Anda di halaman 1dari 11

Denny Audwin

1508015200
Kelas D
Makalah Hukum Aparatur Negara

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Negara adalah alat kelengkapan Negara terutama meliputi bidang


kelembagaan, ketatalaksaan, dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab
melaksanakan roda pemerintahan. Karena aparatur Negara merupakan pelaksana
dan melaksanakan roda pemerintahan, maka pada masing-masing aparatur
diberikan tugas dan hak yang telah diatur dalam Undang-Undang.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia menggunakan pendekatan


kesisteman yaitu meliputi sistem pemerintahan pusat atau disebut pemerintah dan
sistem pemerintahan daerah. Praktik penyelenggaraan pemerintahan dalam
hubungan antarpemerintah , dikenal dengan konsep sentralisasi dan desentralisasi.
Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat, sedangkan sistem
desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan
pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah
daerah.Dengan adanya sistem desentralisasi ini, Negara Indonesia memberikan
kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelengarakan otonomi
daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
B. Rumusan Masalah

1. Apakah hak-hak aparatur Negara dalam sistem otonomi daerah?


2. Apakah kewajiban yang harus dijalankan aparatur Negara dalam sistem otonomi
daerah?
3. Bagaimanakah pelaksanaan sistem otonomi daerah di Indonesia?
BAB 2

ISI

1. Pengertian Aparatur Negara


Menurut Dharma Setyawan (2004 : 169), Aparatur Negara adalah pekerja
yang digaji pemerintah, untuk melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan
dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Sedangkan menurut Soerwono (1982 : 154), Aparatur Negara adalah
aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
atau Negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek
administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian.
Sumber pokok hukum kepegawaian di Indonesia, menurut Utrech (1990)
antara lain terdapat dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Intruksi
Menteri. Sedangkan menurut Sastra Djatmika dan Marsono (1995) selain hal
tersebut di atas, Ketetapan MPR juga merupakan sumber hukum kepegawaian di
Indonesia. Ia mencontohkan Ketetapan MPR No. II/MPR/1993, mengenai
kebijakan umum angka 41 yang menyatakan bahwa: Pembangunan Aparatur
Negara diarahkan untuk mewujudkan Aparatur Negara yang handal serta mampu
melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan
efesien, efektif, dan terpadu yang didukung oleh aparatur negara yang profesional,
bertanggung jawab, bersih dan berwibawa serta menjungjung tinggi kejujuran,
kebenaran, dan keadilan
Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Aparatur
Negara adalah Sumber Daya Manusia yang bekerja pada pemerintahan atau Negara
untuk melaksanakan tugas dan kebijakan pemerintahan demi tercapainya roda
pemerintahan yang baik.
Namun dalam pengertian UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN
1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pejabat yang berwenang adalah.pejabat yang mempunyai kewenangan
mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pejabat yang berwajib adalah yang karena jabatan atau tugasnya berwenang
melakukan tindakan hukum yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Pejabat negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara
lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.

2. Hak dan Kewajiban Aparatur Negara


Aparatur Negara terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah Serta
Pegawai Negri Sipil. Aparatur bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat , bertindak secara professional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara , pemerintahan dan pembangunan.
Pengertiaan Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu dan tidak dapat di pindahkan ke pihak
lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang
harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Menurut Sedarmayanti (2009 : 371), hak-hak yang diterima Aparatur Negara
adalah sebagai berikut :
1) Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan
beban pekerjaan dan tanggung jawabnya. Memperoleh cuti
2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas dan
menjamin kesejahteraannya.
3) Memperoleh perawatan yang tertimpa suatu kecelakaan dalam dank arena
menjalankan tugas kewajibannya.
4) Memperoleh bagi yang menderita cacat jasmani dalam dank arena menjalankan
tugas dan kewajibannya yang mengakibatkan dirinya tidak dapat lagi bekerja pada
jabatan apapun.
5) Memperoleh uang duka apabila ada keluarga aparatur yang meninggal.
6) Memperoleh pension bagi yang teleh memenuhi syarat-syarat yang teleh
ditentukan.
7) Memperoleh hak keneikan pangkat.

Adapun beberapa Jenis Kedudukan yang di sebut Aparatur Negara menurut


undang undang nomor 43 tahun 1999 sesuai dengan pasal 2 antara lain :
1. Pegawai Negeri terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Pegawai Negeri Sipil sebagaimamna dimaksud dalam ayat (1) huruf, a terdiri dari
:
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat, dan
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
3. Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang
berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
Jadi jelas di sini bahwa spegawai negri sipil merupakan Aparatur Negara yang
memilki Hak dan Kewajiban dalam menjalan kan Sistem Otonomi Daerah
Hak-hak diatas merupakan hak dasar yang harus diterima oleh setiap
aparatur Negara. Aparatur akan memenuhi kewajibannya jika hak-hak tersebut
terpenuhi. Jika kesejahteraan aparatur tercapai, maka mereka akan meningkatkan
kinerjanya sesuai dengan kewajibannya.

3. Kewajiban Aparatur Negara


Kewajiban aparatur negara adalah segala sesuatu yang wajib
dikerjakan atau boleh dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan
sesuatu peraturan perundang -undangan yang berlaku.
Adapun kewajiban-Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam
jabatan yaitu kewajiban ini terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing-
masing aparatur Negara adalah sebagai berikut :
1) Kewajiban yang ditetapkan dalam UU No.43 tahun 1999;
2) Kewajiban menurut Peraturan Disiplin Pegawai;
3) Kewajiban menurut peraturan tentang izin perkawinan dan perceraian PNS;
4) Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja.
5) Kewajiban menjaga keamanan negara dan menyimpan surat-surat rahasia;
6) Kewajiban mentaati ketentuan tentang pola hidup sederhana dan larangan
penerimaan pemberian hadiah;
7) Kewajiban sebagai anggota KORPRI;
8) Kewajiban mentaati larangan bekerja dalam lapangan swasta dan usaha-
usaha/kegiatan-kegiatan yang wajib mendapat izin.
9) Kewajiban mentaati larangan menurut kitab UU hukum pidana
10)Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan korupsi;
11) Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan mengerjakan judi;
12) Kewajiban mentaati peraturan tentang keanggotaan partai politik

B. Sistem Otonomi Daerah


1. Pengertian Sistem Otonomi Daerah
Menurut Kusnardi (1983 :171), Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsionil baik antara bagian-bagian
maupun hubungan fungsionil terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu
menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah
satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhannya itu.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat
5 menyebutkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian bahwa system otonomi daerah merupakan tanggungjawab
dan kewajiban pemerintah daerah sebagai aparatur Negara ,
1. KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI (PN) SIPIL
Sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaran tugas negara dan pembangunan.maka Pegawai negeri harus bebas
dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam mem
berikan pelayanan kepada masyarakat. Serta Pegawai Negeri dilarang menjadi
anggota dan atau pengurus partai politik. Agar Berjalan nya sistem otonomi daerah
atas hak dan kewajiban Aparatur Negara . Namun dalam kedudukan nya sebagai
PNS apabila ada PNS yang menjadi anggota dan atau pengurus parpol akan
diberhentikan sebagai PNS.
Dan adapun kewajiban PNS menurut pasal 4,5, dan 6 UU No.43 Tahun 1999
:
1. Wajib Setia dan taat sepenuh nya kepada pancasila , UUD 1945,Negara dan
Pemerintah serta Wajib menjaga Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam NKRI
2. Wajib mentaati segala peraturan undang undang yang berlaku dan melaksanakan
tugas kedinasan yang di percaya kan kepadanya dengan penuh pengabdian ,
kesadaran dan tanggung jawab.
3. Wajib menyimpan rahasia jabatan ( hanya dapat mengemukakan Rahasia Jabatan
Kepada dan atas perintah pejabat yang wajib atas kuasa undang undang
4. Wajib mengangkat sumpah/janji (pasal 26 uu no 43 /1999)
5. Wajib mentaati peraturan Disiplin PNS

Dalam sistem otonomi daerah, aparatur Negara terdiri dari DPRD, Kepala Daerah
serta perangkat daerah. Karena jabatan yang berbeda maka hak setiap aparatur
juga berbeda. Dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
mengatur dan menjelaskan bahwa wewenang serta tanggung jawab politik dan
administratif pemerintah pusat, provinsi, kota, dan kabupaten dalam sistem otonomi
daerah.
Adapun Dalam meningkatkan Otonomi daerah maka yang dimaksud dengan
pemerintah daerah ialah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan Perinsip
otonomi Seluas luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik
indonesia, dimana Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang
disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk
kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu
oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk
kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota.
Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat
2. Kewenangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
Dalam UUD Negara Indonesia tahun 1945 ditegaskan, bahwa
a) Pasal 18A ayat 1 : Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
b) Pasal 18A ayat 2 : Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan kedua ayat tersebut dapat dijelaskan, bahwa:
1) Antar susunan pemerintahan memiliki hubungan yang bersifat hierarkhis;
2) Pengaturan hubungan pemerintahan tersebut memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah;
3) Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam UU Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4) Antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah memiliki hubungan keuangan,
pelayanan umum, dan pemanfaatan sumber daya;
Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (2) diatur lebih
lanjut dalam UU Republik Indonesia No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah.
Adapun Kewajiban Kepala Daerah pada pasal 27 UU No. 32 Tentang Otonomi
Daerah adalah :
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
d. melaksanakan kehidupan demokrasi;
e. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
f. menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
g. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;
h. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah;
j. menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua
perangkat daerah;
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan

Maka didapatlah kesimpulan bahwa aparatur Negara dalam sistem otonomi daerah
terdiri dari DPRD, Pemerintah Daerah dan Perangkat daerah. Setiap aparatur
memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
tingkat jabatan, tugas dan tanggung jawab masing-masing aparatur. Di Negara
Indonesia terdapat sistem otonomi daerah, maksudnya bahwa setiap daerah berhak
mengatur dan menjalankan sendiri roda pemerintahannya Otonomi Daerah di
Indonesia masih belum optimal
Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat

B. Saran
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Otonomi Daerah, setiap daerah haruslah
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai pelaksana dari Otonomi
Daerah tersebut. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan subjek dimana
faktor-faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan Otonomi
Daerah ini bergantung. Selain itu, setiap pihak yang terkait dalam sistem otonomi
daerah haruslah mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan
pribadi ataupun kepentingan kelompoknya agar tidak terjadi lagi penyelewengan-
penyelewengan dalam pelaksanaan otonomi daerah di Negara kita.

Anda mungkin juga menyukai