Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI PENEGAKKAN DISIPLIN PNS

BERDASARKAN PP NO.94 TAHUN 2021 DAN PERATURAN


KA. BKN NO 6 TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

IMELDA KAMUMPAT , S.Pd

GUNA MEMENUHI SYARAT UPKP S1

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah individu ini dengan baik
dan tanpa kendala apapun.

Makalah berjudul “IMPLEMENTASI PENEGAKKAN DISIPLIN PNS


BERDASARKAN PP NO.94 TAHUN 2021 DAN PERATURAN KA. BKN
NO 6 TAHUN 2022” Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan
ujian dinas UPKP S1. Penulis memohon maaf bila masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun
penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta
saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di
kesempatan berikutnya.

Sorong, 29 Mei 2023

Hormat saya,

Imelda Kamumpat, S.pd

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Kata Pengantar.........................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................3

C. Tujuan Penelitian....................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pegawai Negeri Sipil.................................................5


B. Kode Etik PNS.........................................................................7
C. Fungsi,Tugas,Serta Peran PNS.............................................8
D. Unsu-unsur PNS.....................................................................9
E. Jenis-jenis Pegawai................................................................10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu tujuan negara adalah untuk menyejahterakan rakyatnya,


yakni sebagaimana tertuang dalam alinea ke-empat Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa “....untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial....”.

Untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya, lebih lanjut pemerintah


Indonesia mengimplementasikannya dengan memberikan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi Warga Negara sesuai yang dicantumkan
dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi: “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Salah satu pekerjaan dengan penghidupan yang layak tersebut


adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil. Mengenai Pegawai Negeri Sipil,
saat ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan Undang-Undang ini merupakan perubahan dari
Undang-Undang Kepegawaian yang ada sebelumnya, yakni Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pada Pasal 1
angka 1 Undang-Undang ini, disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara
merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disingkat PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (selanjutnya disingkat
PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan Pegawai
Negeri Sipil menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang ini adalah Warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.

Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara,


dalam menjalankan tugas dan fungsinya, memiliki hak dan kewajiban
yang diatur dalam Pasal 21 dan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa PNS berhak memperoleh:

1
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b. cuti;

c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi

Sedangkan yang menjadi kewajiban PNS menurut Pasal 23 Undang-


Undang ini adalah sebagai berikut.

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;

b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang


berwenang;

d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggung jawab;

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan


dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;

g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia


jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia

Lebih lanjut, sehubungan dengan kewajiban Pegawai Negeri Sipil


sebagaimana disebutkan di atas, apabila tidak dipenuhi maka Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan akan dikenakan sanksi berupa Hukuman
Disiplin PNS.

Menurut Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun


2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan

2
dalam peraturan perundangundangan. Mengenai Disiplin PNS saat ini
diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil yang merupakan perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri dan
mulai berlaku sejak tanggal 31 Agustus 2021. Berdasarkan Penjelasan
Umum PP Nomor 94 Tahun 2021 bahwa dalam rangka mewujudkan PNS
yang berintegritas moral, profesional, dan akuntabel, diperlukan peraturan
Disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam menegakkan disiplin.
Peraturan Pemerintah tentang Disiplin PNS ini antara lain memuat
kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada
PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran.

Salah satu poin penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil terdapat
dalam Pasal 3 huruf e yang berbunyi bahwa Pegawai Negeri Sipil memiliki
kewajiban untuk melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab. Selanjutnya
menurut penjelasan Pasal 3 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 94
Tahun 2021, adapun yang dimaksud dengan "tugas kedinasan" adalah
tugas yang diberikan oleh atasan yang berwenang sesuai dengan:

1. perintah kedinasan;

2. peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau peraturan


yang berkaitan dengan kepegawaian; dan

3. peraturan kedinasan.

Ketentuan ini merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi


PNS untuk memenuhi aturan Disiplin PNS, yang mana apabila dilanggar
akan dijatuhi hukuman disiplin dari Pejabat Yang Berwenang Menghukum.
Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil termasuk ketentuan Pasal 3 huruf e mengenai
kewajiban melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran dan tanggungjawab ini berlaku di seluruh instansi
pemerintah yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Definisi Pegawai Negeri Sipil?


2. Sebutkan Kode Etik Pegawai Negeri SIpil?

3
3. Apa saja Fungsi, Tugas Serta Peran Pegawai Negeri Sipil?
4. Apa saja Unsur –unsur Pegawai Negeri Sipil?
5. Jenis-jenis Pegawai

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian masalah di atas , Maka penulis melakukan penelitian


bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang Pegawai Negeri SIpil dan
aturan yang berlaku.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pegawai Negeri adalah Pegawai yang telah memenuhi syarat yang


ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan Negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Dalam pemerintahan disebut juga dengan Aparatur Sipil Negara


(ASN), dimana Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan Perundang-Undangan.

Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Undang-Undamg Nomor


5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), diamana di dalam
UndangUndang Aparatur Sipil Negara (ASN) ada terminologi yang terbagi
menjadi dua pembagian Pegawai Pemerintahan yaitu Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dalam Undang- Undang Aparatur Sipil Negara, Pegawai Negeri Sipil di
definisikan yang berbunyi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh Pejabat Pembina
Kepegawain untuk menduduki Jabatan Pemerintahan

Dalam bahasa inggris PNS diistilahkan dengan sebutan Civil


Servant (Pelayan Publik) yang pada intinya mempunyai tugas utama

5
melayani kepentingan publik atau rakyat. Pegawai Negeri Sipil adalah
subjek utama dari hukum Kepegawaian. Pegawai Negeri Sipil memegang
peranan yang sangat penting dalam Organisasi Pemerintahan. Hal ini
dikarenakan Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung
pemerintahan dalam melaksanakan Pembangunan Nasional.

Peranan Pegawai Negeri Sipil seperti diistilahkan dalam dunia


kemiliteran yang berbunyi "not the gun, the man behind the gun", yaitu
bukan senjata yang penting, melainkan orang yang menggunakan senjata
itu. Pengertian Pegawai Negeri Sipil menurut Kranenburg yaitu pejabat
yang ditunjuk, jadi pengertian Pegawai Negeri Sipil tersebut tidak
termasuk terhadap mereka yang memangku jabatan sebagai anggota
Parlemen, Presiden,dan sebagainya.

Logeman memberikan pengertian Pegawai Negeri Sipil adalah tiap


pejabat yang mempunyai hubungan dinas dengan negara. Sementara,
jika menggunakan pengertian dari kamus besar bahasa Indonesia,
“pegawai” berarti orang yang bekerja pada pemerintah ( perusahaan dan
sebagainya ) sedangkan “negeri” berarti Negara atau Pemerintah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah orang
yang bekerja pada pemerintah atau negara.

Pengertian Pegawai Negeri Sipil Menurut Mahfud M.D. dalam buku


hukum kepegawaian terbagi dalam dua yaitu pengertian stipulatif dan
pengertian ekstensif Berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974
jo Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian dinyatakan bahwa Pegawai Negeri terdiri dari:

1. Pegawai Negeri Sipil

2. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

3. Anggota Tentara Nasional Indonesia

6
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.

B. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Pada saat ini banyak sekali orang yang melakukan pelanggaran


atas hak-hak negara dan hak-hak masyarakat, tetapimereka tidak
bersalah karena tidak merasa melanggar hukum formal. Mereka dengan
seenaknya merampok hak-hak masyarakat, tetapi karena tidak atau
belum dinyatakan bersalah secara hukum formal maka mereka merasa
tak melakukan kesalahan apapun. Hukum formal kemudian dijadikan
alasan untuk berlindung dari kejahatan etik dan moral padahal hukum
formal itu merupakan legilasi dari etika dan moral. Artinya sebenarnya
semua hukum formal itu adalah etika dan moral yang di formalkan. Oleh
seab itu seharusnya etika dan moral itu lebih diutamakan dari pada
sekedar formalitas-foralitas hukumnya.

Dalam rangka meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dengan


memnbuat Paca Prasetya KORPRI Pegawai Republik Indonesia sebagai
Kode Etik Pegawai Republik Indonesia yang dibacakan pada setiap apel
bendera dan ditirukan oleh seluruh peserta apel bendera. Kemudian
dengan perkembangan yang ada, akhirnya Sapta Prasetya KORPRI di
kerucutkan menjadi Panca Prasetya KORPRI sebagai Kode Etik yang
berisi 5 (lima) butir janji atau komitmen PNS terhadap Negara.

Panca Prasetya KORPRI adalah sebagai berikut:

Kami anggota KORPRI yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, adalah insan yang :

7
a. Setia dan taat kepada negara kesatuan dan pemerintah
indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945,

b. menjunjug tinggi kehormatan bangsa dan negara serta


memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara,

c. mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas


kepentingan pribadi dan golongan,

d. bertekat memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta


kesetiakawanan KORPRI,

e. berjuang menegakkan kejujuran dan keadilan, serta


meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.

C. Fungsi, Tugas Serta Peran Pegawai Negeri Sipil

Sebagai mana terdapat dalam pasal 10, 11, 12 undang-undang


nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai ASN
pasal 10 undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) berfungsi sebagai:

a. Pelaksana kebijakan publik

b. Pelayan publik

c. Perekat dan pemersatu bangsa.

Pegawai ASN dalam pasal 11 undang-undang nomor 5 tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) bertugas

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat


Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;

b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

8
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Peran ANS dalam pasal 12 undang-undang nomor 5 tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan Nasional melalui pelaksanaan kebijakan
dan pelayanan Publik Yang Profesional, Bebas Dari Intervensi Politik,
Serta Bersih Dari Praktik Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme.

D. . Unsur –unsur Pegawai Negeri Sipil

a. Warga negara indonesia yang telah memenuhi syarat menurut


peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Syarat bagi setiap calon Pegawai Negeri untuk dapat diangkat


sebagai pejabat yang berwenang diatur pada peraturan pemerintah
Nomor 98 tahun 2000 sebagai berikut :

1) Warga negara indonesia, dibuktikan dengan akta kelahiran dan


fotokopi KTP yangmasih berlaku

2) Werusia minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun, dibuktikan


dengan akta kelahiran dan fotokopi KTP yang masih berlaku

3) Tidak pernah dihukum atas keputusan hakim yang sudah


mempunyai kekuatan hukum tetap

4) Tidak pernah dibberhentikan dengan tidak hormat dalam suatu


instansi, baik instansi pemerintahan maupun instansi swasta

5) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan


yang diperlukan. pendidikan yang dimaksdkan adalah pendidikan yang
sesuai dengan formasi yang akan diisi

6) Berkelakuan baik

9
7) Berbadan sehat

8) Sehat jasmani dan rohani

9) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah indonesia atau negara


lain yang ditetapkan oleh pemerintah

Syarat lainnya yang di tentukan dalam persyaratan jabatan

a. Diangakat Oleh Pejabat Yang Berwenang

b. Diserahi Tugas Dalam Jabatan Negeri.

Pegawai negeri sipil yang diangkat dapat diserahi tugas, baik


berupa tugas dalam suatu jabatan negeri maupun tugas negara lainnya.
Tugas dalam jabatan negeri apabila yang bersangkutan diberi jabatan
dalam bidang Eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya adalah jabatan
dalam Kesekretariatan Lembaga Negara serta Kepaniteraandi Pengadilan
Pengadilan, sedangkan tugas negara lainnya adalah jabatan diluar bidang
Eksekutif seperti Hakim-Hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

c. Digaji Menurut Peraturan Perundang-Undangan Gaji adalah


balas jasa dan penghargaan atas prestasi kinerja Pegawai Negeri
yang bersangkutan sebagai imbal jasa dari Pemerintah kepada
Pegawai yang telah menangabdikan dirinya ntuk melaksanakan
sebagian tugas pemerintah dan pembangunan, perlu diberikan gaji yang
layak baginya.

E. Jenis Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

1) Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bekerja pada Departemen,

10
Lembaga Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga tertinggi/Tinggi
Negara, dan kepaniteraan pengadilan.

2) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada perusahaan jawatan.

3) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada


daerah otonom.

4) Pegawai Negeri Pusat Pusat yang berdasarkan suatu peraturan


perundang-undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain,
seperti perusahaan umum, yayasan, dan lain-lain.

5) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menyelenggarakan tugas negara lain,


seperti hakim pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan lain-lain.

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah

1) Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di daerah otonom seperti daerah


provinsi/kabupaten/kota dan gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan 31 dipekerjakan pada
pemerintah daerah maupun dipekerjakan di luar instansi induknya.

2) Jabatan kepemerintahan berstatus Pegawai Negeri Sipil

3) Jabatan struktural

4) Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,


tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. Jabatan struktural juga
merupakan jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah
(eselon V) hingga yang tertinggi (eselon I/a).

Sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara, makajabatan eselon Ia kepala lembaga pemerintah
nonkementerian setara dengan jabatan pimpinan tinggi utama :

11
1) Jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan jabatan pimpinan tinggi
madya;

2) Jabatan eselon II setara dengan jabatan pimpinan tinggi pratama;

3) Jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;

4) Jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan 5) Jabatan


eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga


negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Dalam rangka meningkatkan kualitas
Pegawai Negeri Sipil dengan memnbuat Paca Prasetya KORPRI Pegawai
Republik Indonesia sebagai Kode Etik Pegawai Republik Indonesia yang
dibacakan pada setiap apel bendera dan ditirukan oleh seluruh peserta
apel bendera. Kemudian dengan perkembangan yang ada, akhirnya
Sapta Prasetya KORPRI di kerucutkan menjadi Panca Prasetya KORPRI
sebagai Kode Etik yang berisi 5 butir janji atau komitmen PNS terhadap
Negara.

a. Setia dan taat kepada negara kesatuan dan pemerintah


indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, 

b. menjunjug tinggi kehormatan bangsa dan negara serta


memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara, 

c. mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas


kepentingan pribadi dan golongan, 

d. Pegawai ASN dalam pasal 11 undang-undang nomor 5 tahun


2014 tentang Aparatur Sipil Negara bertugas memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Bandung:


Pradnya Paramita. Situmorang, Victor M.  dan Jusuf Juhir. 1994. Aspek
Hukum Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami
Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Penerbit Gaya Media. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan
Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Unaradjan, Dolet. 2003. Manajemen
Disiplin. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wicaksono,
Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu

14

Anda mungkin juga menyukai