Anda di halaman 1dari 12

ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH:

SALSABILA INDAH PURWANINGRUM

NIM. 2014901013

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TJK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

2020/2021

LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
1
A. Kasus (Masalah Utama)
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seseorang klien mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (Keliat , 2010)Isolasi sosial sebagai
suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai
sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam (Herdman, 2012)

B. Proses Terjadinya Masalah


Menurut stuart (2009), masalah isolasi sosial dapat dijelaskan dengan menggunakan
psikodinamika masalah keperawatan jiwa seperti skema dibawah ini:

1. Faktor Predisposisi
Stuart (2009), mengatakan faktor predisposisi adalah faktor resiko timbulnya stress
yang akan mempengaruhi tipe dan sumber-sumber yang dimiliki klien untuk
menghadapi stress. Stuart (2009) membagi faktor predisposisi dalam tiga domain
yaitu biologis, psikososial dan sosial kultural.
a. Biologis
Faktor biologis berhubungan dengan kondisi fisiologis yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa.
1) Kerusakan pada area otak
Menurut penelitian beberapa area dalam otak yang berperan dalam
timbulnya kejadian skizoferania antara lain sistem limbik, korteks frontal,
cerebelum dan ganglia basalis. Keempat area tersebut saling berhubungan,
sehingga disfungsi pada satu area akan mengakibatkan gangguan pada satu
area akan mengakibatkan gangguan pada area yang lain (Arief, 2009)
2) Peningkatan aktivitas neurotransmiter
Peningkatan ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah
peningkatan pelesapan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine,
turunnya nilai ambang, hipersensitivitas reseptor dopamine, atau kombinasi
dan faktor-faktor tersebut. Videback (2006)
3) Faktor genetika
2
Penelitian tentang faktor genetik telah membuktikan bahwa skizoferania
diturunkan secara genetika.
b. Psikologis
1) Teori psikoanalitik
Sigmund Freud melalui teori psiko analisa menjelaskan bahwa skizoferania
merupakan hasil dari ketidakmampuan menyelesaikan masalah dan konflik
yang tidak disadari antara impuls agresif atau kepuasan libido serta
pengakuan terhadap ego.
2) Teori perilaku
Teori perilaku berasumsi bahwa perilaku merupakan hasil merupakan hasil
pengalaman yang dipelajari oleh klien sepanjang daur kehidupannya, dimaan
setiap pengalaman yang dialami akan mempengaruhi perilaku klien baik
yang bersifat adaptif dan maladaptif

3) Teori Interpersonal
Teori Interpersonal berasumsi bahawa skizoferania terjadi karena klien
mengalami ketakutan akan penolakan intrapersonal atau trauma dan
kegagalan perkembangan yang dialami pada masa pertumbuhan seperti
kehilangan, perpisahan yang mengakibatkan seseorang menjadi tidak
berdaya, tidak percaya diri, tidak mapu membina hubungan saling percaya
dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Faktor sosial budaya menyakini bahwa penyebab skizoferania adalah
pengalaman seseorang yang mengalami kesulitan beradabtasi terhadap tuntutan
sosial budaya karena klien memiliki harga diri rendah dan mekanisme koping
mal adaptif.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus normal atau eksternal yang mengancam klien
antara lain dikarenakan adanya ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak
jelas, peran berlebihan, perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi
peran sehat-sakit (Stuart, 2009)
a. Psikologis
1) Internal
3
Stesor yang berasal dar dalam adalah kegagalan dan perasaan bersalah yang
dialami klien
2) Eksternal
Stesor eksternal adalah kurangnya dukungan dan lingkungan serta penolakan
dari lingkungan atau keluarga.
b. Sosial Budaya
Sosial Budaya merupakan ancaman terhadap sistem diri. Ancaman terhadap
sistem diri merupakan ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan fungsi
integritas sosial. Ancaman sistem diri berasal dari dua sumber yaitu eksternal dan
interna. Sumber eksternal dapat disebabkan karena kehilangan orang yang sangat
dicintai karena kematian, perceraian, perubahan status pekerjaan, dilema etik,
ataupun tekanan sosial dan budaya. Sedangkan sumber internal disebabkan
karena kesulitan membangun hubungan interpersonal di lingkungan sekitar
seperti di lingkungan rumah atau di tempat kerja, dan ketidakmampuan
menjalankan peran baru sebagai orang tua, pelajar atau pekerja. Penelitian tentang
faktor lingkungan sebagai salah satu penyebab isolasi sosial menyimpulkan
bahwa lingkungan memiliki andil yang cukup besar terhadap timbulnya harga diri
rendah pada klien seperti lingkungan yang tidak kondusif dan selalu memojokkan
klien yang pada akhirnya akan mempengaruhi aktifitas klien termasuk hubungan
dengan orang lain.

3. Penilaian stresor
Penilaian terhadap stresor yang dialami klien dengan isolasi sosial meliputi kogniti,
affektif, fisiologis perilaku dan sosial
a. Kognitif
Pda klien dengan isolasi sosial kemampuan kognitif klien sangat terbatas klien
lebih berfokus pada masalah bukan bagaimana mencari alternatif pemecahan
masalah yang dihadapi.
b. Alternatif
Respons afektif pada pasien isolasi sosial adalah adanya perasaan putus asa,
sedih, kecea, merasa tidak berharga dan merasa tidak diperhatikan menurut
Stuart dan Larais (2005) perasaan yang dirasakan klien tersebut dapat
mengakibatkan sikap menarik diri dari lingkungan sekitar.
c. Fisiologis

4
Respon perilaku dan sosial yang ditampilkan klein merupakan hasil belajar dari
pengalaman sosial pada masa kanak-kanak dan dewasa khususnya dalam
menghadapi berbagai stresor yang mengancam harga diri rendah.
d. Perilaku
Respon isolasi sosial teridentifikasi tiga perilaku yang maladaptif yaitu sering
melamun, tidak mau bergaul dengan klien lain, tidak mau mengemukakan
pendapat, mudah menyerah dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau
dalam melakukan tindakan.
e. Sosial
Respon perilaku dan sosial memperlihatkan bahwa klien isolasi sosial lebih
banyak memperlihatkan respon menghindar terhadap stresor yang dialaminya.

4. Mekanisme koping
Mekanisme kopng yang biasa digunakan adalah pertahanan koping jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego.

5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2009), sumber koping merupakan pilihan atau strategi bantuan untuk
memutuskan mengenai apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi suatu masalah.
Dalam menghadapi stressor klien dapat menggunakan berbagai sumber koping yang
dimilikinya baik interna atau eksterna
a. Kemampuan personal
Pada klien dengan isolasi sosial kemampuan personal yang harus dimiliki meliputi
kemampuan secara fisik dan mental. Kemampuan secara fisik teridentifikasi dari
kondisi fisik yang sehat. Kemampuan mental meliputi kemampuan kognitif, afektif,
perilaku dan sosial. Kemampuan kognitif meliputi kemampuan yang sudah ataupun
yang belum dimiliki klien didalam mengidentifikasi masalah, menilai dan
menyelesaikan masalah, sedangkan konsep diri klien dan kemampuan perilaku terkait
dengan kemampuan melakukan tindakan yang adekuat dalam menyelesaikan stressor
yang dialami. Kurangnyadukungan, penghargaan dan kesempatan untuk melatih
kemampuan yang dimiliki klien dari lingkungan sekitar klien akan mengakibatkan
rendahnya motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi,
timbulnya rasa rendah diri yang pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan dalam
berinteraksi dngan lingkungan sekitar. Temuan ini sesuai dengan pendapat yang
5
dikemukakan oleh maslim (2001), bahwa gejala negatif pada klien dengan gangguan
jiwa kronik adalah kurang atau tidak adanya motivasi.

b. Dukungan Sosial
Taylor, dkk (2003) menyatakan bahwa dukungan social akan membantu klien untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stressor dalam mencapai keterampilan koping
yang efektif. Pendapat lain yang mendukung pernyataan diatas mengenai pentingnya
dukungan social didalam proses penyembuhan klien adalah pernyataan yang
diungkapkan oleh sarafino (2002), yang menyatakan bahwa dukungan social
merupakan perasaan caring, penghargaan yang akan membantu klien untuk dapat
menerima orang lain yang berasal dari keyakinan yang berbeda. Pendapat senada
yang diuraikan oleh Tomaras. Et.al,.(2001 dalam keliat,2003) yang mengatakan
bahwa dukungan anggota keluarga didalam membantu merawat klien dengan
skizofrenia akan mengurangi frekuensi kekambuhan klien.

c. Aset Material
Asset material yang dapat diperoleh meliputi dukungan financial, system pembiayaan
layanan kesehatan seperti asuransi kesehatan ataupun program layanan kesehatan
bagi masyarakat miskin, kemudahan mendapatkan fasilitas dan layanan kesehatan
serta
Keterjangkauan pe,biayaan pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana transportasi
untuk mencapai layanan kesehatan selama dirumah sakit maupun setelah pulang.

d. Keyakinan Positif
Keyakinan positif adalah keyakinan diri yang menimbulkan motivasi dalam
menyelesaikan segala stressor yang dihadapi. Keyakinan positif diperoleh dari
keyakinan terhadap kemampuan diri dalam mengatasi ketidakmampuan klien dalam
beinteraksi dengan lingkungan sekitar. Adanya keyakinan positif yang dimiliki klien
akan memotivasi dan membantu klien untuk menggunakan mekanisme koping yang
adaptif, kegiatan spiritusl seperti berdoa, mengikuti kegiatan keagamaan yang ada
merupakan salah satu mekanisme koping adaptif yang dilakukan oleh klien dalam
menilai stressor yang dialami.

C. Masalah Keperawatan, Data Yang Perlu Dikaji, dan pohon masalah


1. Masalah keperawatan
6
Diagnosa keperawatan primer untuk respon sosial maladaptif (NANDA), STUART,
2009
a. Coping, defensive
b. Self-esteem,chrome low
c. Self-mutilation,risk for
d. Social interaction, impaired
e. Violence, risk for self-directed or other-directed
f. Anxiety
g. Family processes, interruted
h. Role performance, ineffective
i. Social isolation

2. Data yang perlu dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Isolasi Sosial
Pasien mengatakan tentang :
1. Perasaan sepi
2. Perasaan tidak aman
3. Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
4. Ketidakmampuan berkonsentrasi
5. Perasaan ditolak
Objektif
1. Banyak diam
2. Tidak mau bicara
3. Menyadari
4. Tidak mau berinteraksi
5. Tampak sedih
6. Ekspresi datar dan dangkal

D. Diagnosa Keperawatan

7
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Tidak efektifnya koping individu, koping defensif

E. Pohon Masalah

Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Tidak efektifnya koping individu, koping defensif

F. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)


Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
N
Rasional
o
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Setelah 3x SP 1
1. Dapat pertemuan, pasien 1) Identifikasi 1) Untuk mencari
mengidentifikasi dapat menjelaskan penyebab tahu atau
penyebab isolasi pentingnya : isolasi sosial: menggali apa
sosial: siapa 1) Berkenalan siapa yang penyebab isolasi
yang serumah, dengan serumah, siapa sosial
siapa yang dekat anggota yang dekat dan
dan apa keluarga apa sebabnya 2) Memberi
sebabnya 2) Berkenalan 2- 2) Jelaskan pengetahuan
8
2. Dapat 3 orang keuntungan
memberitahukan tetangga atau punya teman 3) Memberi
kepada klien tamu, dan bercakap- pengetahuan
keuntungan berbicara saat cakap
punya teman dan melakukan 3) Jelaskan 4) Melatih untuk
bercakap-cakap kegiatan kerugian tidak berinteraksi
3. Dapat 3) Berkenalan punya teman dengan orang
memberitahukan dengan 4-5 dan tidak lain
kepada klien orang, bercakap-cakap 5) Membiasakan
kerugian tidak berbicara saat 4) Latih cara kegiatan untuk
punya teman dan melakukan 4 berkenalan latihan
tidak bercakap- kegiatan dengan pasien, berkenalan
cakap harian perawat dan
4. Klien dapat 4) Berkenalan > tamu
berkenalan 5orang baru, 5) Masukan pada
dengan pasien, berbicara saat jadwal kegiatan
perawat, dan melakukan untuk latihan
tamu. kegiatan berkenalan
SP 2
harian dan
1) Evaluasi 1) Mengetahui
sosialisasidiri.
kegiatan capaian
berkenalan kegiatan yang
dengan dilakukan
beberapa orang, 2) Untuk
beri pujian menambah
2) Latih cara percaya diri
berbicara saat klien
melakukan
kegiatan harian 3) Untuk
(latih 2 membiasakan
kegiatan) kegiatan latihan
3) Masukkan pada berkenalan
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan
9
dengan 2-3
orang pasien,
perawat dan
tam, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
SP 3

1) Evaluasi
kegiatan, latih
berkenalan
(beberapa
orang) dan
berbicara saat
melakukan
duan kegiatan
harian. berikan
pujian
2) Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
(2 kegiatan
baru)
3) Masukan dalam
jadwal kegiatan
harian untuk
latihan
berkenalan 4-5
orang,
berbicara saat
melakukan 4
kegiatan harian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan

10
kegiatan latihan hasil dan
berkenalan, harapan.
bicara saat
melakukan 2) Memberikan
empat latihan praktik
kegiatanharian. langsung untuk
Berikan pujian meningkatkan
2) Latih cara kemampuan
bicara sosial: motorik klien.
meminta 3) Memberi
sesuatu pengetahuan
menjawab
pertanyaan 4) Memberi
3) Masukkan pada pengetahuan.
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan >
5orang, orang
baru, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
dan sosialisasi

11
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. ( 2009). Nursing Diagnoses: Difinition & Classification 2009-2011. Philadelphia:


NANDA International
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 9th ed. Missouri: Mosby.
Inc.
Fausiah, F., & Widury, J. (2005) Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI-Press

12

Anda mungkin juga menyukai