Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TELENURSING
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Dosen pengempu :

Sarkawi,M.Kom.,M.Ph

Yang disusun oleh :

KELOMPOK 14 A

AKBAR HERLAMBANG NIM.P05120321001

RADAH FITRIANI H NIM.P05120321034

RIO BAGENTO P NIM.P05120321038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


DAN NERS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya


dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘ TELENURSING “

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang


kepada dosen mata kuliah sistem informasi bapak Sarkawi, M.Kom.,
M.Ph sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh


karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk makalah ini.

Bengkulu, 15 agustus 2022

Kelompok 14A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................4

1.1. Latar Belakang...............................................................................4

1.2. Rumusan masalah...........................................................................5

1.3. Tujuan.............................................................................................5

BAB II...............................................................................................................6

PEMBAHASAN...............................................................................................6

2.1. Definisi telenursing........................................................................6

2.2. Prinsip-prinsip telenursing.............................................................7

2.3. Faktor yang memperngaruhi telenursing.......................................7

2.4. Kelebihan dan kekurangan telenursing..........................................8

2.5. Manfaat telenursing........................................................................9

2.6. Riset telenursing...........................................................................10

BAB III...........................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................13

DAFTAR ISI...................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
globalisasi dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk
berbenah diri. Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang
adalah menyangkut layanan keperawatan yang profesional, bermutu dan
dapat dijangkau oleh masyarakat.

Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan


perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang
membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan
dan dalam “dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan
tingginya pengguna internet di Indonesia, dan semakin banyaknya
website di bidang kesehatan.

Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula


perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine,
telehealth dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang


tinggi karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan,
peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta
peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah
terpencil. Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan
perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang
sudah keluar dari rumah sakit.

Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan


menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan
kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang

4
5

ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan


kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin
pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet
atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan,
perawatan dan bahkan sampai pengobatan.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk


yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam
menerapkan telenursing dalam rangka meningkatkan pelayanan
keperawatan dan kesehatan masyarakat untuk menunjang tercapainya visi
Indonesia sehat 2014.

3.2. Rumusan masalah

1.2.1. Apa itu telenursing ?


1.2.2. Bagaimana prinsip – prinsip telenursing ?
1.2.3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi telenursing?
1.2.4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan telenursing ?
1.2.5. Bagaimana manfaat telenursing?
1.2.6. Bagaimana riset telenursing ?

3.3. Tujuan

1.3.1 Untuk mengatahui definisi telenursing


1.3.2 Untuk mengatahui prinsip – prinsip telenursing
1.3.3 Untuk mengatahui faktor yang mempengaruhi telenursing
1.3.4 Untuk mengatahui kelebihan dan kekurangan telenursing
1.3.5 Untuk mengatahui manfaat telenursing
1.3.6 Untuk mengatahui riset telenursing
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi telenursing

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat


dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk
tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil.

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam


memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau
antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh


perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk
mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan

transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.


Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine
atau telehealth.Bentuk telenursing :

1. Telepon ( telepon seluler )


2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing

6
7

6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic

3.2. Prinsip-prinsip telenursing

Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari


praktek asuhan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing
mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi,
pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing
hubungan ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet
atau teknologi komunikasi lainnya.

3.3. Faktor yang memperngaruhi telenursing

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka


diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek,
SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan,
kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan
telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk
mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu


menjadi perhatian :

1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau
institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar
karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari
8

pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial


dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan
skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan
tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat
tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan
perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh
pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,
telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

3.4. Kelebihan dan kekurangan telenursing

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa


keuntungan telenursing adalah yaitu :

1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga
dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek,
ruang gawat darurat, RS dan nursing home)

2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan


jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.

3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat


di RS

4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa


memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi

5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model


distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam
pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
9

multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat


dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara
interaktif.

Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan


kepada perawat yang berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak
lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan
asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak
langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan privasi
ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi
penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang
/alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan
telenursing ini.

Namun telenursing juga memiliki kekurangan yaitu berhubungan


dengan kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya
interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas
pelayanan kesehatan. Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan
kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan
emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari
telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan
risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

3.5. Manfaat telenursing

Banyak manfaat lain bila kita menggunakan teknologi dalam


layanan keperawatan jarak jauh (Telenuring ) diantaranya:

1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak


perlu.
2. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan
3. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan.
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang
terisolasi.
10

5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu


perawatan di rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan
kesehatan.
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani
untuk mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti :
konferensi video dan internet (American Nurse Assosiation, 1999).

Selain itu telekomonuikasi elektronikal merupakan akses terbaik


untuk kesempatan pendidikan, metode baru dalam pendokumentasian,
peningkatan akses informasi, pengembangkan kemampuan pengambilan
keputusan yang dapat membantu melakukan perubahan dalam
profesionalisasi perawat.

3.6. Riset telenursing

Pada tahun 2004-2005 International Telenursing Role melakukan


survey yang bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan menggunakan
telenursing, pengetahuan dan keterampilan telenursing, persepsi tentang
keefektifan telenursing, kebutuhan akan telenursing, keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan dalam telenursing. Penelitian ini
mensurvey 719 telenurses (628 wanita dan 89 laki-laki) dari 36 negara.
Sebanyak 66% responden dari U.S yang sebagian besar berasal dari
Canada. Dari semua responden 50% perawat bekerja secara part time di
telehealth dan sebagian lagi di rumah sakit. Perawat tersebut sangat
senang menerima pelatihan telehealth. Perawat ini sangat puas dengan
telenursing berdasarkan kepada autonomi, interaksi, status profesional,
bayaran, tugas, kenyamanan tempat kerja. Sebagian besar telenurses
yang disurvey, 75% diantaranya percaya bahwa sertifikat pendidikan
penting dalam telenursing. Menurut responden komponen penting dalam
program pendidikan itu adalah teknik menggunakan peralatan, ilmu
pengetahuan berdasarkan standar protokol dan kompetensi perawatan
klinik. Sebanyak 89% responden mempercayai bahwa telenursing adalah
bagian dari pendidikan dasar keperawatan. Pendidikan telehealth harus
terdiri dari pengalaman klinik. Berikut hasil survey International
11

Telenursing Role tentang jenis perawatan pasien yang membutuhkan


telenursing.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A.Snooks dkk


berjudul “ Real Nursing? Development Telenursing” di sebuah National
Health Service di Inggris pada tahun 2007. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode kuisioner terstruktur terhadap 111
orang perawat yang bekerja di sana. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perspektif perawat terhadap dampak dari telenursing.
Dari penelitian ini diperoleh laporan bahwa alasan mereka bergabung
dengan layanan telepon ini adalah karena peningkatan gaji dan kerja
yang fleksibel. Duapertiga dari mereka melaporkan peningkatan
kepuasan kerja dan perkembangan keterampilan keperawatan. Ada
penelitian lain yang berjudul : “Telenurses’ experiences of working with
computerized decision support: supporting, inhibiting and quality
improving “ yang dilakukan oleh Annica Ernesa dkk, pada tahun 2006
merupakan mahasiswa di Department of Public Health and Caring
Sciences, Uppsala University, Sweden and Department of Caring Science
and Sociology, University of Ga¨ vle, Sweden. Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan pengalaman telenurses yang bekerja dengan
sistem pendukung komputerisasi dan bagaimana sistem tersebut dapat
mempengaruhi pekerjaan mereka. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dengan delapan orang partisipan yaitu Registered
Nurse (RN) dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur.
RN tersebut berasal dari tiga pusat konseling via telepon di Swedia yang
menggunakan komputer sebagai pendukung layanannya. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa para telenurses menemukan sistem pendukung
keputusan yang menyederhanakan pekerjaan mereka, melengkapi
pengetahuan mereka, memberikan mereka keamanan dan meningkatkan
kredibilitas mereka. Mereka juga menggambarkan, kadang-kadang
sistem tersebut bertentangan dengan pendapat mereka sendiri. Partisipan
mengatakan bahwa sistem komputerisasi tidak dapat menggantikan
pengetahuan dan kompetensi perawat.
12

Selain pengalaman yang disampaikan perawat, keluarga dan pasien


juga menyampaikan pengalamnnya tentang telenursing, seperti pada
penelitian yang berjudul : “ Patient And Carer Perspectives Patients and
families experiences with video telehealth in rural/remote communities in
Northern Canada” yang dilakukan oleh Pat Sevean,dkk. Dimana tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pasien dan keluarga
tentang konsultasi dengan telehealth video sebagai metode penyediaan
layanan kesehatan di desa terpencil di Kanada Utara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
menggunakan video dan wawancara semi terstruktur terhadap partisipan
10 orang pasien dan 9 orang perwakilan keluarga yang telah
menggunakan fasilitas telenursing sekurang-kurangnya selama 1 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengemukakan
keuntungan telehealth yaitu mengurangi beban (biaya perjalanan,
akomodasi, kehilangan upah, kehilangan waktu dan keterbatasan fisik),
memaksimalkan dukungan (akses ke keluarga,teman,akrab lingkungan
rumah, perawat, dan penyedia layanan lainnya).
BAB III
PENUTUP

3.4. Simpulan

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat


dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk
tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil.

Bentuk telenursing :

1. Telepon ( telepon seluler )


2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic
Faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor legilitas
2. Faktor financial
3. Faktor skill
4. Faktor motivasi
3.5. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa


terkhususnya mahasiswa poltekkes kemenkkes bengkulu untuk di
terapkan pada pemberian asuhan keperawatan.

13
DAFTAR ISI

Mardianto,Mey. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../FUNGSI%20


TELENURSING%20BAGI%20KADER%20POSBINDU.rtf.

Liza, Fera. Perkembangan Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../UTS


%20SIMFERA%20LIZA%20NPM%200906594343.pdf.
Rochmawati, DH. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/tugas
% 20sim%20heppy.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai