V. PRA-SEDIMENTASI
Gasal 2023/2024
1
TIPE-TIPE PENGENDAPAN PARTIKEL
Fungsi
Tempat pengendapan partikel diskrit , seperti lempung,
pasir, dan zat padat lainnya yang bisa mengendap
secara gravitasi (memiliki specific gravity 1,2 dan
berdiameter 0,05 mm).
PRA-SEDIMENTASI (2)
Tujuan
• Memisahkan partikel kekeruhan dalam air agar tidak
membebani unit-unit selanjutnya seperti koagulasi/
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi,
Inlet Outlet
Ruang lumpur
Aliran Horizontal
JENIS PRA-SEDIMENTASI (2)
• Silinder → aliran horizontal
Inlet
Outlet Outlet
Ruang lumpur
Horizontal Radial
JENIS PRA-SEDIMENTASI (3)
Silinder → aliran vertikal
Inlet
Outlet Outlet
Ruang lumpur
Upflow
TYPE I SETTLING -- STOKES’ LAW
g (s − )
vs =
18
where
νs = settling velocity
ρs = density of particle (kg/m3)
ρ = density of fluid (kg/m3)
g = gravitational constant (m/s2)
d = particle diameter (m)
μ = dynamic viscosity (Pa·s)
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (1)
Pada saat partikel berada dalam air, akan terjadi percepatan
hingga kecepatan terbatas terakhir tercapai, sehingga:
Gaya gravitasi = gaya drag friksi
Gaya gravitasi = (ρs – ρ) g V
Dimana:
ρs = kerapatan massa partikel
ρ = kerapatan massa air
V = volume partikel
Dengan analisa dimensional, dapat diketahui:
gaya drag friksi = CD A C ρ (vs2/2)
Dimana :
CD = koefisien Drag Newton
AC = Luas penampang melintang partikel
vs = Kecepatan pengendapan partikel
TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL (2)
CD tidak tetap, bervariasi tergantung pada nilai bilangan
Reynold (NRe) dan dengan bentuk partikel sperikal:
NRe 0,5 , maka CD = 24/NRe
0,5 < NRe 104, maka CD = (24/NRe) + (3/NRe1/2) + 0,34
KRITERIA PERENCANAAN :
1. Waktu pengendapan : 1 – 3 jam
2. Kedalaman ruang pengendapan (1 – 3) m
3. Kecepatan pengendapan partikel diperoleh dari analisis
tes kolom di laboratorium
4. Performance atau kinerja pengendap berdasarkan pada
grafik performance
5. Bilangan NRe < 2000 dan Nilai Froude aliran > 10-5
Dimana:
H = kedalaman air
L = panjang ruang pengendapan
Perhitungan
1. Bak
• Luas permukaan dihitung berdasarkan surface loading
(surface loading ≈ overflow rate ≈ kecepatan
pengendapan) → dapat ditentukan dengan uji
laboratorium,
• Tentukan panjang dan lebar bak berdasarkan ratio-nya,
• Kedalaman ditentukan dari volume → dari td,
• Hitung kecepatan aliran (horisontal),
• Cek nilai Nre dan NFr.
22
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (2)
23
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (3)
3. Ruang Lumpur
• Tentukan bentuk dan lokasi ruang lumpur
• Hitung volume lumpur yang dihasilkan → hitung volume
ruang lumpur → dimensi
• Tentukan metoda dan perioda pengurasan lumpur
24
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (4)
25
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (5)
4. Settling Zone
Direncanakan :
- Jumlah bak prasedimentasi = 10 buah
- Qair baku = 7 m3/det
- Waktu detensi (td) = 1 jam = 3600 detik
- Dimensi bak = Panjang : Lebar = 2 : 1 s/d 6:1 (agar alur
pengendapan lebih panjang)
- Kedalaman (H) = 2,5 m
- Untuk mencegah terjadinya aliran pendek, Froud number
(NFr) disyaratkan > 10-5
- Untuk mencegah terjadinya turbulensi pada aliran air
baku, Reynold number (NRe) < 2000
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (6)
3
-Qtiap bak = 7 m / det ik 0,7 m3/detik
=
10
- Volume bak (V)
V = Q x td
V = 0,7 x 3600 = 2520 m3
-
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (7)
- Dimensi bak
V =AxH
3
A= =V 2520 m 1008 m 2
=
H 2.5m
A = P x L = 2L2
2
A 1008m
L = = = 22,5m ≈ 23 m
2 2
P = 2 x L = 2 x 23 = 46 m
Perforated Baffle
Direncanakan :
-Dipasang tegak lurus dan berjarak 3 m di depan dinding inlet
- Diameter lubang = 20 cm = 0,2 m
- Panjang baffle = lebar bak = 23 m
- Tinggi baffle (H) = Tinggi bak = 2,5 m
- Kecepatan melalui lubang (v) = 0,12 m/detik
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (10)
Perhitungan :
- Luas tiap lubang ( A ) = ¼ x π x d2 = ¼ x 3,14 x ( 0,2 )2 = 0,0314 m2.
- Luas Baffle ( A baffle ) yang terendam air :
A = B x H = ( 23 x 2,5 ) = 57,5 m2.
3
Q 0,7m / dt
- Luas total lubang ( AI )= = = 9,72 m2
CxV 0,6 x0,12m / dt
1,17.10−2 x0,05
Nre = −6 = 651,74 <2000……. OK!!
0,8976 x10
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (12)
- Headloss melalui perforated baffle :
V 2 (1,17.10−2 )2
Hl = = = 6,97.10-6 m
2.g 2 x9,81
= = 2,96.10− 5 m
gx ( Ss − 1) 9,81x ( 2,65 − 1)
L2
L1
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (15)
Perhitungan:
-Volume Lumpur selama periode pengurasan (2hari)
Volume = 509 m3/hari x 2 hari
= 1018 m3
- Luas permukaan lumpur (A) = P x L = 23 x 9 = 207 m2
H = 13 m ≈ 13 m
- Cek slope
H 13
Tg = = = 1,37 α = 53,84 ◦ ( OK )
P − P` 23 − 4
2 2
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (16)
Pipa Penguras Lumpur
Direncanakan :
- Pengurasan lumpur dilakukan secara gravitasi
- V dalam pipa = 1 m/dt
- Waktu pengurasan = 15 menit = 600 dt
Perhitungan :
Volume lumpur selama 24 jam = 509 m3
3
Volumelumpur 509m
=
Debit lumpur pada pipa = waktupengu rasan 600dt = 0,85m 3
/ det ik
3
A pipa = Q = 0,85m / dt = 0,85m 2
V 1m / dt
hf 0,0083m −4
Slope = = = 1,7965.10
L 46,2m
Headloss total = hf + hv
= 0,0083 m + 0,013 m = 0,0213 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (19)
Pintu Air
Direncanakan :
- Lebar pintu rencana (B) = 1 m (agar bukaan tidak terlalu besar)
- Q pintu air = Q tiap bak = 0,7 m3/dt
-Tinggi pintu air (H):
2/3 2/3
Qx3 / 2 0,7 x3 / 2
H= = = 0,32 m
2 g (Cd )(B ) 2 x9,81(0,6)(1)
1m
21 m 23 m
0,5 m
a 1m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (21)
3
h =0,04 m = 4 cm
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (22)
Dimensi saluran:
Perhitungan :
Q = 1,375 x B x H3/2
0,7 = 1,375 x 2H x H3/2
H = 0,6 m ; B = 1,2 m
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (23)
Dimensi saluran pengumpul :
Panjang (L) = 23 m
Lebar (B) = 1,2m
Kedalaman (H) = 0,3 m + 0,3 (fb) = 0,6 m
- Kecepatan dalam saluran pengumpul :
V = Q/A = 0,7/ (0,3 x 1,2) = 1,94 m/dt
- Slope = 0,0106 m
-Headloss saluran (hf) = 0,2438 m
- Head Kecepatan (hv) = 0,1918 m
- Headloss total = 0,4356 m
Saluran Outlet
Q saluran outlet = 7 m3/dt
Lebar saluran = 2 x Hsaluran
Panjang saluran = (lebar bak) + tebal dinding
= (23) + 0,2 = 23,2 m
V rencana = 0,6 m/dt
PERENCANAAN PRA-SEDIMENTASI (24)
Perhitungan :
Q 7m 3 / det ik
- A =V = 0,6m / det ik = 11,67 m2
A= BxH
11,67 m2 = 2H x H
H = 2,4 m ; B = 2H = 4,8 m
46