Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

TELENURSING
(ASUHAN KEPERAWATAN JARAK JAUH)

Oleh :

SRI PUGUH KRISTIYAWATI


0606155713

PROGRAM PASCA SARJANA


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
2008
TELENURSING
(ASUHAN KEPERAWATAN JARAK JAUH)

LATAR BELAKANG
Era global merupakan awal dari segala perkembangan dunia secara menyeluruh termasuk
didalamnya adalah teknologi informasi. Teknologi informasi telah menjadi kebutuhan yang terus
berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat semakin majunya
pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa
membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat,
telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi yang
dibutuhkan, termasuk bidang kesehatan. Kebutuhan pelayanan informasi di bidang kesehatan
khususnya keperawatan merupakan bagian yang terus membangun diri untuk dapat memberikan
informasi keperawatan secara cepat, tepat, efektif dan efisien. Perawat, sebagai pemberi layanan
keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan
perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Masyarakat modern semakin familier dengan
pemanfaatan media internet untuk mendapatkan informasi keperawatan misalnya melalui
telenursing, teleconference, videoconference, call centre, dimana media ini memudahkan
masyarakat mendapatkan layanan keperawatan tanpa harus meninggalkan rumah.

Dengan semakin berkembangnya istilah telenursing dalam model pelayanan keperawatan yang
berbasis informatika kesehatan, maka dalam kesempatan ini akan dipaparkan lebih jauh
mengenai telenursing/tele keperawatan (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) dalam upaya
meningkatkan profesionalisme perawat Indonesia.

DEFINISI
1. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Dengan
menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optikal) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula didefinisikan
sebagai komunikasi jarak jauh dengan menggunakan transmisi elektrik atau optikal, antar
manusia dan atau komputer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm)

2. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi
informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa
perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang
medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
(http://www.allhealthnet.com/ dalam http://nurmartono.blogspot.com/2006/07/ telenursing.
html)

Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien melalui penilaian,
triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi, komunikasi dan berbasis jaringan
system. Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan
populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti halnya
memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan
kronis (http://www.anmc.org.au/docs/May_06_Guideline_on_Telenursing.pdf).

Telenursing bukan merupakan sesuatu yang baru. Perawat telah lama menyajikan informasi
kesehatan dan advis keperawatan melalui telephon. Bagaimanapun, hal tersebut mempercepat
perkembangan pelayanan. Teledelivery untuk pelayanan pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan, seperti halnya diagnosa keperawatan, perawatan (treatment) dan pendidikan sedang
berkembang dengan cepat. Lisensi khusus dan sertifikasi pada umumnya tidak diperlukan tetapi
sistem memerlukan untuk memastikan bahwa pelayanan praktik yang diberikan aman dan
berkualitas. Adanya jarak secara fisik dengan pasien, membuat makin sulit untuk menetapkan
hubungan yang terapeutik dan perawat perlu mengembangkan ketrampilan komunikasi seperti
halnya kemampuan dalam bidang teknologi (http://tie.telemed.org/articles/article.asp?path=
articles& article=telenursingLicensure_gw_tie02.xml).

Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan melalui unit
mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling
cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan
monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan
menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi
perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan
permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi
suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini
sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-
macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai cardiopulmonary
diseases.

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan,
terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat
untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara
langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak
yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga mereka.

Petunjuk telenursing
Petunjuk ini akan membantu perawat, dan konsumen dalam telenursing untuk mengidentifikasi
tanggung-jawab mereka dalam hubungan dengan telenursing dan peraturan keperawatan, antara
lain :
a. Praktisi keperawatan dalam telenursing terdaftar sebagai perawat. Perawat yang terdaftar,
dilibatkan dalam telenursing di bawah pengawasan perawat atau midwife yang teregistrasi.
b. Praktisi telenursing keperawatan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka
memiliki keahlian dan ketrampilan dalam bidang keperawatan di mana mereka sekarang
tinggal.
c. Perawat yang sedang praktek telenursing diharapkan untuk mempraktekkan kerangka
(framework) standar kompetensi yang telah disepakati.
d. Legal isu yang melibatkan undang-undang dalam telenursing yang tidak sesuai dengan
yurisdiksi masih belum diuji dan oleh karena itu belum mapan.
e. Perawat mempunyai tugas untuk menginformasikan kepada konsumen tentang nama mereka,
kecakapan dan status pendaftaran. Konsumen boleh mengkonfirmasikan status pendaftaran
keperawatan.
f. Perawat dan midwives dalam telenursing mempunyai tugas menjaga privacy pribadi dan
kerahasiaan dalam semua interaksi
g. Perawat harus mematuhi kebijakan pemerintah dan kelembagaan yang berkenaan dengan
privacy pribadi, kerahasiaan, persetujuan yang diberitahukan, dokumentasi dan keamanan
informasi selama ketetapan dalam pelayanan telenursing. Perawat memerlukan semua
dokumen selama interaksi sepanjang konsultasi melalui telenursing.
h. Perawat dalam praktek telenursing harus sadar akan evidence base dalam praktek mereka
i. Perawat dalam praktek telenursing perlu mulai melakukan evaluasi terhadap praktek mereka
dalam hubungan dengan issue terhadap mutu, hasil pasien dan keselamatan.
(http://www.anmc.org.au/docs/May_06_Guideline_on_Telenursing.pdf)

KEUNTUNGAN
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan
jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 (dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing.
htm; http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=berita_dtl.php&id=42) ada beberapa
keuntungan telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing
home)
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis

3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS

4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula
digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif

Penggunaan teknologi dalam telenursing juga dapat menjadi dasar database data keperawatan,
yang terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan/kedokteran. Dalam praktek sehari-hari
penerapan Informatika Kedokteran bisa dilihat seperti :

1. Proses pengolahan data


Data adalah tulang punggung proses informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari
bagaimana memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dll. Kesemuanya dibutuhkan
agar pengambilan keputusan manusia bisa dipercepat.
2. Telekomunikasi
Masuk dalam bidang ini adalah teleconsultation, teleradiologi, telekardiologi, telenursing
dan tele yang lainnya.
3. Medical Imaging
Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi, kedokteran nuklir, dan lain-lain
4. Sistem Informasi
Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu yang berfokus pada pasien dan yang
berfokus pada keperawatan.
5. Web dan internet
Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini aplikasi yang berbasis web sudah
mulai digemari karena lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja. Sebaliknya,
sifat website pun sudah mulai berubah. Jika dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast),
misalnya menginformasikan jam praktek dokter, artikel kesehatan, dan lain-lain.
Kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua arah), seperti: tanya jawab, dan lain-
lain. Akhir-akhir ini, aktivitas di website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk proses
bisnis, seperti: proses pendaftaran pasien, melihat rekam medik dan lain-lain.
(Tapan. Erik, dalam http://nurmartono.blogspot.com/2006/07/ telenursing. html)
Selain itu telekomunikasi elektronikal merupakan akses terbaik utnuk kesempatan pendidikan,
sebagai metode baru dalam pendokumentasan, peningkatan akses informasi, pengembangan
kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan perubahan dalam
profesionalisasi perawat. Telenursing did Indonesia belum berkembang seperti did negara-negara
maju seperti di Amerika atau Australia. Penggunaan telenursing did Indonesia masih terbatas
pada area pendidikan seperti yang dikembangkan did UGM melalui program e-learning atau
model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas di UGM atau di UI dengan SIAK NG-nya atau
di Fakultas Ilmu Keperawatan UI dengan mata kuliah SIM II.

Untuk pelayanan home care, Indonesia sudah mulai mengembangkannya, namun belum
menggunakan sistem telenursing dan masih menggunakan cara konvensional dengan cara
perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung, tidak
menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas penggunaan telepon
untuk call centre. Itupun maih terbatas pada kota-kota besar, kota-kota yang lebih kecil belum
tersentuh home care. Asuhan keperawatan model home care sebenarnya bisa dikatakan sebagai
layanan asuhan keperawatan jarak jauh (telenursing) walau masih sangat sederhana.

ISU ASPEK LEGAL

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama
seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di
Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai
koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima
telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu
legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam
perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan
telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,
penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan
yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan


kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam
merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus
tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko
(seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan
informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan
dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing
berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam
tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan
pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi
kesehatan, dan kedokteran di Indonesia.

KESIMPULAN

Yang perlu disiapkan adalah bagaimana menjawab pertanyaan tentang legalitas dari pelayanan
keperawatan jarak jauh. Apakah menurut praktisi keperawatan dan profesi keperawatan,
pelayanan keperawatan yang disajikan secara elektronik jarak jauh merupakan praktek ilmu
keperawatan? Apakah asuhan keperawatan dengan menggunakan komunikasi telekonferen,
tanpa sentuhan tangan perawat dapat dikatakan sebagai asuhan keperawatan yang legal?
Bagaimana dengan humanistiknya?

Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah terjawab bila kita mendasarinya dengan cara
kerja telenursing, dimana perawat menggunakan pengetahuan, ketrampilan, pertimbangan dan
pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan dengan ilmu keperawatan. Aktivitas tersebut sudah
dapat diberikan lisensi melakukan asuhan keperawatan. Definisi legal hampir selalu meliputi :

1. Penggunaan ilmu keperawatan


2. Pemikiran kritis
3. Pengambilan keputusan

Jadi jelaslah bahwa telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang legal dengan
catatan mendapat dukungan dari pembuat kebijakan dan organisasi profesi.

HASIL RISET
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15378102)

1. Tradisional Vs telenursing manajemen pasien rawat jalan pada pasien dengan kanker dengan
ostomi baru

Riset dilakukan oleh Bohnenkamp SK, McDonald P, Lopez AM, Krupinski E, Blackett A
(University Medical Center, Tucson, AZ, USA)

Tujuan/sasaran hasil : untuk mengukur dampak telenursing pada discharge pasien kanker
dengan ostomi setelah dilakukan perawatan.
Variabel utama : tipe dari perawatan, biaya, kepuasan pasien, penyesuaian terhadap ostomi
dan waktu yang dicapai untuk dapat melakukan self care terhadap ostomi.
Kesimpulan : kombinasi tradisional home health dan telenursing adalah untuk mendukung
discharge pasien dengan ostomi baru dan meningkatkan tradisional home health,
menghasilkan peningkatan kepuasan secara keseluruhan.
Implikasi keperawatan : perawat onkologi perlu mengembangkan program telenursing yang
meliputi pendidikan pasien dan keluarga mengenai isue-isue onkologi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 10 Maret 2008

http://www.allhealthnet.com/ dalam http://nurmartono.blogspot.com/2006/07/ telenursing. html,


diperoleh tanggal 10 Maret 2008

http://www.anmc.org.au/docs/May_06_Guideline_on_Telenursing.pdf, diperoleh tanggal 10


Maret 2008

http://tie.telemed.org/articles/article.asp?
path=articles&article=telenursingLicensure_gw_tie02.xml, diperoleh tanggal 10 Maret
2008

http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=berita_dtl.php&id=42, diperoleh tanggal 10


Maret 2008

Tapan. Erik, dalam http://nurmartono.blogspot.com/2006/07/ telenursing. html, diperoleh


tanggal 10 Maret 2008

http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 10


Maret 2008

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15378102 diperoleh tanggal 12 Maret 2008

Anda mungkin juga menyukai