DAN MACAMNYA”
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“FIQIH”
Dosen Pengampu :
Muallief Umar, M.pd.
Disusun Oleh :
1. Achmad Firmansyah Putra
2. Yayang Enden Pratiwi
Bismillahirrahmanirrahim,
Rasa syukur yang tiada hentinya kita ucapkan kepada Allah SWT yang
Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Kepada-Nya juga kita sampaikan pujian atas
keleluasaan ilmu dan pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya.
Sholawat serta salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, kepada sanak saudara beliau, sahabat-sahabat beliau dan pengikut-pengikut
beliau yang senantiasa istiqomah menjalankan sunah-sunah beliau hingga akhir
zaman kelak. Aamiin Yarabbal Alamiin. Kami selaku penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Fiqih yang telah memberikan arahan
serta bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam
pembuatan makalah ini kami sudah menyelesaikan dengan semaksimal mungkin,
Namun tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini, untuk itu di perlukan kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan
demikian kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat merupakan
sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu
bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam.
Dalam shalat telah terhimpun segala bentuk dan tatacara yang dikenal oleh
kalangan umat manusia sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kita
terhadap Allah. Walaupun secara logika shalat merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan umat Islam dengan gerakan-gerakan saja, seperti gerakan rukuk,
sujud, tunduk dan sebagainya. Hal demikian yang kita lakukan sebagai bentuk
rasa syukur kita terhadap Allah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah dapat menarik
rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian dari shalat?
2. Bagaimana tata cara melaksanakan shalat dan doanya?
3. Apa saja macam-macam shalat?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah dapat menarik
tujuan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi shalat
2. Untuk mengetahui dan memahami tata cara melaksanakan shalat
3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam shalat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Shalat menurut bahasa dikatakan az-zikr artinya mengingat. Adapun
menurut syariat sudah di jelaskan rincianya oleh para ulama mazhab. Mereka
telah meletakkan sebuah definisi yang mencakup semua unsur di dalam
shalat. Sehingga shalat yang di lakukan diluar jalur syariat maka shalatnya
tidak di terima.
Adapun makna shalat secara istilah yang di jelaskan oleh para ulama yaitu :
1. Shalat menurut para ulama syafi’iyyah
Perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbis dan diakhiri dengan
salam
2. Shalat menurut ulama hanafiyah
Rukun-rukun tertentu dan zikir-zikir yang diketahuui dengan syarat
tertentu pada waktu-waktu yang ditentukan
3. Shalat menurut ulama hanabilah.
Perkataan dan perbuatan yang di khususkan dengan takbir dan diakhiri
dengan salam.1
B. Tata Cara Melaksanakan Shalat
1. Berdiri
Dalil bahwa berdiri adalah rukun shalat adalah hadits tentang seorang
shahabat yang belum paham cara shalat, hingga setelah ia shalat Nabi
bersabda kepadanya:
1
Imam Abu Wafa, Panduan Shalat Rosululloh, Aceh, 2020, hlm. 21.
2
Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan shalat yang
benar kepadanya dengan bersabda:
ُّ ض
الظه ِر أَر َب َع َركَعاَت ُمستَق ِب َل القِبلَ ِة أَدَاء هلل تَ َعا َل َ ُا
َ ص ِلي فَر
untuk shalat fardhu lainnya bacaan niatnya sama akan tetapi berbeda pada
nama shalat, dan rakaatnya.
3. Takbiratul ihram
Seseorang mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan ‘Allahu
Akbar‘ ketika memulai shalat, ini dinamakan takbiratul ihram. Takbiratul
ihram termasuk rukun shalat, shalat tidak sah tanpanya.
4. Bersedekap
Bersedekap ada 2 cara yaitu :
a) al wadh’u yaitu meletakkan kanan di atas kirim tanpa melingkari atau
menggenggam.
b) al qabdhu yaitu jari-jari tangan kanan melingkari atau menggenggam
tangan kiri.
Adapun doa yang harus di baca pada gerakan ini adalah iftitah:
ت
ِ س َم َاوا َ َي ِللَّذِي ف
َّ ط َرال ِ َللا بُك َرة َوا
َ اِنِى َوجَّهتُ َوج ِه. صيل ِ َسب َحان ِ ِ ُللاُ اَك َب ُر َك ِبرا َوال َحمد
ُ ِل َكشِيرا َو
ب العَا
ِ ِل َر
ِ ِ اي َو َم َماتِي ُ ُص َلتِي َون
َ َسكِي َو َمحي َ ا َِّن. َض َحنِيفا ُمسلِما َو َما اَنَا مِ نَ ال ُمش ِركِين
َ َواْلاَر
َْلَ ش َِريكَ لَهُ َوبِذَ لِكَ اُمِ رتُ َواَنَ مِ نَ ال ُمسلِمِ ين. َ لَمِ ين.
3
5. Ruku’
Rukuk disyariatkan dalam shalat, yaitu setelah berdiri membaca ayat
Al Qur’an, kemudian bertakbir, baru setelah itu rukuk.
Adapun posisi badan ketika rukuk adalah
a) Membungkukkan badan.
b) Posisi punggung tegak lurus dengan kaki, tidak miring dan tidak
terlalu bungkuk.
c) Kepala sejajar dengan punggung, tidak mendongak dan tidak terlalu
menunduk.
d) Tangan diletakkan di lutut, bukan di paha atau di bawah lutut.
e) Jari-jari direnggangkan, tidak dirapatkan.
f) Pandangan mata ketika rukuk, Sebagian ulama menganjurkan untuk
memandang tempat sujud ketika shalat.
Adapun Doa yang dibaca waktu Ruku’:
سبحان رب ي العظيم وبحمده
6. I’tidal
I’tidal adalah gerakan mengangkat badan setelah dari rukuk hingga
berdiri kembali dengan punggung dalam keadaan lurus dengan membaca
tasmi’ (sami’allahu liman hamidah)
Adapun doa yang di baca waktu i’tidal:
ِ ت َومِ ل َء اْلَر
ُض َومِ ل َء َما شِئتَ مِ ن شَيء َبعد َّ َربَّنَا لَكَ ال َحمدُ مِ ل َء ال
ِ س َم َوا
ارك لِى فِي َما ِ َعافَيتَ َوت ََولَّنِى فِي َمن ت ََو َّليتَ َوب
َ عافِنِى فِي َمن َ للّٰ ُه َّم اه ِدنِى فِي َمن َهدَيتَ َو
ْل َي ِذ ُّل َمن َوا َليتَ َوْلَ َيع ُِّز َمن
َ ُعلَيكَ َواِ َّنه َ ضى َوْلَ يُقضٰ ى ِ ضيتَ فَ ِانَّكَ تَق َ اَع
َ َطيتَ َو ِقنِي ش ََّر َما ق
َضيتَ َواَست َغف ُِركَ َواَتُوبُ اِلَيك َ َعلَى َما ق َ ُاركتَ َربَّنَا َوتَعَالَيتَ فَلَكَ ال َحمد َ َعادَيتَ تَب َ
سلَّ َم َ سيِدَنَا ُم َح َّمد النَّبِي ِ اْلُمِ ي ِ َو
َ علَى آ ِل ِه َو
َ صحبِ ِه َو َ ُصلَّى للا
َ علَى َ َو
4
7. Sujud
Adapun cara sujud sebagai berikut:
a) Kening dan hidung menempel ke lantai
b) kedua tangan menempel ke lantai dan diletakkan sejajar dengan bahu
c) Punggung lurus, kedua lengan diangkat dan tidak menempel ke lantai
d) Lengan atas dibuka sehingga jauh dari badan
e) Lutut menempel ke lantai.
f) Paha jauh dari perut
g) jari-jari kaki mengarah ke arah kiblat.
h) Kedua tumit dirapatkan.
Adapun Doa yang dibaca waktu sujud:
عنِى
َ ف َ رب اغفِرلي َوار َحمنِى واجبرني َوارفَعنِي َوار ُزقنِى َواه ِدنِى َو
ُ عافِنِى َواع
9. Tasyahud Awal
Pada rakaat kedua, setelah sujud kedua, disyariatkan untuk duduk
tasyahud awal dan membaca doa tasyahud awal.
Adapun doa yang dibaca waktu tasyahud awal:
ِ َّ ُى َو َرح َمة
َُّللا َو َب َركَاتُه ُّ ع َليكَ أَيُّ َها النَّ ِب
َ سلَ ُم َّ صلَ َواتُ ال
ِ َّ ِ ُط ِي َبات
َّ ِل ال َّ اركَاتُ ال َ التَّحِ يَّاتُ ال ُم َب
ُسولُه
ُ عبدُهُ َو َرَ َّللاُ َوأَش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمداَّ َّ أَش َهدُ أَن ْلَ إِلَهَ إِْل, َصالِحِ ين َّ علَى ِعبَا ِد
َّ َّللاِ ال َ علَينَا َوَ سلَ ُم َّ ال
علَى ُم َح َّمد َ ص ِل َ اللَّ ُه َّم
Selain itu terdapat Isyarat telunjuk ke arah kiblat dalam posisi tasyahud
baik tasyahud awal maupun tasyahud akhir.
5
Para ulama berpendapat mengenai kapan mulai berisyarat dengan jari
telunjuk:
a) Hanafiyah berpendapat bahwa dimulai sejak ucapan "laailaaha
illallah"
b) Malikiyyah berpendapat bahwa dimulai sejak awal tasyahud hingga
akhir
c) Syafi'iyyah berpendapat bahwa dimulai sejak "illallah"
d) Hanabilah berpendapat bahwa dimulai sejak ada kata "Allah"
10. Tasyahud akhir
Tasyahud akhir dilakukan setelah sujud kedua pada rakaat paling
terakhir dalam shalat.
Adapun doa yang di baca waktu tasyahud akhir:
11. Salam
Salam di akhir shalat adalah perbuatan yang disyariatkan. Kita ketahui
bersama bahwa shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam.2
C. Macam-Macam Shalat
2
Yulian Purnama, Shalatlah sebagaimana melihatku shalat!, Yogyakarta 2020 hlm, 29
6
Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu sunnah
muakkad dan ghoiru muakkad.
1. Shalat fardu
2. Shalat Sunnah
7
Shalat sunnah juga di bagi 2 yaitu:
a) Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan
atau jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan
pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan separti solat
witir, solat hari raya dan lain-lain
b) Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu
dikerjakan oleh Rosulluloh SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk
di kerjakan, termasuk shalat sunat dilakukan adalah untuk mencari
keridhoan atau pahala dari Alloh swt. Namun shalat sunat jika
dilihat dari ada atau tidak adanya sebab-sebab dilakukannya, dapat
dibedakan manjadi dua macam, yaitu: shalat sunat yang bersebab
dan shalat sunat yang tidak bersebab.Shalat sunat yang bersebab,
yaitu shalat sunat yang dilakukan karena ada sebab-
sebabtertentu, seperti shalat istisqa’ (meminta hujan) dilakukan
karena terjadi kemarau panjang, shalat kusuf (gerhana) dilakukan
karena terjadi gerhana matahari atau bulan, dan lain
sebagainya.Shalat sunat yang tek bersebab, yaitu shalat sunat
yang dilakukan tidak karena ada sebab-sebab tertentu. Sebagai
contoh : shalat witir, shalat dhuha dan lain sebagainya3
3
Imron Abu Amr, Fathul qorib jilid 1, Kudus,1982 .
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Shalat merupakan suatu ritual menghadap Allah SWT dengan segenap
jiwa dan raga secara serentak dan utuh yang harus dilakukan secara
khidmat khusyuk dan harus bermodal keikhlasan untuk beribadah kepada
Allah. Shalat bukan saja gerkan-gerkan dan ucapan-ucapan lahiriyah
saja, melainkan merupakan gerakan dan ucapan batiniyah secara integral
(serentak).
2. Tata cara sholat
a) Niat
b) Berdiri bagi yang mampu
c) Membaca takbiratul ikhram
d) Membaca surat alfatihah & ayat alquran pada raka’at ke 1 dan 2
e) Ruku’
f) Bangun dari rukuk I’tidal
g) Sujud dua kali dalam masing-masing rakaat
h) Duduk antara dua sujud
i) Duduk tasyahud
j) Membaca tahhiyyat dalam duduk tasyahud akhiro
k) Membaca salam.
3. Macam- macam sholat ada 2 yaitu Sholat fardhu dan sholat sunnah.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar
dapat pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan
saranya, penulis ucapkan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Wafa, Imam Abu. 2020. Panduan shalat rosululloh. Aceh: Gue pedia.
Purnama, Yulian. 2020. Shalatlah sebagaimana melihatku shalat!. Yogyakarta
Fawaid KangAswad Publishing.
Amr, Imron Abu. Fathul qorib jilid 1. Kudus: Menara Kudus, 1982.
Aziz, Syekh Zainudin Abdul. Fathul mu’in bi sarkhil qurotal ain. Indonesia:
Daroyail Kitabah.
Pasha, Musthafa Kamal. Fikih Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2003.
Prof DR. Dradjat, Zakiah. Ilmu Fiqh. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sirnar Baru Algensido, 1954.
10