Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

BENTUK TELEHEALTH E-HEALTH DAN M-HEALTH DI INDONESIA

Disusun Oleh
Khoirun Nafis P1337420616007
Rosy Noor Azizah P1337420616014
Prima Alfianita P1337420616019
Fadila Syahidita Suffah P1337420616026
Dheryka Agustin P1337420616030
Uswah Nurhidayati P1337420616050

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
A. TELEHEALTH DALAM BIDANG KEPERAWATAN DI INDONESIA
Perkembangan teknologi informasi dibidang keperawatan di era
sekarang sangat pesat sekali dengan ditunjukkan melalui meluasnya cakupan
kebermanfaatan dalam bidang pelayanan, termasuk pelayanan di keperawatan.
Telehealth atau juga biasa disebut telemedicine, digunakan dalam pelayanan
yang menggunakan teknologi elektronik pada pasien dengan keterbatasan jarak.
Telehealth dalam keperawatan dikenal dengan nama telenursing. Telenursing
merupakan penggunaan teknologi keperawatan untuk meningkatkan perawatan
bagi pasien dengan memakai teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk
pemenuhan asuhan keperawatan kepada klien. Teknologi berupa saluran
elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula
diartikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan
optik, antar manusia dan atau komputer.
Secara umum ada dua teknologi dalam pelayanan Telehealth, yaitu:
store forward dan real time tekhnologi.
1. Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward)
Misal: gambar yang didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x
ray, dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi.
2. Tekhnologi real time
Real time yaitu teknologi yang membuat pasien dan provider
berinteraksi dalam waktu yang sama. Misal kamera untuk
mengobservasi keadaan klien.
Perawat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan menggunakan
pelayanan terapeutik dengan telehealth yaitu:
1. Home care. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan
antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data
data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan
kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
2. Telenursing adalah bagian dari telehealth. Telenursing menawarkan program
kolabortif dan mengurangi biaya pasien. Telenursing juga dapat diterapkan
dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk
melakukan triage pasien, melalui pemberian informasi dan konseling dalam
mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di IGD.
3. Telenursing juga dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan,
telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan
membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.
Konsultasi dengan perawat akan mengurangi angka kejadian
masuknnya pasien dengan keadaan emergency ke Rumah Sakit. Sejumlah besar
pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing.
Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik, cacat bawaan, penyakit
degeneratif persyarafan yang dirawat di rumah sakit dapat berkunjung dan
dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet,
videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka,
ostomi, dan pasien keterbelakangan mental.
Keuntungan telenursing ialah meningkatkan kualitas pelayanan, efektif
dan efisien dari segi biaya dan waktu, meningkatkan produkstifitas akses,
mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS, digunakan dalam
pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di
rumah (home care).
Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan
keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan
pemerintah. Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan
biaya menjadi keuntungan yang bisa terlihat secara langsung. Dengan adanya
kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah atau homecare,
akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga,
perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal
ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan
dan hambatannya misalnya: faktor biaya, sumber daya manusia, kebijakan dan
perilaku.
B. Mobile–health
Gawai akhir-akhir ini merupakan piranti elektronik yang fenomenal dan
telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Penggunaan gawai sebagai
instrumen penerapan mobile–health di area keperawatan merupakan sebuah isu
strategis yang perlu ditanggapi oleh tenaga kesehatan untuk menghasilkan
perawatan yang efektif dan efisien. Mobile – health merupakan aplikasi yang
menawarkan integrasi berbagai fungsi perawatan melalui penggunaan telepon
pintar. Beberapa negara percontohan seperti Amerika Serikat, Swedia, dan
Jepang telah membuktikan kontribusi mobile – health dalam meningkatkan
kualitas pelayanan. Indonesia sejauh ini belum melakukan pengembangan
mobile – health di berbagai layanan kesehatan. Penggunaan telepon pintar di
Indonesia telah meluas untuk berbagai tujuan, Indonesia merupakan salah satu
negera yang memiliki pola peningkatan angka kematian dan kesakitan akibat
dari penyakit kronis. Tahap lanjutan pada penyakit ini dapat mengakibatkan
anak sering keluar masuk rumah sakit dan membutuhkan perawatan jangka
panjang. Anak dan orang tua akan mengalami stres berkepanjangan, tekanan
psikologis dan finansial sebagai akibat dari hospitalisasi yang berkepanjangan
(Theofanidis,2 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No. 1, Maret 2017, hal
1-8 2008). Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode perawatan yang dapat
mengurangi efek tersebut. Salah satu metode yang ditawarkan adalah Hospital
to Home yang menawarkan konsep pemindahan rumah sakit kedalam rumah.
Pada aplikasi mobile – health untuk pelayanan keperawatan anak
Hospital to Home sangat mungkin dan mudah diterapkan. Perawat anak di
Indonesia hendaknya mulai mengambil inisiatif untuk mengenali aplikasi
program, melakukan riset, dan kolaborasi dengan beberapa profesi terkait agar
dapat berkontribusi terhadap perbaikan pelayanan kesehatan di masa yang akan
datang. Penawaran jenis perawatan yang diberikan pada Hospital to Home
sesuai dengan masalah klien. Misal diantaranya perawatan luka, perawatan
pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral dan parenteral, hingga termasuk
diantaranya yaitu pemberian obat-obat dengan pengawasan ketat, pemberian
cairan intra vena, terapi oksigen, hingga operasi elektif (misal oprasi seksio
sesaria pada ibu bersalin). Hospital to Home tetap melakukan koordinasi
dengan rumah sakit sebagai induk perawatan, sehingga diperlukan alat
komunikasi yang berbasis teknologi informasi (Kristjánsdóttir, et al., 2013).
Kualitas pelayanan yang baik merupakan hasil akhir dari perbaikan
berbagai item pelayanan yang diberikan kepada klien khususnya pada
pemberian pelayanan (patient care delivery), dokumentasi,dan koordinasi antar
tim kesehatan yang selama ini masih menjadi masalah diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Mobile–health telah terbukti mampu memperbaiki sistem
pendokumentasian. Aplikasi mobile–health akan membuat dokumentasi lebih
mudah, hemat waktu, tersusun rapi,aman dari kehilangan data, mudah dicari,
dan menghemat penggunaan kertas. Kondisi ini akan menekan biaya produksi,
dan akan sangat mendukung perkembangan evidence based practice nursing
karena perawat akan sangat mudah memperoleh data.
C. BENTUK E-HEALTH DI INDONESIA
Istilah E-health terdiri dari “E (electronic)” yang berarti elektronik dan
“health” yang berarti kesehatan masyarakat secara umum. Secara umum,
pengertian e-health adalah suatu layanan masyarakat dalam bentuk aplikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terhubung dengan keseluruhan
elemen fungsional pendukung sektor kesehatan sebagai basis pengetahuannya.
Dalam bidang medis, teknologi telekomunikasi pada mulanya adalah teknologi
analog yang digunakan untuk komunikasi antara pasien dan dokter, layanan
rumah sakit dan pertukaran data electrodiagrams. Pada masa ini, teknologi
tersebut kemudian dikenal dengan istilah telemedicine. Penerapan teknologi
masih terkendala pada keterbatasan lebar pita (bandwith) jalur komunikasi,
sehingga masih banyak diperlukan penyempurnaan dari berbagai macam aspek.
Di- Indonesia penggunaan teknologi informasi untuk bidang kesehatan
diatur dalam UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas
sektor. Penerapan e-health di asumsikan dalam beberapa bidang prioritas
diantaranya rumahsakit, puskesmas, layanan kesehatan pemerintahan dan
layanan kesehatan swasta. Penerapan e-health bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan manajemen kesehatan, pelayanan kesehatan, identifikasi
kesehatan serta efisiensi peningkatan derajat kesehatan.
Salah satu contoh e-health adalah aplikasi e-health solution akan
menjadi aplikasi teknologi yang memperbaiki sistem pelayanan dan evaluasi
status kesehatan ibu dan anak dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan anak. E-health solution akan memperbaiki sistem pengelolaan data
kegiatan KIA (kesehatan ibu dan anak) yang meliputi pengumpulan (input),
pengolahan (proces), dan penyajian (output). “Rancang Bangun Aplikasi E-
Health (electronic health) Solution Puskesmas Untuk Menentukan Status
Kesehatan Ibu Dan Anak” menemukan beberapa permasalahan yakni :
(input) didalam pengumpulan data di identifikasi bahwa pengumpulan data
KIA dicatat lebih dari satu register serta pengumpulan data dilakukan secara
manual dan belum menggunakan basisdata; pada bagian (process) masih
menggunakan “paper base” mengakibatkan pencarian kembali data yang
dibutuhkan memerlukan waktu yang lama dan terjadi penumpukan arsip dari
tahun sebelumnya; pada bagian (output) diketahui bahwa informasi dan data
yang diperoleh dan menghasilkan sebuah laporan bulanan dilaporkan tidak
tepat waktu sehingga kegiatan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan KIA
dalam peranan menentukan status kesehatan ibu dan anak mengalami
hambatan. Temuan yang ditargetkan pada penelitian ini adalah menemukan
suatu inovasi informasi teknologi (IT) yang dapat menjadi parameter pada
evaluasi kesehatan secara berkala di PUSKESMAS yang dirancang dan di
implementasikan berupa aplikasi elektronik kesehatan sebagai solusi dalam
menentukan status kesehatan ibu dan anak (KIA). Aplikasi e-health solution ini
diharapkan dapat membantu praktisi medis dalam mengevaluasi kesehatan
karena memenuhi kriteria efisien, efektif, akurat serta mudah digunakan (user
friendly).

Anda mungkin juga menyukai