theodolite, kompas
digunakan untuk mengukur arah utara 0o untuk menentukan titik pertamanya.
4.7 Rumus yang digunakan
Jumlah Horizontal Angle
∑H = P2 + P3 + P4 + P1
∑P = 180° (n+2)
∑ KH = ∑H - ∑P
∑ KH
K=
n
αP–K
Azimuth
Distance
Sin α Azimuth P1 x d
Lakukan secara berurutan hingga titik P akhir.
Correction Absis
∑ Absis¿ ¿
Ordinate
Cos α Azimuth P1 x d
Lakukan secara berurutan hingga titik P akhir.
Correction Ordinate
∑ Ordinate ¿ ¿
M.PANDISABAYA (112022036)
41
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
BAB V
PERHITUNGAN DATA THEODOLITE
DENAH LOKASI
M.PANDISABAYA (112022036)
42
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
5.2 Uraian Perhitungan Data
Uraian Perhitungan Sudut Horizontal
Titik P2 = 276°14'35"
Titik P3 = 235°47'55"
Titik P4 = 343°0'25"
Titik P1 = 225°37'0"
Desimal angel
P2= 2 7 6 + 1 4 / 6 0 + 3 5 / 3 6 0 0 = 2 7 6 , 2 4 3
P3=235+47/60+55/360=235,799
P4=343+0/60+25/3600=343,799
P1=225+37/60+0/3600=225,617
∑P =276,243+235,799+343,007+225,617
=1080,665
∑H =180x(4+2)=1080
∑KH = ∑H - ∑P
=1080,665-1080
=0,665
Uraian Perhitungan Correction Sudut Horizontal
∑KH
K=
n
-0,665
=
4
=0,16625
M.PANDISABAYA (112022036)
43
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Azimuth
α =90/4.60+15/3600
=90,071
Titik P2 = (α P1 + Sudut horizontal p2) - 180°
= (90,071 + 279,077) – 180°
= 186,148
Titik P3 = (α P2 + Sudut horizontal p3) - 180°
= (186,148 + 235,632) – 180°
= 241,780
Titik P4 = (α P3 + Sudut horizontal p4) - 180°
= (241,780 + 342,841) – 180°
= 44,620
Titik P5 = (α P4 + Sudut horizontal p1)- 180°
= (44,620 + 225,450) – 180°
= 90,071
M.PANDISABAYA (112022036)
44
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Distance (d)
d2 = (BA – BB) x 100
= (1,67– 1,45) x 100
= 22 m
d3 = (BA – BB) x 100
= (1,68 – 1,50) x 100
= 18m
d4 = (BA – BB) x 100
= (1,65 – 1,50) x 100
= 15m
d1 = (BA – BB) x 100
= (1,70 – 1,46) x 100
= 24 m
M.PANDISABAYA (112022036)
45
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Absis
P2 = Sin α Azimuth P1 x d2
= Sin 129°39'00" x 22
= 21,99998
P3 = Sin α Azimuth P2 x d3
= Sin 221°45'44,1" x 18
= -1,92761
P4 = Sin α Azimuth P3 x d4
= Sin 314°0'48,27" x 15
= -13,2171
P1 = Sin α Azimuth P5 x d1
= Sin 131°37'45,78" x 24
= 16,85777
∑Absis = (21,99998+ (-1,92761) + (-13,2171) + 16,857778)
= 23,711309
M.PANDISABAYA (112022036)
46
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Correction Absis
∑Absis
K=
n
23,71309
=
4
= 5,928273
Uraian Perhitungan Koordinat X (Easting)
Titik P2 = Titik P1 + Absis P2 – Koreksi absis
= 0 + 21,99998– (5,928273)
= 16,07171
Titik P3 = Titik P2 + Absis P3 – Koreksi absis
= 16,07171+ (-1,92761) – (5,928273)
= 8,215824
Titik P4 = Titik P3 + Absis P4 – Koreksi absis
= 8,215824+ (-13,2171) – (5,928273)
= -10,9295
Titik P1 = Titik P6 + Absis P1 – Koreksi absis
= -10,9295 + 16,85778 – (5,928273)
=0
M.PANDISABAYA (112022036)
47
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Ordinate
Titik P2 = Cos α Azimuth P1 x d2
= Cos 186,148 x 22
= -0,02719804
Titik P3 = Cos α Azimuth P2 x d3
= Cos 241,780 x 18
= -17,89648888
Titik P4 = Cos α Azimuth P3 x d4
= Cos 44,620 x 15
= -7,09290757
Titik P1 = Cos α Azimuth P6 x d1
= Cos 90,071 x 24
= 17,0826
∑Ordinate = -0,02719804+(-17,89648888)+ (-7,09290757)+ 17,0826
= -7934
M.PANDISABAYA (112022036)
48
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Correction Ordinate
∑Ordinate
K=
n
−7,934
=
4
= -1,9835
Uraian Perhitungan Koordinat Y (Northing)
Titik P2 = Titik P1 + Ordinate P2 – Koreksi ordinate
= 0 + (-0,02719804) – (-1,9835)
= -1,956
Titik P3 = Titik P2 + Ordinate P3 – Koreksi ordinate
= (-1,9835) + (-17,8964888) – (-1,9835)
= -13,967
Titik P4 = Titik P3 + Ordinate P4 – Koreksi ordinate
= (-13,967) + (-7,09290757) – (-1,9835)
= -19,066
Titik P1 = Titik P6 + Ordinate P1 – Koreksi ordinate
= -19,066 + 17,0826 – (-1,9835)
=0
M.PANDISABAYA (112022036)
49
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Beda Tinggi Tanah (Difference In Levels)
Titik P2 = Cos (sudut vertikal P2) x d2
= Cos 89°40'55" x 22
= 0,122124
Titik P3 = Cos (sudut vertikal P3) x d3
= Cos 90°9`55" x 15
= -0,05192
Titik P4 = Cos (sudut vertikal P4) x d4
= Cos 90°13'50" x 18
= -0,06036
Titik P1 = Cos (sudut vertikal P1) x d1
= Cos 89°57'15" x 24
= 0,019199
∑Beda Tinggi Tanah = (0,122124 + (-0,05192) + (-0,06036) + 0,019199)
= 0,02904
M.PANDISABAYA (112022036)
50
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
Uraian Perhitungan Correction Beda Tinggi Tanah
∑Beda Tinggi Tanah
K=
n
0,02904
=
4
= 0,00726
Uraian Perhitungan Tinggi Tanah (22,000)
Titik P2 = Titik awal + Beda tinggi P2 – Koreksi beda tinggi
= 22,000 + 0,122124 – 0,00726
= 22,11486
Titik P3 = Titik P2 + Beda tinggi P3 – Koreksi beda tinggi
= 22,11486 +(-0,05192) – 0,00726
= 22,05568
Titik P4 = Titik P3 + Beda tinggi P4 – Koreksi beda tinggi
= 20,05568 + (-0,06036) – 0,00726
= 21,98806
Titik P1 = Titik P6 + Beda tinggi P1 – Koreksi beda tinggi
= 21,98806 + 0,019199 – 0,00726
= 22,000
M.PANDISABAYA (112022036)
51
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
52
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
53
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
54
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
55
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
BAB VI
M.PANDISABAYA (112022036)
56
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9872119/laporan_poraktikum_ilmu_ukur_tanah
https://id.scribd.com/document/337528180/Laporan-Praktikum-Iut-Fix-Waterpass
https://images.app.goo.gl/k61t4xk2MtkuhMdw7
https://images.app.goo.gl/cJPoG5kwyf7tDsRR6
https://images.app.goo.gl/KMEPckTKGBMvbMnR9
https://images.app.goo.gl/qA56nKBjUmj6KoJd6
https://fungsialat.blogspot.com/2016/06/fungsi-alat-ukur-waterpass.html
https://arafuru.com/sipil/cara-menggunakan-waterpass-untuk-pemula.html
https://www.academia.edu/37995440/LAPORAN_theodolite_klmpk
https://images.app.goo.gl/pB4LuR83pk5QaJ8bA
https://seputartugaskuliah.wordpress.com/2017/11/22/bagian-bagian-theodolite/
https://oif.umsu.ac.id/2019/07/tata-cara-penggunaan-theodolit/
M.PANDISABAYA (112022036)
57
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
58
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Talang Banten, Kampus B, 13 Ulu Palembang 30263
M.PANDISABAYA (112022036)
59