Oleh :
NAMA : AMIRUDDIN
NIM : H1A1 16 022
KELAS : C
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rooseno Harjowidigo,1997, Mengenal Hak Cipta Indonesia , Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
hal 13
1
Pemerintah Indonesia tentunya dapat lebih tegas mengamankan aset-aset
seni dan budaya milik Bangsa Indonesia itu sendiri, karena Indonesia merupakan
salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization
(WTO) melalui Undang-Undang No. 7 tahun 1994. Konsekuensinya adalah
Indonesia harus melaksanakan kewajiban untuk menyesuaikan peraturan
perundang-undangan nasionalnya dengan ketentuan WTO, termasuk yang
berkaitan dengan Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights (TRIPs-WTO).2
2
Afrillyanna Purba, dkk, TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal
1
3
Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, UII Press, Yogyakarta, 2006, hlm. 226
2
Menurut Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta, hak cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak eksklusif adalah hak yang
semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang
boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa ijin pemegangnya. Pemegang hak cipta
adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut
dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perlindungan hukum terhadap Hak Cipta yang ada di
Indonesia?
2. Bagaimana Perlindungan hukum bagi pemegang Hak Cipta di
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
4
H.OK, Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003, hal 13
5
www. Info hukum.com, diakses 5 April 2011
3
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pemegang Hak Cipta di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Perlindungan hukum terhadap hak cipta yang ada di Indonesia
6
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 2008, hal.70
5
adalah aspek hukum. Hukum diharapkan mampu mengatasi berbagai
permasalahan yang timbul berkatian dengan HKI tersebut. Hukum harus dapat
memberikan perlindungan bagi karya intelekutal, sehingga mampu
mengembangkan daya kreasi masyarakat yang akhirnya bermuara pada tujuan
berhasilnya perlindungan hukum.
Hak cipta tidak melindungi ide–ide atau gagasan, tetapi hak cipta
melindungi perwujudan ide atau expression of ideas, dalam hal ini hak cipta
melindungi hak cipta yang dapat dilihat, dibaca dan didengar. Berkenaan dengan
persoalan ruang lingkup “ciptaan atau karya“ apa saja yang mendapat
perlindungan hak cipta adalah ciptaan tersebut dalam bentuk (karya tersebut dapat
dilihat, dibaca, maupun didengar). Hak cipta dilindungi secara sendiri dengan
tidak mengurangi hak cipta atau karya asli, termasuk kesatuan nyata (real) yang
dapat diperbanyak. Ketentuan Pasal 40 UUHC, menyatakan bahwa ciptaan yang
dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra terdiri
atas:
a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. Karya seni terapan;
h. Karya arsitektur;
i. Peta;
j. Karya seni batik atau seni motif lain;
k. Karya fotografi;
l. Potret;
m. Karya sinematografi;
6
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer maupun media lainnya;
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
r. Permainan video; dan
s. Program Komputer.
Pasal 58 UUHC 2014 ayat (2) dalam hal ciptaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, perlindungan Hak Cipta
berlaku selama hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan
7
www.Info.HKI.com, diakses 7 Oktober 2011
7
berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1
Januari tahun berikutnya.
a. Karya fotografi;
b. Potret;
c. Karya sinematografi;
d. Permainan video;
e. Program komputer;
f. Perwajahan karya tulis;
g. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
h. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
i. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer atau media lainnya; dan
j. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli,
Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.
Ayat (2) Perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan
berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.
8
melanggar dalam bidang hak cipta diantaranya adalah peraturan pemerintah
melalui UUHC ataupun melalui dewan hak cipta. Salah satu sifat atau asas yang
melekat pada hak kebendaan adalah, asas lain droit de suite, asas hak mengikuti
bendanya. Hak untuk menuntut akan mengikuti benda tersebut secara terus
menerus ditangan siapapun benda itu berada.
Perlindungan hukum dapat dikatakan sangat penting dan menjadi hak bagi
tiap warga Negara. Beberapa ahli hukum memaparkan pendapatnya mengenai
pengertian dari perlindungan hukum, salah satunya ialah Satjipto Raharjo. Satjipto
Raharjo mendefinisikan perlindungan hukum adalah “memberikan pengayoman
kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut
diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang
diberikan oleh hukum.8
Hal ini membuktikan bahwa hak cipta itu merupakan hak yang dapat
dimiliki, dapat menjadi objek pemilikan atau hak milik dan oleh karenanya
terhadap hak cipta itu berlaku syarat-syarat pemilikan, baik mengenai cara
penggunaannya maupun cara pengalihan haknya. Kesemua itu undang-undang
akan memberikan perlindungan sesuai dengan sifat dan hak tersebut. Dapat pula
dipahami, bahwa perlindungan yang diberikan oleh undang-undang terhadap hak
cipta adalah untuk menstimulir atau merangsang aktivitas para pencipta agar terus
mencipta dan lebih kreatif. Lahirnya ciptaan baru atau ciptaan yang sudah ada
8
Perlindungan Hukum Menurut Para Ahli , Tesis Hukum.com, Google, Diakses, tgl. 17 Februari
2017.
9
sebelumnya harus didukung dan dilindungi oleh hukum. “Wujud perlindungan itu
dikukuhkan dalam undang-undang dengan menempatkan sanksi pidana terhadap
orang yang melanggar hak cipta dengan cara melawan hukum.”9
UUHC Indonesia menempatkan tindak pidana hak cipta itu sebagai delik
biasa yang dimaksudkan untuk menjamin perlindungan yang lebih baik dari
sebelumnya, di mana sebelumnya tindak pidana hak cipta dikategorikan sebagai
delik aduan. Perubahan sifat delik ini adalah merupakan kesepakatan masyarakat
yang menyebabkan suatu pelanggaran bisa diperkarakan ke pengadilan secara
tepat dan tidak perlu menunggu pengaduan terlebih dahulu dari pemegang hak
cipta.
Hukum hak cipta melindungi karya intelektual dan seni dalam bentuk
ekspresi. Ekspresi yang dimaksud adalah dalam bentuk tulisan seperti lirik lagu,
puisi, artikel, dan buku, dalam bentuk gambar seperti foto, gambar arsitektur dan
peta, serta dalam bentuk suara dan video seperti rekaman lagu, pidato, video
pertunjukan, dan video koreografi.
9
H. OK. Saidin, O p.cit. hal. 112.
10
Adrian Sutedi, op.cit . hal. 116
10
begitu mudahnya memindahkan karya cipta dalam wujud-wujud lain, tanpa
diketahui oleh pemilik atau pemegang hak cipta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
H. OK. Saidin, op.cit . hal. 115.
11
Hak cipta tidak melindungi ide–ide atau gagasan, tetapi hak cipta
melindungi perwujudan ide atau expression of ideas, dalam hal ini hak
cipta melindungi hak cipta yang dapat dilihat, dibaca dan didengar.
Berkenaan dengan persoalan ruang lingkup “ciptaan atau karya“ apa
saja yang mendapat perlindungan hak cipta adalah ciptaan tersebut
dalam bentuk (karya tersebut dapat dilihat, dibaca, maupun didengar).
Hak cipta dilindungi secara sendiri dengan tidak mengurangi hak cipta
atau karya asli, termasuk kesatuan nyata (real) yang dapat diperbanyak.
2. perlindungan hukum terhadap pemegang hak cipta atas karya cipta
lagu ditinjau dari UU No 28 Tahun 2014, dimana undangundang akan
memberikan perlindungan sesuai dengan sifat dan hak cipta tersebut
untuk menstimulir atau merangsang aktivitas para pencipta lagu agar
terus mencipta dan lebih kreatif. Lahirnya ciptaan lagu baru atau
ciptaan lagu yang sudah ada sebelumnya harus didukung dan
dilindungi oleh hukum. Wujud perlindungan itu dikukuhkan dalam
undang-undang dengan menempatkan sanksi pidana terhadap orang
yang melanggar hak cipta dengan cara melawan hukum.
B. Saran
Pemegang hak atas ciptaan sebaiknya melakukan pendaftaran atas
ciptaannya meskipun pendaftaran dalam hak cipta tidak bersifat wajib, hal ini
dilakukan demi mencapai keadaan yang kondusif dalam penanganan
pelanggaran hak cipta. Selain itu, masyarakat dalam hal ini seharusnya mampu
mengubah budaya menyukai segala sesuatu yang bersifat gratis tetapi ilegal
menjadi budaya berbayar murah tetapi legal, sebagai apresiasi penghargaan
terhadap hasil karya anak bangsa yang juga memberikan dampak yang baik
bagi negara.
12
DAFTAR PUSTAKA
Margono, Suyud, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, Novindo Pustaka Mandiri,
Jakarta, 2003.
13
H.OK, Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, hal 13
www. Info hukum.com, diakses 5 April 2011
14
15