Anda di halaman 1dari 6

RESUME

“ Aparatur Sipil Negara ”

Mata Kuliah : Hukum Kepegawian
Dosen Pengampu : Rico Septian Noor, S.H., M.H.
 

 
DISUSUN OLEH :
Kelompok :
Nama NIM
1. Dipaber 193030601227
2. Gabriel Elia Sahala Asi Pandiangan EAA 118 237
3. Hyncha Gabriel Panggabean 193030601205

 
 
 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
2021
C. Aparatur Sipil Negara
1. Pegawai Negeri dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Mengenai jenis pegawai negeri didasarkan pada Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri dibagi menjadi:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
c. Angora Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa yang
dimaksud dengan pengertian masing-masing bagiannya, namun disini dengan diambil suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri
bukan anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Berdasarkan penjabaran tersebut, Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari
Pegawai Negeri yang merupakan aparatur negara, yang dibagi menjadi menjadi:
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat
Yang dimaksud Pegawai Neger Sipil Pusat sesuai dengan penjelasan Pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 adalah:
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
kesekretariatan Lembaga 'Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah-daerah, dan.
Kepaniteraan Pengadilan
2) Pegawai Negeri Sipil Pusat yangbekerja pada Perusahaan Jawatan.
3) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom.
4) Pegawai Neger Sipil Pusat yang berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan
diperbantukan, atau dipekerjakan pada badan lain, sepertl Perusahaan Umum, Yayasan, dan
lain-lain.
5) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menyelenggarakan tugas Negara lainnya,
6) seperti Hakim pada Pengadilan Neger dan Pengadilan Tinggi dan lain-lain.
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah
Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil
daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada APBD dan bekerja pada
Pemeruntah daerah, atau diperkerjakan di luar instansi induknya. Pegawai Negeri Sipil Pusat
dan Pegawai Negeri Daerah yang dipekerjakan di luar instansi induk, gajinya dibebankan
pada instansi yang menerima perbantuan. Disamping itu, ada pegawai tidak retap. Penamaan
pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai di luar PNS dan pegawai lainnya
(tenaga kerja). Penerimaan pegawai tidak tetap merupakan salah satu bentuk antisipasi
pemerintah terhadap banyaknya keburuhan pegawai namun dibatasi oleh APBN/ APBD
dalam penggajiannya.
2. Pengertian Aparatur Sipil Negara
Secara stipulatif, maka pemakaian istilah aparatur sipil negara dikenal dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam peraturan perundang-
undangan sebelumnya, Undang-Undang No.8 Tahun 1974 maupun dalam Undang-Undang
No.43 Tahun 1999 sera berbagai peraturan pelaksananya tidak memakai istilah Aparatur Sipil
Negara. Dalam peraturan perundang-undangan tersebut dipakai istilah Pegawai Negeri. "
Sesuai dengan lahirnya Undang-Undang/ No. 5 Tahun 2014 sebagai peraturan perundang-
undangan yang baru mengenai kepegawaian, maka dalam rangka mewuijudkan rujuan
nasional, diburuhkan Pegama ASN. Pegawai AS diserahi rugs untuk melakasanakan tugas
pelayanan. publik, tugas pemerintahan, dan rugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan
publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan
administratif yang disediakan pegawai ASM Adapun tugas pemerintahan dilakasanakan
dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.
Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui
pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui pembangunan
ekonomi dan sosial (economic and social development) yang diarahkan meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat. Agar dapat menjalankan tugas pelayanan
publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan, Pegawai AS harus memiliki profesi dan
Manajemen AS yang berdasarkan pada Sistem Merit atau perbandingan antara kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi dan
kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi
pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola
pemerintah yang baik. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
AS adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Kemudian Pasal 1 angka 2 didefiniskan bahwa
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pegawai
Aparatur Sipil Negara yang kemudian disebut Pegawai AS tersebur dibagi menjadi 2 (Dua),
yaitu Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Pasal 1 angka 3 bahwa Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
Secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mendefiniskan bahwa Pegawai
Pererintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga nepara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan upas pemerintahan.

3. Jenis, Status, dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara


Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
menyebutkan Jenis, Status dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) terdapat dalam BAB
III centang Jenis, Status dan Kedudukan, pada Pasal 6 sampai dengan Pasal 10. Tentang Jenis
Aparatur Sipil Negara maka dinyatakan Pasal 6 bahwa Pegawai AS terdiri atas PNS dan
PPPK. Status Pasal 7 ayat (1) PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan
Pegawai AS yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional dan Pasal 7 ayat (2) PPPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan Pegawai AS yang diangkat sebagai pegawai
dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang in. Mengeni Kedudukan Aparatur Sipil Negara,
maka hal tersebut diatur dalam Pasal 8 yang menyatakan bahwa Pegawai AS berkedudukan
sebagai unsur aparatur negara dan Pasal 9) ayat (1) Pegawai AS melaksanakan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah dan Pasal 9 ayat (2) yang menyatakan
bahwa Pegawai AS harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
Terkait dengan bebas dari intervensi semua golongan dan partai politik ini, maka
Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai anggota Korps Pegawai Republik
Indonesia (KORPRI) juga harus menjunjung tingei kode etik yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil. Dalam PP tersebut diatur dalam Pasal 15 ayat (1) bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral.Selain itu PNS juga harus
melaksanakan kewajiban dan menghindari larangan seperti yang diatur dalam PP No. 53
Tahun 2010.
Terkait dengan kedudukan Aparatur Sipil Negara, maka tidak akan terlepas pula
dengan fungsi pegawai negeri tersebur adalah sebagal aparatur negara, sebagai abdi negara
dan sebagai abdi masyarakat dan rugaton. yang mana sebagai penyelenggara tugas
pemerintahan dan penyelenggara tugas pembangunan. Maka pada pada Undang-Undang
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara tercantum peran, tugas dan fungsi Aparatur
Sipil Negara, yang terdapat pada Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 Adapun fungsi ASN
dinyatakan pada Pasal 10 Pegawai ASN, yang mana ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan pemersatu bangsa. Kemudian dalam Pasal
11 diatur mengenaI tugas ASN. ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
oleh Pejabar Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
memberikan pelayanan publik yang profesiona dan berkualitas; dan mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada Pasal 12 dinyatakan bahwa Pegawai AS berperan sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari prakrik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

4. Hak dan Kewajiban Aparatur Sipil Negara


Kewajiban pegawai negeri adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban Pegawaia Negeri dibagi
dalam 3 golongan, yaitu:
a. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan;
b. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubunagn dengan suatu tugas dan
jabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai pegawai negeri pada umumnya;
c. Kewajiban-kewajiban lain.
Berbicara mengenai hak, maka langkah-langkah yang ditempuh suatu organisasi
adalah bertujuan untuk mempertautkan antara kepentingan pegawai dan organisasi.
Kepentingan pegawai pada umumnya terbatas pada kepentingan memperoleh gaji guna
memenuhi kebutuhannya dan hal ini pun mash dipengaruhi oleh kepentingan lainnya berupa
keserasian arahan kerja dari pimpinan organisasi, kesempatan mengembangkan diri sampai
dengan adanya jaminan di hari tua (pensiun). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
mengatur mengenai hak dan kewajiban dalam BAB VI Hak dan Kewajiban. Pada pasal 21
disebutkan PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
S. Pengembangan kompetensi
Kemudian di Pasal 22 disebutkan bahwa PPPK berhak memperoleh:
a. Gaji dan tunjangan;
b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi.
Adapun mengenai Kewajiban Pegawai AS terdapat pada Pasal 23,
yaitu:
a. seria dan tat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan kereladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada seriap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian di Pasal 24 dikatakan bahwa Ketentuan lebih lanjut mengenai hak PNS,
hak PPPK, dan kewajiban Pegawai AS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, dan
Pasal 23 diatur dengan. Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai