Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF

DASAR – DASAR TENTANG TASAWUF

Dosen Pengampu :
Asman, S. Pd. I, M. Ag

OLEH:

MEGA NOFIYANTI
NIM. 302.2019.048
Semester : III
Kelompok : 6

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
2020 M/ 1442 H
DAFTAR ISI

Halaman :

DAFTAR ISI...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar – Dasar Al-Qur’an Dan hadits Tentang Tasawuf......................2


1. Dasar-dasar dari Al-Qur'an............................................................2
2. Dasar-dasar Dari Hadis..................................................................3
B. Contoh Akhlak Rasul, Dan Para Sahabatnya......................................4
1. Berpegang Teguh Kepada Kejujuran.............................................4
2. Senantiasa Berprasangka Baik Kepada Umat Muslim..................4
3. Menjaga Pandangan Dari Yang Haram.........................................4
4. Jangan Ikut Campur Urusan Orang Lain.......................................5
5. Menjawab Salam...........................................................................5
6. Mengerjakan Amal Ma’ruf Nahi Munkar......................................5
C. Pengaruh Tasawuf Di Dunia Islam......................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................8
B. Saran....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan mengenai Tasawwuf sering menjadi tajuk perbincangan
golongan yang prihatin terhadap pengamalan agama dalam kehidupan. Ada
pihak yang menyokong dan memperjuangkannya bahkan meletakkan ia
sebagai salah satu bagian sendi agama ini. Ada juga pihak yang
mempertikaikan kebenaran ajarannya adakah benar-benar Islami? Atau ia
hanya hasil serapan budaya dan kelompok ciptaan barat yang masuk dalam
umat Islam?
Kajian ringkas ini mencoba menjelaskan tentang makna Tasawwuf dan
asal-usulnya juga sejauh mana hubunganya dengan syariat Islam. yang
bertujuan untuk menerangkan kebaikan-kebaikan yang mungkin diperoleh
dari latihan kerohanian golongan Tasawwuf.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas , dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Apa dasar – dasar al – qur’an dan hadits tentang tasawuf ?
2. Apa contoh akhlak rasul dan para sahabat ?
3. Apa pengaruh tasauf didunia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar – Dasar Al – Qur’an Dan Hadits Tentang Tasawuf


Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanya tasawuf berazaskan
kezuhudan sebagaimana yang diperaktekkan oleh Nabi Saw, dan sebahagian
besar dari kalangan sahabat dan tabi'in. Kezuhudan ini merupakan
implementasi dari nash-nash al-Qur'an dan Hadis-hadis Nabi Saw yang
berorientasi akhirat dan berusaha untuk menjuhkan diri dari kesenangan
duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk mensucikan diri, bertawakkal
kepada Allah Swt, takut terhadap ancaman-Nya, mengharap rahmat dan
ampunan dari-Nya dan lain-lain.
1. Dasar-dasar dari Al-Qur'an
Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi jalan
yang ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat
Allah yang dijadikan landasan akan urgensi kezuhudan dalam
kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur'an yang berbunyi:
yang Artinya:
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami
tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki
keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari
keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di
akhirat”. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)1
Diantara nash-nash al-Qur'an yang mememerintahkan orang-orang
beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah
dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20 yang Artinya:
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para

1
Karim Abdul Malik, Perkembangan Tasawuf dari abad kea bad, Jakarta, 1952. Hlm 64.

2
3

petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat


warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan
kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Ayat ini menandaskan bahwa kebanyakan manusia melaksanakan
amalan-amalan yang menjauhkannya dari amalan-amalan yang
bermanfaat untuk diri dan keluarganya, sehingga mereka dapat kita
temukan menjajakan diri dalam kubangan hitamnya kesenangan dan
gelapnya hawa nafus mulai dari kesenangan dalam berpakaian yang
indah, tempat tinggal yang megah dan segala hal yang dapat
menyenangkan hawa nafsu, berbangga-bangga dengan nasab dan
banyaknya harta serta keturunan (anak dan cucu). Akan tetapi semua
hal tesebut bersifat sementar dan dapat menjadi penyebab utama
terseretnya seseorang kedalam azab yang sangat pedih pada hari
ditegakkannya keadilan di sisi Allah, karena semua hal tersebut
hanyalah kesenangan yang melalaikan, sementara rahmat Allah hanya
terarah kepada mereka yang menjauhkan diri dari hal-hal yang
melallaikan tersebut.2
2. Dasar-dasar Dari Hadis
Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan
Rasulullah Muhammad Saw beserta para sahabat beliau yang telah
mendapatkan keridhaan Allah, maka akan ditemukan sikap kezuhudan
dan ketawadhu'an yang terpadu dengan ibadah-ibadah baik wajib
maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw tidak pernah
meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat kebanyakan
berdiri, ruku' dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah
meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini
dilakukan oleh beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang
penggenggam jiwa dan alam semesta yang mencintainya Dia-lah Allah

2
Karim Abdul Malik, Perkembangan Tasawuf dari abad kea bad, Jakarta, 1952. Hlm 65
4

yang cinta-Nya tidak pernah terputus kepada orang-orang yang


mencintai-Nya.
Uaraian tentang hadis fi'liyah di atas merupakan salah satu bentuk
kesufian yang dijadikan landasan oleh kaum sufi dalam menjalankan
pahamnya.

B. Contoh Akhlak Rasul, Dan Para Sahabatnya


1. Berpegang Teguh Kepada Kejujuran
Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat jujur sehingga
mendapatkan gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya. Allah SWT
pun sangat menyukai hamba-nya yang berperilaku jujur.
Allah Ta’ala berfirman: "Di antara orang-orang mukmin itu ada
orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah.
Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka pula ada yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),
(23) agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu
karena kejujurannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki,
atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (24) – (Q.S Al-Ahzab: 23-24).3
Semoga kita dimudahkan untuk memiliki akhlak yang mulia ini,
yakni selalu berlaku jujur dalam segala hal. 
2. Senantiasa Berprasangka Baik (Husnuzan) Kepada Umat Muslimim
Rasulullah SAW bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka
buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling
dusta.” (H.R. Bukhari).
Hadist itu jelas menunjukkan bahwa seorang muslim harus
menjauhi sifat berburuk sangka kepada orang lain apalagi sesama muslim.
Lebih baik mencari tahu dulu kebenarannya.
3. Menjaga Pandangan Dari Yang Haram 

3
Barmawie umarie, peerbit siti syamsiah,sala, 1996, hlm 9.
5

Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang


diharamkan oleh Allah merupakan akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah
SAW menjamin masuk surga bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-
sifat mereka dalam menjaga pandangan.
Abu Umamah berkata, ”Saya mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Berilah jaminan padaku enam perkara, maka
aku jamin bagi kalian surga. Jika salah seorang kalian berkata maka
janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika
dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan
kalian, cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan
jagalah kemaluan kalian.”
4. Jangan Ikut Campur Urusan Orang Lain
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-
orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
(Al-Ahzab: 58)4
5. Menjawab Salam 
Mengucapkan salam hukumnnya adalah sunnah dan menjawab
salam hukumnya wajib. Sebab salam merupakan salah satu tanda cinta 
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga
kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling
mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar
sesama muslim.” (HR Muslim no. 54).
6. Mengerjakan Amal Ma’ruf Nahi Munkar
Mar makruf nahi mungkar adalah perintah menegakkan yang benar
dan melarang yang salah.
Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku
pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia

4
Ibid., hlm 10
6

mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu,


maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga,
maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan
demikian itu adalah selemah-lemah iman.
Itulah di antara akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW. Untuk itu umat muslim dianjurkan untuk menjalankannya agar
kehidupannya di dunia mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.   
Wallahu a'lam bissowab.

C. Pengaruh Tasawuf Di Dunia Islam


Banyak pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar yang
masuk ke dalam Islam. Sebagian penulis ada yang berpendapat bahwa
tasawuf berasar dari kebiasaan rahib-rahib Kristen yang menjauhi dunia dan
kesenangan material. Pendapat lain mengatakan pula bahwa ajaran tasawuf
timbul atas pengaruh ajaran Hindu dan disebutkan pula bahwa ajaran tasawuf
berasal dari filsafat Phyitagoras dengan ajaran-ajarannya yang meninggalkan
kehidupan material dan memasuki kehidupan kontemplasi. Dikatakan pula
bahwa tasawuf masuk ke dalam Islam karena pengaruh filsafat Plotinus.
Disebutkan bahwa roh memancar dari zat Tuhan dan kemudian akan kembali
kepada-Nya. Tetapi dengan masuknya roh ke dalam materi, ia menjadi kotor
dan untuk dapat kembali ke tempat yang maha suci terlebih dahulu ia harus
disucikan. Tuhan Yang Mahas Suci tidak dapat didekati kecuali oleh yang
suci, dan pensucian roh ini terjadi dengan meninggalkan hidup kematerian
dan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat mungkin dan kalau bisa
hendaknya bersatu dengan Tuhan semasih berada dalam hidup ini5
Pengaruh-pengaruh agama Hindu terhadap tasawuf Islam sangatlah kuat,
seperti; nirwana adalah ajaran dalam Hindu yang mempengaruhi tasawuf
Islam, mereka menggambarkan bahwa jiwa manusia, hilang lenyap
sendirinya dalam ketentraman yang mutlak tidak terganggu oleh indera dan
syahwat. Ajaran ini sangat berbeda dengan ajaran tasawuf Islam, ajaran fana

5
Fakultas syariah IAIN sunan gunung djati, Serang ,1985, hlm 96
7

dalam tasawuf Islam meskipun juga meniadakan diri (hilangnya sang diri),
namun dia memandang kepada kekekalan yang tetap dan tetap ada dalam
menyaksikan dan merasa lezat cita-cita keindahan Tuhan.
Kemudian juga di samping pengaruh-pengaruh agama Hindu, Kristen juga
sangat mempengaruhi tasawuf Islam, di antaranya sebagai berikut.
1. Pengaruh Kristen dan paham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan
diri dalam biara-biara. Dikatakan bahwa Jahid dan Sufi Islam
meninggalkan dunia, memilih hidup sederhana dan mengasingkan diri,
adalah pengaruh cara hidup rohib-rohib Kristen.
2. Filsafat Mistik Phytagoras yang berpadat bahwa roh manusia bersifat
kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Badan Jasmani
merupakan penjara bagi roh. Ketenangan roh adalah di alam samawi
untuk memperoleh hidup sengan di alam samawi, manusia harus
membersihkan roh dengan meninggalkan hidup materi, yaitu Zuhud.
Namun, demikian terlepas atau tidak adanya pengaruh dari luar itu,
yang jelas bahwa dalam suber ajaran Islam al-Qur’an dan hadits
terdapat ajaran yang dapat membawa kepada timbulnya tasawuf.
Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, ada di dalam al-Qur’an
dan hadits.6

6
Ibid., hlm 98
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan tasawuf
dibagi dalam 4 abad, yaitu abad pertama, kedua, ketiga dan keempat. Pada
abad ketiga ini terlihat perkembangan tasawuf ditandai dengan adanya
segolongan sufi yang mendalami inti ajaran tasawuf, sehingga didapati ada 3
inti ajaran tasawuf, yaitu:
1. Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa
2. Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak
3. Tasawuf yang berintikan metafisik

Ajaran Hindu dan Kristen sesungguhnya sangat mempengaruhi tasawuf


Islam. Meskipun adanya pengaruh dari luar, namun sumber ajaran Islam (al-
Qur’an dan Hadits) mempunyai pegangan bahwa Tuhan dekat dengan
manusia itu ada dalam al-Qur’an dan Hadits.

B. Saran
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita
harus mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang
kita pelajri sesuia dengan al-qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang
terdapat dalam as-sunnah (hadist).

8
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihan. 2000. Ilmu Tasawuf. Bandung : CV. Pustaka Setia


Karim Abdul Malik, Perkembangan Tasawuf dari abad kea bad, Jakarta, 1952.

Barmawie umarie, peerbit siti syamsiah,sala, 1996, hlm 9.


Fakultas syariah IAIN sunan gunung djati, Serang ,1985, hlm 96

Anda mungkin juga menyukai