Anda di halaman 1dari 7

Kamis, 07 Juni 2012

Telenursing dalam dunia keperawatan


A. Definisi Telenursing
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan
teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011).
Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang
mengintegrasikan ilmu keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi, dan
pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi
integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan
pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian
pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring. (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing)

Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan


meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk
mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1.Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan
prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi
dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan
dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari
oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan
bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan
oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana
serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk
mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan
yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh
masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursingmenggunakan telepon ini dapat
diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus
pada informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil
yang positif dari konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara
berkomunikasi yang baik. Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan
sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan
demikian klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat.
B. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan
sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan
berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus
dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning

Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan


keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan
pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan
kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.

a. Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang


berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan
kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal
ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial,
memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan
bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik
akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .

b. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan


privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait
dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi
dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang


diberikan harus tetap terjaga
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui
internet atau telepon) dan keuntungannya
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat
dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

c. Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem


informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin
hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk
aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan
asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di
Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan
kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing
Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing. Empat
faktor tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak
teknikal.
1. Aspek sistematika
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan
regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat
dibutuhkan pengaturan dan supervisi pelayanan pemerintah. Untuk
penerapan telenursingdisepakati bahwa praktek keperawatan mandiri seharusnya
ada otoritas dan peraturan legal serta adanya standart operasional prosedur yang
dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau pendidikan keperawatan.

2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat
penggunaan telenursing dan Government recognition for cost
effectiveness merupakan prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek
telenursing merupakan prioritas untuk mengaktifkan telenursing di daerah rural
dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system telenursing yang mahal
dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.

3. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial
tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari
pemberi pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat,
merupakan hal penting dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi
antara profesi kesehatan akan membangun pemahaman yang lebih baik tentang
telenursing pada publik. Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu
sendiri merupakan factor kunci dalam pelaksanan telenursing.

4. Aspek teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas kontentelenursing dan
pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi
informasi mendukung pengembangan dan pengoperasian telenursing.
Pengembangan teknologi informasi untuk menjaga privacy pasien dan keamanan
informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan penelitian untuk pengembangan
system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi medis dan
pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi
dalam strategi pelaksanaan telenursing.
D. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang
sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan
system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah,
respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif video,
pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke
alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju,
memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat
membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam
management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan
informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas
perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi
pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.

E. Kelebihan dan kekurangan Telenursing


Kelebihan Telenursing
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang
pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan
jarak jauh. Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu,
2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan,
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di
rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk
mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan
internet (American Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih
luas dan merata,
8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance
learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan
meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan
diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
dan meningkatkan kepatuhan.Telenursing telah menyediakan sarana bagi
konsumen untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang
perawat dengan pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan,
sehingga ini bermanfaat karena klien membutuhkan dukungan yang tidak mungkin
didapatkan dengan kontak langsung.

Kekurangan dan hambatan dalam telenursing


Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan
dalamtelenursing, meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku,
ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya
perawat akan resisten terhadap telenursingakibat kurangnya penguasaan terhadap
teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan
dan adanya support system, perawat bisa merasakan manfaattelenursing untuk
dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue kebijakan public
secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara
teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung
perkembangan telenursing. TanpaEHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan
system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya.

Sumber lain menyebutkan, antara lain :


o Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi
kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa
kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional
dan sentuhan terapeutik.
o Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan
teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan
komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu
aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko
terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

Kesimpulan :
Walaupun di Indonesia masih belum teraplikasikannya telenursing ini dengan
optimal namun telenursing sebenarnya sangat memudahkan akses ke pelayanan
kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan (under-
serviced) seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu
dengan permasalahan kesehatan kronis.
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa telenursing merupakan salah satu
alternative yang bisa digunakan dalam layanan kesehatan dan keperawatan pada
saat pasien tidak mungkin untuk datang langsung menemui layanan kesehatan dan
keperawatan baik untuk alasan jarak yang jauh ataupun ingin mengefesien dan
mengefektifkan waktu dalam perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai