Oleh
Asmaul Khusnah
150312604907
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama pembangun
suatu bangsa. Pendidikan merupakan sarana pembentuk karakter
bangsa. Pendidikan juga berfungsi sebagai media mencerdaskan
kehidupan suatu bangsa dan membawa ke era pencerahan. Pendidikan
bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan nilai-nilai
kepintaran, kepekaan, dan kepedulian terhadap bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan langkah awal menyelesaikan masalah-masalah
mendasar yang dihadapi bangsa seperti kemiskinan, kebodohan, dan
lain sebagainya.
Proses pendidikan dan pembelajaran merupakan kegiatan
terencana yang dalam penyusunannya tidak lepas dari faktor
pembiayaan. Hal ini karena dalam pelaksanaanya, ada banyak hal
yang harus disiapkan, dilakukan, serta dilaksanakan agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar. Banyak hal yang harus
disiapkan oleh semua pihak, terutama dalam pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan dan pembelajaran sehingga dibutuhkan dana
yang cukup besar. Pada akhirnya, hanya orang yang berkantong tebal
saja yang bisa menikmati dunia pendidikan. Sementara, kelompok
masyarakat menengah ke bawah yang hidup di garis kemiskinan
dengan sendirinya perlahan menjauh atau bahkan tidak bisa
mengenyam bangku sekolah.
Permasalahan pendidikan tidak hanya sampai situ saja. Salah
satu persoalan yang belum ada titik temunya adalah otonomi
kurikulum pendidikan. Jika kurikulum sudah diotonomi maka
pemerintah pusat harus memberikan kebebasan pada pemerintah
daerah dan sekolah untuk menentukan kurikulum yang akan
dijalankan di daerah masing-masing. Namun, intervensi (campur
tangan) pemerintah yang disebut desentralisasi masih sangat kental.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya keterampilan para guru untuk mengembangkan
potensi anak. Tenaga pendidik di Indonesia cenderung memaksakan
Indonesia.
Untuk mengetahui masalah pendidikan di Indonesia.
Untuk mendapatkan pemecahan masalah pendidikan di
Indonesia.
2. Pembahasan
2.1 Sejarah Pendidikan Indonesia
Pada masa penjajahan Belanda, VOC mendirikan sekolah
bertujuan untuk menyebarkan agama. Namun, penyebaran agama
yang dilakukan terbatas hanya pada wilayah yang sudah menerima
ajaran Katolik. Ternyata, kepentingan ekonomi dan politik lebih
diutamakan daripada misi menyebarkan agama tersebut. Pada
akhirnya, semangat menyebarkan agama Katolik lenyap, sehingga
pendidikan pada saat itu mengalami kemerosotan total pada waktu
VOC dibubarkan tahun 1799.
Pendidikan yang bertujuan sekuler muncul pada pertengahan
abad ke-19 dengan alasan dan tujuan praktis untuk mendukung
kepentingan komersial mereka. Sebenarnya, di kalangan orang
Belanda masih ada yang memandang jika pendidikan mempunyai
fungsi sebagai alat untuk memajukan kesejahteraan spiritual-material
No.20
tahun
2003,
sistem
Perguruan
tinggi
mempunyai
kewajiban
atau
pendidikan
yang
diselenggarakan
oleh
lingkungan.
f. Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi
yang
diselenggarakan
oleh
departemen
atau
lembaga
kemampuan
dan
keterampilan
dalam
kedinasan
dapat
diselenggarakan
melalui
oleh
diselenggarakan
pada
jalur
pendidikan
formal,
istimewa.
Sedangkan
pendidikan
layanan
khusus
mempunyai
banyak
fungsi,
pendidikan
juga
adalah 75.
Menurut lembaga The Learning Curve, Indonesia
menempati peringkat ke-40 dari 40 negara, pada
(PISA),
pendidikan
di
Study
Indonesia
pendidikan.
Kekerasan yang melibatkan siswa dan luar sekolah
semakin marak terjadi.
8
menyelenggarakan
pendidikan
sehingga
eksternal
sistem
memporakporandakan
kehidupan
ekonomi
10
11
pada
kemampuan
kemanusiaan
sebagai
individu
upaya
maupun
pengembangan
anak-anak
sebagai
didik
anggota
menuju
pada
pengertian
yang
yang
bersifat
individdualistik
dan
12
dan
hidup
sebagai
anggota
aktif
harus
mencakup
dikembangkan.
Alat
evaluasi
yang
tujuan
dikumpulkan
dan
dengan
informasi
yang
menerapkan
ingin
penilaian
seperti
wawancara,
portofolio,
performance,
catatan,
observasi,
test, proyek,
dan
produk.
2. Peningkatan Kemampuan Ekonomi Masyarakat
Salah satu cara untuk dapat merasakan proses penddidikan
adalah dengan meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena, untuk
mengikuti proses pembelajaran diperlukan dana yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, jika tingkat perekonomian masyarakat masih rendah
mereka tidak akan memiliki kemampuan untuk mengikuti proses
pendidikan. Untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakaat
kelas menengah ke bawah, perlu diadakan program-program efektif
yang memberikan kegiatan produktif.
Program-program ini
itu,
menurut
Suryanto
(2002:119)
dapat
13
tinggi
hendaknya
membuka
kemungkinan
dan
memperkuat
kemampuan
dasar
mahasiswa.
6. Pendidikan tinggi hendaknya menyelenggarakan prinsip-prinsip
managemen yang fleksibel serta dinamik yang memungkinkan
untuk mengembangkan potensinya dan sesuai dengan tuntutan
eksternal yang sedang dihadapi.
7. Pendidikan nasional seharusnya mendapatkan
dana yang
menengah
perlu
berbasis
perlu
14
11. School
based
management
perlu
dikembangkan
untuk
kesempatan
belajar
jenjang
pendidikan
...
berdasarkan
hal
tersebut,
program
pengaruh
pengaturan
yang
kredesialisme,
menetapkan
perlu
bahwa
sebagai
persyaratan
minimal
untuk
15
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan pondasi utama untuk membangun suatu bangsa dan
salah satu wahana pembentuk karakter bangsa. Pendidikan adalah media
mencerdaskan kehidupan bangsa an membawa bangsa Indonesia pada era
pencerahan. Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan bangsa yang
berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan, dan kepedulian terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan langkah awal
mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan masalah lain yang sedang dialami
bangsa Indonesia saat ini.
Banyak masalah pendidikan yang masih belum terselesaikan, diantaranya
masalah kurikulum pendidikan, managemen pendidikan, pemerataan tenaga
kependidikan, dan biaya pendidikan. Tentunya untuk mengatasi masalah tersebut
perlu adanya kerjasama antara pemerintah, tenaga pendidik, masyarakat, serta
para siswa. Jika semua kalangan bekerjasama, maka permasalahan yang sedang
dihadapi dunia pendidikan akan terselesaikan, dan Indonesia akan bisa bersaing
dengan negara lain di dunia, karena suatu negara yang dapat bersaing adalah
negara yang mempunyai kualitas pendidikan yang kuat.
DAFTAR RUJUKAN
16
.
Belarminus, R. 2014. Anies Baswedan Sebut Pendidikan Indonesia Gawat
Darurat, (Online),
(http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/13455441/anies.baswedan.sebut
.pendidikan.indonesia.gawat.darurat), diakses 15 Oktober 2015.
Feisal, J.A. 2002. Dalam Syarief, Ikhwanudin dan Dodo Murtadlo.
(Ed),Pendidikan untuk Masyarakat Baru: 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar,
M.Sc.Ed (hlm. 124-133). Jakarta: Gramedia.
Hamijoyo & Santoso. 2002. Dalam Syarief, Ikhwanudin dan Dodo Murtadlo.
(Ed),Pendidikan untuk Masyarakat Baru: 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar,
M.Sc.Ed (hlm. 295-309). Jakarta: Gramedia.
Nasution. 2001. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Santoso, S.I. 1987. Pendidikan di Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta: Gunung
Agung.
Saroni, M. 2010. Orang Miskin Harus Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Soedijarto. 1992. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu.
Jakarta: Balai Pustaka.
Suharsaputra, U. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Suryadi, A. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu, Teori, dan
Aplikasi. Jakarta: Balai Pustaka.
Suryohadiprojo, S. 2002. Dalam Syarief, Ikhwanudin dan Dodo Murtadlo.
(Ed),Pendidikan untuk Masyarakat Baru: 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar,
M.Sc.Ed (hlm. 165-184). Jakarta: Gramedia.
Sutjipto. 2002. Suryohadiprojo, Sayidiman. 2002. Dalam Syarief, Ikhwanudin dan
Dodo Murtadlo.(Ed),Pendidikan untuk Masyarakat Baru: 70 Tahun Prof. Dr.
H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed (hlm. 194-212). Jakarta: Gramedia.
17
Syarief,
H.
2002.
Dalam
Syarief,
Ikhwanudin
dan
Dodo
Murtadlo.
18