Anda di halaman 1dari 17

SHALAT LIMA WAKTU

DOSEN PENGAMPU
Ahmad Perdana Kesuma,S.H,M.H.
DISUSUN OLEH :

BILLY PRASETYO 0204223070


NURHALIM PERDANA NST 0204223148

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kesehatan kepada kita semua untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Fiqh Ibadag yang berjudul “Shalat
lima waktu”

Juga tidak lupa sholawat dan salam atas kehadirat Rasulullah SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang karena
disinari oleh iman dan islam.

Terima kasih kami ucapkan kepada bapak dosen yang telah memberikan dorongan
serta motivasi keilmuannya dalam membimbing dan memberikan dorongan dalam
makalah ini.Dan tidak lupa diucapkan terimakasih kepada semua anggota yang
telah mencurahkan segala kemampuannya demi tersusunnya makalah ini.

Dengan adanya makalah ini semoga dapat sedikit memberi informasi dan
pemahaman kita dalam memahami Al-quran dan Sejarahnya, maka patutlah kita
mempelajari materi berikut

Semoga para pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki
kekurangan dan kelemahan bagi penyusun makalah selanjutnya.

Tebing Tinggi, 18 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian Shalat lima waktu.........................................................................


B. Rukun dan syarat shalat fardhu......................................................................
C. Waktu shalat fardhu.......................................................................................
D. Hukum dan tata cara shalat............................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan rukun islam yang kedua. Maka bagi setiap muslim wajib
melaksanakan shalat. Seperti keterangan pada QS. Al-Baqarah [2] ayat 43:

‫واقيموا الصلوة وءاتوا الزكوة واركعوا مع الركعين‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku’’.

Menurut syari’at Islam, praktik sholat harus sesuai dengan petunjuk tata cara Nabi
Muhammad SAW. seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: ‫صلو كما‬
‫رايتموني اصلي‬

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku ketika aku sholat.”

Sholat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan secara istilah seperti yang ucapkan
oleh Imam Ar-Rofi’i adalah ucapan dan perbuatan yang di awali dengan takbir
dan di akhri dengan salam dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.
Sedangkan fardu sama dengan wajib. Wajib adalah suatu hal yang apabila
dilakukan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Sholat yang
difardukan diantaranya adalah: shalat lima waktu, shalat jumat, dan shalat mayit.
Namun dalam pembahasan makalah ini adalah shalat lima waktuB.Rumusan
masalah.

B. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan shalat?
2.Bagaimana rukun dan syarat shalat?
3.Kapan waktu shlat fardhu
C. Tujuan
1.Mengatahui apa itu shalat!
2.Mengatahui Rukun dan syarat sholat!
3.Mengatahuu kapan waktu shalat fardhu
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Shalat

Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology (istilah) para ahli
fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan .

Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat
dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua-duanya”1

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan
syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah


merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir
dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

1
Yasyakur, M. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Kedisiplinan Beribadah Sholat
Lima Waktu. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam,(2017)hal 35.
B.Rukun dan Syarat wajib shalat

1.Rukun shalat fardhu

Melansir pada buku Fiqh Shalat Oleh Abu Abbas Zain Musthofa al-
Basuruwani, Rukun sholat ialah perkara-perkara yang wajib dilakukan dalam
ibadah sholat. Rukun sholat ada 13 yaitu:

1.Niat

Dalam sholat fardhu, wajib Qashdu al-fi'li (menyengaja sholat) dan ta'yin
(menentukan jenis sholat contoh: dzuhur). Dalam sholat sunnah, terkait
kewajiban Qashdu al-fi'li dan ta'yin, harus menentukan waktu atau sebab,
misalnya menyengaja shalat Dhuha.

2. Takbiratul Ikhram

Rukun sholat yang kedua adalah takbiratul ikhram dengan membaca "Allahu
Akbar".

3. Berdiri bagi yang mampu

Disyaratkan harus berdiri dengan punggung tegak lurus. Jika ia hanya bisa
berdiri seperti orang yang sedang ruku', maka menurut Qaul Shahih, ia boleh
berdiri seperti itu. Kemudian, apabila ia tidak mampu berdiri, maka boleh
sholat sambil duduk iftirasy (duduk model tasyahud awal). Lebih utama
baginya daripada duduk tarabbu' (bersila). Sedangkan duduk model iq'a'
(duduk di atas kedua pantat sambil menegakkan kedua lutut) hukumnya
makruh.

4. Membaca Surat Al-Fatihah

Seseorang wajib membaca surat Al-Fatihah, termasuk juga basmalah serta


bacaan-bacaan tasydid al-Fatihah yang berjumlah 13 tasydid.
5. Rukuk

Standar minimal rukuk ialah membungkuk sekira kedua telapak tangan


sampai pada lutut. Ruku' harus dilakukan secara tuma'ninah, yaitu sekira
gerakan bangun dari ruku' sudah terpisah dari gerakan turun menuju ruku'.

Berikut ini bacaan saat rukuk:

‫ُس ْب َحانَ َرب َِّى ْال َع ِظ ِيم‬

Bacaan latin: Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih (sebanyak 3 kali.)

Artinya: "Maha Suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku
kepadaNya."

6. I'tidal

I'tidal yaitu bangun dari ruku' dengan cara berdiri tegak serta tuma'ninah, dan
tidak berniat selain i'tidal.

ُ‫َس ِم َع هَّللا ُ لِ َم ْن َح ِم َده‬

Bacaan latin: Sami'allaahu liman hamidah

Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."

Setelah berdiri tegak, lalu membaca:

‫ َح ْمدًا َكثِيرًا طَيِّبًا ُمبَا َر ًكا فِي ِه‬، ‫ك ْال َح ْم ُد‬


َ َ‫َربَّنَا َول‬

Bacaan latin: Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u
maa syi'ta min syain ba'du.

Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi,
dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."

7. Dua Kali Sujud


Standar minimal sujud ialah dengan tata cara sebagian dahi menempel pada
lantai tempat sholat. Kemudian, dalam sujud juga wajib meletakkan kedua
tangan, kedua lutut, dan kedua ujung telapak kakinya pada lantai. Berat kepala
harus tertumpu pada lantai dan tidak boleh berniat selain sujud (Thuma'ninah).
Berikut bacaan sujud:

‫ُس ْب َحانَ َرب َِّى اَأْل ْعلَى َوبِ َح ْم ِده‬

Bacaan latin: Subhaana robbiyal a'la wabihamdih (3x)

Artinya: "Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku
kepadanya."

8. Duduk di Antara Dua Sujud

Standar sempurna duduk di antara dua sujud ialah dilakukan dengan bertakbir,
duduk secara iftirasy (duduk model tasyahud awal).

Berikut bacaannya:

‫َربِّ ا ْغفِرْ ِلى َوارْ َح ْمنِى َواجْ بُرْ نِى َوارْ ُز ْقنِى َوارْ فَ ْعنِى‬

Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah


segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah
aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."

9. Membaca Tasyahud

Ada dua bacaan tasyahud yaitu tasyahud awal dan akhir. Berikut bacaan
tasyahud awal ialah:

Bacaan tasyahud awal:

‫ات هَّلِل ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْيكَ َأيُّهَا النَّبِ ُّى َو َرحْ َمةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتُهُ ال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى‬
ُ َ‫ات الطَّيِّب‬
ُ ‫صلَ َو‬ َّ ‫ات ال‬ُ ‫َّات ْال ُمبَا َر َك‬
ُ ‫التَّ ِحي‬
‫صلِّ عَل َى ُم َح َّم ٍد‬َ ‫ للَّهُ َّم‬. َ ‫ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِحينَ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل اللَّ ِها‬

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi


Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi.
demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera
selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi
bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."

10. Duduk iftirasy ketika membaca tasyahud

11. Membaca Shalawat Atas Nabi Muhammad SAW

Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir


hukumnya wajib, sedangkan pada tasyahud awal hukumnya sunnah. Pada
tasyahud akhir kita perlu membaca bacaan tasyahud awal dan kemudian
dilanjutkan dengan bacaan tambahan sebagai berikut:

Bacaan tasyahud akhir:

‫صلَّيْتَ عَل َى ِإب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل ِإب َْرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
َ َ ‫ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما‬
ِ ‫آل ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ عَل َى ِإب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ ‫با َ ِر ْك ع‬
ِ ‫َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى‬

Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga
Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi
Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi
maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan
keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan
kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha
terpuji lagi maha mulia."

12. Salam

13. Tertib dalam mengerjakan setiap rukun sholat.

Demikian rukun sholat sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Semoga


bermanfaat untuk kita dalam menyempurnakan gerakan sholat kita ya detikers.
2.Syarat Shalat Fardhu

a. Beragama Islam Orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan wajib


mengerjakan salat fardu. Salat fardu terdiri dari lima waktu dalam sehari
semalam, yaitu: zuhur, asar, maghrib, isya, dan subuh.

b. Baligh atau Sudah Dewasa Orang yang sudah baligh wajib melaksanakan
salat. Tanda-tanda balighnya seseorang, antara lain: Berusia lima belas tahun
bagi anak laki-laki atau perempuan, atau Keluar sperma setelah umur sembilan
tahun bagi anak laki-laki, atau Sudah haid setelah umur sembilan tahun bagi
anak perempuan Kendati demikian, anak-anak harus berlatih melaksanakan
salat sejak umur tujuh tahun.2

c. Berakal Sehat Orang yang berakal sehat wajib melaksanakan salat.


Sementara itu, orang yang hilang akalnya seperti mabuk, pingsan, atau gila,
tidak diwajibkan salat.

Syarat Sah Shalat

Syarat sah salat adalah hal-hal yang harus diperhatikan agar salat seseorang
sah, yakni:

a. Suci dari Hadas Kecil dan Hadas Besar Bersuci dari hadas kecil yang
dilakukan dengan wudu atau tayamum. Bersuci dari hadas besar yang
dilakukan dengan mandi atau tayamum

b. Suci Badan, Pakaian, dan Tempat Salat dari Najis Badan dan pakaian yang
dipakai salat harus suci dari najis. Tempat untuk salat, juga harus suci dari
najis

c. Menutup Aurat dengan Pakaian yang Suci Bagi laki-laki, yakni dengan
menutup bagian tubuh antara lutut sampai pusar. Sementara itu, bagi
perempuan, yakni menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak
tangan.
2
Devie Rosa. Penerapan Metode Scoring System Untuk Penilaian Latihan Pemahaman Materi Ibadah Sholat
Fardhu Dan Sunnah. Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (2015).,hal 77
d. Mengetahui Masuknya Waktu Salat Salat dilaksanakan berdasarkan waktu
tertentu. Orang yang akan salat harus mengetahui waktu salat.

e. Menghadap ke Arah Kiblat Kiblat adalah arah Kakbah di Makkah. Arah


kiblat bagi orang Indonesia yaitu menghadap ke barat sedikit serong ke kanan.

C.Waktu Shalat Fardhu

Mengetahui waktunya shalat baik secara yakin maupun prasangka. Orang


yang melakukan shalat, tanpa mengetahui waktunya shalat, maka shalatnya
tidak sah, walaupun telah masuk pada waktunya. Berikut penjelasan waktu
shalat.3

1.Dhuzur, dinamakan shalat dhuhur karena shalat ini jelas. maksutnya terlihat
dilakukan di siang hari. Shalat dhuhur dilakukan dengan empat raka’at.
Masuknya waktu shalat dhuhur dimulai dari condongnya matahari dari tengah
sedikit ke kearah barat sampai bayangan suatu benda sama dengan bendanya.

2.Ashar, dinamakan ashar karena shalat ini dilakukan pada waktu ashar atau
mendekati mendekati ghurub. Jumlah raka’at dalam shalat ashar adalah empat.
Waktu ashar di mulai dari bayangan suatu benda sama dengan bendanya dan
posisi matahari berada di sebelah barat, sampai terbenamnya matahari. Dalam
melakukan shalat ashar, waktu shalat ashar di bagi menjadi lima waktu;

a)waktu fadhilah, yaitu dilakukan pada awal waktu;

b)waktu ikhtiar;

c)waktu jawaz bikarahah

d)waktu jauzah bila karahah;

e)waktu tahrim, yaitu melakukan shalat di luar waktu yang telah di tetapkan.

3
SARWAT, Ahmad. Waktu Shalat.(2019)hal 12
3)Maghrib, shalat magrib dilakukan dengan tiga raka’at. Dinamakan shalat
maghrib karena dilakukan pada waktu ghurub. Adapun waktu shalat maghrib
dimulai dari terbenamnya matahari sampai kira-kira cukup untuk melakukan
adzan, berwudhu atau tayammum, menutup aurat, dan melakukan shalat kira-
kira lima raka’at. Pendapat seperti ini menurut qaul jadid. Sedangkan Imam
Nawawi lebih mengunggulkan qaul qadim, yaitu dari terbenamnya matahari
sampai hilangnya mega merah.

4)Isya, dinamakan dengan shalat isya karena dilakukan pada waktu isya.
Shalat isya’ dilakukan dengan empat raka’at. Masuknya waktu isya dimulai
dari hilangnya mega merah di ufuk barat, sampai pada terbitnya fajar shadiq.
Waktu melakukan shalat isya dibagi menjadi dua.

a) Waktu ikhtiar, yaitu mulai dari hilangnya mega merah sampai pada
sepertiga malam.

b) waktu jawaz, yaitu dari sepertiga malam, sampai terbitnya fajar shodiq.

Sedangkan menurut syekh Abu Hamid, di dalam waktu isya terdapat waktu
makruh. Yaitu waktu yang dilakukan di antara dua fajar, yakni fajar kazib dan
fajar shadiq.

5)Subuh, dinamakan dengan shalat subuh, karena shalat ini dilakukan pada
waktu subuh. Shalat subuh dilakukan dengan dua raka’at. Subuh sendiri
memiliki makna pagi atau awalnya siang. Subuh memiliki lima waktu, sama
seperti shalat ashar.

D.Hukum dan tata cara shalat


Secara umum, shalat fardhu lima waktu ini memiliki cara pelaksanaan yang
sama satu dengan lainnya. Hanya saja, perbedaannya terletak pada niat,
jumlah rakaat, dan waktunya. Berikut rinciannya;

1.Takbiratul ihram, yaitu membaca Allâhu Akbar saat memulai shalat. Dengan
takbiratul ihram, berarti kita sudah benar-benar masuk dalam shalat. Sehingga,
apa yang sebenarnya boleh dilakukan sebelum shalat, seperti makan dan
minum misalnya, saat itu sudah tak boleh lagi.4

2.Memasang niat bersamaan dengan takbiratul ihram.

3.Berdiri bagi yang mampu.

4.Membaca surat al-Fatihah. Bila tidak bisa maka membaca ayat apa pun
dalam surat dalam Al-Qur’an yang diketahuinya. Boleh membaca dzikir-
dzikir bila tak satu pun ayat yang diketahui. Jika tetap tak bisa maka cukup
dengan berdiam yang lamanya seukuran orang membaca al-Fatihah.

5..Ruku’ sambil membaca, Subhâna rabbiyal ‘adhîmi wa bihamdihi, “Maha


suci Tuhanku yang maha agung dengan segala pujian-Nya” tiga kali.

6.I’tidal sambil membaca, Sami’allâhu liman hamidah rabbanâ lakal hamdu,


“Semoga Allah mengabulkan panjatan doa hamba yang memuji-Nya”.

7.Sujud sambil membaca, Subhâna rabbiyal a’la wa bihamdihi, “Mahasuci


Tuhanku yang Mahatinggi dengan segala pujian-Nya” tiga kali.

8.Duduk di antara dua sujud sambil membaca, Rabbighfirlî warhamnî


wajburnî warfa’nî warzuqnî wahdinî wa‘âfinî wa‘fu ‘annî,“Ya Tuhan,
ampunilah diri ini, sayangilah, perbaikilah, dan angkatlah derajat hamba,
berilah hamba rizki dan ampunan sebanyak-banyaknya”.

9.Thuma’ninah (diam, tidak bergerak sejenak) dalam empat rukun


sebelumnya.
4
Khusnah. "Pengembangan Ubudiyah Anak dengan Meningkatkan Kemampuan tatacara Sholat dan Wudhu
yang Benar melalui Model Pengajaran Langsung." Salimiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam 3.2
(2022):hal 146
10.Membaca tasyahud akhir. Bacaan yang paling pendek adalah, Attahiyyatu
lillah salamun ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, salamun
‘alaina wa ‘ala ibadillah as-sholihin, “Penghormatan terbesar teruntuk Allah,
keselamatan, kasih sayang, juga aliran berkah semoga selalu bagi sang
baginda Nabi, dan semoga kesejahteraan menyelimuti orang-orang yang
saleh”.

11.Membaca shalawat Nabi setelah tasyahud akhir.

12.Duduk untuk membaca shalawat Nabi, tasyahud akhir, dan salam.


13.Melafalkan salam (Assalâmualaikum warahmatullâh).

14.Tertib dalam melakukan setiap rukun di atas.

Teruntuk niat sebagai salah satu rukun shalat pertama, akan dibahas secara
mandiri di bawah ini. Mengingat, lafalnya yang berbeda-beda tergantung
shalat yang dikerjakan.

Shalat Zuhur

Disebut shalat Zuhur, karena ia dikerjakan di tengah siang atau di waktu


terang. Sebab, Zuhur sendiri bermakna terang atau jelas. Adapun waktunya,
sejak tergelincir matahari sampai bayangan setiap benda menyamai panjang
bendanya. Sedangkan lafal niatnya adalah, Ushallî fardla-dhuhri arba‘a
raka’ât(in) lillâhi ta‘âlâ, “Saya shalat Zuhur empat rakaat karena Allah ta’ala”.
Kalau berstatus sebagai makmum, maka sebelum lafal lillâhi ta‘âlâ ditambah
kata ma’mûm(an). Demikian juga ketika jadi imam, maka ditambah kata
imâm(an). Dan, sebagaimana jamak diketahui bahwa shalat Zuhur dikerjakan
empat rakaat.

Shalat Ashar

Adapun waktu shalat Ashar yaitu sejak bayangan benda sedikit melebihi
bendanya, sampai matahari terbenam. Jumlah rakaatnya juga sama dengan
shalat Zuhur, empat rakaat. Niatnya, Ushallî fardlal-'Ashri arba’a raka‘ât(in)
lillâhi ta‘âlâ, “Saya shalat Ashar empat rakaat karena Allah ta’ala”.
Penambahan lafal niat ketika menjadi makmum ataupun imam sama
sebagaimana di atas.

Shalat Maghrib

Shalat Maghrib dilakukan sejak matahari terbenam, hingga mega merah di


langit sudah tak tampak lagi. Jumlah rakaatnya tidak sama dengan yang lain,
yaitu tiga rakaat. Adapun niatnya, Ushallî fardlal Maghribi tsalâtsa raka‘ât(in)
lillâhi ta‘âlâ, “Saya shalat Maghrib tiga rakaat karena Allah ta’ala”.

Shalat Isya’

Waktu pelaksanaan shalat Isya’ yakni sejak hilangnya mega merah, sampai
terbit fajar shadiq (fajar yang pancaran cahayanya membentang atau secara
horizontal). Jumlah rakaatnya sama seperti Zuhur dan Ashar. Bunyi niatnya,
Ushallî fardlal 'Isya'i arba‘a raka‘ât(in) lillâhi ta‘âlâ, “Saya shalat Isya’ empat
rakaat karena Allah ta’ala”.

Shalat Subuh

Subuh secara bahasa adalah awal siang (awwal an-nahar). Disebut Subuh
karena dilakukan di awal siang. Waktunya, sejak terbitnya fajar shadiq sampai
terbitnya matahari. Shalat Subuh termasuk shalat dengan jumlah rakaat yang
paling sedikit, hanya dua rakaat. Adapun niatnya, Ushallî fardlas Shubhi
rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ, “Saya shalat Subuh dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Perbedaan yang paling mencolok dari shalat Subuh juga, yakni adanya
kesunnahan membaca qunut. 5Bahkan ulama Syafi’iyah menggolongkannya
sebagai sunnah ab’ad. Sehingga, bila lupa dan tidak membacanya, maka
sunnah hukum menggantinya dengan sujud sahwi.

BAB III

PENUTUP

5
Mu’is, Ust Fahrur. Berkah Sholat Subuh Berjamaah. PQS (Pustaka Qur'an Sunnah), 2017.hal 92.
KESIMPULAN

Shalat adalah ucapan dan perbuatan yang telah ditentukan, diawali


dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Shalat
wajib bagi setiap muslim yang berakal, baligh, dan suci dari haid dan nifas bagi
wanita. Shalat dihukumi sah apabila:

1) orang yang shalat dalam keadaan suci dari hadats kecil maupun hadats besar;

2) Bersihnya badan, pakaian, dan tempat sholat dari najis

3) menutup aurat;

4) mengetahui masuknya waktu shalat;

5) menghadap kiblat;

6) mengetahui kefarduannya shalat; kefarduan shalat dinamakan dengan rukun


shalat. Rukun shalat diantaranya adalah sebagai berikut:1.) niat; 2) Takbiratul
Ihram; 3) Berdiri Bagi Yang Mampu; 4) Membaca Surat Al-fatihah disetiap
Raka’at; 5) Ruku’; 6) I’tidal; 7) Melakukan Dua Sujud; 8) Duduk di Antara Dua
Sujud; 9)Tuma’ninah; 10) Membaca Tasyahud Akhir; 11) Membaca Shalawat
kepada Nabi; 12) Duduk Tasyahud Akhir; 13) Memaca Salam; 14) Tertib.

SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Yasyakur, M. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan
Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan
Islam,(2017)

Devie Rosa. Penerapan Metode Scoring System Untuk Penilaian Latihan


Pemahaman Materi Ibadah Sholat Fardhu Dan Sunnah. Proceedings Konferensi
Nasional Sistem dan Informatika (2015).

SARWAT, Ahmad. Waktu Shalat.(2019)

Khusnah. "Pengembangan Ubudiyah Anak dengan Meningkatkan Kemampuan


tatacara Sholat dan Wudhu yang Benar melalui Model Pengajaran Langsung."
Salimiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam 3.2 (20220

Mu’is, Ust Fahrur.Berkah Sholat Subuh Berjamaah. PQS (Pustaka Qur'an


Sunnah), 2017.

Anda mungkin juga menyukai