OLEH:
MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M.
NIP. 198101022010011010
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan “Bahan Ajar Hak dan
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil” ini dapat penulis susun sesuai waktu yang
ditetapkan. Penyusunan Bahan Ajar ini disusun sebagai bahan ajar pada
Workshop Manajemen ASN bagi CPNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Way Kanan yang diselenggarakan oleh BKPSDM Kabupaten Way Kanan.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi yang diatur oleh undang-undang. Diantara hak Pegawai Negeri Sipil
adalah gaji, tunjangan, dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua,
perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Kewajiban PNS adalah segala
sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh dilakukan oleh setiap aparatur
berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan bahan ajar ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan itu
hanyalah milik yang Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan masukan dari berbagai pihak demi perbaikan bahan ajar ini di masa
yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. MATERI POKOK
D. MEDIA BELAJAR
Guna mendukung pembelajaran dalam bahan ajar ini, dibutuhkan sejumlah media
pembelajaran yang kondusif antara lain: bahan ajar yang menarik, video, berita,
kasus yang kesemuanya relevan dengan materi pokok.
E. WAKTU
Materi pembelajaran Mata Pelatihan Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
disampaikan di dalam kelas (klasikal) selama 5 jam pelajaran.
1
BAB II
HAK PEGAWAI NEGERI SIPIL
2
Menejemen Aparatur Sipil Negara (ASN) diarahkan berdasarkan pada
perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan
dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen.
Berdasarka Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yang dimaksud sistem merit
adalah, kebijakan dan menejemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur atau kondisi kecacatan.
Gaji adalah kompensasi dasar berupa honorarium sesuai dengan beban kerja,
tanggung jawab jabatan dan risiko pekerjaan yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.
Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan. Tunjangan
kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan kemahalan
dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga
yang berlaku di daerah masing-masing. Pengaturan lebih lanjut terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
2. Cuti
Cuti PNS adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangkawaktu
tertentu dan dikeluarkan/diberikan olehpejabat yang berwenang seperti Pimpinan
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Sekretariat
Lembaga Negara dan pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden.
Peraturan yang mengatur Cuti PNS terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, yaitu:
3
a. Cuti Tahunan
b. Cuti Besar
c. Cuti Sakit
a) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti
sakit.
b) Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus
memberitahukan kepada atasannya.
4
c) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepadan pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
d) PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti
sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
e) Surat keterangan dokter antara lain menyatakan tentang perlunya
diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang
perlu.
f) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
g) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
h) Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6),
harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
i) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan
mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
j) PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit
untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. Untuk mendapatkan cuti
sakit mengalami gugur kandungan, PNS wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter atau bidan.
k) PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapatkan
perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.
5
l) Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh kecuali tunjangan kinerja dan tunjangan
sertifikasi/profesi.
m) Cuti sakit bagi Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2
(dua) hari cukup dicatat oleh pejabat yang mengurus kepegawaian.
Sedangkan bagi PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari diberikan
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
d. Cuti Melahirkan
6
Ketentuan Cuti Karena Alasan Penting
a) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting;
b) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.
c) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan
menyebutkan alasan-alasannya kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
d) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
e) Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak
dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan
cuti, maka pejabat yang tertinggi ditempat PNS yang bersangkutan
bekerja dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti
karena alasan penting.
f) Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin
sementara.
g) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti
karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan.
h) Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh (kecuali tunjangan
kinerja dan tunjangan sertifikasi/profesi).
f. Cuti Bersama
7
g. Cuti di Luar Tanggungan Negara
8
(c) Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan dengan mendapatkan hak-hak
kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
9
e. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan tanpa
mempertimbangkan usia dan masa kerja; atau
f. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam Jabatan apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani
yang tidak disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban Jabatan
apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling singkat 4 (empat)
tahun.
4. Memperoleh Perlindungan
5. Pengembangan Kompetensi
Setiap Pegawai Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Pengembangan kompetensi ASN antara lain
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
Pengembangan kompetensi ASN harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang
dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier.
10
BAB III
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 23 UU ASN menjelaskan mengenai
kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:
1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang.
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
11
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati jam kerja.
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya.
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam melaksankan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
12
m. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani; dan
n. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat, calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan
Ralryat Daerah dengan cara:
1. ikut kampanye;
2. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
PNS;
3. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
4. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
5. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye;
6. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau
Surat Keterangan Tanda Penduduk.
13
BAB IV
PENUTUP
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki hak- hak yang harus dipenuhi yang diatur
oleh undang-undang. Diantara hak Pegawai Negeri Sipil adalah gaji, tunjangan, dan
fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, dan
pengembangan kompetensi, sementara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
tidak mendapat jaminan hari tua.
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap PNS berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dimana kewajiban ini diatur di dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor
9 4 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diantaranya adalah setia dan
taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
Selain memiliki kewajiban, PNS juga memiliki sebanyak 14 (empat belas) larangan
sebagagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diantaranya adalah PNS dilarang memberikan
dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Peraturan Perundang-undangan
15