Anda di halaman 1dari 46

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


TEKNIK LINGKUNGAN

MK. DESAIN IPAM

V. PRA-SEDIMENTASI

Arlini Dyah Radityaningrum

Gasal 2023/2024
1
TIPE-TIPE PENGENDAPAN PARTIKEL

• Pengendapan tipe I: pengendapan untuk partikel yang


mengendap dengan kecepatan konstan (partikel
diskrit).

• Pengendapan tipe II: selama proses pengendapan,


kecepatan mengendap partikel meningkat (partikel
flokulen).
PRE-TREATMENT

Pre-treatment atau pengolahan pendahuluan merupakan


pengolahan awal air minum atau air baku yang
kekeruhannya tinggi melampaui kapasitas pengolahan
konvensional.

Ada 2 jenis pengolahan pendahuluan yang umum:


1. Plain sedimentation atau prasedimentasi,
2. Roughing filter.
PRA-SEDIMENTASI (1)
Merupakan bangunan yang digunakan untuk
mengendapkan partikel–partikel yang masih terdapat
dalam air baku dengan pengendapannya dilakukan
secara gravitasi.

Fungsi
Tempat pengendapan partikel diskrit , seperti lempung,
pasir, dan zat padat lainnya yang bisa mengendap
secara gravitasi (memiliki specific gravity  1,2 dan
berdiameter  0,05 mm).
PRA-SEDIMENTASI (2)

• Pra sedimentasi → Pengendapan tipe I.


• Pra sedimentasi → pengendapan partikel diskrit.
• Partikel diskrit: partikel yang tidak mengalami perubahan
bentuk, ukuran dan berat selama proses pengendapan.
PRA-SEDIMENTASI (3)

Tujuan
• Memisahkan partikel kekeruhan dalam air agar tidak
membebani unit-unit selanjutnya seperti koagulasi/
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi,

• Investasi lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai unit


sedimentasi dengan tambahan tube settler,dll di masa
datang dalam rangka peningkatan kapasitas.
PRA-SEDIMENTASI (4)
ZONA-ZONA PENGENDAPAN (1)

Ada 4 zona agar efisiensi pemisahan kekeruhan optimal:


1. Zona inlet,
2. Zona pengendapan,
3. Zona outlet,
4. Zona lumpur.
ZONA-ZONA PENGENDAPAN (2)
Kedalaman ruang lumpur bak pengendap I tergantung pada:
1. Metode pengurasan lumpur,
2. Frekuensi pengurasan,
3. Kadar lumpur air baku dan massa jenis lumpur.
Bentuk bak pengendap I pada umumnya:
1. Persegi panjang (rectangular), dengan pola aliran
horizontal.
2. Radial atau bundar dengan pola aliran radial atau upflow.
Pengendap I bentuk persegi didisain dengan kemiringan
dasar 5–10 % bila pengurasannya dengan cara manual setiap
6 bulan sekali.
Bila pengurasannya menggunakan scrapper mekanis maka
kemiringan dasarnya 1 %.
JENIS PRA-SEDIMENTASI (1)

• Persegi- 4 → aliran horizontal

Inlet Outlet

Ruang lumpur

Aliran Horizontal
JENIS PRA-SEDIMENTASI (2)
• Silinder → aliran horizontal
Inlet

Outlet Outlet

Ruang lumpur

Horizontal Radial
JENIS PRA-SEDIMENTASI (3)
Silinder → aliran vertikal
Inlet

Outlet Outlet

Ruang lumpur

Upflow
TYPE I SETTLING -- STOKES’ LAW

g (s −  )
vs =
18
where
νs = settling velocity
ρs = density of particle (kg/m3)
ρ = density of fluid (kg/m3)
g = gravitational constant (m/s2)
d = particle diameter (m)
μ = dynamic viscosity (Pa·s)
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (1)
Pada saat partikel berada dalam air, akan terjadi percepatan
hingga kecepatan terbatas terakhir tercapai, sehingga:
Gaya gravitasi = gaya drag friksi
Gaya gravitasi = (ρs – ρ) g V
Dimana:
ρs = kerapatan massa partikel
ρ = kerapatan massa air
V = volume partikel
Dengan analisa dimensional, dapat diketahui:
gaya drag friksi = CD A C ρ (vs2/2)
Dimana :
CD = koefisien Drag Newton
AC = Luas penampang melintang partikel
vs = Kecepatan pengendapan partikel
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (2)
CD tidak tetap, bervariasi tergantung pada nilai bilangan
Reynold (NRe) dan dengan bentuk partikel sperikal:
NRe 0,5 , maka CD = 24/NRe
0,5 < NRe 104, maka CD = (24/NRe) + (3/NRe1/2) + 0,34

Dalam sedimentasi: NRe = ρvsd/μ


Dimana: d = diameter partikel

Dengan kondisi keseimbangan:


Untuk kondisi laminer: NRe 0,5 dan CD = 24/NRe
vs = [ gd2 (Ss -1)]/18 (HUKUM STOKE)
Untuk kondisi turbulen: 5 x 102 < NRe < 104 dan CD = 0,4
vs = { 3,3 gd (Ss – 1)}1/2
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (3)

KRITERIA PERENCANAAN :
1. Waktu pengendapan : 1 – 3 jam
2. Kedalaman ruang pengendapan (1 – 3) m
3. Kecepatan pengendapan partikel diperoleh dari analisis
tes kolom di laboratorium
4. Performance atau kinerja pengendap berdasarkan pada
grafik performance
5. Bilangan NRe < 2000 dan Nilai Froude aliran > 10-5

RUMUS – RUMUS YANG DIGUNAKAN :


vs = {g/18 (Ss – 1)/D} d2
= [4/3 g/CD {(Ss – Sa)/Sa} D]1/2 (HUKUM STOKE)
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (4)

Kecepatan horizontal (vH) harus lebih kecil dari kecepatan


penggerusan (vsc)
vsc = { 8β/λ (ρs – ρw/ρw) g d}1/2

Dimana : β = faktor friksi porositas = 0,02 – 0,012


λ = faktor friksi hidrolis = 0,03
ρs = massa jenis partikel
ρw = massa jenis air
d = diameter partikel
g = percepatan gravity
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (5)

Kedalaman ruang pengendapan lumpur jangan terlalu


dalam:
H = 1/12 L0,8

Dimana:
H = kedalaman air
L = panjang ruang pengendapan

Perbandingan panjang dan lebar ruangan pengendapan:


L : B = 1 : 6 dan 1 : 10
FAKTOR PENGARUH DALAM PRA-SEDIMENTASI (1)
• Beban permukaan (m3/ hari/ m2 luas permukaan bak), dan
tidak tergantung pada waktu tinggal.
• Beban permukaan merupakan perbandingan debit dengan
luas permukaan bak.
• Beban permukaan kecil, bak makin luas, efisiensi pemisahan
kekeruhan makin tinggi.
• Distribusi aliran masuk → harus merata, dapat dilaku-kan
dengan sekat yang diperforasi.
• Beban pelimpah (m3/ hari/ m panjang pelimpah) pada aliran
keluar.
• Beban pelimpah merupakan perbandingan antara debit
dengan panjang pelimpah di aliran keluar bak pra-
sedimentasi .
FAKTOR PENGARUH DALAM PRA-SEDIMENTASI (2)

• Turbulensi →diantaranya disebabkan oleh perbedaan


suhu di dasar & di permukaan air, angin, aliran pendek, bil
Reynold yang terlalu tinggi.
• Pembuangan lumpur →harus secara periodik, tergantung
pada kadar SS dan debit aliran yang masuk.
• Tinggi lumpur dibatasi agar tidak tergerus kembali ke
pelimpah..
SOAL

1. Sebuah kolom analisa untuk pengendapan setinggi 4 ft


digunakan untuk mengendapkan partikel diskrit dengan
hasil analisis berikut:
Lama pengendapan (menit) : 0,5, 1,0, 2,0, 4,0, 6,0, dan
8,0, berturut turut menghasilkan sisa fraksi berat: 0,56,
0,48, 0,37, 0,19, 0,05 dan 0,02. Apabila kecepatan
klarifikasi yang diinginkan 0,08 ft3/detk/ft2, berapa %
pemisahan total yang terjadi ? Dan plotting grafiknya.
2. Rencanakan bangunan pra-sedimentasi apabila debit air
yang diolah (Q) 100 L/detik. Direncanakan bangunan
prasedimentasi ada 4 buah dan harga kecepatan
pengendapan partikel dari analisis kolom 0,02 cm/detik.
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (1)

Perhitungan
1. Bak
• Luas permukaan dihitung berdasarkan surface loading
(surface loading ≈ overflow rate ≈ kecepatan
pengendapan) → dapat ditentukan dengan uji
laboratorium,
• Tentukan panjang dan lebar bak berdasarkan ratio-nya,
• Kedalaman ditentukan dari volume → dari td,
• Hitung kecepatan aliran (horisontal),
• Cek nilai Nre dan NFr.
22
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (2)

2. Inlet dan Outlet


• Tentukan struktur inlet dan outlet, yang memungkinkan
tidak terjadinya gangguan pada proses pengendapan
• Inlet → saluran terbagi, baffle, diffuser wall
• Outlet → baffle, weir dan gutter

23
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (3)

3. Ruang Lumpur
• Tentukan bentuk dan lokasi ruang lumpur
• Hitung volume lumpur yang dihasilkan → hitung volume
ruang lumpur → dimensi
• Tentukan metoda dan perioda pengurasan lumpur

24
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (4)

25
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (5)

4. Settling Zone
Direncanakan :
- Jumlah bak prasedimentasi = 10 buah
- Qair baku = 7 m3/det
- Waktu detensi (td) = 1 jam = 3600 detik
- Dimensi bak = Panjang : Lebar = 2 : 1 s/d 6:1 (agar alur
pengendapan lebih panjang)
- Kedalaman (H) = 2,5 m
- Untuk mencegah terjadinya aliran pendek, Froud number
(NFr) disyaratkan > 10-5
- Untuk mencegah terjadinya turbulensi pada aliran air
baku, Reynold number (NRe) < 2000
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (6)
3
-Qtiap bak = 7 m / det ik 0,7 m3/detik
=
10
- Volume bak (V)
V = Q x td
V = 0,7 x 3600 = 2520 m3
-
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (7)
- Dimensi bak
V =AxH
3
A= =V 2520 m 1008 m 2
=
H 2.5m

A = P x L = 2L2
2
A 1008m
L = = = 22,5m ≈ 23 m
2 2
P = 2 x L = 2 x 23 = 46 m

 Dimensi bak prasedimentasi :


Panjang (P) = 46 m
Lebar (L) = 23 m
Kedalaman (H) = 2,5 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (8)
P 46
- V Horizontal (Vh) = = = 46m / jam = 1,27.10 − 2 m / det ik
td 1 jam
- Kontrol penggerusan = Kecepatan scouring (vsc)
1
 8kx( Ss − 1) xgxd  2
vsc =  
 f 
dimana : k = 0,04 dan f = 0,02
1
 8 x0,04 x(2,65 − 1) x981x 2,64 x10 −3 2
vsc =   = 0,0826 m/detik
 0,02 
tidak terjadi penggerusan karena vh < vsc.
-Kontrol Froud Number (Nfr)
(1,27 x10 −2 ) 2
2
vh
Nfr = =
gxR  23 x 2,5 
9,81x 
 23 + (2 x 2,5) 
Nfr = 8,00 x 10-6 < 10-5 ………tidak OK!!!
sehingga terjadi aliran pendek pada bangunan prasedimentasi
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (9)
- Kontrol Reynold number
−2
(Nre) aliran
vh xR 1,27 x10 x(2,05)
Nre = =
 0,8976.10 −6

Nre = 29005,1 > 2000…….tidak OK!!!


Sehingga aliran tidak laminer (terjadi aliran transisi).

Perforated Baffle
Direncanakan :
-Dipasang tegak lurus dan berjarak 3 m di depan dinding inlet
- Diameter lubang = 20 cm = 0,2 m
- Panjang baffle = lebar bak = 23 m
- Tinggi baffle (H) = Tinggi bak = 2,5 m
- Kecepatan melalui lubang (v) = 0,12 m/detik
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (10)
Perhitungan :
- Luas tiap lubang ( A ) = ¼ x π x d2 = ¼ x 3,14 x ( 0,2 )2 = 0,0314 m2.
- Luas Baffle ( A baffle ) yang terendam air :
A = B x H = ( 23 x 2,5 ) = 57,5 m2.
3
Q 0,7m / dt
- Luas total lubang ( AI )= = = 9,72 m2
CxV 0,6 x0,12m / dt

- Jumlah lubang yang dibutuhkan ( n ) :


2
LuasTotalL ubang 9,72m
n= = 2
= 309,6 lubang ≈ 310 lubang
LuasTiapLu bang 0,0314m
- Susunan lubang
- jumlah lubang ke arah horizontal = 83 buah.
- jumlah lubang ke arah vertical = 9 buah.
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI 11)
- Jarak Horizontal antar lubang ( sh ):
LebarBaffl e − ( Lubangxd ) 23 − (83x0,2)
Sh = = = 0,08 m
( Lubang + 1) 83 + 1

- Jarak Vertikal antar lubang ( sv ) :


TinggiBaffle − ( Lubangxd ) 2,5 − (9 x0,2)
Sv = = = 0,07 m
( Lubang + 1) 9 +1
vxR
- Cek Nre tiap lubang : Nre =

dimana : v = 1,17.10-2 m/det
A 1
R= = d dimana d (diameter lubang) = 0,2 m
P 4
1
= x0,2 = 0,05 m
4

1,17.10−2 x0,05
Nre = −6 = 651,74 <2000……. OK!!
0,8976 x10
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (12)
- Headloss melalui perforated baffle :
V 2 (1,17.10−2 )2
Hl = = = 6,97.10-6 m
2.g 2 x9,81

- Cek Nre partikel: ( Ss − 1) xdp 2



Vs = 1/18x g x
0,5 0,5
dp =  Vsx18 x   0,00088 x18 x0,8975.10 
−6

  =  = 2,96.10− 5 m
 gx ( Ss − 1)   9,81x ( 2,65 − 1) 

Vsxdp 0,00088 x 2,96.10−5


Nre partikel = = = 0,029  0,5  OKE
 0,8975.10 −6
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (13)
2. Sludge Zone
- Kadar kekeruhan dalam air baku = 700 mg/l.
- Spesifik grafity ( Ss ) = 2,65 gr/cm3 = 2650 kg/m3.
- Efisensi pengendapan ( η )= 65 %.
- Kadar air dalam lumpur = 95 %.
- Kadar SS kering dalam lumpur = 5 %.
Perhitungan :
- Sludge yang teremoval = 65 % x 700 mg/L = 455 mg/L
-Total partikel yang lolos = 700 mg/L – 455 mg/L = 245 mg/L
-Lumpur yang diendapkan = sludge teremoval = 455 mg/lt.
-Berat = Solid terendapkan x Q bak.
= 0,455 kg/m3 x 0,7m3/detik x 86400 dt/hr.
= 27518,4 kg/hari.
-Berat jenis ( Density Lumpur ) :
Kadar Lumpur : Kadar air = 5% : 95%.
Density lumpur = [ Density SS x 5% ] + [ Density air x 95% ]
= [ 2650 kg/m3 x 5% ] + [ 1000 kg/m3 x 95% ]
= 1082,5 kg/m3.
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (14)
 95 
27518,4 +   x 27518,4
BeratSolid + BeratAir  5
Volume lumpur = DensityLumpur
=
1082,5
= 508,4 m3 ≈ 509 m3

Dimensi Ruang Lumpur


Direncanakan :
Periode pengurasan lumpur direncanakan setiap 2 hari sekali
Slope pada ruang lumpur = 30 – 50%
Panjang permukaan lumpur (P1) = 23 m
Lebar permukaan lumpur (L1) = 9 m
Panjang dasar lumpur (P2) = 4 m
Lebar dasar lumpur (L2)= 3 m P P21

L2
L1
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (15)
Perhitungan:
-Volume Lumpur selama periode pengurasan (2hari)
Volume = 509 m3/hari x 2 hari
= 1018 m3
- Luas permukaan lumpur (A) = P x L = 23 x 9 = 207 m2

- Luas dasar lumpur (A`) = P` x L`= 4 x 3 = 12 m2


- Kedalaman ruang Lumpur (H)
H
Volume = 3 ( A + A`+ A + A`)
H
1018 = (207 + 12 + 207 + 12 )
3

H = 13 m ≈ 13 m
- Cek slope
H 13
Tg = = = 1,37 α = 53,84 ◦ ( OK )
 P − P`   23 − 4 
   
 2   2 
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (16)
Pipa Penguras Lumpur
Direncanakan :
- Pengurasan lumpur dilakukan secara gravitasi
- V dalam pipa = 1 m/dt
- Waktu pengurasan = 15 menit = 600 dt

Perhitungan :
Volume lumpur selama 24 jam = 509 m3
3
Volumelumpur 509m
=
Debit lumpur pada pipa = waktupengu rasan 600dt = 0,85m 3
/ det ik
3
A pipa = Q = 0,85m / dt = 0,85m 2
V 1m / dt

D pipa = 4A 4  0,85m 2 1,0 m ≈ 100 cm


= =
 
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (17)
3. Zona Inlet
Saluran Pengumpul
-Q saluran pengumpul = 0,7 m3/detik
-V rencana = 0,5 m/detik
-Lebar saluran (B) = 2 x H saluran
-Panjang saluran (L) = (Lebar bak prasedimentasi) + tebal dinding
= ( 23 m) + 0,2 = 23,2 m
Dimensi saluran :
Q 0,7m 3 / dt
- A= = = 1,4 m2
V 0,5m / dt
A =HxH
1,4 m2= 2 H2
H = 0,84 m B = 2H = 1,4 m

Dimensi saluran pengumpul :


Tinggi (H) + Freeboard (fb) = 0,84 m + 0,17 m = 0,8 m
Panjang (L) = 23,2 m
Lebar (B) = 1,4 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (18)
- Headloss di saluran pengumpul:
Mayor Losses (hm):
1  bh 
2/3 1/ 2 1/ 2
 hf 
V = =
1
0,5h2 / 3  hf 
0,015  b + 2h  L
  0,015 L
1/ 2
2 / 3  hf 
0,5 m/dt =
1
0,5  0,84   → hf = 0,0083 m
0,015  46,2 
Head Kecepatan (hv):
V2 0,52
hv = 2 g = 2  9,81 = 0,013m

hf 0,0083m −4
Slope = = = 1,7965.10
L 46,2m

Headloss total = hf + hv
= 0,0083 m + 0,013 m = 0,0213 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (19)
Pintu Air
Direncanakan :
- Lebar pintu rencana (B) = 1 m (agar bukaan tidak terlalu besar)
- Q pintu air = Q tiap bak = 0,7 m3/dt
-Tinggi pintu air (H):
2/3 2/3
 Qx3 / 2   0,7 x3 / 2 
H=   =   = 0,32 m
 2 g (Cd )(B )   2 x9,81(0,6)(1) 
   

Headloss di pintu air


2
 
2
 Q  1 0,7 1
Hf =   x =   x = 0,38 m
 xBxH  2 g  0,8 x1x0,32  2 x9,81
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (20)
3. ZONA OUTLET
Perencanaan Weir
Direncanakan :
-Weir Loading Rate (WLR) = 150 m3/m2.hari = 1,73 x 10-3 m3/m2.detik
- Diketahui : Q tiap bak = 0,7 m3/dt
Perhitungan : Q 0,7m3 / dt
- Panjang weir yang dibutuhkan (B) = WLR = 1,73.10−3 m2 / dt = 404,6 m

1m

21 m 23 m
0,5 m

a 1m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (21)

- Tinggi air di atas weir :


2
Q =  Cd  B  2  9,81  h 3 / 2 dimana Cd = 0,6
3
2
0,7 m3/dt =  0,6  44,3  2  9,81  h 3/ 2

3
h =0,04 m = 4 cm
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (22)
Dimensi saluran:

B = lebar gutter = S = 0,5 m


H = tinggi air dalam gutter
Q = 1,84 x B x H3/2
0,7 m3/dt = 1,84 x 0,5 m x H3/2
H = 0,83 m = 83,3 cm
Tinggi gutter = Tinggi air + Freeboard
= 83,3 cm + 16,8 cm = 100,1 cm

Saluran Pengumpul Outlet


-Q saluran pengumpul = 0,7 m3/dt
-Bentuk saluran segi empat dengan B = 2H
-L = lebar bak prasedimentasi = 23 m

Perhitungan :
Q = 1,375 x B x H3/2
0,7 = 1,375 x 2H x H3/2
H = 0,6 m ; B = 1,2 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (23)
Dimensi saluran pengumpul :
Panjang (L) = 23 m
Lebar (B) = 1,2m
Kedalaman (H) = 0,3 m + 0,3 (fb) = 0,6 m
- Kecepatan dalam saluran pengumpul :
V = Q/A = 0,7/ (0,3 x 1,2) = 1,94 m/dt
- Slope = 0,0106 m
-Headloss saluran (hf) = 0,2438 m
- Head Kecepatan (hv) = 0,1918 m
- Headloss total = 0,4356 m

Saluran Outlet
Q saluran outlet = 7 m3/dt
Lebar saluran = 2 x Hsaluran
Panjang saluran = (lebar bak) + tebal dinding
= (23) + 0,2 = 23,2 m
V rencana = 0,6 m/dt
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (24)
Perhitungan :
Q 7m 3 / det ik
- A =V = 0,6m / det ik = 11,67 m2

A= BxH
11,67 m2 = 2H x H
H = 2,4 m ; B = 2H = 4,8 m

Dimensi saluran outlet :


Panjang (L) = 23,2 m
Lebar (B) =4,8 m
Kedalaman (H) + fb = 2,4 m + 0,22 m = 2,62 m

Headloss di saluran outlet


- Mayor Losses (hm) = 0,0029 m
-Head Kecepatan (hv) = 0,018 m
- Slope = 6,27.10-5 m
- Headloss total = hf + hv
= 0,0029 m + 0,018 m = 0,0209 m
TERIMAKASIH

46

Anda mungkin juga menyukai