Anda di halaman 1dari 10

Implementasi Undang-Undang ASN Berkaitan dengan Kedudukan

Guru Honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hukum Kepegawaian
Dosen Pengampu : Moh. Hasyim, S.H., M.Hum

Disusun oleh :

Raden Daffa Asyam A. (21410661)


Yosan Nanda Laktoroputro (21410644)
Rakha Muhammad Athaillah G (21410696)
Erik Shaddam Alrizal Putra W (21410657)
Rama Kesya Al-Hanun (21410791)

KELAS : F

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat UU ASN

merupakan sebuah hukum atau ketentuan yang mengatur mengenai profesi bagi

pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah yang dimana adanya perjanjian

kerja untuk bekerja dengan instansi pemerintah. Undang-Undang ASN dibuat

untuk mengganti beberapa Undang-Undang seperti Undang-Undang nomor 8

tahun 1974 juncto Undang-Undang nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian. Undang-Undang ini disahkan oleh DPR pada tanggal 19

Desember 2013 dan ditandatangani oleh Presiden SBY pada tanggal 15 Januari

2014. Dalam undang-undang tersebut Komisi II DPR RI sepakat menghapus

tenaga honorer, pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan lainnya dari organisasi

kepegawaian pemerintah.

Permasalahan pegawai honorer yang selama ini memang menjadi

permasalahan kepegawaian di negara kita saat ini. Kedudukannya yang masih

menjadi dilemma dalam arti apakah mereka masih diperlukan atau bahkan

mungkin sudah tidak diperlukan lagi. Mengenai kedudukan pegawai honorer

dalam keadaan dan tatanan pendayagunaan aparatur negara sangatlah dinamis,

terlebih lagi sejak ditetapkan dan disahkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang

ASN ini. Sejak jatuhnya rezim orde baru, yang mana dalam era reformasi ini,

sangat diharapkan dapat membawa perubahan serta harapan baru bagi negara

kita menuju kehidupan yang lebih berpihak pada rakyat tanpa mengesampingkan

kepentingan berbangsa dan bernegara. Misalnya saja, dalam peralihan sebuah


kebijakan ekonomi dan dan kebijakan politik yang ada di negara kita. Pada

tahun 1999 pengenalan tentang desentralisasi, otonomi yang lebih memberikan

kewenangan yang luas terhadap pemerintahan daerah untuk menata sendiri

perkembangan wilayahnya sendiri dan mengelola sumber daya yang ada di

daerahnya sendiri sehingga dapat leluasa untuk mengelola perkembangan di

wilayahnya masing-masing.

Angka pengangguran yang semakin tinggi di Indonesia juga menjadi

salah satu permasalahan yang tidak bisa dianggap ringan, sebab dampak

psikologis dari pengangguran tersebut dapat menyebabkan efek yang kurang

baik bagi penganggur itu sendiri maupun bagi keluarganya. Terlebih lagi jika

angka penganguran yang sangat tinggi bisa menyebabkan tergangunya stabilitas

keamanan. Sedangkan dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dijelaskan bahwa setiap

warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak. Salah

satu tindakan pemerintah untuk menekan angka pengangguran adalah dengan

membuka kesempatan kerja melalui pengadaan pegawai negeri sipil. Memang

menjadi pegawai negeri sipil sampai saat ini ternyata masih menjadi salah satu

pilihan yang masih diidam-idamkan para pencari kerja. Dengan adanya hak-hak

yang akan didapat jika dapat menjadi pegawai negeri sipil tentunya pilihan

unutk dapat menjadi pegawai negeri sipil menjadi rebutan oleh pencari kerja saat

ini. Selain gaji pokok beserta tunjangan-tunjangan lain yang ada, hak

mendapatkan tunjangan pensiun diakhir pengabdiannya pada batas usia pensiun

yang sudah ditentukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Undang-Undang ASN terhadap kedudukan guru
honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan?
2. Bagaimana nasib Hervina guru honorer yang berada di Kabupaten Bone,
Sulawesi Selatan?
C. Analisis
a. Penerapan Undang-Undang ASN terhadap kedudukan guru honorer di

Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

merupakan sebuah hukum atau ketentuan yang mengatur mengenai profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah yang dimana adanya

perjanjian kerja untuk bekerja dengan instansi pemerintah. Tujuan dibuatnya

Undang-Undang ASN agar dapat menciptakan aparatur sipil negara yang

berintegrasi, professional, netral dan mampu memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan baik serta mampu menjalankan peran sebagai perekat

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara memberikan perubahan yang besar terhadap

kepegawaian di Indonesia yang dimana Undang-Undang ini menekankan

pada Manajemen Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan yang

bagus, selalu dinamis dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Dalam

beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2014 dijelaskan bahwa aparatur sipil negara adalah sebuah pekerjaan yang

mempunyai kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya serta mampu

mempertanggung jawabkan kinerjanya dan mengimplementasikan prinsip

merit dalam pelaksanaan Manajemen Aparatur Sipil Negara.


Permasalahan yang dihadapi negara Indonesia adalah sebagaimana yang

telah di amanatkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil negara yaitu ingin menciptakan aparatur sipil negara yang berintegrasi,

professional, dan memiliki keterampilan yang tinggi hanya menjadi cita-cita

yang susah untuk diraih. Dalam penerapan Undang-Undang Aparatur Sipil

Negara ditemukan bahwa penerapannya masih kurang yang dimana

ditemukan beberapa masalah yakni kualitas yang dihasilkan para pegawai

masih rendah dan ada beberapa hal yang dapat menyebabkan turunnya

kinerja para pegawai seperti kompetensi pegawai itu sendiri, budaya

organisasi dikantor, dan iklim organisasi yang dapat berpengaruh terhadap

komitmen organisasional dan kepuasan kerja.

Berkaitan dengan guru honorer Sudah pernah ada upaya pemerintah atas

kontribusi dan dedikasi yang diberikan oleh tenaga honorer khususnya

profesi guru, dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

2005 junto Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2012 tentang

Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

yang pelaksanaannya sampai tahun 2009. Pemerintah Daerah diberikan

kewenangan untuk mengangkat pegawai honorer di daerahnya sesuai dengan

amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang

memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur urusan

aparatur daerahnya berdasarkan asas desentralisasi. guru honorer di sekolah

swasta berhak menerima gaji sesuai dengan perjanjian kerja (kontrak kerja)

yang dibuat antara pekerja (guru honorer) dan pemberi kerja (sekolah swasta

yang memperkerjanya) berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan. Demikian semoga dapat mencerahkan. Dasar

Hukum : Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Peraturan

Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagai peraturan

pelaksananya.

b. Nasib Hervina guru honorer yang berada di Kabupaten Bone, Sulawesi


Selatan
Dilansir dari berbagai laman media elektronik di Indonesia kasus pemecatan

guru honorer Hervina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang

mengunggah gajinya selama empat bulan sebesar 700 ribu di media sosial

menimbulkan banyak sekali protes dan argumentasi-argumentasi miring

lainnya, karena hal tersebut mencerminkan kecilnya upah yang diterima

seorang guru yang berguna untuk mencerdaskan nusa dan bangsa, akan

tetapi hanya mendapat upah sebesar 700 ribu rupiah saja. Oleh karena itu

Pemerintah lewat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

(KEMENDIKBUD) kemudian berupaya menyelesaikan masalah guru

honorer dengan program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) dengan merekrut satu juta guru honorer, Namun Sebagian guru

honorer menolak cara yang dilakukan pemerintah ini, khususnya bagi guru

honorer yang sudah berusia senja, karena PPPK yang digaungkan oleh

pemerintah mewajibkan syarat seorang guru adalah sarjana, sedangkan

masih banyak jumlah guru tamatan SMA yang mengajar dan masih berstatus

sebagai guru honorer.


Kasus Hervina sekana membuka tabir dan buruknya institusi Pendidikan di

Indonesia, hal itu dapat dilihat dari minimnya jasa yang diberikan atas

tugasnya yang sangat berat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, selain itu

setelah ia memposting besaran gajinya di media sosial ia juga seakan

mendapat tekanan dan hal-hal tidak menyenangkan yang harus ia terima

yaitu pemecatan dirinya sebagai guru honorer dan kepala sekolah tempat ia

mengajar juga memarahi dirinya. Beruntungnya di kemudian hari setelah

unggahannya viral di media sosial ia seakan mendapat titik cerah, karena ia

diperbolehkan mengajar Kembali di lingkungan sekolah SD Negeri 169

Sadar Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hal itu berkat banyaknya dukungan yang ia terima mulai dari

diberlakukannya surat keputusan (SK) pengangkatan Hervina yang

sebenarnya berakhir di tahun 2020 akan diperbarui. Atas kejadian itu Hevina

selaku guru honorer mengaku bersujud syukur atas bantuan dan kepedulian

orang disekitarnya yang masih memberikan kesempatan untuknya, agar

mengajar lagi dan beraktifitas seperti biasanya tanpa beban apapun.

Kemudian kepala sekolah yang dahulu memecatnya, karena perihal

unggahan dirinya yang memposting besaran gajinya di media sosial dan

membuat sekolahnya menjadi viral kemudian meminta maaf dan mencabut

pemecatannya kepada Hervina yang artinya Hervina saat ini sudah bebas dan

kasus yang ia alami sudah selesai.

D. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan diatas :
a. Undang-undang Aparatur Sipil Negara merupakan sebuah hokum yang

mengatur mengenai profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah yang dimana adanya perjanjian kerja untuk bekerja dengan

instansi pemerintah yang dibuat untuk menggantikan Undang-Undang

nomor 8 tahun 1974 juncto Undang-Undang nomor 43 tahun 1999 tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian.

b. Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara diharapkan dapat menciptakan aparatur sipil negara

yang berintegrasi, professional, netral dan mampu memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan baik dan diharapkan dapat memberikan

perubahan yang besar terhadap kepegawaian di Indonesia yang dimana

Undang-Undang ini menekankan pada Manajemen Sumber Daya Manusia

yang memiliki keterampilan yang bagus, selalu dinamis dan dapat mengikuti

perkembangan zaman. Namun dalam penerapannya masih kurang yang

dimana ditemukan beberapa masalah yakni kualitas yang dihasilkan para

pegawai masih rendah dan menyebabkan kinerja para pegawai turun.

c. Berkaitan dengan guru honorer pemerintah telah berupaya agar tenaga

honorer khususnya yang berprofesi sebagai guru honorer agar mendapatkan

gaji sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak kerja

berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

d. Berkaitan dengan Kasus Hervina hingga saat ini kasus tersebut telah

dianggap selesai yang dimana berawal dari Hervina memposting besaran

upah yang ia terima sehingga menimbulkan banyak protes dari masyarakat

terlebih lagi guru adalah profesi yang berguna mencerdaskan nusa dan
bangsa. Namun hal tersebut direspon oleh Pemerintah lewat Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan kemudian berupaya menyelesaikan masalah

guru honorer dengan program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) dengan merekrut satu juta guru honorer, berkat hal tersebut Hervina

dapat melanjutkan pekerjaannya lagi disekolah ia dulu bekerja dan surat

keputusan (SK) pengangkatan Hervina yang sebenarnya berakhir di tahun

2020 akan diperbarui.


Daftar Pustaka

1. Internet
Abdul Haq. “Senyum Sang Guru Honorer”. 17 Februari 2021.
https://regional.kompas.com/read/2021/02/17/14423361/senyum-sang-guru-
honorer-kembali-16-tahun-mengabdi-dan-dipecat-usai-unggah?
page=all#:~:text=Selasa%2C%20(16%2F2%2F,ABDUL%20HAQ
%20YAHYA%20MAULANA%20T.)&text=Kepala%20Dinas
%20Pendidikan%20Bone%20Andi,berakhir%20pada%202020%20akan
%20diperbarui

CNN Indonesia. “Kasus Hervina, Guru Honorer Disebut Terjebak ‘ABS’ di


Sekolah”. 20 Februari 2021.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210220060227-20-608666/kasus-
hervina-guru-honorer-disebut-terjebak-abs-di-sekolah

2. Jurnal
Andi Alga Wirasandi. “Implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Dalam Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Dinas
Pendidikan Kota Makassar”. Laporan Kajian.

Anda mungkin juga menyukai