Anda di halaman 1dari 2

Usai Dibius dan Kondisi Tangan Terikat, Iwan Tewas saat Menuju RS Jiwa

Agung Sandy Lesmana


Selasa, 23 April 2019 | 10:16 WIB

Ilustrasi gangguan jiwa. (Shutterstock)

Dengan tangan diikat menggunakan tali berbahan nilon, Iwan meninggal dunia ketika
kendaraan yang membawanya baru saja melewati wilayah Kota Blitar.

Suara.com - Seorang penderita gangguan jiwa bernama Iwan Guntoro (41) meninggal dunia
setelah diduga mendapatkan suntikan obat bius atau obat penenang. Warga Desa Kaliwungu,
Kecamatan Ngunut, Tulungagung itu meninggal dunia Senin (22/4/2019) saat dalam
perjalanan dari rumahnya menuju RSJ Sumberporong, Kabupaten Malang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Suara.com, sebelum perjalanan menuju Malang, Iwan
mendapatkan suntikan obat bius dari seorang tenaga medis yang menjemputnya untuk dibawa
ke RSJ Sumberporong guna menenangkan dirinya yang sejak beberapa hari terakhir sering
mengamuk.

Dengan tangan diikat menggunakan tali berbahan nilon, Iwan meninggal dunia ketika
kendaraan yang membawanya baru saja melewati wilayah Kota Blitar.

Kepala Desa Kaliwungu Bambang Dwijono yang turut menyaksikan proses pemberangkatan
Iwan ke Malang mengatakan Iwan sempat mendapatkan dua kali suntikan obat bius.

Kasubag Humas Polres Tulungagung AKP Sumaji mengatakan polisi tidak bisa
menyimpulkan apa penyebab kematian Iwan lantaran pihak keluarga menolak dilakukan
otopsi terhadap jasadnya.
"Ayah korban sekaligus mewakili keluarga membuat surat pernyataan tidak berkenan atas
korban dilakukan otopsi dalam," ujar Sumaji kepada Suara.com, Selasa pagi (23/4/2019).

Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak kepolisian, lanjut Sumaji, selama empat hari
sebelum meninggal Iwan tidak mau makan dan hanya minum kopi.

Kontributor : Agus H

ANALISA KASUS :

Dari kasus tersebut perawat melanggar prinsip etik Nonmaleficence (tidak membahayakan
atau tidak merugikan) dimana perawat melakukan suntikan obat bius dua kali dengan kondisi
tangan diikat menggunakan tali berbahan nilon. Dari konteks diatas perawat sudah
melakukan tugasnya akan tetapi dalam proses pemberian penanganan terlalu berlebihan
sehingga membahayakan keselamatan pasien.

Penyelesaian : Dari kasus diatas polisi akan melakukan tindakan otopsi untuk mengetahui
penyebab kematian korban, akan tetapi keluarga membuat surat pernyataan tidak berkenan
jika polisi melakukan tindakan otopsi.

Sebaiknya perawat harus lebih berhati hati dalam melakukan tindakan apa yang akan
dilakukan, sebelum melakukan tindakan perawat harus mengetahui resiko apa jika melakukan
tindakan tersebut, sehingga tidak membahayakan keselamatan pasien.

Nama : Trisna Firdasari

Kelas : 5D/S1 Kep

Nim : 1130017142

Anda mungkin juga menyukai