Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
COVER
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
A. Target......................................................................................................3
B. Luaran......................................................................................................3
A. Metode.....................................................................................................4
B. Rencana Kegiatan Pengabmas................................................................4
C. Matriks Rencana Kegiatan......................................................................4
A. Kinerja LPPM.........................................................................................5
A. Biaya .......................................................................................................7
B. Jadwal Kegiatan......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa disebut
juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat reproduksi
seperti sebelum hamil (Sutanto, 2018).Kunjungan masa nifas merupakan kunjungan
yang dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama masa nifas yaitu dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selam kira–kira 6 minggu.
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6
jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan dengan sesuai standar. Pelayanan nifas
sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya tiga kali, pada enam jam
pasca persalinan sampai dengan hari ketiga, pada minggu kedua, dan pada minggu
keenam termasuk pemberian vitamin A dua kali serta persiapan dan atau penggunaan
alat kontrasepsi setelah persalinan.
Infeksi masa nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Menurut john
comittee on Maternal Weifare (Amerika serikat ). Tanda dan gejala yang timbul pada
infeksi nifas antara lain demam, sakit di daerah infeksi, warna kemerahan, fungsi organ
terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas terbagi menjadi 2 yaitu: Infeksi lokal dan
infeksi umum. Infeksi lokal warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka,
lochia bercampur nanah, mobilitas terbatas, suhu badan meningkat. Infeksi umum sakit
dan lemah, suhu badan meningkat, pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran 3 gelisah
sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri, lochia berbau, bernanah dan
kotor (Purwoastuti & Walyani, 2015).
Penyebaran infeksi nifas pada perineum bisa terjadi di vulva, vagina, serviks dan
endometrium. Adapun infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh darah yaitu:
Septikemia, piemia dan tromboflebilitis (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Di negara
berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan
kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi, lebih sering
terjadi sering terjadi pada masa setelah persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh
konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan pelayanan atau rendahnya peranan
1
fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas
(Purwoastuti & Walyani, 2015).
Berbagai hambatan terjadi pada perilaku pencegahan infeksi masa nifas sehingga
ibu tidak bisa merawat bayinya. Faktor penghambat tersebut adalah perilaku ibu yang
kurang baik. Hal ini juga dapat disebabkan antara lain, karena rendahnya pengetahuan
ibu mengenai manfaat pencegahan infeksi yang baik dan benar. Kurangnya pelayananan
konseling pencegahan infeksi dan dukungan dari petugas kesehatan, peresepsi-peresepsi
sosial budaya yang menentang perilaku pencegahan infeksi masa nifas secara tidak baik
(Notoatmodjo, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan penyuluhan kesehatan bagi calon ayah pada masa
nifas (puerperium).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan penyuluhan dasar pada calon ayah.
b. Mengidentifikasi perilaku pencegahan infeksi masa nifas.
2
BAB II
a. TARGET
Adapun target / program yang kami tawarkan adalah :
1. Pengaruh langsung dukungan suami ter hadap kunjungan masa nifas .
Pengaruh langsung dukungan suami terhadap kunjungan masa nifas
dapat dikatakan tinggi. Dukungan suami merupakan faktor pendukung ibu
nifas dalam melakukan kunjungan nifas. Karena suami merupakan
pengambil keputusan dalam keluarga. Menurut hasil penelitian Bhata (2011)
dukungan suami berupa dukungan informatif yaitu dukungan suami
memberikan saran, nasehat seputar masa nifas kepada isteri berdasarkan
pengetahuan suami. Berdasarkan hasil penelitian di Pakistan, sebagian besar
dari responden tidak mengetahui tentang komplikasi masa nifas.
Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan suami tentang tanda
bahaya yang terjadi pada masa nifas. Hal ini merupakan salah saktu faktor
penghambat untuk mengakses layanan kesehatan. Rendahnya pengetahuan
suami tentang tanda bahaya dan komplikasi masa nifas menyebabkan suami
tidak memiliki respon cepat untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan untuk melakukan kunjungan nifas.
Rendahnya pengetahuan ini tidak berkaitan dengan status pendidikan
suami yang menyebabkan rendahnya dukungan suami terhadap ibu nifas.
Melainkan disebabkan adanya hambatan budaya yang mengangap rendahnya
status perempuan dibandingkan laki-laki. Sebenarnya dukungan dan semangat
suami besar terhadap kehamilan, persalinan dan nifas namun kurang dalam
praktiknya.
Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan gender pada norma
budaya yang telah melekat di daerah. Sedangkan pendapatan suami tidak
berhubungan dengan dukungan suami selama masa nifas. Bentuk dukungan
suami terhadap ibu nifas dalam melakukan kunjungan nifas yaitu dengan
menemani ibu nifas saat melakukan kunjungan ke tempat layanan kesehatan.
b. LUARAN
3
3. Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan bagi Ibu Nifas.
4. Peningkatan pengetahuan kader, ibu dan keluarga melalui penyuluhan/ pelatihan
tentang Perawatan Ibu nifas, Perawatan bayi baru lahir,Tata laksana menyusui
eksklusif bagi Ibu nifas menyusui.
5. Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional.
4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE
Metode pelaksanaan kegiatan pengabmas ini dilakukan sebagai berikut :
1. Metode penyuluhan langsung kepada si calon ayah.
2. Pendekatan preventif dan promotif kepada calon ayah mengenai dukungan
masa nifas
Prosedur kerja kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari menganalisis
kondisi lapangan dan data yang diperoleh baik dinas kesehatan, untuk mengkaji
potensi yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini.
5
BAB IV
A. Kinerja LPPM
6
BAB V
A. Biaya
B. Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019, selama 1 hari, sebagai berikut :
2 Koordinasi
Pelaksanaan
3 Pelaksanaan
4 Evaluasi
Kegiatan
5 Penyusunan
Laporan
Keterangan :
: Pelaksanaan Kegiatan
7
Lampiran 1
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, calon ayah diharapkan mampu memahami masa nifas
(puerperium) pada sang istri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
Menjelaskan pengertian Nifas
Menjelaskan tanda dan gejala Nifas
Menjelaskan pencegahan infeksi selama masa Nifas
Menyebutkan kondisi ibu saat sedang nifas
B. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. MEDIA
1. Infocus
2. Leaflet
D. MATERI
1. Pengertian
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas
yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan
(Anggraeni, 2010).
8
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alatalat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.
2. Tahap Masa Nifas
Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Puerperium Dini Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan, tahunan (Anggraeni, 2010).
E. PELAKSANAAN
KEGIATAN
N
TAHAP WAKTU
o Penyuluh PESERTA
1 Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta menjawab
. memperkenalkan diri salam
b. Persepsi tentang nifas b. Peserta menjawab
sesuai dengan
pengetahuan yang
dimiliki
2 Pelaksanaan 20 menit a. Menjelaskan a. Peserta
. pengertian nifas, tanda mendengarkan
gejala, penyebab, dengan seksama
komplikasi, b. Peserta
penatalaksanaan, dan memperhatikan dan
pencegahan infeksi melakukan
pada nifas. demonstrasi
b. Memberikan c. Peserta memberikan
kesempatan kepada pertanyaan kepada
calon ayah/masyarakat pemateri
untuk menjelaskan d. Peserta menjawab
9
menyebut kondisi ibu pertanyaan
saat sedang nifas
c. Melakukan sesi tanya
jawab
d. Mengevaluasi secara
verbal pada peserta
penyuluhan
3 Penutup 5 menit a. Menyimpulkan materi e. Peserta
. penyuluhan memperhatikan
b. Mengakhiri kegiatan f. Peserta menjawab
dengan mengucapkan salam
salam g. Peserta menerima
c. Membagikan leaflet leaflet
F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
c. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta dapat menyebutkan pengertian dari nifas 80% peserta dapat
menjelaskan tentang penyebab nifas.
b. 80% peserta dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala nifas.
c. 80% peserta dapat menjelakan penatalaksanaan nifas.
d. 80% peserta dapat menjelakan komplikasi nifas.
e. 80% peserta dapat menjelaskan pencegahan infeksi pada nifas.
f. 80% peserta dapat menjelaskan kondisi ibu nifas.
10
Lampiran
A. DEFINISI
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan.
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah
melahirkan (Anggraeni, 2010).
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6
minggu.
B. ETIOLOGI
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi
2 yaitu :
C. EPIDEMIOLOGI
a. Involusi uterus
11
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
1. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
2. Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus.
3. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus.
12
c. Perubahan pada servik dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi dan
retraksi, Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah. vagina teregang pada waktu persalinan namun
lambat laun akan mencapai ukuran yang normal. Nampak berubah
kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil,
dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal
dengan ovulasi.
d.Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa, dan lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda- beda pada setiap wanita. Komposisi
lochea adalah jaringan endometrial, darah dan limfe. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Tahap lochea yaitu :
1. Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post
partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut.
2. Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir,
pengeluaran pada hari ketiga sampai kelima post partum.
3. Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan.
Warnanya kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah
dan lebih banyak serum.
4. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lendir servik, dan serabut jaringan yang mati.
Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi,
jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270ml.
13
E .Perubahan pembuluh darah rahim
i. Saluran kencing
j. Laktasi
keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
E. GEJALA
Beberapa hari setelah melahirkan dan selama masa nifas, payudara ibu
mungkin terasa kencang dan bengkak.Jangan khawatir, Anda tetap bisa
menyusui bayi atau menggunakan pompa ASI untuk menghilangkan rasa tidak
nyaman pada payudara.Gunakan kompres hangat saat hendak menyusui dan
14
ketika tidak menyusui.Anda juga bisa mengompres payudara dengan lap
dingin. Jika rasa sakit tidak tertahankan, Anda bisa meminta saran dokter
terkait penggunaan obat pereda rasa sakit yang aman dikonsumsi ibu menyusui
di masa nifas.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ibu yang melahirkan normal rentan
mengalami robekan di bagian perineum atau antara vagina dan
anus.Sebenarnya luka ini dapat sembuh, tapi lama waktu penyembuhannya
tergantung pada tingkat keparahan robekan vagina tersebut.Jika vagina masih
terasa sakit dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat duduk selama masa
nifas, Anda dapat menggunakan bantal agar lebih nyaman.
3. Kontraksi
F. MASA INKUBASI
Masa nifas terjadi sekitar 30-40 hari setelah melahirkan. Di masa ini, tubuh Mama
masih sangat rentan mengalami infeksi. Jika tidak segera diatasi, infeksi masa nifas
juga bisa membahayakan nyawa Mama.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/235187-health-promotion-model-to-increase-
mater-e3b66e6f.pdf
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=572210&val=6633&title=IbM
%20di%20POSYANDU%20RW%204%20DAN%20RW%205%20DESA
%20TAMBAKSARI
http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf
17