Anda di halaman 1dari 9

ADMINISTRASI PUSKESMAS & KEBIJAKAN KESEHATAN

“LAYANAN TELEMEDICINE UNTUK PASIEN ISOLASI MANDIRI “

Disusun Oleh :

Angeli Dewi Fortuna 191320105

Febbi Lestari 1913201024

Fira Meldi Yanti Putri 1913201025

Lilian Suhartini 1913201029

Dosen Pembimbing :

Cici Aprilliani, SKM.MKM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS

FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah tentang
“layanan telemedicine untuk pasien isolasi mandiri”.

Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena


keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang
ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita untuk menambah
wawasan dalam bidang kesehatan.

Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Bukittinggi, 11 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Pengertian Telemedicine.........................................................................................2
B. Alur Mendapatkan Layanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri................2
C. Tujuan Penggunaan Telemedicine...........................................................................4

BAB III PENUTUP...........................................................................................................5

A. Kesimpulan..............................................................................................................5
B. Saran........................................................................................................................5

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga
semakin berkembang. Demikian juga teknologi di bidang kedokteran, salah satunya
adalah telemedicine.
Telemedicine dapat diartikan sebagai proses pengobatan (meliputi diagnosis
dan terapi) dari jarak jauh. Proses tersebut menggunakan jaringan telekomunikasi
sehingga dapat menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain. Telemedicine
dapat digunakan untuk mengirimkan gambar, grafik dan data-data medis dari satu
tempat ke tempat yang lain. Selain itu memungkinkan konsultasi secara langsung
seperti berada ditempat yang sama (van Bemmel, Musen, 1997; Coiera, 1997; Olver,
2001).
Telemedicine berguna bagi dokter-dokter yang sering bertugas di luar tempat
praktek, tetapi sangat dibutuhkan konsultasinya mengenai kasus-kasus penyakit
tertentu ketika ia sedang bertugas di luar tempat prakteknya. Selain itu untuk daerah-
daerah terpencil yang kurang atau tidak ada sarana pelayanan kesehatan, karena
daerah tersebut sulit dijangkau. Telemedicine dapat digunakan sebagai sarana
konsultasi medis antara dokter dengan dokter, dokter dengan perawat, atau dokter
dengan pasien melalui teknologi telekomunikasi. Hal tersebut berpotensi besar untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah yang tidak/kurang dapat
dijangkau oleh sarana pelayanan kesehatan (Coiera, 1997; Manning, 1997;
Okoromah, Afolabi, 2005). Telemedicine di bidang kedokteran dapat menunjang
penyampaian informasi secara cepat. Teknologi ini dapat membantu dokter dalam
proses pemeriksaan, diagnosis, dan proses penyembuhan penyakit, sehingga dapat
meningkatkan jumlah pasien yang tertolong.
Mengetahui betapa besar peranan telemedicine dalam bidang kesehatan,
penulis ingin memperkenalkan dan menginformasikan teknologi baru ini kepada 2
kalangan yang berkecimpung dalam bidang kesehatan, khususnya para dokter dan
mahasiswa fakultas kedokteran, terutama di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana layanan telemedicine untuk pasien isolasi mandiri?

C. Tujuan
Untuk mengenal dan mengetahui layanan telemedicine untuk pasien isolasi mandiri

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Telemedicine

Telemedicine atau konsultasi online didefinisikan oleh American Academy of


Family Physicians sebagai praktik penggunaan teknologi untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara jarak jauh. Seorang dokter di satu tempat menggunakan
teknologi komunikasi untuk melayani pasien yang berada di tempat lain.

Menurut WHO, praktik telemedicine bisa dibedakan menjadi dua, yakni


asinkronis dan sinkronis. Perbedaan keduanya terletak pada pengiriman data terkait
yang diperlukan dalam konsultasi online. Dengan telemedicine asinkronis, data pasien
bisa dikirim lewat email kepada dokter. Lalu dokter mempelajari data itu untuk
kemudian menyampaikan diagnosis.

Sedangkan telemedicine sinkroinis dilakukan dengan cara interaktif secara


langsung, misalnya lewat video call. Jadi baik dokter maupun pasien dapat
berinteraksi secara langsung untuk konsultasi. Meski demikian, data pasien dapat
lebih dulu dikirim ke dokter untuk dijadikan dasar diagnosis yang melengkapi
konsultasi online.

B. Alur Mendapatkan Layanan Telemedicine bagi Pasien Isolasi Mandiri

Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan 11 platform layanan telemedisin


atau telemedicine untuk memantau para pasien yang isolasi mandiri (isoman). Hal itu
dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasien terhadap konsultasi dan pemantauan
oleh tenaga kesehatan serta mendapatkan pengobatan yang benar sesuai gejala yang
diderita secara gratis. Sebagai permulaan, layanan telemedisin gratis ini berlaku di
DKI Jakarta.

Berikut alur layanan telemedisin untuk pasien isolasi mandiri:


1. Tes PCR/Swab Antigen Pasien
Melakukan tes PCR/swab antigen di laboratorium yang terafiliasi dengan
Kemenkes. Jika hasil tesnya positif dan lab melaporkan hasilnya ke database kasus
positif COVID-19 di Kemenkes (NAR), maka pasien akan menerima pesan
WhatsApp (WA) dari Kemenkes RI (dengan centang hijau) secara otomatis.
Catatan: Data ini wajib dilaporkan setiap lab penyedia layanan tes COVID19 ke
Kemenkes. Kasus positif adalah pasien yang memiliki hasil positif tes PCR dari
tujuh hari ke belakang atau tes swab antigen positif dari dua hari terakhir.
2. Konsultasi Daring
 Pasien bisa melakukan konsultasi daring dengan dokter di salah satu dari 11
platform layanan telemedisin secara gratis dengan klik tautan atau link yang
terdapat dalam WA dari Kemenkes dan memasukkan kode voucher di aplikasi
terpilih.

2
 melakukan konsultasi dokter dengan menginformasikan bahwa dirinya adalah
pasien program Kemenkes. Untuk sementara, program ini hanya berlaku untuk
area DKI Jakarta.

3. Resep Digital
Setelah melakukan konsultasi secara daring, dokter akan memberikan resep digital
sesuai dengan kondisi pasien. Jika pasien masuk dalam kategori yang dapat
melakukan isoman, obat dapat ditebus gratis.
4. Tebus Resep
 Untuk menebus resep obat gratis dari Kemenkes, pasien harus mengirim pesan
WhatsApp ke salah satu gerai apotek Kimia Farma yang bekerja sama.
 Pasien harus mengirimkan resep digital (PDF atau screen capture) yang
dikeluarkan dari platform telemedisin, KTP, dan alamat pengiriman ke nomor
WhatsApp Kimia Farma yang dituju.
 Obat dan/atau vitamin akan ditanggung oleh Kemenkes sesuai dengan
ketentuan.
5. Pengiriman Obat
Kemenkes bekerja sama dengan jasa pengiriman dari Sicepat untuk mengambil
obat dan/atau vitamin dari Apotek Kimia Farma dan mengirimkan ke alamat
pasien. Hanya pasien dengan nomor terdaftar di database Kemenkes (NAR) dan
memiliki kasus aktif yang berhak mendapatkan obat dan vitamin.
Layanan ini bekerja sama dengan 11 platform telemedisin, yaitu:
 Alodokter;
 GetWell;
 Good Doctor dan GrabHealth
 Halodoc;
 KlikDokter;
 KlinikGo;
 Link Sehat;
 Milvik Dokter;
 ProSehat;
 SehatQ; serta
 YesDok.
Platform ini juga bisa dipakai di aplikasi PeduliLindungi pada saat akan melakukan
perjalanan menggunakan pesawat, sehingga tidak perlu lagi membawa dokumen
syarat perjalanan dalam bentuk fisik.
Pemerintah terus mencari cara yang terbaik untuk tetap bisa melayani masyarakat
tetapi dengan risiko penularan yang sekecil-kecilnya. Sehingga keluarlah ide
telemedisin ini dan setelah dikaji ide ini dinilai akan efektif dalam memantau
kondisi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.

3
C. Tujuan Penggunaan Telemedicine

WHO menjelaskan ada empat elemen yang berkaitan erat dengan


telemedicine, yakni:

 Bertujuan memberikan dukungan klinis


 Berguna untuk mengatasi hambatan geografis dan jarak
 Melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi
 Bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat
Dari penjelasan elemen itu, tujuan telemedicine tidak terbatas pada layanan
konsultasi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan telemedicine. Di antaranya
pengiriman data pasien yang jauh dari rumah sakit untuk dilakukan diagnosis secara
cepat, seperti radiologi dan pemeriksaan jantung. Telemedicine juga bisa dilakukan
antar-fasilitas kesehatan untuk pertukaran data pasien.

Dengan demikian, pasien tetap dapat memperoleh manfaat pemeriksaan


kesehatan dari dokter meski jauh dari fasilitas medis. Misalnya bagi masyarakat yang
tinggal di daerah pelosok. Dalam hal ini, dokumen seperti foto, video, dan rekam
medis cukup dikirimkan ke dokter untuk mendapat diagnosis segera.Fungsi
Telemedicine

Fungsi utama telemedicine adalah mempermudah pelayanan medis oleh


fasilitas kesehatan, terutama bagi masyarakat yang sulit terjangkau atau mengakses
fasilitas tersebut. Namun dibutuhkan dukungan infrastruktur dan pemahaman
mengenai teknologi informasi yang memadai dalam penerapan telemedicine. Khusus
dalam soal konsultasi kesehatan menggunakan Internet, dibutuhkan koneksi yang
stabil dan kuat agar layanan berjalan lancar. Dengan adanya dukungan tersebut,
telemedicine dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan tujuannya untuk membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat secara jarak jauh.

Telemedicine juga berfungsi memudahkan sistem rujukan pasien antar-rumah


sakit atau dari puskesmas ke rumah sakit. Data cukup dikirim dengan teknologi
sehingga mengurangi risiko kerusakan atau hilang di tengah jalan. Pasien pun tak
perlu lagi risau akan lupa membawa dokumen ketika datang ke rumah sakit rujukan.

Jadi dapat disimpulkan fungsi telemedicine antara lain:


 Mempercepat dan memudahkan sistem rujukan
 Membantu pertolongan pertama pada pasien sebelum dirujuk ke rumah sakit
 Membantu akses kesehatan bagi masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan
 Membantu mengurangi kepadatan rumah sakit sehingga layanan di rumah sakit
bisa lebih maksimal bagi pasien yang membutuhkan
Dalam situasi pandemi, telemedicine atau konsultasi online disarankan
menjadi pilihan meski masyarakat masih bisa menjangkau fasilitas medis. Jadi bukan
hanya mereka yang tinggal di daerah terpencil yang bisa memperoleh manfaat
telemedicine, melainkan masyarakat secara umum.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
Telemedicine dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes
melitus tipe 2 pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol namun tidak
bermakna secara statistik dengan nilai signifikansi yaitu 0,098. Hasil yang tidak
signifikan dikarenakan pada sebagian besar pasien belum familiar terhadap
penggunaan Telemedicine, selain itu adanya proses penerimaan informasi tergantung
dari persepsi masing-masing pasien akankah menerima atau menolak informasi
tersebut, dan adanya faktor-faktor pengganggu lain yang memperngaruhi kepatuhan
minum obat pasien yang tidak dikontrol pada penelitian ini.

B. Saran
1. Bagi Institusi dan Tenaga Kesehatan
Menciptakan layanan Telemedicine dengan biaya yang tidak mahal, penggunaan
yang sangat mudah, dan informasi kesehatan yang sangat luas dan terbuka sebagai
sarana edukasi maupun memberikan berbagai informasi layanan bagi pasien
sehingga memudahkan pasien untuk mengakses dari mana saja dan kapan saja.
2. Bagi Kader Kesehatan
Dapat mengembangkan dan membuat inovasi baru dengan Telemedicine di era
teknologi dan informasi ini sebab semakin banyak masyarakat di berbagai
kalangan yang telah menggunakan layanan internet.

5
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai