Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEBIJAKAN PERLINDUNGAN

TENAGA KERJA
“Tenaga Kerja Kontrak, Honorer, dan Permanen”

Disusun Oleh :

1. Agung Haryono 1913201003


2. Febbi Lestari 1913201024
3. Benny Azmar

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT

DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memahami ketenagakerjaan di indonesia. Pada kesempatan ini tak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan teman-
teman kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Atas kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, penulis mohon maaf . Harapan kami
semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.

Bukittinggi, 02 Desember 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Cover

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tenaga Kerja Kontrak


B. Pengertian Tenaga Kerja Honorer
C. Pengertian Tenaga Kerja Permanen

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber daya yang memiliki kedudukan dan peran yang
penting dalam proses pembangunan guna terlaksananya pembangunan
nasional di Indonesia adalah sumber daya manusia berupa pekerja yang
berkualitas dan mampu untuk berkontribusi. Pertumbuhan penduduk yang
semakin tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang
mengakibatkan terjadinya penumpukan tenaga kerja di wilayah tertentu.
Kondisi yang demikian mendorong pengusaha atau instansi pemerintah
maupun swasta untuk meminimalkan jumlah rekrutmen terhadap tenaga
kerja agar biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pembiayaan
kepegawaian dapat lebih rendah.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu
negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Karyawan kontrak pertama kali muncul dalam peraturan
perundangundangan yaitu dalam UU Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Ketentuan ini misalnya dijumpai dalam Pasal 64 yang
menyebutkan “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis”.
Karyawan kontrak adalah karyawan yang diperbantukan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rutin perusahaan, dan tidak ada
jaminan kelangsungan masa kerjanya. Dalam hal ini kelangsungan masa
kerja karyawan kontrak ditentukan oleh prestasi kerjanya. Apabila prestasi
kerjanya baik, akan diperpanjang kontrak kerjanya. Pada umumnya,
karyawan yang bekerja di suatu perusahaan menginginkan jangka waktu
kerja yang lama, tidak hanya satu tahun atau beberapa tahun saja. Sistem
kerja kontrak sekalipun banyak kekurangannya, namun memberi peluang
bagi karyawan untuk menunjukkan prestasi kerjanya di perusahaan. Hal
ini dikarenakan karyawan menginginkan untuk dapat terus bekerja dan
mendapatkan 4 penghasilan dari pekerjaannya. Penghasilan tersebut
dipergunakan karyawan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan
keluarganya.
Dalam Pasal 64 UU No. 13 tahun 2003 dijelaskan mengenai sistem
kerja kontrak yaitu: "Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis".
Berdasarkan pasal inilah pemerintah telah mengakui pemberlakuan sistem
kerja kontrak yang dahulu kala merupakan salah satu bentuk interaksi
penjajahan koloni asing atas Indonesia di perusahaan-perusahaan
perkebunan yang ada di Indonesia.
Pemberlakuan sistem kerja kontrak ini juga dipengaruhi oleh
banyak faktor, antara lain agar perusahaan tidak dituntut kesejahteraan
oleh pegawainya. Dengan sistem kerja kontrak karyawan merasa tidak ada
kepastian akan nasibnya karena dapat diberhentikan sewaktu-waktu.
Meskipun dalam UU tentang ketenagakerjaan yaitu No 13 tahun 2003
yang salah satu butirnya mengatur tentang sistem kerja kontrak dan
outsourching, namun tidak menjamin kesejahtraan karyawan. Karyawan
menjadi pihak yang paling dirugikan kendati, mereka tidak mendapatkan
imbalan layaknya terjadi pada karyawan biasa.
Dalam konteks karyawan kontrak, bentuk interaksi antara
karyawan dengan pimpinan perusahaan terbangun di atas hubungan
kontraktual bisnis. Akibatnya bentuk interaksi di antara keduanya sangat
kaku, tidak cair dan tidak ada saling memotivasi. Padahal peran pimpinan
dalam suatu perusahaan sangat penting kaitannya dalam memotivasi
karyawan agar kinerjanya lebih produktif. Demikian juga bentuk interaksi
di antara sesama karyawan, mereka pada umumnya tidak terlalu peduli
dengan hubungan baik di antara sesama karyawan. Hal tersebut
disebabkan karena adanya kompetisi untuk mencapai suatu target tertentu.
Pekerja honorer dalam perkembangannya bertujuan untuk
membantu kinerja pegawai negeri sipil yang mana pegawai negeri sipil
tersebut sudah kewalahan dalam menjalankan fungsi dari pemerintah
daerah yaitu salah satunya dalam hal pelayanan publik yang merupakan
fungsi dari pemerintah daerah itu sendiri. Pekerja honorer memegang
peranan penting demi terselenggaranya pelayanan publik yang maksimal
bagi masyarakat, sebab pelayanan publik sangat berhubungan langsung
dengan masyarakat itu sendiri sehingga proses pelayanan publik harus bisa
memuaskan masyarakat itu sendiri.
Pekerja honorer itu sendiri memiliki pengertian sesorang yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian daerah untuk melaksanakan
tugas tertentu pada instansi pemerintah daerah dan penghasilannya
menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Alasan diberlakukannya pekerja honorer itu sendiri lebih kepada
karena perekrutannya bisa dilakukan secara kecil-kecilan atau massif. Hal
ini juga didasari banyaknya instansi - instansi pemerintah yang
membutuhkan tambahan pegawai sebagai upaya pemerintah untuk
meningkatkan pelayanan publik terutama di daerah – daerah dalam jumlah
yang kadang – kadang besar juga. Hal ini didasarkan pada Undang -
Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok – Pokok Kepegawaian
Pasal 2 ayat 3 yang berbunyi : “ Disamping pegawai negeri sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pejabat yang berwenang dapat
mengangkat pegawai tidak tetap. Pegawai tidak tetap ini dapat
dikategorikan sebagai tenaga honorer dan tenaga kontrak. “
Dengan diberlakukannya pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja maka mau tidak mau pemerintah daerah harus menghapus
keberadaan tenaga honorer sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Tetapi hal ini justru tidak
menciptakan sebuah keadilan bagi tenaga honorer apalagi tenaga honorer
yang telah bekerja selama puluhan tahun berharap suatu saat dapat
diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil tiba-tiba dengan berlakunya
aturan baru maka mereka dihapuskan.
Adanya perbedaan status kepegawaian inilah yang perlu untuk
diperhatikan oleh instansi-instansi pemerintah bersangkutan karena baik
pegawai negeri sipil maupun tenaga honorer masing-masing memiliki hak
dan tugas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
perlu adanya perlindungan hukum terutama bagi tenaga honorer karena
dalam praktiknya masih sering terjadi pelanggaran terkait dengan
pelaksanaannya hak-haknya sebagai pegawai tidak tetap.
 karyawan tetap adalah karyawan yang memiliki status
kepegawaian permanen di sebuah perusahaan. Karyawan tetap masuk ke
dalam kategori Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Jadi,
permanen di sini mengacu pada tidak adanya batasan waktu untuk
mempekerjakan seorang karyawan, kecuali salah satu pihak memutus
hubungan kerja tersebut.

Juga, dikarenakan sifatnya yang permanen dan menjanjikan


stabilitas, maka posisi ini sangat didambakan oleh banyak pencari kerja.
Stabilitas dari status kerja ini juga menguntungkan perusahaan. HRD tidak
perlu repot-repot memperbarui kontrak kerja dan database karyawan yang
statusnya tidak permanen.

Di dalam sebuah perusahaan, yang pasti memiliki status karyawan


tetap adalah mereka yang bekerja sebagai jajaran pemimpin, seperti
manajer dan direksi. Ditambah posisi lain yang mengharuskan
karyawannya memiliki kredibilitas tinggi dan masa kerja yang lama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah :
1. Apa pengertian tenaga kerja kontrak?
2. Apa pengertian tenaga kerja honorer?
3. Apa pengertian tenaga kerja permanen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tenaga kerja kontrak
2. Untuk mengetahui apa itu tenaga kerja honorer
3. Untuk mengetahui tenaga kerja permanen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tenaga Kerja Kontrak
Karyawan kontrak dalam perarturan ketenagakerjaan di
Indonesia memang diperbolehkan dan sudah diatur. Kontrak kerja
untuk karyawan sejatinya dimaksudkan untuk diberlakukan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang memiliki karekteristik tertentu, yaitu :
1. Pekerjaan yang selesai atau sementara sifatnya.
2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun.
3. Pekerjaan yang bersifat musiman.
4. Pekerjaan yang berkaitan dengan produk baru, kegiatan baru
atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan.
Karyawan kontrak adalah karyawan yang diperbantukan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rutin perusahaan, dan tidak ada
jaminan kelangsungan masa kerjanya. Dalam hal ini kelangsungan
masa kerja karyawan kontrak ditentukan oleh prestasi kerjanya.
Apabila prestasi kerjanya baik, akan diperpanjang kontrak kerjanya.
Dampak psikis dari ketentuan yang menyatakan masa kerja
karyawan kontrak tergantung pada prestasi kerjanya adalah
karyawan kontrak menjadi mempunyai motivasi berprestasi yang
tinggi. Hal ini dikarenakan karyawan menginginkan untuk dapat
terus bekerja dan mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya.
Penghasilan tersebut dipergunakan karyawan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya dan keluarganya
Seseorang yang dikontrak biasanya beban kerjanya hampir
sama atau bahkan lebih berat dari pada pegawai tetap, namun dari
segi gaji atau fasilitas lainnya tentu saja sangat berbeda. Bayangkan
saja berapa keuntungan perusahaan dari segi produktifitas
misalnya, termasuk tidak adanya ketentuan pesangon yang
jelas apabila perusahaan tidak lagi menggunakan jasa si tenaga
kerja kontrak. Banyak perusahaan outsourcing (penyedia tenaga
kontrak) yang melihat peluang ini. Sehingga perusahaan yang
membutuhkan pegawai kontrak tinggal memesan sesuai kualifikasi
yang diinginkan. Namun persoalan yang ditimbulkan akibat sistem
kontrak ini seakan tak berkesudahan. Mulai dari PHK sepihak, tidak
adanya pesangon yang memadai, dan terlebih lagi tidak adanya
perlindungan hukum bagikaryawan kontrak yang akan menuntut haknya
di pengadilan.Bila merujuk kepada aturan yang berlaku, jenis
hubungan kerja PKWT hanya dapat diterapkan untuk 4 jenis
pekerjaan, yaitu pekerjaan yang sekali selesai, pekerjaan yang
bersifat musiman, pekerjaan dari suatu usaha baru, produk baru
atau kegiatan baru, serta pekerjaan yang sifatnya tidak teratur (pekerja
lepas).
Ketentuan yang berlaku untuk karyawan kontrak adalah sebagai
berikut:
1. Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk
jangka waktu tertentu saja, waktunya terbatas maksimal hanya 3
tahun.
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak
dituangkan dalam “Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu”.
3. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan.
4. Status karyawan kontrak hanya dapatditerapkan untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam
waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3
(tiga) tahun ;
c. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam
percobaan atau penjajakan.
e. Untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak dapat diberlakukan
status karyawan kontrak.
5. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja
waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena
terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati
bersama, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan
membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar gaji karyawan
sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
6. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan menetapkan ybs
menjadi karyawan tetap, maka masa kontrak tidak dihitung sebagai
masa kerja.
Perbedaan pokok antara karyawan tetap dan kontrak terletak pada
batas masa berlakunya hubungan kerja dan hak pesangon apabila
hubungan kerja terputus. Artinya karyawan yang selesai kontrak tidak
berhak atas pesangon, sedangkan karyawan tetap yang di-PHK yang
memenuhi syarat dan ketentuan tertentu berhak atas pesangon.
B. Pengertian Tenaga Kerja Honorer
Pengertian Pegawai menurut kamus umum bahasa Indonesia dari
poerwadarminta (1991:593) kata pegawai berarti orang yang bekerja pada
pemerintah (perusahaan dan sebagainya) sedangkan Honorer dalam bahasa
Inggris berasal dari kata honor yang artinya kehormatan. Honorarium
artinya memberikan honor terhadap hasil kegiatan yang dilakukan
seseorang. Dalam kamus bahasa Indonesia tenaga honorer adalah tenaga
yang dibayar dengan uang honorarium, pegawai tetap artinya tenaga atau
pegawai yang diangkat dan bekerja secara tetap pada suatu lembaga
(kantor, perusahaan) berdasarkan surat keputusan pimpinan.
Alasan diberlakukannya tenaga honorer/pegawai tidak tetapitu
sendiri pada zaman itu adalah lebih kepada karena perekrutannya bisa
dilakukan secara mandiri dan prosesnya yang cepat. Hal ini juga
didasari banyaknya instansi-instansi pemerintahan yang membutuhkan
tambahan pegawai, sementara rekrutmen PNS tidak selalu dibuka
setiap tahunnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 mengatur bahwa bagi
tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun
dan telah bekerja 20 (dua puluh) tahun atau lebih, dapat diangkat
menjadi Calon PegawaiNegeri Sipil, setelah melalui seleksi
administratif, disiplin, integritas, kesehatan, dan kompetensi.
Selanjutnya, dalam PP tersebut juga disebutkan bahwa bagi
tenaga honorer yang telah bekerja kurang dari 20 (dua puluh) tahun,
pengangkatannya menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil selain melalui
seleksi administratif, disiplin, integritas, kesehatan, dan kompetensi,
mereka juga diwajibkan mengisi/menjawab daftar pertanyaan
mengenai pengetahuan tata pemerintahan/ke pemerintahanyang baik antar
sesama tenaga honorer yang pelaksanaannya dilakukan terpisah dari
pelamar umum yang bukan tenaga honorer, dengan pengelompokan
sebagai berikut:
a. “Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (empat puluh
enam) tahun dan bekerja selama 10 (sepuluh) tahun sampai
dengan kurang dari 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus;
b. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 40 (empat puluh)
tahun dan bekerja selama 5 (lima) tahun sampai dengan kurang
dari 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus;dan
c. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 35 (tiga puluh
lima) tahun dan bekerja selama 1 (satu) tahun sampai dengan
kurang dari 5 (lima) tahun secara terus menerus.”
Dengan demikian, keberadaan tenaga honorer ataupun pegawai
tidak tetap dalam lingkungan pemerintah sebelum tahun 2005
dilatarbelakangi ataskebutuhan pegawai yang besar namun tidak
didukung dengan kapasitas PNS yang minim. Sehingga, untuk era
sekarang (2020) tidak mungkin lagi untuk mengangkat tenaga
honorer sebab rekrutmen tenaga kerja di lingkungan pemerintah sudah
membaik dari sebelumnya.
C. Pengertian Tenaga Kerja Permanen
Karyawan permanen atau tetap adalah karyawan yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur,
termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang
secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara
langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu
jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja
penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut. Karyawan tetap biasanya
cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
karyawan tidak tetap. Selain itu, karyawan tetap juga cenderung jauh lebih
aman (dalam hal kepastian lapangan pekerjaan) dibandingkan dengan
karyawan tidak tetap.
Definisi dan ketentuan yang berlaku untuk karyawan tetap adalah :
1. Tak ada batasan jangka waktu lamanya bekerja.
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan
dalam “Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu”.
3. Perusahaan dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal tiga bulan.
4. Masa kerja dihitung sejak masa percobaan.
5. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat
atau karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja (bagi karyawan yang
bekerja minimal 3 tahun) dan uang pengantian hak sesuai UU yang
berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, M. N. (2018). Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Tandan Buah


Segar Kelapa Sawit. jurnal Agriflora,Vol.2, No.1, Mei 2018 : 1-10, 1-10.

Khusnul Ikhsana, K. (2022). ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM


TERHADAP TENAGA KERJA HONORER BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA. Vol. 2 No. 1 (2022)
: 64-83, 64-83.

Nurul Fajri, Z. A. (2017). Kebijakan Pemerintah Aceh Singkil Terhadap


Pengangkatan Tenaga Kerja Honorer Kategori II Menjadi Pegawai Negeri
Sipil. Volume 2, Nomor 2: 570 - 592 Mei 2017, 570-592.

Wildan, M. (2017, Desember 4). Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Kontrak


Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Vol. 12. No. 4 Desember 2017,
12(4), 833-841.

Anda mungkin juga menyukai