Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mendukung pencapaian Indonesia Sehat 2010, Departemen


Kesehatan sudah lama menyusun Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
Indonesia sehat 2010 akan tercapai dengan baik apabila di dukung oleh tersedianya
data dan informasi yang akurat serta disajikan secara cepat dan tepat waktu. Dengan
kata lain, pencapaian Indonesia Sehat 2010 memerlukan dukungan informasi yang
dapat diandalkan (reliable).
Keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan juga
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan mengedepankan
perkembangan teknologi kesehatan. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2010
adalah sebanyak 54 juta orang dengan pertumbuhan 20%. Dengan semakin
berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan. dalam dunia
kesehatan dan keperawatan, maka saat ini telemedicine, telehealth dan telenursing
menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait
dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus
penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah
terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.
Keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah
perawat terutama di negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu
tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah
pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang
saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel,
Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.
Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan
Inggris.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan telenursing?
2. Apa saja media yang dapat digunakan dalam telenursing?
3. Apa manfaat penggunaan metode telenursing?
4. Bagaimana keuntungan dan kelemahan dari telenursing?
5. Bagaimana prinsip kerja telenursing?
6. Apa saja aplikasi telenursing?
7. Apa hambatan implementasi telenursing?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi telenursing?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu memahami dan mempelajari telenursing dalam dunia
keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari telenursing.
2. Mahasiswa mampu memahami media dalam telenursing.
3. Mahasiswa mampu mempelajari manfaat penggunaan telenursing.
4. Mahasiswa mampu mengetahui keuntungan dan kelemahan penggunaan
metode telenursing.
5. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja telenursing.
6. Mahasiswa mampu mengaplikasikan telenursing.
7. Mahasiswa mampu mengetahui hambatan implementasi telenursing.
8. Mahasiswa mampu memahami factor yang mempengaruhi telenursing.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Telenursing

Telenursing adalah suatu proses penyampaian informasi kesehatan yang cara


menyampaianya melalui media masa atau teknologi, seperti video, telepon, radio,
televisi, dll. Telenursing ini mudah dijangkau oleh masyarakat luas terutama untuk
daerah terpencil, karena cara mengakses sangat mudah dan tidak membutuhkan
biaya yang mahal, sehingga masyarakat bisa mengantisipasi dirinya terhadap
beberapa seraggan penyakit sebelum datang kepusat pelayanan kesehatan terdekat.
Telenursing adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi melalui telepon
maupun sarana lainnya secara jarak jauh dengan bantuan teknologi informasi
sebagai dasar untuk melakukan aktifitas pelayanan keperawatan (Ernesater, et al,
2009). Sehingga, teknologi informasi dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
jarak antara perawat dan pasien dalam rangka pelayanan keperawatan yang
berkelanjutan, sedangkan perawatan itu menuntut tidak harus dilakukan di rumah
sakit. Atau dapat dikatakan bahwa pelayanan keperawatan dapat dilakukan saat
pasien berada di rumah. Karena pelayanan di rumah sakit pada kasus tertentu dapat
membutuhkan waktu yang relative lama dengan pemantauan secara terus menerus.
2.2. Media Telenursing

1. Telepon ( telepon seluler )

2. Personal Digital System (PDA)

3. Mesin faksimili (faks)

4. Internet

5. Video atau audio conferencing

6. Teleradiolog

7. Komputer sistem informasi

8. Teleborotic
2.3. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada
berkurangnya biaya perawatan(efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan),
mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah cakupan
pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan
riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat
dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Selain itu telenursing juga meningkatkan
rasa aman (safety) perawat dan klien.
2.4. Keuntungan dan Kelemahan Telenursing
Pelaksanaan telenursing merupakan aplikasi perkembangan teknologi
informasi dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Dalam pelayanan
keperawatan, telenursing mampu mengkover pemborosan waktu, tenaga, dan biaya.
Namun di sisi lain, telenursing ternyata mempunyai kelemahan. Antara keuntungan
dan kelemahan yang muncul tentu sudah menjadi bahan diskusi dan kajian. Jika
memang ini bisa diterapkan, berarti keuntungannya tentu lebih besar daripada
kelemahannya.

1) Keuntungan Telenursing
a) Efisiensi dan efektifitas sumber daya manusia, karena dengan sumber daya
yang terbatas, kegiatan pelayanan keperawatan tetap dapat
dilaksanakan dengan jangkauan yang lebih luas dan lebih banyak (tidak
dibatasi jarak, ruang dan waktu). Namun, dalam kondisi tertentu mungkin
memerlukan kontak fisik/bertemu langsung antara perawat-pasien.
b) Efisiensi dan efektifitas biaya perawatan, karena dengan telenursing waktu
perawatan di ruang rawat dapat diminimalkan untuk dialihkan perawatan di
rumah.
c) Telenursing dapat digunakan sebagai media untuk berbagai pelayanan
keperawatan (pendidikan kesehatan, pemantauan status kesehatan dan vital
sign, pemberian tindakan keperawatan, mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan, bahkan dapat digunakan untuk media kolaborasi)
d) Mengurangi lama hari rawat di ruang rawat.
e) Memandirikan pasien dan keluarga
f) Dengan telenursing privacy pasien dapat terjaga
g) Telenursing dapat digunakan untuk media pembelajaran di kampus.
2) Kendala dan Kelemahan Penggunaan Telenursing
Kendala dan kelemahan penggunaan telenursing akan banyak terjadi apabila
diterapkan di Negara yang belum maju atau Negara berkembang. Karena, penerapan
telenursing memerlukan persiapan yang cukup besar dalam hal biaya dan dana untuk
kebutuhan sumberdaya dan sarana yang diperlukan. Kendala lain adalah terkait
dengan nilai budaya di suatu wilayah atau Negara jika dilihat dari segi etis dan
tidaknya model pelayanan seperti telenursing. Selain itu permasalahan jaringan yang
mungkin dapat menyebabkan pelayanan tidak terlaksana dan terputus sebelum
kontrak habis.

2.5 Prinsip Kerja Telenursing


1) Persiapan sarana dan prasarana
Pengembangan telenursing mencakup persiapan komponen-komponen seperti:
jaringan komputer, internet, web camera, dan kesiapan sumber daya manusia dalam
mengoperasionalkannya. Pada saat menjalankan aplikasi telenursing ini, dibutuhkan
paling tidak bandwidth komunikasi yang relatif besar karena trafik data pada aplikasi
ini cukup besar.

Percakapan audio visual, sebagaimana percakapan melalui keyboard, juga


dapat dilakukan antara dua pihak maupun lebih dari dua.
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengiriman gambar dan suara adalah video
camera dan audio card berikut microphone. Untuk penerimaan, cukup dengan
monitor dan penambahan speaker pada audio card. Sebagai aplikasi yang bersifat
real-time, aplikasi video/audio conference untuk telenursing ini sangat sensitif
terhadap delay. Oleh karena itu, aplikasi ini baru dapat berjalan dengan baik jika kita
memiliki infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dapat memberikan kecepatan
dan bandwidth komunikasi yang cukup.
Sistem telenursing merupakan sistem yang berbasis internet di desain untuk
membantu pasien dengan berbagai penyakit kronis belajar cara memanage kondisi
mereka. Sistem arsitektur ditunjukkan pada figure
1. Database server yang berlokasi di regional university health care centre,
berfungsi untuk mengumpulkan, meneruskan dan memenuhi autorisasi
pasien, perawat dan dokter memasuki dan melihat informasi pada
website yang ditunjukkan pada figure
2. Subcentre kesehatan dengan staffnya adalah seorang perawat professional
yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular
mengunjungi pasien yang terdaftar dan memberikan perawatan .
Terdapat tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini antara lain:
(1) email dari pasien Diabetes Mellitus yang melaporkan status kesehatan (kadar
gula darah, keadaan atau kondisi fisiknya, keluhan yang dirasakan, dll;
(2) Data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature;
(3) video-mail, yang berfungsi untuk meningkatkan evaluasi pasien.
Pasien mengakses informasi kesehatan pada website. Informasi yang
terkumpul dipusat pelayanan kesehatan dan perawatan akan memutuskan
apakah memberikan perawatan melalui instruksi telenursing atau mengunjungi
pasien.
2) Persiapan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan kunci yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan telenursing di rumah sakit. Sebelum pelaksanaan telenursing
dijalankan, maka perlu pendidikan dan pelatihan bagi semua personel yang terlibat
di dalamnya. Keterampilan masing-masing personel sangat diperlukan. Selain itu
juga harus dipersiapakan personel yang terampil dalam bidang informasi. Karena
kalau ini tersedia, dapat menjadi kendala pada saat terjadi error system
2.6 Aplikasi Telenursing
1. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing
dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam
aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor
parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan
melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh
bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik
dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu
pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam
management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi
yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat
ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan
maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.

contoh penerapan aplikasi Telenursing dalam rumah perawatan

misal, pasien bergerak dalam perjalannan, atau tinggal di rumah, didaerah terpencil yang
sulit dijangkau

1. Pasien memiliki penyakit paru kronik, diabetes, penyakit jantung kongestif, atau
degeneratif saraf seperti parkinson
2. Atau bahkan pasien pasca bedah, perawatan luka, ostomies, cacat indiidu, dll
3. Pasien dapat dibantu secara rutinoleh perawat melalui video conference, atau photo
dan teks interaktif
4. Selama proses ini pasien dapat mengunakan smartphone, tablet PC, atau komputer
yang memiliki akses internet
2.7 Hambatan Implementasi Telenursing

Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing,
meliputi: Perilaku, Legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa
perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap
telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi
telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa
merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi,
Telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya
kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi, elektronik health record (EHR) dan
standar data mendukung perkembangan telenursing. Tanpa HER’s telehealth tidak bisa
bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya.

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing


Yun dan Park (2006) meyatakan bahwa ada beberapa faktor penting yang
mempengaruhi implementasi telenursing. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi empat
aspek, yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek social, dan aspak teknikal. Aspek
sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan regulasi.
Manajemen dan supervisi pelayanan pemerintah merupakan hal penting dalam control
kualitas dan kelangsungan telenursing. Dalam implementasi telenursing disepakati bahwa
praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya
standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau
pendidikan keperawatan.
1. Aspek Ekonomi terkait verifikasi terhadap control keuangan medis akibat
penggunaan telenursing dan Government recognition for cost effectiveness
merupakan prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek telenursing
merupakan prioritas untuk megaktivkan telenursing di daerah rural dan area
kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system telenursing yang mahal dan
uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
2. Aspek Sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial tentang
telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal
penting dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi
kesehatan akan membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada
publik. Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan
factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
3. Aspek Teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan
pengembangan system pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta
teknologi informasi mendukung pengembangan dan pengoperasian telenursing.
Pengembangan teknologi informasi untuk menjaga privacy asien dan keamanan
informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan penelitian untuk
penegembangan system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi
medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang
mungkin diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus
terintegrasi dalam strategi pelaksanaan telenursing.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Telenursing adalah suatu proses penyampaian informasi kesehatan yang cara


menyampaianya melalui media masa atau teknologi, seperti video, telepon, radio,
televisi, dll. Telenursing ini mudah dijangkau oleh masyarakat luas terutama untuk
daerah terpencil, karena cara mengakses sangat mudah dan tidak membutuhkan
biaya yang mahal, sehingga masyarakat bisa mengantisipasi dirinya terhadap
beberapa seraggan penyakit sebelum datang kepusat pelayanan kesehatan terdekat.
Telenursing saat ini sudah berkembang pesat dibanyak Negara, terkait dengan
berbagai faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit
kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.
3.2 Saran
Tentunya dalam pembuatan makalah ini banyak kurangnya dan kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan
makalah kami.Berusahalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien yang
membutuhkan jasa kita dengan hati yang tulus dan iklas.

Anda mungkin juga menyukai