Anda di halaman 1dari 4

KONSEP DASAR TEORI KEPEMIMPINAN HARGA

Bentuk kolusi informal, ataupun secara diam-diam, terjadi pada industri yang memiiki
pemimpin harga(price leader); pemimpin harga inilah yang menetapkan harga dalam industri.
Perusahaan dominan atau beberapa perusahaan dominan menetapkan harga pasar, dan
perusahaan lain dalam industri tersebut mengikutinya untuk menghindari persaingan harga.
Pemimpin harga juga mempelopori setiap perubahan harga, dan kemudian yang lain mengikuti.

Secara historis, industri baja meupakan contoh bentuk oligopoli dengan kepemimpinan harga.
Biasanya, U.S. Steel(perusahaan terbesar dalam industri baja) menetapkan harga untuk berbagai
produk, dan perusahaan lain akan mengikutinya. Penyelidikan konggres terhadap kebijakan
penetapan harga dalam industri ini menunjukkan bahwa produsen baja kecil mengandalkan harga
yang telah ditetapkan oleh U.S Steel. Tekanan masyarakat terhadap U.S. Steel untuk tidak
menaikkan harga telah menggeser peran kepemimpinan harga ketangan produsen kecil, sehingga
menghasilkan perpindahan atau rotasi fungsi kepemimpinan antar perusahaan.

Seperti bentuk kolusi yang lain, kepemimpinan harga menghadapi berbagai kendala.

Pertama, tindakan tersebut biasanya melanggar Undang-undang antitrust Amerika serikat

Kedua, semakin besar diferensiasi produk antar penjual, kepemimpinan harga semakin
tidak efektif sebagai alat kolusi.

Ketiga, tidak ada jaminan bahwa perusahaan lain akan mengikuti pemimpin harga. Jika
perusahaan lain dalam industrik tidak mengikuti kenaikan harga, perusahaan pemimpin
harga akan kembali menurunkan harga atau beresiko mengalami penurunan penjualan
akibat pelanggan pindah kepesaing dengan harga yang lebih rendah.

Keempat, seperti pada kartel resmi, beberapa perusahaan akan melanggar kesepakatan
dengan melakukan penurunan harga untuk menaikkan penjualan dan harga. Dan
akhirnya, kecuali jika ada halangan masuk, harga yang mendatangkan laba akan menarik
pendatang baru ke pasar, sehingga dapat mengacaukan kesepakatan kepemimpinan harga.

TEORI PERMAINAN

Teori permainan atau game theory mengamati perilaku oligopolistik sebagai


serangkaian gerakan stratejik dan gerakan tandingan dari perusahaan pesaing. Teori ini
menganalisis perilaku pembuat keputusan atau pemain yang pilihannya saling mempengaruhi.
Tekanannya adalah pada dorongan pemain untuk bekerja sama atau bersaing. Teori permainan
adalah model yang menganalisis perilaku oligopolistik sebagai serangkaian tindakan strategis
dan tindakan balasan strategis oleh perusahaan pesaing. Strategi dalam game theory, rencana
operasional yang dijalankan oleh seorang pemain; sebagai contoh, salah satu strateginya adalah
menghindari hasil teburuk.

Matrik hasil Dalam game theory(teori permainan), suatu table berisi hasil yang dapat diharapkan
masing-masing pemain atas dasar setiap strategi yang dijalankan oleh masing-masing pemain.

KURVA PERMINTAAN PATAH

Harga dalam beberapa industry oligopolistik tampak stabil bahkan bila perubahan kondisi
biaya sebenarnya memerlukan perubahan harga. Satu model oligopol yang dapat menjelaskan
munculnya stabilitas harga ini adalah ide sederhana bahwa; jika satu perusahaan menurunkan
harga, perusahaan lain akan menurunkan harga juga untuk menghindari beralihnya konsumen ke
perusahaan yang menurunkan harga. Tetapi jika satu perusahaan menaikkan harga, perusahaan
lain tidak akan mengikutinya dan berharap agar konsumen beralih dari perusahaan yang
menaikkan harga ke perusahaan yang tidak menaikkan harga. Jika oligopolis membuat perkiraan
reaksi pesaing semacam itu, kurva permintaan patah dapat menjelaskan strategi penetapan
harga oligopolis

Model Permintaan Patah dalam Oligopoli

D’

P e

D’

b M

M’

0 q Kuantitas per periode


Kurva Permintaan dan Penerimaan Marginal untuk model Permintaan Patah

e MC”

P MC

MC’

D’

M’

0 q Kuantitas per periode

RINGKASAN BEBERAPA MODEL OLIGOPOLI

Setiap model oligopoli yang telah kita pelajari di depan ikut menjelaskan fenomena tertentu yang
diamati pada pasar oligopoli. Interdependensi mendasari semua jenis perilaku, sehingga muncul
banyak model. Model kartel atau kolusi menunjukkan mengapa oligopolis bisa bekerjasama
untuk menentukan harga pasar dan output; model ini juga menjelaskan mengapa kartel sulit
dibentuk dan dipertahankan. Model kepemimpinan harga menjelaskan mengapa dan bagaimana
perusahaan dapat mencapai kesamaan harga tanpa membentuk kartel secara formal. Model teori
permainan menunjukkan bahwa karena adanya interdependensi antar-perusahaan, strategi pasar
dapat terentang dari kerjasama hingga perang harga. Akhirnya, kurva permintaan patah
menjelaskan mengapa beberapa harga dalam pasar oligopoli cenderung tetap dalam periode yang
lama meskipun biaya mengalami perubahan.

PERBANDINGAN ANTARA OLIGOPOLI DAN PERSAINGAN SEMPURNA

Setiap model oligopoly menjelaskan sebagian dari teka-teki oligopoly. Setiap model punya
keterbatasan dan tidak ada yang memberikan penjelasan lengkap tentang perilaku oligopoli.
Karena tidak ada model yang berlaku umum, maka oligopoly tidak dapat dibandingkan dengan
model persaingan sempurna. Namun demikian, kita dapat saja membayangkan satu eksperimen
terhadap ratusan perusahaan dalam suatu industry persaingan sempurna dan kemudian
melakukan merjer menjadi beberapa perusahaan raksasa, misalnya menjadi empat perusahaan
saja; dalam hal ini, kita berarti telah mengubah industrinya dari persaingan sempurna menjadi
oligopoli. Bagaimana perbedaan perilaku perusahaan dalam industry tersebut antara sebelum dan
sesudah adanya merjer besar-besaran?

1. Harga biasanya lebih tinggi dalam oligopoly. Dengan berkurangnya jumlah pesaing
setelah marjer, perusahaan yang tersisa menjadi lebih saling independen. Model
oligopoly yang ada ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terlibat
didalamnya mungkin saja bertindak seirama dalam kebijakan harganya. Jika para
oligopolis terlibat dalam kolusi implisit dan eksplisit, output industry menjadi lebih kecil
dan harga menjadi lebih tinggi daripada dalam persaingan sempurna. Bahkan meskipun
oligopolis tidak berkolusi tetapi hanya beroperasi dengan kelebihan kapasitas, biaya
produksi rata-rata jangka panjang dalam oligopoly akan lebih tinggi daripada dalam
persaingan sempurna.
2. Laba lebih tinggi dalam oligopoly. Dalam jangka panjang, kemudian masuk ke industry
mencegah adanya perusahaan dalam persaingan sempurna untuk mendapatkan laba yang
lebih besar daripada laba normal. Dalam oligopoly, diasumsikan ada halangan masuk,
seperti economies of scale atau merek, yang memungkinkan perusahaan mendapatkan
laba ekonomi jangka panjang. Halangan masuk itu bisa merupakan sesuatu yang tidak
mungkin diterobos oleh pendatang baru. Jadi, kita dapat memperkirakan adanya tingkat
laba dalam jangka panjang yang lebih tinggi pada oligopoly dibandingkan pada
persaingan sempurna. Tingkat laba kenyataannya memang lebih tinggi pada industri
yang penjualannya didominasi hanya oleh beberapa perusahaan saja. Beberpa ekonom
memandang bahwa tingkat laba yang lebih tinggi ini adalah bukti negatifnya kekuatan
pasar.

Referensi: William A. McEACHERN

Anda mungkin juga menyukai