Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PEMBUATAN PROSES

PASCA PANEN KOPI

Rully - 2019

1
PENDAHULUAN

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan berperan penting sebagai
sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan
juga merupakan sumber penghasilan bagi bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa
petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).

Hampir 70% produksi kopi Indonesia dipasarkan ke berbagai negara dan hanya
sekitar 30% yang digunakan untuk konsumsi domestik. Kondisi ini menggambarkan bahwa
kopi Indonesia sangat tergantung pada pasar ekspor. Akhir-akhir ini muncul permasalahan
karena lebih dari 65% ekspor kopi Indonesia adalah Grade IV ke atas dan tergolong kopi
mutu rendah yang terkena larangan ekspor.

Rendahnya mutu produksi kopi terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen
dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi
diproduksi oleh perkebunan rakyat. Disamping itu, pasar kopi masih menyerap seluruh
produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik.
Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak jaman penjajahan, tetapi
pengelolaannya masih tetap tradisional.

Kesalahan yang paling fatal yang umum dilakukan petani adalah pada fase pemetikan
dan penanganan pasca panen, sehingga menghasilkan kopi mutu rendah. dihampir semua
sentra produksi kopi, petani memetik buah kopi sebelum usia panen (petik hijau) dengan
berbagai alasan seperti desakan kebutuhan hidup dan rawan pencurian.

PERMASALAHAN

1. Penanganan pasca panen, penjemuran kopi umumnya dilakukan ditepi jalan atau
tempat-tempat yang sanitasinya tidak memadai, sehingga terkontaminasi berbagai
kotoran. Disamping itu, penjemuran yang dilakukan tidak dapat mencapai kadar air
maksimum yang diizinkan yaitu 12,5%, sehingga biji kopi sering berjamur. Lebih
lanjut, alat pengupas kopi yang digunakan umumnya tidak memenuhi standar,
sehingga biji kopi yang dihasilkan banyak yang pecah.
2. Disamping itu, cara dan tempat untuk menyimpan hasil yang tidak memadai
menyebabkan meningkatnya kadar kotoran dan kadar air. Akibatnya mutu biji kopi
yang dihasilkan petani grade IV. Penanganan pasca panen tersebut sulit diperbaiki
PROPOSAL GREEN HOUSE

karena tidak ada insentif harga, kopi bermutu baik dihargai hampir sama dengan kopi
bermutu rendah. Petani merasa lebih untung menghasilkan kopi dengan mutu
seadanya tanpa harus mengorbankan waktu dan biaya untuk memperbaiki mutu kopi
yang mereka hasilkan.
3. Jadi selama ada pasar yang dapat menyerap produksi mutu rendah, maka sulit
diharapkan petani memperbaiki mutu kopinya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
perbaikan mutu kopi membutuhkan kerja keras terutama untuk mensosialisasikannya
kepada jutaan petani kopi Indonesia dan tugas ini merupakan taruhan masa depan
perkopian Indonesia. Apabila hal ini tidak ditangan secara tepat maka ekspor kopi
Indonesia akan turun dan pasar kopi domestik akan kelebihan penawaran yang pada
gilirannya akan menurunkan harga kopi.
TUJUAN

1. Adanya jaminan mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang
cukup dan pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa
prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi di petani dapat dipasarkan pada tingkat harga
yang menguntungkan.
2. Untuk memenuhi prasyarat di atas, pengolahan kopi di petani harus dilakukan dengan
tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah.
3. Buah kopi hasil panen, seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah
dengan baik agar menjadi bentuk akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam
jangka waktu tertentu.
4. Untuk menentukan Kriteria mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan
kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan
pada setiap tahapan proses produksinya.

Maka dari itu untuk membuat realisasi dari tujuan tersebut harus segera dilakukan
pengadaan seluruh kebutuhan penunjang proses produksi pada pasca panen kopi yang baik,
Tentunya juga perlu persiapan dan perencanaan yang matang dalam mewujudkan Proses ini.

KEBUTUHAN

Untuk Beberapa Rincian Kebutuhan Pada Proses Pasca Panen Kopi Saat Ini di Petani

1. Pembuatan Sarana Penjemuran yang memadai dengan Sistem “Green House”.


2. Pengadaan Mesin Pulper (Pemisah Kulit dan Biji Kopi)
3. Pembuatan Bak Pencucian/Rambang Kopi dan Bak Fermentasi
4. Pengadaan Mesin Huller (Pengupas Kulit Tanduk Kopi)
5. Pengadaan Alat Sortasi Manual (ayakan dengan lubang ukuran tertentu)
6. Alat Pengukur Kadar Air (Moisture-meter)
7. Pengadaan Mesin Pemotong Rumput.

MANFAAT

1. Untuk mendukung era agroindustri di masa datang, sudah saatnya upaya perbaikan
mutu biji kopi dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Dari total produksi biji
kopi nasional yang mencapai 600.000 ton per tahun, hanya 20% padahal
pengembangan proses pasca panen yang demikian dapat memberikan nilai tambah
yang lebih besar, membuka peluang pasar dan menyerap tenaga kerja di lingkungan
PROPOSAL GREEN HOUSE

sekitar para petani itu sendiri.


2. Sebagai sarana edukasi para petani kopi dalam mengolah buah kopi sehingga
menghasilkan biji kopi terbaik dalam proses selanjutnya.
3. Sebagai Sarana Edu-trip untuk masyarakat umum jika ingin belajar bagaimana cara
pengolahan pasca panen kopi yang baik.
DESAIN PEMBUATAN “GREEN HOUSE”

Sebagai wujud dalam penanaman tanaman kopi hal ini diperlukan rumah untuk pengeringan
hasil panen kopi tersebut. Sebagai langkah awal berikut adalah design "Green
House Rumah Plastik" yang akan diaplikasikan

Gambar 1. Sketsa Design awal

PROPOSAL GREEN HOUSE

Gambar 2. SketsaTampak Samping


Gambar 3. Design tampak dari depan

1. Melalui pertimbangan plastik UV yang biasanya kebanyakan terbatas dengan ukuran


maksimal 3 m maka atap dan samping serta bagian depan dan belakang "Green House
Rumah Plastik" dibuat dengan lebar 6 m (Jika tidak memungkinkan 4m + 2m disambung).
Sebenarnya lebar plastik UV maksimal ada yang 6 m.
2. Tiang ketinggian "Green House Rumah Plastik" dibuat 2,5 m.
3. Disediakan leveling bambu serba guna seperti untuk penempatan penjemuran kopi,
Ketinggian meja 1/2 m dengan lebar 1/2 m.

Gambar 4. Design tampak horizontal


Dari Gambar 4 bisa dilihat untuk ukuran jarak antar tiang adalah 3 m. Pada design ini
dibuat ukuran dengan panjang maksimal adalah 24 m. Jadi dibutuhkan 9 tiang dengan jarak
antar tiang adalah 3 m.
PROPOSAL GREEN HOUSE

Gambar 5. Design tampak dari samping


Meneruskan dari "Gambar 4. Design tampak horizontal", maka bisa dilihat "Gambar
5. Design tampak dari samping" agar lebih jelas.
Gambar 6. Design tampak dari atas

Meneruskan dari "Gambar 4. Design tampak horizontal dan Gambar


5. Design tampak dari samping", maka bisa dilihat "Gambar 6. Design tampak dari
atas" agar lebih jelas.

Gambar 7. Design bagian dalam

Meneruskan dari "Gambar 4. Design tampak horizontal, Gambar 5. Design tampak


dari samping dan Gambar 6. Design tampak dari atas", maka bisa dilihat "Gambar
7. Design bagian dalam" agar lebih jelas. Saat dalam pembuatan secara manual.

PROPOSAL GREEN HOUSE


RINCIAN HARGA

Harga Dasar Satuan/Kg/Roll/Pack/Meter

1.Baja Ringan BMT Truss C75.75 SNI T. 0.75 TCT, Panjang 6m Rp. 95.000,- x 43
2.Reng 28.45* BMT Tinggi 28mm, T. 0.45. Panjang 6m Rp. 35.000,- x 10
3.Skrup Kanal C (1.000)pcs/dus Rp. 165.000,- x 2
4.Plastik UV 200 Micron 14% Merk Vatan
Ukuran : L 6m x P 60m x 200mc, netto 73kg/roll Rp. 5.200.000,- x1
5.Pipa PVC Wavin type AW 0,75" Panjang 4m Rp. 45.000,- x 18
6.Knee Tee PVC 0,75" Rp. 4.000,- x 16
7.Knee Elbow Pvc 0,75" Rp. 4.000,- x6
8.Klem PVC Besi 3/4 Rp. 3.500,- x 35
9.Binder Clip no.111 /box Rp. 6.500,- x 30
10.Paku Kayu 6cm /kg Rp. 40.000,- x2
11.Paranet 75% /Roll Rp. 1.400.000,- x1
12. Pasir Rp. 500.000,- x1
13. Semen Rp. 95.000,- x3
14. Engsel Arc 4"x3" /pasang Rp. 10.000,- x3
15. Pekerja 3 Orang (7 Hari) Rp. 2.200.000,- x1
16. Biaya Lain-Lain Rp. 2.500.000,- x1

Harga Jumlah Total Seluruh Kebutuhan

1.Baja Ringan BMT Truss C75.75 SNI T. 0.75 TCT, Panjang 6m Rp. 4.085.000,-
2.Reng 28.45* BMT Tinggi 28mm, T. 0.45. Panjang 6m Rp. 350.000,-
3.Skrup Kanal C (1.000)pcs/dus Rp. 330.000,-
4.Plastik UV 200 Micron 14% Merk Vatan
Ukuran : L 6m x P 60m x 200mc, netto 73kg/roll Rp. 5.200.000,-
5.Pipa PVC Wavin type AW 0,75" Panjang 4m Rp. 810.000,-
6.Knee Tee PVC 0,75" Rp. 64.000,-
7.Knee Elbow Pvc 0,75" Rp. 24.000,-
8.Klem PVC Besi 3/4 Rp. 122.500,-
9.Binder Clip no.111 /box Rp. 195.000,-
10.Paku Kayu 6cm /kg Rp. 80.000,-
11.Paranet 75% /Roll Rp. 1.400.000,-
12. Pasir Rp. 500.000,-
PROPOSAL GREEN HOUSE

13. Semen Rp. 285.000,-


14. Engsel Arc 4"x3" /pasang Rp. 30.000,-
15. Pekerja 3 Orang (7 Hari) Rp. 2.200.000,-
16. Biaya Lain-Lain Rp. 2.500.000,-

JUMLAH TOTAL Rp. 18.175.500,-


PENUTUP

Demikian Proposal ini kami ajukan untuk mendapat bantuan dana dari Bapak/Ibu Investor.
Atas Perhatiannya melalui proposal ini kami haturkan terimakasih.

PROPOSAL GREEN HOUSE

Anda mungkin juga menyukai