Sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia dinyatakan sebagai negara
demokrasi.
Tahun 1945 -- 1959 dikenal dengan periode demokrasi parlementer, dimana dalam
periode ini peran partai politik sangat dominan. Dalam kehidupan nyata, terjadi
adanya fragmentasi politik yang berdasarkan pada suku dan agama, sehingga pada
suatu saat terjadi kebuntuan dalam pengambilan keputusan politik nasional. Akhirnya,
pada 5 Juli 1959 keluarlah Dekrit Presiden yang memutuskan untuk kembali kepada
UUD 1945
Tahun 1959 -- 1965 , dikenal dengan periode demokrasi terpimpin, dimana dalam
periode ini politik didominasi oleh peran Presiden. Dengan kuatnya peran presiden,
maka timbul kecenderungan terjadinya penyimpangan, salah satunya adalah
pengangkatan jabatan presiden seumur hidup.
Tahun 1965 -- 1998, dikenal dengan periode orde baru. Pada periode ini ditandai
dengan :
o Peran dominan dari ABRI
o Sentralisasi dalam pengambilan keputusan
o Menurunnya fungsi partai politik, kecuali Golkar (hampir dikata terjadi
absolut tunggal dalam kekuasaan)
o Meningkatnya campur tangan pemerintah dalam setiap kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, perjalanan Demokrasi di Indonesia telah melalui jalan panjang dan berliku
sejak tahun 1945, dan tentu saja sebagai rakyat Indonesia, kita semua menghendaki agar
sistem Demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan efisien, sederhana, tidak banyak
memberikan dampak yang negatif, dan yang terpenting adalah efektif dalam menghasilkan
wakil rakyat dan pimpinan bangsa yang berintegritas dan mempunyai kapasitas demi
kesejahteraan kita semua.
(Ditulis oleh Aurellia Livia unuk Kompasiana , 29 Nopember 2019)