Anda di halaman 1dari 18

HAK DAN KEWAJIBAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

OLEH:
MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M.
NIP. 198101022010011010

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KABUPATEN WAY KANAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan “Bahan Ajar Hak dan
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil” ini dapat penulis susun sesuai waktu yang
ditetapkan. Penyusunan Bahan Ajar ini disusun sebagai bahan ajar pada
Workshop Manajemen ASN bagi CPNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Way Kanan yang diselenggarakan oleh BKPSDM Kabupaten Way Kanan.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi yang diatur oleh undang-undang. Diantara hak Pegawai Negeri Sipil
adalah gaji, tunjangan, dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua,
perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Kewajiban PNS adalah segala
sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh dilakukan oleh setiap aparatur
berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bahan ajar ini memberikan penjelasan kepada peserta pelatihan tentang


Hak dan Kewajiban PNS berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam penyusunan bahan ajar ini, Penulis
menghaturkan banyak terima kasih dan apresiasi yang tulus dan ikhlas kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan motivasi sehingga
tersusunnya bahan ajar ini, semoga Allah SWT memberikan balasan pahal yang
berlipat ganda kepada semuanya. Aamiin YRA.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan bahan ajar ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan itu
hanyalah milik yang Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan masukan dari berbagai pihak demi perbaikan bahan ajar ini di masa
yang akan datang.

Blambangan Umpu, Januari 2023


Penulis,

MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M.


NIP. 198101022010011010

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Deskripsi Singkat ............................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 1
C. Materi Pokok ................................................................................... 1
D. Media Belajar .................................................................................. 1
E. Waktu .............................................................................................. 1

BAB II. HAK PEGAWAI NEGERI SIPIL ..................................................... 2


A. Pengertian Aparatur Sipil Negara .................................................. 2
B. Hak Pegawai Negeri Sipil ............................................................... 3
1. Gaji, Tunjangan dan Fasilitas ..................................................... 3
2. Cuti ............................................................................................. 3
3. Jaminan Pensiun dan Hari Tua .................................................. 9
4. Memperoleh Perlindungan ......................................................... 10
5. Pengembangan Kompetensi ...................................................... 10

BAB III. KEWAJIBAN DAN LARANGAN PNS ........................................... 11


A. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ..................................................... 11
B. Larangan Pegawai Negeri Sipil ...................................................... 12

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 14


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami


Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, serta peraturan
turunan lainnya dari Undang-Undang Aparatur Sipil Negara.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta kegiatan diharapkan mampu


memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS, serta peraturan turunan lainnya dari Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara.

C. MATERI POKOK

Materi pokok dalam bahan ajar ini adalah:


1. Hak Pegawai Negeri Sipil
a. Pengertian Aparatur Sipil Negara
b. Hak Pegawai Negeri Sipil
2. Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil
a. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
b. Larangan Pegawai Negeri Sipil

D. MEDIA BELAJAR

Guna mendukung pembelajaran dalam bahan ajar ini, dibutuhkan sejumlah media
pembelajaran yang kondusif antara lain: bahan ajar yang menarik, video, berita,
kasus yang kesemuanya relevan dengan materi pokok.

E. WAKTU

Materi pembelajaran Mata Pelatihan Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
disampaikan di dalam kelas (klasikal) selama 5 jam pelajaran.

1
BAB II
HAK PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Pengertian Aparatur Sipil Negara

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, “Aparatur Negara” di definisikan


sebgai “alat kelengkapan negara”, terutama yang meliputi bidang kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab
melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang aparatur Sipil


Negara (ASN), disebutkan beberapa pengertian terkait dengan aparatur sipil negara,
yaitu:
a. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
b. Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerinta dengan
perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. PNS (Pegawai Negeri Sipil) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebgai pegawai ASN secara tepat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah.
d. PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintah.

Dasar pertimbangan dan pembentukan Undangundang Nomor 5 Tahun 2014,


antara lain untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi, dimana ASN sebagai profesi yang memeiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menerapkan prinsip merit dalam melaksanakan menejemen aparatur sipil Negara.

2
Menejemen Aparatur Sipil Negara (ASN) diarahkan berdasarkan pada
perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan
dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen.
Berdasarka Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yang dimaksud sistem merit
adalah, kebijakan dan menejemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur atau kondisi kecacatan.

B. Hak Pegawai Negeri Sipil

Hak Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

1. Gaji, Tunjangan dan Fasilitas

Gaji adalah kompensasi dasar berupa honorarium sesuai dengan beban kerja,
tanggung jawab jabatan dan risiko pekerjaan yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.
Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan. Tunjangan
kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan kemahalan
dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga
yang berlaku di daerah masing-masing. Pengaturan lebih lanjut terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

2. Cuti

Cuti PNS adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangkawaktu
tertentu dan dikeluarkan/diberikan olehpejabat yang berwenang seperti Pimpinan
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Sekretariat
Lembaga Negara dan pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden.
Peraturan yang mengatur Cuti PNS terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, yaitu:

3
a. Cuti Tahunan

Ketentuan tentang Cuti Tahunan, yakni :


a) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.
b) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
c) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang
kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
d) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
e) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
f) Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya,
maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk
paling lama 14 (empat belas) hari.

b. Cuti Besar

a) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangya 6 (enam)


tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga)
bulan.
b) Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas
cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
c) Untuk mendapatkan cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti.
d) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
e) Cuti besar dapat digunakan oleh PNS yang bersangkutan untuk
memenuhi kewajiban agama.

c. Cuti Sakit

a) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti
sakit.
b) Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus
memberitahukan kepada atasannya.

4
c) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepadan pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
d) PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti
sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
e) Surat keterangan dokter antara lain menyatakan tentang perlunya
diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang
perlu.
f) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
g) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
h) Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6),
harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
i) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan
mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
j) PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit
untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. Untuk mendapatkan cuti
sakit mengalami gugur kandungan, PNS wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter atau bidan.
k) PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapatkan
perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.

5
l) Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh kecuali tunjangan kinerja dan tunjangan
sertifikasi/profesi.
m) Cuti sakit bagi Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2
(dua) hari cukup dicatat oleh pejabat yang mengurus kepegawaian.
Sedangkan bagi PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari diberikan
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.

d. Cuti Melahirkan

Ketentuan Cuti Bersalin yakni:


a) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga, PNS wanita
berhak atas cuti bersalin.
b) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
c) Lamanya cuti-cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua)
bulan sesudah persalinan.
d) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti.
e) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
f) Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan menerima penghasilan penuh.

e. Cuti karena Alasan Penting

Cuti Karena Alasan Penting adalah cuti karena :


a) Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia;
b) Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang
bersangkutan harus mengurus hakhak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia itu;
c) Melangsungkan perkawinan yang pertama;
d) Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.

6
Ketentuan Cuti Karena Alasan Penting
a) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting;
b) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.
c) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan
menyebutkan alasan-alasannya kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
d) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
e) Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak
dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan
cuti, maka pejabat yang tertinggi ditempat PNS yang bersangkutan
bekerja dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti
karena alasan penting.
f) Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin
sementara.
g) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti
karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan.
h) Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh (kecuali tunjangan
kinerja dan tunjangan sertifikasi/profesi).

f. Cuti Bersama

a) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.


b) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi
hak cuti tahunan. (3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak
atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah
cuti bersama yang tidak diberikan.
c) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

7
g. Cuti di Luar Tanggungan Negara

a) Ketentuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara, yakni


b) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangya 5
(lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan negara.
c) Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3
(tiga) tahun.
d) Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara dapat diperpanjang
paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan penting untuk
memperpanjangnya.
e) Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar tanggungan Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).
f) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti diluar
tanggungan Negara dengan segera dapat diisi.
g) Untuk mendapatkan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya.
h) Cuti diluar tanggungan Negara, hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawain Negara.
i) Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang
bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
j) Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja PNS.
k) Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
l) Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada instansi
induknya setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan Negara,
maka:
(a) apabila ada lowongan ditempatkan kembali.
(b) apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan Administrasi
kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada
instansi lain.

8
(c) Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan dengan mendapatkan hak-hak
kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3. Jaminan Pensiun dan Hari Tua

Jaminan Pensiun PNS adalah "jaminan berupa manfaat pensiun PNS


sebagai bentuk perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, hak, dan
penghargaan atas pengabdian PNS". Jaminan Hari Tua PNS adalah "Jaminan
berupa manfaat tabungan PNS yang bersifat sukarela sebagai bentuk
perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, hak, dan penghargaan atas
pengabdian PNS".

Ketentuan jaminan adalah sebagai berikut:


a. PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari
tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai
perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak dan
sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan
dalam program jaminan sosial nasional.
d. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal
dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

Jaminan pensiun diberikan kepada:


a. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia;
b. PNS yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri apabila
telah berusia 45 (empat puluh lima) tahun dan masa kerja paling sedikit 20
(dua puluh) tahun;
c. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai Batas Usia
Pensiun apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling sedikit 10
tahun;
d. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena perampingan organisasi
atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini apabila telah
berusia paling sedikit 50 (lima puluh) tahun dan masa kerja paling sedikit 10
(sepuluh) tahun;

9
e. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan tanpa
mempertimbangkan usia dan masa kerja; atau
f. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang tidak disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan
apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling singkat 4 (empat)
tahun.

4. Memperoleh Perlindungan

Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:


a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.

Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan


jaminan kematian sebagaimana dimaksud mencakup jaminan sosial yang
diberikan dalam program jaminan sosial nasional. Sedangkan bantuan hukum
berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan tugasnya.

5. Pengembangan Kompetensi

Setiap Pegawai Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Pengembangan kompetensi ASN antara lain
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
Pengembangan kompetensi ASN harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang
dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier.

Dalam mengembangkan kompetensiASN, setiap Instansi Pemerintah wajib


menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam
rencana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing. Pengembangan
kompetensi ASN dapat pula dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.

10
BAB III
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 23 UU ASN menjelaskan mengenai
kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang.
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Selanjutnya kewajiban ini diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS, yaitu:
1. mengucapkan sumpah/janji PNS
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila ,UUD-RI 1945,NKRI dan
Pemerintah.
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang- undangan.
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS denga penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
6. menjujung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS.
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan /atau golongan;

11
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati jam kerja.
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya.
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam melaksankan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

B. Larangan Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil dilarang:


a. menyalahgunakanwewenang;
b. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan;
c. menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
d. bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
e. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
f. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik
negara secara tidak sah;
g. melakukan pungutan di luar ketentuan;
h. melakukan kegiatan yang merugikan negara;
i. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
j. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
k. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan;
l. meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;

12
m. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani; dan
n. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat, calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan
Ralryat Daerah dengan cara:
1. ikut kampanye;
2. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
PNS;
3. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
4. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
5. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye;
6. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau
Surat Keterangan Tanda Penduduk.

13
BAB IV
PENUTUP

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak- hak yang harus dipenuhi yang diatur
oleh undang-undang. Diantara hak Pegawai Negeri Sipil adalah gaji, tunjangan, dan
fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, dan
pengembangan kompetensi, sementara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
tidak mendapat jaminan hari tua.

Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap PNS berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dimana kewajiban ini diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor
9 4 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diantaranya adalah setia dan
taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.

Selain memiliki kewajiban, PNS juga memiliki sebanyak 14 (empat belas) larangan
sebagagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diantaranya adalah PNS dilarang memberikan
dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Sri Martini, Setiajeng Kadarsih dan Tedi Sudrajat, Hukum Kepegawaian di


Indonesia, Sinar Grafika : Jakarta.
Sudrajat, Ahmad. Memahami Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Biro
Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerjasama Badan Kepegawaian Negara
Republik Indonesia.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

15

Anda mungkin juga menyukai