Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH UTILITAS 1

STUDY KASUS DISTRIBUSI AIR PADA BANGUNAN HOTEL PELANGI

KELOMPOK 3 :

GIOVANI D BOY MANEK (1206091006)

NIRMALA BASUKI (1206091018)

AGUSTINUS BOLENG (1206097048)

BOBY R. BEDA(1206097054)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS & TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2013/2014
i

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul PENYEDIAAN AIR DALAM SUATU BANGUNAN ini dibuat dengan
tujuan memberi wawasan kepada pembaca dan/atau mahasiswa tentang bagaimana
penyediaan dan penyaluran air serta system distribusi dalam suatu bangunan .
Dalam penulisan tugas ini, di temukan berbagai keterbatasan dan kekurangan
literatur dan kemampuan yang penyusun miliki sehingga hasil yang di capai dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami perlu
masukan atau saran dari ibu dosen atas tugas ini.
Akhir kata, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dalam
penyusunan tugas ini. Semoga apa yang disajikan ini dapat bermanfaat.

Kupang, 03 oktober 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
KATA PENGANTAR ....... ii
. iii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR . iv
DAFTAR TABEL

. v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum..... 1
1.2.2

Tujuan Khusus... 1

1.3 Perumusan Masalah 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Air Bersih... 3
2.1.1. Definisi Air Bersih... 3
2.1.2. Persyaratan Air Bersih..
3
2.1.3. Kebutuhan Air Bersih.. 5
2.1.4. Sumber Air.. 8
2.1.5. Sistem Distribusi Air Bersih.. 10
2.1.6. Sistem Plambing Air Bersih.. 11
2.1.7 Jenis Pipa. 18
2.2 Air Kotor. 20
2.2.1. Pengertian Air Kotor 20
2.2.2. Jenis-jenis Air Kotor. 20
2.2.3. Pengolahan Air Limbah.21
iii

2.2.4. Teknologi Pengolahan Air imbah23


2.2.5. Pengolahan Limbah Air Wastewater Gardens....24
2.2.6. Sistem Pembuangan Air Kotor25
2.2.7. Sistem Plumbing Air Kotor. 27

BAB III HASIL STUDY KASUS


3.1 Kebutuhan Air Dalam Kos Tingkat Pisces....................

30

3.1.1. Air Bersih 30


3.1.2. Sistem Distribusi Air... 31
3.1.3 Kapasitas Air. 31
3.2 Air Kotor.... 30
3.2.1 Tempat Air Kotor32
3.2.2 Distribusi Air Kotor 33
3.3. Masalah yang ditemukan 34
BAB III GAMBAR PENUNJANG.. 35

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan .... 40
3.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA 42

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Sambungan Langsung.................................................... ...

13

Gambar 2.2 Sistem dengan tangki atap ..........................................................

13

Gambar 2.3 Pompa Tangan.............................................................................

15

Gambar 2.4 Cara Kerja PompaTangan..............................................................

16

Gambar 2.5 Pompa Mekaniki .........................................................................

16

Gambar 2.6 Pompa Jet ...................................................................................

17

Gambar 2.7 Jenis-jenis Pipa GIP ......................................................................

18

Gambar 2.8 Jenis-jenis Pipa PVC ....................................................................

19

Gambar 3.1 Bagian Depan Kos Bertingkat pisces ..............................................

28

Gambar 3.2 saluran pembuangan lantai 1 ......................................................... 30


Gambar 3.3 Tempat pembuangan bagian luar....................................................

32

Gambar 3.4 Saluran air hujan dari plat atap .....................................................

33

Gambar 3.5 Perletakan pipa ............................................................................

34

Gambar 4.1 Bak penampungan .......................................................................

35

Gambar 4.2 Dinamo ......................................................................................

35

Gambar 4.3 Pipa.............................................................................................

36

Gambar 4.5 Klosed .........................................................................................

37

Gambar 4.6 Kran ............................................................................................

38

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengamatan Air Rata-rata Untuk Rumah Tangga 6


Tabel 1.2 Rata-rata Kebutuhan Air per orang per hari..

Tabel 2.1 Batasan Air Limbah Untuk Industri..

22

vi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia; tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Bumi mengandung sejumlah
besar air, lebih kurang 1,4 x 109 km3, yang terdiri atas samudera, laut, sungai,
danau, gunung es, dan sebagainya. Namun dari sekian banyak air yang terkandung
di bumi hanya 3 % yang berupa air tawar yang terdapat dalam sungai, danau, dan
air tanah.
Air bersih dalam bangunan merupakan air yang memenuhi standar persyaratan
kesehatan yang dapat digunakan dalam sebuah bangunan tidak hanya untuk
mencuci,mandi,masak tapi juga digunakan untuk fire protection.
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan
fasilitas bangunan.
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan
jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia
dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan
untuk kegiatan manusia tersebut.
1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
Tujuan umum
Agar kita dapat mengetahui system jaringan,fungsi,dan peranan utilitas pada
bangunan
Tujuan khusus
Agar kita dapat mengetahui mengenai persoalan penyediaan air bersih ,air
kotor serta system distribusi dalam bangunan.
1

1.3 Perumusan Masalah


Dalam makalah ini kami membahas masalah-masalah penyediaan air dalam
bangunan yang meliputi;
1. Bagaimana kebutuhan air dalam bangunan Kos Tingkat Pisces ?
2. Bagaimana Sistem distribusi air bersih dan air kotor dalam bangunan
Kos Timgkat Pisces ?
3. Jenis pipa apa saja yang digunakan?
4. Berapa kapasitas air yang diperlukan?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1.

Air bersih

2.1.1. Definisi air bersih


Menurut Permenkes 416/90,air bersih adalah air yang bersih secara
fisik,kimia

bakteorologis dan radio aktif.

2.1.2. Persyaratan air bersih

2.1.2.1.

Persyaratan Kualitas

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih.


Persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau
kurang lebih 250 C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 250 C 300 C.
2. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : ph,
total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta
logam.
3. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak
adanya bakteri E. Coli atau fecal coli dalam air.

2.1.2.2.

Persyaratan radioaktifitas

Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh


mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif,
seperti sinar alfa, beta dan gamma.

1. Persyaratan kuantitas (debit)


Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari
standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah
kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung
pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan
tempat tinggalnya.

2. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia
24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan
tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah
di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air
dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap
prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam
per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00
18.00.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama
adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air
untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu,
diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
4

Sistem jaringan pemipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran


tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,61,2 m/dt. Ukuran
pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam
sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat
ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan
minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

3. Persyaratan tekanan air .


Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup,
dalam arti dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk
menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal
distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan
tekanan karena gesekan, yang tergantung kecepatan aliran, jenis pipa,
diameter pipa, dan jarak jalur pipa tersebut.
Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area
pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk
diperhatikan adalah sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah
adalah 5 mka (meter kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling
tinggi adalah 22 mka (setara dengan gedung 6 lantai).
Menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa
transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen
hingga yang terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10 mka atau
1atm. Angka tekanan ini harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa
distribusi. Jika tekanan terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa, serta
merusak alat-alat plambing (kloset, urinoir, faucet, lavatory, dll). Tekanan juga
dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan
menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi.

2.1.3. Kebutuhan air bersih.

2.1.3.1.

Kebutuhan domestik.

Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan air untuk tempat tinggal
(kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni.
Meliputi

kebutuhan

air

untuk

mempersiapkan

makanan,

toilet,

mencuci

pakaian,mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan dan untuk


menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam
di area pemukiman, banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada
atau tidaknya penghitungan pemakaian air. Sedangkan menurut Linsey and Franzini
(1986), penggunaan rumah tangga adalah air yang dipergunakan di tempat-tempat
hunian pribadi, rumah-rumah apartemen dan sebagainya untuk minum, mandi,
penyiraman taman, saniter dan tujuan-tujuan lainnya. Taman dan kebun-kebun yang
luas mengakibatkan sangat meningkatnya konsumsi pada masa-masa kering.
Penggunaan air kota dan jumlah-jumlah yang dipakai di Amerika Serikat menurut
Linsey and Franzini (1986), untuk keperluan rumah tangga berkisar antara 40-80
GPCD (gallon per kapita per hari) atau 150-300 LPCD (liter per kapita per hari) dan
umumnya berkisar antara 65 GPCD (gallon per kapita per hari) atau 250 LPCD (liter
per kapita per hari), sedangkan menurut Kindler and Russel (1984), penggunaan air
rata-rata untuk rumah tangga adalah sebagai berikut :
Jenis Kegiatan

Kebutuhan
Air(Liter/Orang/Hari)

Dapur

45

Kamar Mandi

60

Toilet

70

Mencuci Pakaian

45

Lainnya(termasuk keperluan di luar rumah)

75

Total

295

Tabel 1.1 Penggunaan Air Rata-rata Untuk Rumah Tangga


6

2.1.3.2.

Kebutuhan non domestik

Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan
rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk
perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah,
sekolah, hotel, puskesmas, serta pelayanan jasa umum lainnya.

NO

1.

2.

Pemakaian

Jangka waktu

Perbandinga

Jenis

air

pemakaian air

n luas lantai

Gedung

rata2/hari(li

rata2/hari

efektif/total(

te)

(jam)

%)

250

8-10

42-45

160-250

8-10

50-53

Perumahan
mewah
Rumah biasa

keterangan

Setiap
penghuni
Setiap
penghuni
Mewah:
250 lter;

3.

Apartemen

200-250

8-10

45-50

menengah
180 lter;
sendiri 120
ltet

4.

Asrama

120

45-48

Sendiri
(setipa
tmpat tdur
pasien)
pasien luar
500 lter;

5.

Rumah sakit

1000

8-10

50-55

staf
pegawai
120 lter;
kelg
pasien 160
lter
7

6.

SD

40

58

7.

SLTP

50

58

80

100-200

100

60-70

8.

9.

10.

SLTA dan
lebih tinggi
Rumah Toko
Gedung
Kantor

Guru 100
liter
Guru 100
liter
Guru/dose
n 100 liter
Penghunin
ya 160lter
Setiap
pegawai
Untuk

11.

Restoran

30

penghuni
160lter
Untk
penghuni:1
60ltr;
pelayan

12.

Restoran
Umum

100ltr 70%
15

dri jmlah
tamu perlu
15 ltr/org
untuk
kakus, cuci
tangan dsb
Untuk
setiap

13.

Hotel
Penginapan

tamu untuk
250-300

10

staff 120150 ltr


penginapa
n 200

Untuk
setiap
14. Perpustakaan

25

pembca
yang
tinggal

15.

Laboratorium

100-200

Setiap staff

Tabel 1.2. Rata-rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (Soufyan Moh. Noerbambang

& Takeo Morimura, 2005)


2.1.4 Sumber air
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena
selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap
proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk
jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Secara umum sumber air dapat
dikategorikan sebagai berikut :

2.1.4.1.

Air hujan

Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian jatuh
ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan
rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara
penampungan, air hujan dari atap rumah dialirkan ke tempat penampungan yang
kemudian dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
2.1.4.2.

Air permukaan.

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya: oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri kota dan
sebagainya. Air permukaan ada beberapa macam yaitu:

Air rawa/danau.
Kebanyakan dari air rawa ini berwarna, hal ini disebabkan
oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya: asam
humus yang dalam air menyebabkan warna kuning kecoklatan.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula. Jadi untuk
pengambilan air sebaiknya pada kedalaman tertentu agar endapanendapan Fe dan Mn tidak terbawa, demikian juga dengan lumut
yang ada pada permukaan rawa.

Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum harus mengalami
suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.

a. Air tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap
kedalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada
lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer. Air tanah dapat dibagi dalam
beberapa jenis yaitu:
Air tanah dangkal
Terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan
sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak
mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut).
Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan


air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal
10

ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya


(biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapisan air.
Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya
sama dengan keadaan air dalam.

2.1.5. sistem distribusi air bersih


Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
pemipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum
terdiri atas pemipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah
dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang
mengkonsumsi air.
Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah
diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari
suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran
kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah
tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas
pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan
faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor
yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai
air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem:

11

1. Sistem Down feet


Merupakan system distribusi air yang dialirkan ke bawah reservoir.
Dalam sistem ini air di pompa dari resevoir bawah ke resevoir atas kemudian
dialirikan kemasing-masing lantai dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
2. Sistem Up feet
Adalah system distribusi air yang dialirkan menuju atas reservoir.
Dalam sistem ini air bersih yang disuplai ke konsumen mengalir terus
menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat
dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa
manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih
boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang
akan sangat besar jumlahnya.

2.1.6. Sistem Plumbing Air Bersih.

2.1.6.1.

Pengertian

Plumbing dapat didefinisikan sebagai berikut :


Sistem Plumbing suatu bangunan gedung adalah : perpipaan sistem penyediaan air
minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan
air hujan.
Karena plumbing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan
penempatan plumbing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni
bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat.

2.1.6.2.

Sistem Plumbing Air Minum.

1. Sistem Penyediaan Air Minum


Sistem penyediaan air minum dingin dalam suatu bangunan gedung ada 3 (tiga)
sistem, yaitu :
12

a) Sistem sambungan langsung


b) Sistem tangki tekan
c) Sistem tangki atap

a) Sistem sambungan langsung.


Sistem

sambungan

langsung

adalah

sistem

dimana

pipa

distribusi

kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem


penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa cabang
distribusi PDAM). Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka
sistem ini hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2
(dua) lantai. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air
yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam
hal ini pipa cabang distribusi PDAM).

Gambar 2.1 sistem sambungan langsung

13

b) Sistem tangki tekan

Gambar 2.2: sistem dengan tangki atap

Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam bangunan,
pengalirannya menggunakan pompa. Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan
sebagai berikut : Air dari sumur atau yang telah ditampung dalam tangki bawah
dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga air yang ada didalam
tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut
dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.

c) Sistem tangki atap


Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat
diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap. Dalam sistem ini, air
ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu dipompakan ke tangki
atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau
dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air. Pada umumnya
sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari
reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari
PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).
14

Gambar 2.3 sistem dengan tangki atap


2. Komponen-komponen penting dalam sistem penyediaan air

Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem


penyediaan air minum suatu bangunan diantaranya adalah :
a) Sumber air
b) Pompa air
c) Pipa air dan perlengkapannya
d) Tangki air
e) Peralatan plumbing air minum

a) Sumber air
Sumber air untuk sistem penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2
(dua) macam yaitu : secara individu dan secara kolektif.
1. Secara individu
Sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil secara
perorangan atau rumah tangga/bangunan.
2. Secara kolektif
sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil secara
bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan atau
perusahaan,

yang

pada

umumnya

badan

atau

perusahaan

yang
15

menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).


Sistem yang digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana
perpipaan. Oleh karena itu sistem ini juga disebut : penyediaan air minum
sistem perpipaan.
b)

Pompa air
Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah ke

level yang lebih tinggi. Dilihat dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
pompa hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level
dibawah pompa kelevel sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikan
air dari level dibawah pompa ke level diatas pompa. Dari cara kerjanya, pompa
dapat dibedakan menjadi pompa tangan dan pompa mekanik (digerakan dengan
cara mekanik). pompa mekanik dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :
Pompa yang diletakan diatas permukaan air (pompa centrifugal dan pompa jet).
Pompa yang diletakan didalam air, yang disebut pompa rendam (submersible
pump).
Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman
lebih kecil atau sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa sentrifugal dengan
permukaan air yang akan di pompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air, bila
kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya
digunakan pompa jet (jet pump), atau pompa rendam (submersible pump). Agar
pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa centrifugal), maka
udara tidak boleh masuk kedalam pipa hisap.

16

Gambar 2.4 pompa tangan

Gambar2.5 cara kerja pompa tangan

17

\
Gambar 2.6: pompa mekanik

Gambar2.7 : pompa jet


18

Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah :

Foot valve

Pipa hisap dan peralatannya

Pompa itu sendiri

Fleksible joint

Sambungan peredam getaran

Pipa tekan

Katup (valve)

Katup searah (swing valve)

Saringan (strainer)

Kadang-kadang manometer

Fungsi dari peralatan-peralatan yang ada sekitar pompa tersebut diatas


diantaranya adalah sebagai berikut :

Foot valve, dari jenis katup searah : berfungsi untuk mencegah air turun
kembali.

Pipa hisap dan peralatannya (soket, knie) : berfungsi sebagai jalan air ke
pompa air.

Pompa air : berfungsi untuk menaikan air.

Fleksible joint : berfungsi agar pada waktu pompa


akan dipasang setelah diperbaiki (dilepas), pada waktu pemasangnya
kembali tidak mengalami kesulitan.
19

Sambungan peredam getaran :


berfungsi untuk meredam getaran pompa agar tidak merambat ke pipa.
Sambungan peredam getaran biasanya dipasang pada pompa dengan
kapasitas yang besar. 29
Pipa tekan : berfungsi sebagai jalan air dari pompa air.
Katup (valve) : berfungsi untuk mengatur aliran air, biasanya yang digunakan
adalah dari jenis gate valve (katup sorong).
Katup searah (swing valve) : berfungsi untuk menahan air balik agar tidak
menekan pompa.
Saringan (strainer) : berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak masuk
kedalam pompa.
Manometer : berfungsi untuk mengukur tekanan air. Biasanya dipasang pada
pompa dengan kapasitas yang besar.

2.1.7. jenis pipa


Pipa yang biasa digunakan dalam distribusi air besih antara lain :
1.

Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)


Pipa GIP atau pipa besi galvanis digunakan untuk intalasi air bersih.

Gambar 2.8 Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)


20

Jenis-jenis pipa GIP


a.

Pipa PVC
Pipa PVC (polyvinyl chloride) yang lebih murah. Selain untuk air bersih PVC

dipakai juga untuk saluran kloset,air limbah dan talang air hujan. Diameter pipa
mulai 1/2 inci sampai 6 inci atau 16 mm sampai 150 mm dan dijual dalam satuan
empat meter perbatang.Pipa yang terbuat dari fiber ini lebih ringan dan lentur
sehingga mudah dipasangdan diperbaiki,bila ada yang rusak atau bocor cukup
dipotong bagian yang rusak dan disambung kembali. Pipa tidak berkarat dan cukup
kuat, mampu menahan tekanan air hingga dua bar atau 10kg/cm2 kelemahan pipa
PVC hanya bisa dipakai untuk saluran dingin. Pemasangan juga butuh banyak
sambungan dan masih rentan bocor.
Karena kelemahan pipa PVC yang hanya bisa dipakai untuk instalasi air dingin dan
juga butuh banyak sambungan serta rentan bocor kemudian produsen pipa melansir
produk pipa uPVC (unplasticized polyvinyl chloride). Ada beberapa merek pipa PVC
dan uPVC yang ada dipasaran seperti Pralon, Wavin, Rucika, Vinilon, Maspion,
Denya dan lainnya.

Jenis-jenis Pipa PVC


Pipa Air DinginUk 0.50
( A-1620)Uk 0, 75
( A-2025)Uk 1.00
( A-2632)

21

2.2.

Air kotor

2.2.1. Pengertian Air Kotor

Air kotor adalah air yang tidak memnuhi syarat-syarat air bersih yaitu secara
fisik,kimia dan bakteriologi yang ditentukan oleh dinas kesehatan Negara. Syarat
fisik, harus jernih, bersih, dan tidak berwarna; syarat kimia , tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak mengandung zat kimia yang mengganggu kesehatan; syarat
bakteriologi, tidak mengandung bakteri koli dan kuman lain yang mengganggu
kesehatan.
Air kotor sering juga diartikan sebagai air limbah. Air limbah adalah air buangan
(air bekas pakai/air kotor) dari air bersih yang sudah dipakai sebelum air limbah
dibuang ke saluran-umum atau kealam/tanah hendaknya diolah terlebih dahulu.
2.2.2. Jenis-Jenis Air Kotor/ Air Limbah
Pembagian/ Pengelompokan air limbah menurut cara pencemarannya :
1. Air Hujan
Air hujan akan menuntut system saluran air limbah jika turun bukan
pada lading terbuka, melainkan pada atap rumah, jalan, atau pekarangan
rumah yang kedap air. Air hujan dapat ditampung sebagai sarana air bersih,
atau dikembalikan ketanah sedekat mungkin dengan sumur resapan. Air
hujan yang disalurkan ke saluran umum kota akan menambah bahaya banjir
didaerah yang lebih rendah pada hujan deras.
2. Air Sabun
Air sabun (grey-water) berasal dari kegiatan manusia dalam bangunan
(cuci piring, cuci pakaian, mengepel lantai), kegiatan mandi, cuci kendaraan,
dan sebaginya. Air sabun jika terbebas dari minyak dan bahan pelumas lain,
serta bahan larutan kimia, dapat dimanfaatkan untuk siram bunga, air sayur
dan sebagainya, atau diolah secara biologis sebelum dirembeskan kedalam
tanah atau dikembalikan ke kali atau sungai
22

3. Air Tinja
Air tinja atau air limbah manusia merupakan kotoran manusia
berbentuk cair maupun padat ditambah air siram. Karena air tinja
mengandung kolibakteri dan kuman lain yang dapat menggangu kesehatan
manusia serta berbau tidak sedap, maka harus disalurkan dalam pipa
tertutup.
2.2.3. Pengolahan Air Kotor /Limbah
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah
tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari
kita lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota yang amat padat
sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan
dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa
285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri coli.
Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum
yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.
2.2.3.1

Pengolahan Limbah Industri

Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip


pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (inpipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution
prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan
volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya.
Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan
kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu
yang sudah ditetapkan.

23

Parameter

Konsentrasi (mg/L)

COD

100 - 300

BOD

50 - 150

Minyak nabati

5 - 10

Minyak mineral

10 - 50

Zat padat tersuspensi (TSS)

200 - 400

Ph

6.0 - 9.0

Temperatur

38 - 40 [oC]

Ammonia bebas (NH3)

1.0 - 5.0

Nitrat (NO3-N)

20 - 30

Senyawa aktif biru metilen

5.0 - 10

Sulfida (H2S)

0.05 - 0.1

Fenol

0.5 - 1.0

Sianida (CN)

0.05 - 0.5

Tabel :Batasan air limbah untuk industry Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang


dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar
dan biaya operasi yang tidak sedikit.Untuk itu, pengolahan air limbah harus
dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan
pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan
limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas
yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter
organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah.
Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand
(COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total
petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari
parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial

24

reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa
organik atau inorganik.

2.2.3.2

Pengolahan Limbah Rumah Tangga/Perkotaan

Mengembangkan sistem air limbah perkotaan yang memadai di Indonesia


adalah memerlukan kerja keras luar biasa. Berbagai alasan bisa dikemukakan
mengapa air limbah rumah tangga belum dikelola dengan baik dan benar. Apapun
alasannya kebutuhan akan penataan air limbah perkotaan semakin hari semakin
mendesak. Terlambat menyiapkan sistemnya, maka generasi mendatang akan
membayar sangat mahal akibatnya.
Air limbah rumah tangga harus diolah sebelum dibuang ke badan air. Perlunya
pengolahan itu karena alasan yang sudah dikemukakan pada Mau kemana
lingkungan .Pengolahan skala perkotaan idealnya menggunakan sistim perpipaan
dimana setiap bangunan disambung dengan jaringan pipa, yang kemudian limbah
dikumpulkan untuk diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).Analoginya
adalah

seperti

kebalikan

dari

jaringan

perpipaan

PDAM.Kalau

PDAM

mendistribusikan air ke rumah-rumah melalui pipa, maka sistem air limbah


mengumpul dari rumah-rumah, menampung limbah dan kemudian diolah di IPAL.
Perbedaannya adalah bahwa pipa PDAM ke rumah ( sambungan rumah, SR)
biasanya berukuran 1 inci. Tetapi pipa SR untuk air limbah paling tidak harus
berukuran 4 inci.Maka bisa difahami bahwa biaya investasi air limbah jauh lebih
besar katimbang investasi air minum.
Demikian juga biaya operasi dan pemeliharaan air limbah umumnya lebih besar
dari biaya air minum.Padahal bagi masyarakat awam, selama ini nyaris tidak pernah
membayar untuk air limbah kecuali untuk biaya pengurasan septik tank.Jadi kalau
masyarakat pelanggan air minum membayar kepada PDAM, maka seharusnya
masyarakat juga membayar untuk pengelolaan air limbah.
Sistim air limbah yang menggunakan perpipaan adalah suatu yang diinginkan.
Untuk mencapai kondisi itu memerlukan kerja dan kemauan yang sangat keras dari
semua stakeholder kota. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan seperti diatas,
harus dimulai dari kondisi realitas kota saat ini. Sebab kalau tidak , maka sangat sulit
untuk mencapai cita-cita untuk mempunyai sistim air limbah perkotaan yang baik.
Kondisi saat ini dari segi biaya, masyarakat pada umumnya tidak membayar untuk
25

air limbah, pada kondisi yang akan datang, kita harus membayar. Sekarang
sistemnya setempat, nanti sistimnya terpusat. Karena itu untuk menuju sistim yang
akan datang harus dikaji secara mendalam semua aspek yang harus disiapkan
untuk pelaksanaan sistim air limbah.

2.2.4. Teknologi Pengolahan Air Limbah


Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurangi kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi
menjadi 5 (lima) tahap:

2.2.4.1.

Pengolahan Awal (Pretreatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.


Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2.2.4.2.

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)


Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap

ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion


exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

2.2.4.3.

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan

sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet


combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or
drying bed, incineration, atau landfill
26

2.2.5. Pengolahan Limbah Air Wastewater Gardens


Water Gardens adalah Sebuah solusi menarik yang murah dan alami untuk
pengolahan limbah air kotor yang efektif. Sistem ini cocok untuk digunakan di
masyarakat, kantor, hotel dan rumah. Wastewater Gardens telah dibuktikan lebih
efektif, terjangkau dan tahan lama dibandingkan dengan sistem pengolahan limbah
biasa, khususnya di daerah tropis dan wilayah yang terpencil.
Sejauh ini Wastewater Gardens telah dipasang di lebih dari 150 rumah,
hotel,kantor dan masyarakat di seluruh dunia. Sampai sekarang beberapa sistem
telah dipasang di Indonesia dari tempat-tempat pariwisata ke proyek-proyek
perkembangan masyarakat, resort dan rumah-rumah pribadi. Yayasan IDEP bekerja
sama dengan firma-firma arsitektur dan Perusahaan Pembangunan PT Bali Gede
telah memasang sistem Wastewater Gardens di seluruh Indonesia

2.2.5.1

Sistem Pembuangan air limbah.

Sistem pembuangan air limbah dibagi atas 2 yaitu :


1. limbah cair.
Teknik pembuangan Limbah cair dikelompokkan dalam beberapa bagian :
a. Teknik pembuangan limbah cair dengan system jamban.
b. Teknik pembuangan limbah cair dengan system aliran air.
Teknik pembuangan limbah cair dengan system aliran air dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Pembuangan dengan system pengenceran.
Dengan system pengunaan kolam pembuangan.
Penggunaan sumur peresapan.
Pengunaan system tangki pembusukan.
Pembuangan efluen dengan saluran peresapan.

27

2. Limbah cair atau khusus


Teknik pembuangan limbah cair khusus meliputi :
a. Penyaluran dan pengumpulan limbah cair.
Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber kedalam fasilitas pengelolaan
melalui system saluran tertutup. Sistem saluran ini dikelompokkan menurut asal air
dan cara pengalirannya.

Menurut asal airnya dibagi atas 3 sistem :

Sistem terpisah.

Sistem tercampur.
Sistem kombinasi.

Menurut system pengalirannya.


Sistem penyaluran limbah cair dipengaruhi oleh letak dan topografi
daerah yang dilayani. Berdasarkan system pengalirannya penyaluran limbah
cair dibagi atas 3 bagian Yaitu:

Sistem pengaliran grafitasi.

Sitem pemompaan.
Sistem kombinasi.
b. Perencanaan jaringan penyaluran limbah cair.
Penyaluran limbah cair di awali dari system perpipaan limbah cair dari
wastafel, km/wc, bak cuci dan lain-lain, yang menyalurkan limbah cair ke
saluran induk. Sistem perpipaan harus kedap air dan udara agar terhindar dari
kebocoran. Sistem saluran limbah cair mengalirkan limbah cair rumah tangga,
industri dengan aliran grafitasi kesarana pengolahan. Limbah cair tersebut
dikumpulkan dan dialirkan menggunakan sambungan, kesaluraan cabang
selanjutnya dari sambungan cabang ini dialirkan kesaluran induk dan kemudian
limbah cair tersebut akan dialirkan dari daerah yang dilayani kebangunan
tempat pengolahan.
28

2.2.5.2

Kuantitas Limbah cair.

Dalam menetukan besar debit ( Kuantitas ) limbah cair ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu :
Sumber limbah cair.
Kuantitas pemakaian air bersih.
Jenis bahan saluran dan cara penyambungannya.
2.2.5.3

Jenis bahan dan bentuk saluran.


Jenis pipa yang digunakan dapat berupa pipa PVC pipa besi cor atau

pun pipa tanah liat dengan diameter 2-4 inc (5-10cm). Biasanya saluran induk
berdiameter lebih besar dan terletak dipinggir jalan atau ditepi gang saluran
tersebut ditanam kurang lebih 1,8 meter dari permukaan tanah jika permukaan
tanah dikeraskan (misalnya aspal, paving). Lapisan penutup diatas minimal
450mm, namun jika penggunaan tanah tanpa pengerasan lapisan penutup
setebal 600mm.
2.2.5.4

Lubang Pemeriksa(Manhole).
Lubang pemerikasa digunakan untuk memeriksa memelihara dan

memperbaiki saluran. Untuk diameter pipa yang kecil lubang pemeriksa


biasanya langsung dibiat diatas garis pusat saluran. Sedangkan untuk saluran
yang sangat besar lubang masuk dapat dibuat pada satu sisi dengan satu
dataran untuk tempat berpijak yang memudahkan masuknya peralatan
pembersih. Dalam penempatan lubang pemeriksa harus diperhatikan beberapa
hal yaitu :
Kriteria penempatan lubang pemeriksa pada kondisi saluran lurus.
Tempat perubahan saluran.
Tempat pertemuan pipa.
Tempat perubahan diameter.
Tempat perubahan kemiringan saluran.

29

2.2.6. Sistem plambing air kotor.

Bagian-bagian yang penting dalam sistem plambing air kotor diantaranya


adalah sebagai berikut :
Perpipaan (sistem perpipaan)
Perangkap
Pipa ven
Lubang pembersih
Bak penampung dan pompa

1. Perpipan (Sistem perpipaan).


Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung dapat
dijelaskan sebagai berikut : Air kotor yang dibuang malalui alat-alat saniter,
dialirkan melalui pipa pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor
(septic tank atau unit pengolahan air kotor melalui riool kota).
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan
pompa hanya untuk memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang
berlokasi di bagian bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor.
Sarana pengaliran air kotor pada umumnya berupa perpipaan. Bahan pipa
yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tidak mudah bocor
Tahan terhadap asam
Tahan terhadap cuaca, untuk pipa yang diletakan di luar bangunan
gedung
Nama-nama perpipaan yang ada dalam sistem plambing air kotor
diantaranya adalah :
Pipa cabang mendatar
Pipa tegak
Saluran pembuangan gedung
30

Pipa ven
Pipa cabang mendatar : adalah pipa pembuangan mendatar yang
menghubungkan pipa pembuangan alat plambing dengan pipa tegak
air buangan. Berfungsi untuk mengalirkan air kotor dari alat plambing
ke pipa tegak air kotor. Dalam sistem plambing air kotor, sistem
pembuangan harus mampu mengalirkan air buangan dengan cepat,
dan biasanya air buangan mengandung bagian-bagian padat. Oleh
karena itu pipa pembuangan cabang mendatar harus mempunyai
ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan
jenis air buangan yang harus dialirkan. Pada umumnya kemiringan
pipa pembuangan cabang mendatar sebesar 2 %.
Pipa tegak : adalah pipa pembuangan air kotor yang menghubungkan
pipa cabang mendatar dengan pipa saluran pembuangan gedung.

Saluran pembuangan gedung : adalah bagian jaringan pipa terendah


dari sistem pembuangan air kotor yang menerima air kotor dari
seluruh jaringan pipa air kotor, dan menyalurkannya ke tempat
pengolahan air kotor. Kemiringan saluran pembuangan gedung
sebesar (0,50 4) %.
Pipa ven : adalah pipa yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh
bagian sistem pembuangan air kotor, dan mencegah terjadinya kerja
sifon dan tekanan balik pada perangkap.

31

BAB III
PEMBAHASAN STUDY KASUS
3.1.

Kebutuhan Air Dalam Hotel Pelangi Kupang


Berdasarkan hasil survey kelompok kami mengenai penyediaan air bersih dalam

bangunan, kami memilih salah satu bangunan Hotel yakni Hotel Pelangi Kupang
yang berlokasi di jalan veteran Kupang, depan unit Tranfusi Darah Fatululi.

Gambar 3.1. Bagian Depan Hotel Pelangi kupang


Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain seperti yang ada
kaitannya dengan fasilitas bangunan.
3.1.1. Air Bersih.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak. Untuk keperluan mandi, buang air
kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, mandi, tangan, cuci
perlatan dan lain-lain.
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC,

32

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan


jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia
dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan
untuk kegiatan manusia tersebut.
3.1.2. Sistem Distribusi Air bersih.
Sistem Distribusi air bersih dibagi menjadi 2 yakni :

1.

Air bersih dingin


Distribusi air merupakan proses penyaluran air. Dalam bangunan ini

sumber air yang digunakan berasal dari mobil tangki. Dalam bangunan Hotel yang
kami survey menggunakan system distribusi tidak langsung (system bertekanan)
yakni menggunakan air dari tangki.

Air dari tangki di alirkan ke bak penampungan (50.000 liter) diteruskan


menuju bak penampungan atas (25.000 liter) juga sebagai bak
cadangan.

Setelah itu air dari bak cadangan di alirkan menuju kamar hotel
menggunankan gaya grafitasi untuk kamar yang berada di bawah
sedangkan menggunakan pompa air untuk bangunan yang berada
dengan lantai yang sama dengan bak cadangan.Yang lebih rinci lagi
akan dijelaskan pada bab berikut.

2.

Air bersih panas


Sistem penyediaan air bersih panas dalam bangunan Hotel Pelangi

yaitu menggunakan sistem individu dimana setiap alat plumbing yang


membutuhkan air panas mempunyai sumber air panas tersendiri.

33

Gambar 3.2. water heater


Di setiap kamar mandi pada hotel pelangi mempunyai pemanas air masing-masing.

Air dari bak penampungan atas disalurkan menuju kamar hotel, di


tampung pada water heater untuk dipanaskan dan langsung di
teruskan pada shower atau kran yang akan di gunakan.

Gambar 3.3 kran dan shower

34

3.1.3. Kapasitas Air


Kita juga perlu mengetahui jumlah kapasitas dari air bersih yang dibutuhkan.
Ada beberapa metode dalam menentukan kapasitas dari sistem air bersih tersebut.
Ada beberapa item yang harus diperhatikan, yaitu
Jumlah penghuni berapa?
Pemakaian air rata-rata per hari (Q) = Jumlah penghuni x pemakaian air rata
rata sehari.
Debit air rata-rata per hari (Qd) = 120% x Q, dimana 20 % merupakan
tambahan untuk antisipasi kebocoran, perawatan alat plumbing, dan
kebersihan gedung.
Aplikasi dalam survey lokasi ;
Jumlah Maximum Penghuni = 170 orang
Q = 170 x 100 liter (SNI)
= 17.000 liter/hari =17 m3/hari.
Qd = 120 % x Q = 120/100 x 17 =20,4 m3/hari.
Jadi, pemakaian air rata-rata per hari dalam hotel adalah 17.000 liter dan
debit air rata-rata per hari adalah 20.400 liter.
3.2.

Air kotor
Air kotor merupakan sisa hasil pembuangan dari air bersih dan sisa
aktifitas manusia, dan produksi. Misalnya air sabun cucian, air kotor,air
limbah dan lain sebagainya.

3.2.1 Tempat Pembuangan Air Kotor


Tempat pembuangan untuk air kotor terdapat 2 lubang pembuangan
yang letaknya bersebelahan di bawah beberapa kamar hotel. Dengan
kapasitas penampungan kurang lebih 4 meter kedalaman.

35

Gambar 3.4. saluran menuju pembuangan bawah tanah (kamar mandi/wc)

)
Gambar 3.5. Bak penampungan air kotor (kamar mandi/wc dan cuci piring)
3.2.2 Distribusi air kotor/limbah.
Pengolahan air limbah berdasarkan pengelompokan air limbah. Yang kami
dapat di study kasus sebagai berikut :

3.2.2.1.

Air Hujan.
Air hujan di salurkan turun dari atap menuju talang, setelah itu dialirkan

menggunakan pipa ( 3 dim ) menuju tempat pembuangan air kotor di luar.

36

a.

Gambar3.4. a. talang air hujan dari atap, b. saluran pipa air hujan.

Gambar 3.5. lubang pembuangan air hujan.

3.2.2.2. Air Sabun.


Air sabun berasal dari kegiatan manusia dalam bangunan (cuci piring,
cuci pakaian, mengepel lantai), kegiatan mandi, semua disalurkan menggunakan
pipa menuju tempat pembuangan air kotor.

37

Gambar 3.6. saluran menuju pembuangan bawah tanah (dapur)

3.2.2.3. Tinja.
Tinja disalurkan menggunakan pipa PVC berukuran 4 dim menuju
septictank (dibawah kamar hotel).

3.3.

Masalah yang Ditemukan


1. Apabila listrik padam maka distribusi air tidak akan berjalan.
Solusinya: Harus disediakan penambah listrik cadangan (gangset).
2. Pengaturan perletakan plumbing tidak teratur ( tidak terdapat ruang
kontrol )
Solusinya : Harus dibuat shaft agar

jika terjadi kerusakan, bisa

ditanggulangi dengan lebih baik.


3. Tempat penampungan air berada dalam bangunan.
Solusinya : Perlu diperbesar ukuran bak penampungan sehinga lebih
muda untuk mengontrolnya karena berada di luar bangunan.

38

BAB IV
GAMBAR PENUNJANG
1.

Bak Penampungan

Gambar 4.1. bak penampungan bawah 50.000 liter.

Gambar 4.2. bak penampungan atas/cadangan 25.000 liter.

2.

Pompa air (dinamo air)


Terdapat 2 pompa air yang terus dinyalakan selama 24 jam.

39

Gambar 4.3. Dinamo

Pompa air (dynamo air) ini berfungsi untuk menarik air yang ditampung dalam bak
penampungan bawah untuk dialirkan menuju bak penampungan atas.

3.

Pipa.
Terdapat beebagai jenis dan ukuran pipa dalam penyaluran air bersih dan
kotor, yakni

a. PVC (polyvinyl chloride) dim

b. PVC (polyvinyl chloride) 1 dim

40

c. PVC(polyvinyl chloride) 3 dim

d. PVC (poly vinyl chloride) 4 dim

Gambar 4.4 Pipa PVC

Gambar 4.4 Pipa Gavalnize

41

4.

Bak Kamar Mandi

Gambar 4.5. Bak kamar mandi


5.

Closed
Terdapat 2 macam closed pada bangunan hotel pelangi kupang yakni : klosed

duduk dan jongkok.

a. Klosed duduk

b. Kloset jongkok

Gambar 4.6 Klosed

42

6.

Kran

Gambar 4.6 Kran geser

Gambar 4.7 Kran angkat

43

Gambar 4.8. Kran putar

44

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Air sangat penting bagi kehidupan manusia terutama air bersih yang mana dapat
digunakan untuk banyak hal antara lain untuk air minum, mencuci piring,
memasak,mandi dan masih banyak lagi. Oleh karena itu proses penyediaan air
khususnya air bersih sangat berpengaruh penting dalam pemenuhan kebutuhan
tersebut. Maka dalam perencanaan bangunan perlu dipikirkan sanitasi dan
penyediaan air bersih. Selain itu system plumbing sangat diperlukan dalam
penyediaan air.

5.2. Saran
Bagi penghuni hotel harus selalu membersihkan bak penampungan air secara
rutin agar air selalu bersih dan terhindar dari kotoran-kotoran yang akan
merusak kemurnian air itu sendiri.
Bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa Arsitekktur agar selalu melihat
dan mempertimbangkan proses plumbing ( pemipaan) dalam proses
penyediaan air bersih danair kotor . Sehingga, memberi kenyamanan dan
kepuasan bagi owner.
Semua jenis pipa mempunyai keuntungan dan kerugian masing masing.
Untuk itu, dalam pemilihan pipa dan perletakannya harus benar benar teliti
agar apa yang kita inginkan sesuai dengan pekerjaan di lapangan.

45

Anda mungkin juga menyukai