Disusun Oleh:
MARLINCE DOTOREKE
NIM: 33190605
1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesi yang memenuhi syarat yang telah ditentukan serta diangkat sebagai
Aparatur sipil Negara (ASN) secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga dengan hal tersebut maka
perlu adanya sumber daya aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik
2
Pokok Kepegawaian karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan
pemerintah negara atau Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki
tersebut sebagai bagian dari tindakan disiplin untuk dapat menghindari jatuhan
sanksi atau hukuman yang mungkin dapat dijatuhkan sebagai kompensasi atau
ganti rugi dari ketidak disiplinan Aparatur Sipil Negara yang diberikan
norma hukum dan kode etik serta tata tertib sebagai Aparatur Sipil Negara
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara khususnya pada Bab VIII
tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS”. Ayat 2 yang menyatakan “Instansi
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil khususnya pasal 3 ayat 11 yang
menyatakan “Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib masuk kerja dan menaati
3
ketentuan jam kerja”. Menurut Penjelasan pasal 3 ayat 11 tersebut bahwa
yang dimaksud dengan kewajiban untuk “Masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja” adalah setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang, melaksanakan
tugas dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Seiring dengan
2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Seperti yang tertera dalam Surat
Nomor 98 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan hasil rapat
koordinasi para kepala OPD dengan Bupati Halmahera Utara yang antara lain
pelaksanaan apel pagi dan apel pulang bagi pegawai lingkup OPD se-
1) Jumlah jam kerja efektif dalam seminggu adalah 37,5 jam (tiga puluh
2) Jam kerja untuk hari senin s/d kamis adalah pukul 07.30 wit s/d 16.00 wit,
3) Apel pagi dilaksanakan 15 (lima belas) menit sebelum jam kerja dimulai
4
dan apel pulang dilaksanakan 15 (lima belas) menit sebelum jam kerja
berakhir.
4) Pelaksanaan apel pagi untuk hari senin s/d kamis, dimulai pada pukul 08.00
wit dan apel pulang pada pukul 16.00 wit dan hari jum’at apel pagi dimulai
pada pukul 08.00 wit dan apel pulang pada pukul 16.45 wit.
5) Kepada seluruh ASN/PNS, baik pejabat Eselon II, III, IV dan staf untuk
mengikuti Apel Pagi dan Apel Pulang setiap hari kerja serta upacara pada
implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor dan
implementasi, maka dari itu ada pembatasan dalam dalam penulisan makalah
ini dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Riant Nugroho (2012: 707-
710) yang mengemukakan bahwa terdapat 5 (lima) “tepat” yang perlu dipenuhi
5
Utara bahwa ada beberapa Aparatur Sipil Negara yang datang melakukan
Seperti halnya keluar dan masuk kerja tidak sesuai dengan waktu yang
seharusnya masuk jam 08.00 wit dan pulang jam 16.00 wit, namun yang
terjadi dilapangan masih adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang setelah
masing untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dan juga adanya Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang meninggalkan atau pulang kantor tidak pada waktu
jam pulang kantor dan setelah tiba jam pulang kantor barulah kemudian
yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara, maka penulis tertarik untuk
melakukan kajian khusus mengenai disiplin ASN dalam suatu judul makalah
Halmahera Utara.
6
2. Permasalahan
Dari uraian latar belakang yang penulis tuliskan tersebut diatas, penulis
Disipin Pegawai Negri Sipil, namun dalam penulisan ini penulis lebih fokus
7
B. KARANGKA TEORI
1. Implementasi Kebijakan
implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang- undang ditetapkan yang
tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah.
tujuan tertentu.
terdapat lima “tepat” yang perlu dipenuhi dalam hal keefektifan implementasi
kebijakan.
8
a. Tepat kebijakan. Carl J Federick dalam (Agustino, 2016) mendefinisikan
9
biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan, dan
2007). Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia Target adalah “Sasaran atau
implementasi kebijakan.
Pengertian proses yang dikemukakan oleh para ahli, antar lain dikemukakan
10
proses. Yaitu Policy Acceptance, publik memahami kebijakan sebagai
oleh Van Horn dan Van Meter (dalam Wahab, 2008) yang merumuskan
11
penyelenggaran kebijakan segera setelah ditetapkan menjadi undang-
tersebut.
yang profesional. Dari beberapa hal baru dalam Peraturan Pemerintah Nomor
Pegawai Negeri Sipil, dan keterlambatan 7,5 jam secara kumulatif dihitung
stafnya;
• Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah selama 5 (lima)
12
hari kerja kumulatif dalam satu tahun dijatuhi hukuman disiplin; Dan
Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang
13
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan
organisasi itu atas dasar keinsyafan, bukan unsur paksaan (Wursanto, 2003).
kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku
Hal yang serupa juga dilemukakan Menurut Gie (Hasibuan, 2003) disiplin
organisasi tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati
peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan
14
perbuatan pada suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan
kondisi tersebut, terlebih dahulu harus diwujudkan keselerasan antara hak dan
kewajiban pegawai.
apabila tidak ditaati atau dilanggar maka akan dijatuhi hukuman disiplin.
adalah sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan
oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis
efisien.
a. Faktor Komunikasi
15
(Agustino, 2016) adalah komunikasi. Komunikasi menurutnya sangat
sudah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang
Edward III dalam (Agustino, 2016). Indikator sumber daya terdiri dari
16
kapabel) dalam mengimplementasikan kebijakan atau melaksanakan
terhadap hukum.
yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka sering terjadi
kelompoknya.
17
mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukan dan memiliki wewenang
berhasil.
adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi,
18
d. Struktur Birokrasi
tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan
dengan melakukan :
19
4. Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang
sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada
kepadanya.
20
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban seseorang atau sekelompok
organisasi itu atas dasar keinsyafan, bukan unsur paksaan (Wursanto, 2003).
adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang,
Hal yang serupa juga dilemukakan Menurut Gie (Hasibuan, 2003) disiplin
organisasi tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati
adalah suatu kondisi dan sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang
tunduk dan taat pada aturan organisasi. Disiplin menurut Moenir adalah suatu
bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Moenir
dua jenis disiplin, yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis
disiplin tersebut merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan Serta saling
21
mempengaruhi. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya,
dengan kata lain tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan organisasi. Menurut
a. Disiplin waktu: disiplin waktu disini diartikan sebagai sikap atau tingkah
b. Disiplin peraturan: peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak
tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk
melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan, tata tertib yang telah
c. Disiplin tanggung jawab: salah satu wujud tanggung jawab karyawan adalah
peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan
22
perbuatan pada suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan
kondisi tersebut, terlebih dahulu harus diwujudkan keselerasan antara hak dan
kewajiban pegawai.
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar maka akan dijatuhi
disiplin pegawai adalah sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan
dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah
ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak
dan efisien.
tahun 2003 dari Kabupaten Maluku Utara dan berada pada Propinsi Maluku Utara
dengan ibukota kabupaten adalah Tobelo. Sejak itulah Kabupaten Halmahera Utara
kepegawaian sendiri.
23
Negara di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara dengan
sebagai berikut:
Halmahera Utara dalam mentaati ketentuan jam kerja masih renda, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai ASN pada bulan Oktober
TABEL 1
REKAP KEHADIRAN BULAN OKTOBER 2021
PERSENTASE KEHADIRAN PEGAWAI ASN PER OPD LINGKUP PEMDA HALMAHERA UTARA
PERSENTASE
A S N
KEHADIRAN
NO NAMA PERANGKAT DAERAH KET
TIDAK
PNS TKD JUMLAH HADIR
HADIR
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAGIAN TATA PEMERINTAHAN 11 6 17 100% 0%
2 BAGIAN HUKUM DAN HAM 9 3 12 89% 11%
3 BAGIAN ORGANISASI 8 6 14 80% 20%
4 BAGIAN PEREKONOMIAN DAN KESRA 7 3 10 89% 11%
1 2 3 4 5 6 7 8
5 BAGIAN UMUM, PERLENGKAPAN DAN PROTOKOLER 21 26 47 91% 9%
6 BAGIAN ADMINISTRASI DAN PENGENDALIAN 5 3 8 76% 24%
PEMBANGUNAN
7 BAGIAN PENGADAAN BARANG DAN JASA 9 4 13 92% 8%
8 BAGIAN SEKRETARIAT KORPRI 6 7 13 75% 25%
9 SEKRETARIAT DPRD 32 15 47 96% 4%
10 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 15 0 15 89% 11%
11 DINAS KESEHATAN 36 15 51 100% 0%
12 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 27 26 53 85% 15%
24
13 DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN DAN 24 12 36 86% 14%
PERTANAHAN
14 DINAS SATPOL PP 9 150 159 96% 4%
15 DINAS SOSIAL 9 0 9 59% 41%
16 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PA DAN 18 4 22 85% 15%
KELUARGA BERENCANA
17 DINAS KETAHANAN PANGAN 23 5 28 100% 0%
18 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 33 8 41 89% 11%
19 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 20 17 37 89% 11%
20 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 27 4 31 90% 10%
21 DINAS TENAGA KERJA DAN TRASMIGRASI 14 0 14 89% 11%
22 DINAS PERHUBUNGAN 16 3 19 91% 9%
23 DINAS KOMUNIKASI, INFORMASI DAN 17 0 17 81% 19%
PERSANDIAN
24 DINAS KOPERASI DAN UKM 12 3 15 96% 4%
25 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 21 16 37 98% 2%
26 DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 19 12 31 99% 1%
27 DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN 23 10 33 87% 13%
28 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 30 0 30 67% 33%
29 DINAS PARAWISATA 23 0 23 67% 33%
30 DINAS PERTANIAN 11 3 14 79% 21%
31 DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN 24 0 24 83% 17%
32 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 32 9 41 78% 22%
33 BADAN KEUANGAN DAERAH DAN ASET DAERAH 53 26 79 91% 9%
34 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH & PNGEMBANGAN 29 8 37 73% 27%
SDM APARATUR
35 BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAERAH DAN 22 8 30 92% 8%
STATISTIK
36 BADAN KESBANGPOL 21 5 26 42% 58%
37 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 27 23 50 96% 4%
38 INSPEKTORAT DAERAH 26 20 46 92% 8%
39 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 180 0 180 96% 4%
JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE KEHADIRAN ASN 949 460 1409 87% 13%
menggunakan absen sidik jari atau absen elektronik terlihat bahwa masih ada
pegawai ASN yang belum mentaati ketentuan jam kerja masuk kantor tepat waktu
25
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disipin Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Halmahera Utara yakni salah satu indikator untuk mengukur Tingkat
Jari). Selanjutnya dari tingkat kehadiran pegawai dimaksud dapat diketahui juga
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara yang tidak masuk kantor tanpa
alasan yang sah, sehingga akan mengganggu peaksanaan tugas pekerjaan dari
masing-masing Organisasi Perangkat Daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Yang Mencapai 16 % ke atas
Pada OPD Dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara
Bulan Oktober 2021
No Nama OPD PNS TKD JLH Hadir Tidak Hadir Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAGIAN ORGANISASI 8 6 14 80% 20%
2 BAGIAN ADMINISTRASI DAN 5 3 8 76% 24%
PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN
3 BAGIAN SEKRETARIAT KORPRI 6 7 13 75% 25%
4 DINAS SOSIAL 9 0 9 59% 41%
5 DINAS KOMUNIKASI, INFORMASI 17 0 17 81% 19%
DAN PERSANDIAN
6 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 30 0 30 67% 33%
1 2 3 4 5 6 7 8
7 DINAS PARAWISATA 23 0 23 67% 33%
8 DINAS PERTANIAN 11 3 14 79% 21%
9 DINAS PERDAGANGAN DAN 24 0 24 83% 17%
PERINDUSTRIAN
10 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 32 9 41 78% 22%
DAERAH
11 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH & 29 8 37 73% 27%
PNGEMBANGAN SDM APARATUR
12 BADAN KESBANGPOL 21 5 26 42% 58%
Sumber data: Badan Penelitian, Pengembangan Daerah dan Statistik 2021
26
Dari tabel diatas terdapat 12 OPD/Unit Kerja yang masih dikategorikan
serius dari pimpinan OPD/Unit Kerjanya agar lebih mendisiplinkan pegawai untuk
Korpri, Dinas Sosial, Dinas Kominfo dan Persandian, Dinas Perikanan dan
PSDA dan Dinas Kesbangpol kepada OPD harusnya diberikan Sanksi yang tegas
kepada pegawai yang tingkat kehadirannya rendah mulai dari sanksi ringan, sedang
dan berat.
oleh pegawai tersebut dan juga akan mempengaruhi pencapaian kinerja OPD atau
Pada penjelasan poin 1 diatas terlihat bahwa kurangnya kesedaran dan rasa
sering tidak masuk kantor hal ini dibuktikan dengan tingkat ketidak hadiran
16% bahkan ada 1 (satu) OPD yang tingkat ketidak hadirannya mencapai 58%
yakni Dinas Kesbangpol oleh karena itu harus menjadi perhatian serius dari
27
sehingga kedepannya OPD-OPD Tersebut akan memperbaiki sikap dan prilaku
berlaku.
Pemberian sanksi yang tegas kepada pegawai yang melanggar ketentuan jam
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Mulai dari hukuman disiplin ringan,
Disamping pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin juga harus
diberikan penghargaan kepada pegawai yang memiliki disiplin yang baik karena
maka akan memberikan motivasi kepadanya untuk selalu bersaing secara sehat
yang memiliki tingkat kehadiran atau disiplin dengan kategori sangat baik,
28
Tabel 3
Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Yang Mencapai 85 % ke atas
Pada OPD Dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara
Bulan Oktober 2021
1 BAGIAN TATA PEMERINTAHAN 11 6 17 100% 0%
1 BAGIAN HUKUM DAN HAM 9 3 12 89% 11%
2 BAGIAN PEREKONOMIAN DAN KESRA 7 3 10 89% 11%
3 BAGIAN UMUM, PERLENGKAPAN DAN PROTOKOLER 21 26 47 91% 9%
4 BAGIAN PENGADAAN BARANG DAN JASA 9 4 13 92% 8%
5 SEKRETARIAT DPRD 32 15 47 96% 4%
6 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 15 0 15 89% 11%
7 DINAS KESEHATAN 36 15 51 100% 0%
8 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 27 26 53 85% 15%
9 DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN DAN 24 12 36 86% 14%
PERTANAHAN
10 DINAS SATPOL PP 9 150 159 96% 4%
11 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PA DAN 18 4 22 85% 15%
KELUARGA BERENCANA
18 DINAS KETAHANAN PANGAN 23 5 28 100% 0%
19 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 33 8 41 89% 11%
20 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 20 17 37 89% 11%
21 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 27 4 31 90% 10%
22 DINAS TENAGA KERJA DAN TRASMIGRASI 14 0 14 89% 11%
23 DINAS PERHUBUNGAN 16 3 19 91% 9%
24 DINAS KOPERASI DAN UKM 12 3 15 96% 4%
25 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 21 16 37 98% 2%
26 DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 19 12 31 99% 1%
27 DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN 23 10 33 87% 13%
28 BADAN KEUANGAN DAERAH DAN ASET DAERAH 53 26 79 91% 9%
29 BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAERAH DAN 22 8 30 92% 8%
STATISTIK
30 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 27 23 50 96% 4%
31 INSPEKTORAT DAERAH 26 20 46 92% 8%
32 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 180 0 180 96% 4%
Sumber data: Badan Penelitian, Pengembangan Daerah dan Statistik 2021
Dari tabel tersebut diatas terdapat 32 unit kerja yang tingkat kehadiran
dikategorikan baik dengan mencapai presentasi kehadirannya diatas 80% dan OPD
kehadiran 90 % s/d 100%, oleh karena itu OPD tersebut baik yang kehadirannya
diatas 85% s/d 90% keatas harusnya diberikan penghargaan kepada pegawai yang
29
penulis ungkapkan di atas maka teori implementasi kebijakan yang relevan dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara adalah Van Meter dan Van Horn
Tindakan- tindakan yang dilakukan baik oleh individu- individu atau pejabat-
juga Menurut Nugroho (2012) bahwa terdapat lima “tepat” yang perlu dipenuhi
dilakukan secara baik untuk mencapai tujuan organisasi dan setiap pengambilan
dan bawahan serta antar sesama rekan kerja akan menciptakan lingkungan kerja
yang baik dan sehat. Hal tersebut dapat dilihat pada tingkat kehadiran yang
30
pimpinan terhadap bawahannya serta mudah untuk dilakukan pengawasan.
akan memacu motifasi dan semangat kerja pegawai untuk lebih berprestasi.
1. Kesimpulan
tepat pelaksana, tepat target, tepat lingkungan, dan tepat proses dengan capaian
waktu, disiplin peraturan, disiplin tanggung jawab, sebesar 33% sampai dengan
2. Saran
prestasi disiplin yang sangat baik sebagai bentuk motivasi dalam memacu
31
semangat kerja Pegawai ASN pada setiap OPD di Lingkungan Pemerintah
menjatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan yang belaku kepada Pegawai ASN
32
E. DAFTAR PUSTAKA
33
Halmahera Utara. Jurnal Moderat , 56-69.
Fitrianingrum, E. D. 2015. Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Pegawai
pada Kantor Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. ejurnal
Administrasi Negara , 1644- 1655.
Sari, Y. 2015. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Samarinda Utara. ejurnal
Ilmu Pemerintahan , 1-11.
Njima, M. 2016. Implementasi Keb
ijakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Totikum Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan. ejurnal Katalogis , 156-168.
Juliarso, A. 2016. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil oleh Camat di Kantor Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis. ejurnal Administrasi Negara , 48-55.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PegawaiNegeri Sipil.
Sumber Internet http://jeckprodeswijaya.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-
kategori- kebijakan-publik.html
34