Definisi
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan telekomunikasi,
meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil
Maret 2008
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien,
atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi
bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan
pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara,
data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi
antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing
B. Manfaat
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien
kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan
kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model
distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat
juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning
C. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit
mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home
care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah,
respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh
bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus
sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan
penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan
informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan
dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan
1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan meningkat 36 % atau lebih baik dalam
7 tahun ke depan.
2. Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah diganti menjadi telenursing
3. Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan memerlukan tehnologi komunikasi
4. Di USA merubad 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi telehomecare visit, dan biaya
dapat diturunkan 50 %
5. Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih menguntungkan dengan servs
telekomunikasi
Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional Versus Telenursing
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing membuat
perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face, tetapi menganggap face
Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama
180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi
modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF
menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga
menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan
secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat
menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.
(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4V
Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 Nternational Telenursing Survey.
Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam telemedicine, telenursing, atau nursing
informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan
sertifikasi dan merupakan indikasi telenursingseharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan
2008).
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan meningkatkan kepuasan
klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak
jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek
keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan
keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai
1. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat
banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam
pelaksanaan telenursing
1. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan
pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung
dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus
1. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi
dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena
keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan
pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa
dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh
masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau
pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat
B. KesimpulaN
DAFTAR PUSTAKA
Anthony F. Jerant, A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-
http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4V
Elizabet Greenberg.(2004). The Domain of Telenursing : Issues and Prospect, dalam http://findarticles.
Maret 2008
“Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010” dalam http://www.inna-
ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15 Maret 2008
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer
15 Maret 2008
https://habibjaya.wordpress.com/category/teknologi-keperawatan/
Telenursing
A. Definisi Telenursing
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi
telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011). Teknologi informasi
dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan,
komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan
data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan
memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan.
(Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan
telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi
yang jauh atau perpencil (http://findarticles. com/ p/
articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 01 mei 2012)
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal
02 mei 2012).
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire,
radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara
manusia dan atau computer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 02
Mei 2012)
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference. Telenursing bagian integral
dari telemedicine atautelehealth (http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News
&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 02 Mei 2012)
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari
pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta
pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan
aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing.
Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya
telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat.
Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa
ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan
pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat
telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat
dan home care.
Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat melakukan tindakan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian triase dan pemberian informasi
menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners
yang melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN).Perawat yang
melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan
ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk
praktek telenursing mereka.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari
konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah
untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi
untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik
pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga
professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara ekstensif selama
dekade terakhir.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow up,
pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada
keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam
praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan
evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga menggunakan teknologi seperti internet,
computer, telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-
vidio, satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan teknologi
informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara
langsung menggunakan system transmisi elektronik.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow
pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat
berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.
B. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga,
terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat,
cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan
pasien yang tidak terbatas.
2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat
penggunaan telenursing dan Government recognition for cost effectivenessmerupakan
prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk
mengaktifkan telenursing di daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi
system telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial
tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal penting
dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan
membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik. Adanya pengakuan
public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan factor kunci dalam
pelaksanan telenursing.
4. Aspek teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan pengembangan
sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung
pengembangan dan pengoperasiantelenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan
penelitian untuk pengembangan system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi
medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi dalam
strategi pelaksanaantelenursing.
D. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti
baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat
membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya
dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal
ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak
antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Gambar 1.1 Alur telenursing
(Sumber : http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012)
Di dalam pelaksanaan telenursing perlu menjaga privasi pasien.
4. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judulTraditional Versus
Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya
bahwatelenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari
pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.
(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).
8. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan
bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas
kesehatanmyang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan
darat karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan sehingga mereka kurang terpapar
informasi-informasi maupun pengetahuan terkini menghenai pelayanan keperawatan. Disini
dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai sarana penambahan wawasan dan
pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas
di daerah terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran,
yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan (relationship), dan 4) sikap (attituds).
11. A second set of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel ini
dijelaskan bahwa Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkan
dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 40 sistem perawatan
kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di beberapa tim perawatan tetap belum
terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain tetap skeptic meskipun rasio
biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan
berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU menjadi lebih diperhatikan
dan mengubah wawasan tentang perawatan klinis.
12. Home-Based Telemedicine: A Survey of Ethical Issues (Bauer, 2001). Dalam artikel ini
dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanfatan Telemediciene didapatkan data bahwa
secara ekonomis maupun efektifitasnya boleh dikatakan bagus, karena dari segi biaya yang
harus dikeluarkan relatif rendah, kemudin dari segi efektifitasnya pasien tidak perlu datang ke
tempat pelayanan kesehatan yang dituju, tetapi cukup hanya dengan berinteraksi melalui
Telemediciene maupun Telenursing pasien sudah dapat terlayani. Namun masalah yang
muncul dalam penilaian ini adalah bahwa mereka tidak mengidentifikasi adanya nilai-nilai
moral maupun implikasi etis dari penerapan metode ini. Oleh sebab itu sebagai pengguna
metode ini hendaknya petugas kesehatan atau perawat yang mengelolanya harus memilki
pemahaman yang luas tentang keilmuan keperawatan itu sendiri maupun metode Telenursing
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat
2010" dalamhttp://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71,
diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With
Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/ f662854712557057/,
diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 02
Mei 2012
http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics & Bioethics Research.
Available from: http//www.crb@crb.uu.se
Bohnenkamp K.S. Lopez. A.M. Blackett A. Traditional Versus Telenursin Outpatient Management of
Patients With Cancer With New Ostomies. Oncology Nursing Forum. 31;5.
Clark R. A, Yallop J, Wicket D, et al. 2006. Nursing Sans Frontieres: Three Year Case Study of
Multy-State Registration to Support Nursing Practice Using Information
Technology.Australian Journal of Advance Nursing. 24;1.
Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman A. 2006. Patient Safety, Telenursing and Telehealth.Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. ch48
Hartford Kathleen. 2005. Telenursing and Patients’ Recovery from Bypass Surgery. Journal of
Advance Nursing. 50; 5; 459-468.
Hoglund A.T. 2007. Ethical Dilemmas in Telenursing. Journal of Clinical Nursing. 16; 1865-1871.
Available from: http://www.crb.uu.se/research/clinical-ethics/telenursing.html
Jackson S. 2008. Technology Study Show Growing Use, Increase Satisfaction with Telehealth.
Hospital Home Health. 25;5;61-72. Available from:www.ahcmedia.com/online.html.
http://metilda050390.blogspot.co.id/2012/06/telenursing.html
TELENURSING
Data UNDP tahun 2006 mencatat bahwa indeks Pembangunan Manusia Indonesia masih menempati
urutan ke 108 dari 162 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan dan Peranan keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan nasional, karena dalam rangka
menghadapi makin ketatnya persaingan pada era globalisasi, tenaga kesehatan yang sehat akan
menunjang keberhasilan program pelayanan kesehatan dan juga akan mendorong peningkatan
Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes RI (1999) menyatakan bahwa, gambaran
masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah
masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik
Indonesia. Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita citakan adalah masyarakat
Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan sumber daya
Asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara integral juga tetap harus
mengarahkan visi tersebut dimana pelayanan keperawatan sudah semestinya diarahkan ke aspek preventif
dan promotif.
Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan,
dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan
dalam “dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet di
Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu
lintas internet di Indonesia hingga awal Juni tahun 2006 diperkirakan hanya sekitar 1,57 Gbps, naik 15,4%
dibandingkan catatan akhir tahun lalu sebesar 1,3 Gbps. Seiring pula dengan pertumbuhan jumlah
penggunanya dan penambahan kapasitas dari saluran internet TV kabel, diperkirakan lalu lintas internet
hingga akhir tahun 2007 akan mendekati 2 GHz atau sekitar 1,9 GHz.
Menurut anggota Dewan Penasihat APJII Heru Nugroho, pengguna internet di Indonesia diprediksi
mencapai 30 juta orang akhir tahun ini, tumbuh 50% dibandingkan tahun lalu, dipicu oleh berbagai
program pengenalan internet ke sekolah. Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia masih berkisar 18
juta sampai 20 juta orang saja dengan pertumbuhan dari tahun lalu sebesar 20%. Jika angka ini terus
berlanjut maka diprediksikan di tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia, sebuah angka
yang fantastis, tidak terkecuali bagi pelayanan kesehatan .
Seiring itu, dengan semakin berkembang istilah telemedicine, telehealth dan telenursing dalam model
telenursing/tele keperawatan (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) akan lebih dipaparkan dalam
tulisan ini, dalam upaya meningkatkan peran perawat Indonesia menghadapi Indonesia Sehat 2010 melalui
TELENURSING
jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan
keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan
optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan
sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau
komputer.
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth,
dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring. Telenursing dapat juga diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi
untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti
mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan
pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum
merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama
di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan,
mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama
seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani,
Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah
Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional
peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh
telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan
memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien
mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing. Pasien tirah baring, pasien dengan
penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif
persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat
berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb.
Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang
dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7 pasien
perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya .
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah
cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di
poliklinik (OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah
kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar,
pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat
bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin
dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi
keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam
mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga
dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab
dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.
Telenursing melalui telepon triage dan home care
merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka
perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak
flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi
dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat
meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik.
Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan tehnologi
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online
dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan
Dalam model pendidikan di Indonesia telenursing telah dikembangkan Universitas Gajah Mada (UGM)
lewat e-learning/model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM. Atau juga model pembelajaran
pendidikan keperawatan swasta di Indonesia. Hal ini mungkin saja terintegrasi dengan fakultas kedokteran
Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman klinik namun
telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan
keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi
nosokomial, memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi
penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga
privasinya dengan pelayanan telenursing ini. Penggunaan tehnologi dalam telenursing juga dapat menjadi
dasar database data keperawatan, yang terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan/kedokteran.
Dalam praktek sehari-hari penerapan Informatika Kedokteran bisa dilihat seperti di dalam :
Data adalah tulang punggung proses informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana
memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dan lain-lain. Kesemuanya dibutuhkan agar
2. Telekomunikasi
Masuk dalam bidang ini adalah telekonsultasi, teleradiologi, telekardiologi, telenursing dan tele yang
lainnya
3. Medical Imaging. Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi, kedokteran nuklir, dan lain-
lain
4. Sistem Informasi. Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu yang berfokus pada pasien dan
Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini aplikasi yang berbasis web sudah mulai
digemari karena lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja. Sebaliknya, sifat website pun
sudah mulai berubah. Jika dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast),misalnya menginformasikan jam
praktek dokter, artikel kesehatan, dll. Kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua arah),
seperti: tanya jawab, dll. Akhir-akhir ini, aktivitas di website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk
proses bisnis, seperti: proses pendaftaran pasien, melihat rekam medik dll.
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasien sama seperti
telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat
khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di
setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari
malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan,
kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan
startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan,
dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis
internet .
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien
sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti
dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap
terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti
keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi
Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan dan
penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di
Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar
pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia
dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia,
https://fajriyah87.wordpress.com/category/telenursing/
ABSTRAK
Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi berdampak terhadap dunia
kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam
mendukung perkembangan pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk kemudahan pemanfaatan
teknologi informasi dibidang kesehatan adalah penggunaan metode Telenursing. Tulisan ini
bertujuan Memberikan uraian tentang penerapan Telenursing. Metode penulisan
menggunakan studi literature.
LATAR BELAKANG
Setelah pergantian abad ke-20 dan setelah perempuan memperoleh hak untuk memilih, setiap
undang-undang diberlakukan negara untuk lisensi perawat. Maksud dari lisensi melalui agen
pemerintah adalah untuk memastikan bahwa setiap orang yang dicanangkan menjadi perawat
memenuhi persyaratan minimum untuk pendidikan, kompetensi, dan karakter moral yang
baik. Lisensi itu, dan tetap, mekanisme yang digunakan masing-masing negara untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dengan memastikan bahwa setiap orang
yang memegang lisensi memenuhi persyaratan minimum tertentu. Tapi seperti kita
mempersiapkan diri untuk memasuki abad ke-21, kita melihat cepat berubah model
pelayanan kesehatan yang mengakibatkan perubahan untuk perawat individu dan seluruh
profesi keperawatan.(Drenan,2013)
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga
semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui
video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai
pengobatan. Pada kesempatan ini penulis mencoba menggali lebih mendalam mengenai
informasi dan hasil-hasil riset seputar telenursing tersebut, sehingga perawat di Indonesia
bisa lebih memahami dan mengaplikasi telenursing.
KAJIAN LITERATUR
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursingyaitu :Efektif dan efisien
dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan
kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home), Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis, telenursingdapat menurunkan kebutuhan atau
menurunkan waktu tinggal di rumah sakit, pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis
memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang
banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan
biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi, berhasil dalam menurunkan total biaya
perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber
Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksi
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan
lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi
internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya
sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan
risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.
Gambar 1.2 Tiga level keamanan untuk proteksi data pasien untuk menjaga privasi pasien.
Gambar 1.3. Jenis dan pembagian Telehealth (Sumber: Greenberg M. Elisabeth, 2000)
Aplikasi telenursingdapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat dan melalui unit
mobil, telepon triase dan home careberkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di
dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter fisiologi seperti tekanan
darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui sistem interaktif
video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke
alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan
injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak
kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner dan persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal
ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online..Telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan, berikut
dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian maupun artikel ilmiah lainnya di jurnal-jurnal
kesehatan sebagai berikut :
How safe is Telenursing from home?(Ian St Goerge, 2016) artikel ini menjelaskan
Perbandingan antara perawat yang bekerja dari rumah dengan mereka yang bekerja di pusat:
demografi dan disposisi dari penelepon, manajemen misteri penelepon, frekuensi insiden
risiko, produktivitas, dan kepuasan. hasil Penelepon dicari triase untuk gejala yang sama dan
diprioritaskan untuk disposisi yang sama; Misteri penelepon dikelola sama; ada yang sama
jumlah insiden risiko. Perawat yang bekerja dari rumah yang lebih produktif, mengambil
sedikit hari cuti sakit dan memiliki tingkat emosi yang lebih rendah. Perawat bekerja dari
rumah diidentifikasi jam lebih fleksibel, lebih produktif dan menyatakan tingkat kepuasan
yang tinggi. Tidak ada kerugian diidentifikasi.
Perawat klinis spesialis memainkan peran kunci dalam mendukung tim medis, mengakui
pengendalian penyakit, menyediakan sumber daya untuk pasien pada pilihan pengobatan dan
akses ke tambahan dukungan dan saran, dan mengidentifikasi praktek-praktek terbaik untuk
mencapai hasil yang optimal bagi pasien dan keluarga mereka.
Pelaksanaan tindak lanjut Telenursing (TN) konsultasi dengan berpengalaman, spesialis
perawat klinis dalam reumatologi untuk memberikan dukungan ini kepada anak-anak dan
keluarga mereka. efek positif Telenursing adalah kepatuhan pengobatan pada pasien dengan
penyakit rematik
(Tele) health promotion in primary healthcare centers - an exploratory study. (Röing, Marta,
DDS, PhD; Hederberg, Malin, RN, MSc; Holmström, Inger K, RN, PhD. 2014).Penelitian ini
membahas tentang peran perawat sebagai promotor kesehatan, bagaimana perawat yang
bekerja dengan telenursing di pusat-pusat kesehatan primer Swedia aktif bekerja dengan
promosi kesehatan, perawat yang bekerja dengan telenursing adalah untuk bekerja dengan
cara mempromosikan kesehatan yang lebih, mereka harus memiliki dukungan dari
kepemimpinan dan politisi. Perubahan pemahaman tentang apa telenursing mencakup
layanan tampaknya diperlukan, bahkan di antara telenurses. perubahan tersebut bisa
membuktikan manfaat untuk semua warga negara, dan karenanya untuk promosi kesehatan.
Exploring the communication between telenurse and caller - A critical discourse analysis.
(Hakimnia,Holmström, Inger K , Carlsson, Marianne, 2014): Telenursing berpotensi
menantang ketidaksetaraan dalam perawatan kesehatan. Namun, wacana telenursing adalah
dialektik berhubungan dengan ideologi neoliberal dan ideologi kedokteran. Hal ini juga
terletak dalam konteks gender feminitas ideal dan maskulinitas hegemonik. Melalui
kesadaran yang lebih baik dari bias gender dan sumber penelepon 'yang berbeda untuk
membuat diri mereka mendengar, komunikasi antara telenurse dan pemanggil mungkin
menjadi lebih setara dan dengan demikian lebih baik dan cocok untuk semua penelepon
Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part(Rufo,
2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian perawatan saat
ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamanan perawatan
pasien. Tele-health terintegrasi adalah salah satu contoh. Dengan menggunakan perangkat
mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat dihubungkan ke lokasi terpencil,
sehingga pemberi asuhan keperawatan didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan
untuk manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu
contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan
pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya
meningkatkan hasil yang diharapkan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Telenursing dapat mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan
pasien serta kepatuhan pasien dalam pengobatan. Agar telenursing bisa efektif dan efisien
Perawat perlu mengikuti pelatihan komunikasi sehingga hambatan nonverbal
saat Telenursingbisa di minimalisir. Perawat yang bekerja di rumah yang menggunakan
aplikasi Telenursinglebih produktif, mengambil sedikit hari cuti sakit dan memiliki tingkat
emosi yang lebih rendah. Perawat bekerja dari rumah diidentifikasi jam lebih fleksibel, lebih
produktif dan menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi. Tele-ICU adalah salah satu contoh
dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan
pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya
meningkatkan hasil yang diharapkan.
Selain itu untuk mendukung pengembangan Telenursing butuh adanya sumber daya manusia
perawat yang kompeten dan menguasai tecnologi informssi dan tecnologi telekomunikasi,
kepercayaan diri perawat dan masyarakat, serta perlu adanya studi empiris baik secara
kualitatif maupun kuantitatif tentang kemampuan penggunaan Telenursing, caring
relationship dan pengembangan profesi keperawatan. Diharapkan perawat meningkatkan
pemahaman tentang Telenursing sehingga perawat mampu memahami prospek dan
pentinggya penggunaan Telenursing. Dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan
dan pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akan berdampak pada
implementasi Telenursing
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, B. T., Kristensen, S. A., Christensen, S. V., & Borre, M. (2011). Efficacy of tele-
nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a randomised controlled
trial study. International Journal of Urological Nursing, 5(3), 123-130.
Johnsson A-M & Willman A.2011. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research
Ethics & Bioethics
Koeswandari,Retno. (2011). Peningkatan pelayanan kesehatan melalui telenursing di rumah
Ramelet, A.S, Fonjallaz, Beatrice., Rapin, Gueniat & Hofer. (2014). Impact of a Telenursing
Rufo, R. (2011). Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational
Performance, Part 1. Critical Care Nursing Quarterly journal , 34(3), 177-181.
https://www.kompasiana.com/de2ngnur/telenursing-upaya-penggunaan-teknologi-informasi-
dalam-memberikan-pelayanan-keperawatan_57eb743f4df9fd760cfd21b8