Anda di halaman 1dari 27

A.

Definisi

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan telekomunikasi,
meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil

(http://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 15

Maret 2008

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien,

atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi

bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring

(http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).

Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan
pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara,

data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan

transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer

(http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi

antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing

bagian integral dari telemedicine atau telehealth (http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name

=News &file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15 Maret 2008)

B. Manfaat

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :

1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien
kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan
kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model

distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat
juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance

Learning

C. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit

mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home

care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah,

respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat

setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh

bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus

sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan

penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam

perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan

informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan

dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan

individu pasien dan keluarganya.

Telenursing dan home care

1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan meningkat 36 % atau lebih baik dalam
7 tahun ke depan.
2. Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah diganti menjadi telenursing
3. Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan memerlukan tehnologi komunikasi
4. Di USA merubad 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi telehomecare visit, dan biaya
dapat diturunkan 50 %
5. Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih menguntungkan dengan servs
telekomunikasi

D. Riset Tentang Telenursing

Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional Versus Telenursing

Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.

Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing membuat

perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face, tetapi menganggap face

to face adalah yang terbaik (http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh


tanggal 15 Maret 2008).

Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce

Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators.

Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama

180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi

modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF

menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga

menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan

secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat
menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.
(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4V

FE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).

Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 Nternational Telenursing Survey.

Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam telemedicine, telenursing, atau nursing

informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan
sertifikasi dan merupakan indikasi telenursingseharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan

keperawatan dan pengalaman klinik

(http://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf, diperoleh tanggal 15 Maret

2008).

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan meningkatkan kepuasan

klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak

jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional

prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.

Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek

keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan

keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :

1. Faktor legalitas

Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai

tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.

1. Faktor financial

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat

banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam

pelaksanaan telenursing

1. Faktor Skill

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan

pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung

dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus

didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.

1. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi

dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena

keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan

pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa

dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh

masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau

pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat

dan home care.

B. KesimpulaN

1. Telenursing adalah bagian integral dari telehealth


2. Telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional
3. Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga
4. Telenursing efektif digunakan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan
penyakit yang menyebabkan ketergantungaN

DAFTAR PUSTAKA

Anthony F. Jerant, A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-

Centered Outcomes and Nursing Indicators, dalam

http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4V

FE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 15 Maret 2008

Elizabet Greenberg.(2004). The Domain of Telenursing : Issues and Prospect, dalam http://findarticles.

com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 15 Maret 2008

ICN. (2001). Telenursing, dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 15

Maret 2008

L. Schlachta-Fairchild.(2004). Findings Of The 2004 Nternational Telenursing

Survey, dalamhttp://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf, diperoleh tanggal


15 Maret 2008

Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

“Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010” dalam http://www.inna-
ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15 Maret 2008
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer

With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/ f662854712557057/, diperoleh


tanggal 15 Maret 2008

Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal

15 Maret 2008

http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 15 Maret 2008

http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 15 Maret 2008

https://habibjaya.wordpress.com/category/teknologi-keperawatan/
Telenursing

A. Definisi Telenursing
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi
telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011). Teknologi informasi
dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan,
komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan
data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan
memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan.
(Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan
telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi
yang jauh atau perpencil (http://findarticles. com/ p/
articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 01 mei 2012)
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal
02 mei 2012).
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire,
radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara
manusia dan atau computer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 02
Mei 2012)
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference. Telenursing bagian integral
dari telemedicine atautelehealth (http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News
&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 02 Mei 2012)
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari
pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta
pelatihan keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan
aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing.
Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya
telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat.
Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa
ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan
pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat
telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat
dan home care.
Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat melakukan tindakan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian triase dan pemberian informasi
menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners
yang melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN).Perawat yang
melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan
ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk
praktek telenursing mereka.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari
konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah
untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi
untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik
pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga
professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara ekstensif selama
dekade terakhir.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow up,
pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada
keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam
praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan
evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga menggunakan teknologi seperti internet,
computer, telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-
vidio, satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan teknologi
informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara
langsung menggunakan system transmisi elektronik.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow
pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat
berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.

B. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan


keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference,
pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning

Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga,
terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat,
cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan
pasien yang tidak terbatas.

a. Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang


berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun
masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak
langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan privasi ruang dan waktu
bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna
narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan
telenursing ini .

b. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan


kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
 Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
 Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
 Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
 Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

c. Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi


kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari
telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan
beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan
ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan
perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing


Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing. Empat faktor
tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
1. Aspek sistematika
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan regulasi.
Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan pengaturan dan
supervisi pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati bahwa praktek
keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya standart
operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau pendidikan
keperawatan.

2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat
penggunaan telenursing dan Government recognition for cost effectivenessmerupakan
prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk
mengaktifkan telenursing di daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi
system telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.

3. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial
tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal penting
dalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan
membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik. Adanya pengakuan
public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan factor kunci dalam
pelaksanan telenursing.

4. Aspek teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan pengembangan
sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung
pengembangan dan pengoperasiantelenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan
penelitian untuk pengembangan system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi
medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi dalam
strategi pelaksanaantelenursing.

D. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti
baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat
membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya
dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal
ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak
antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Gambar 1.1 Alur telenursing
(Sumber : http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012)
Di dalam pelaksanaan telenursing perlu menjaga privasi pasien.

Gambar 1.2 Tiga level keamanan untuk proteksi data pasien

Gambar 1.3. Tehnologi teleheath pada daerah pedesaan


(Sumber : http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 9
Oktober 2011)

Gambar 1.4. Jenis dan pembagian Telehealth


(Sumber: Greenberg M. Elisabeth, 2000)

E. Kelebihan dan kekurangan Telenursing


 Kelebihan Telenursing
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan
keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model
pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu,
2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan,
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah
dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses
penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse
Assosiation, 1999).
7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan
merata,
8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan
kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan
diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dan
meningkatkan kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen untuk
memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang perawat dengan pelatihan
khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini bermanfaat karena klien
membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak langsung.

 Kekurangan dan hambatan dalam telenursing


Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalamtelenursing, meliputi:
perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan
mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten
terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan
teknologi telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system,
perawat bisa merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien.
Legislasi, telenursingmuncul sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya
kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR)dan
standar data mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealthtidak bisa bekerja.
Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya.

Sumber lain menyebutkan, antara lain :


o Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas
pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung
dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
o Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi
seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan
cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan,
selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

F. Riset mengenai Telenursing


1. Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa
implementasitelenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan
merupakan inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan
klien. Klien merasa puas dengan penggunaan videophoneuntuk melihat staf perawat
memberikan perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa
aman pada pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact
untuk melihat kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka.
Selain itu perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini
menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif
untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada
perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah.
2. Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and patients’ Recovery from
Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan
ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan.
3. Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah
yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat. Klien percaya bahwatelenursing membuat perawatan lebih mudah diakses; mereka
lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat kunjungan
langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka langsung
adalah yang terbaik.

4. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judulTraditional Versus
Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya
bahwatelenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari
pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.
(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

5. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing


to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing
Indicators.
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan
CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan
mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls;
and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80%
dengan telenursingdibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan
kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara
signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat
menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.
(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4
VFE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

6. Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 Nternational


Telenursing Survey.
Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam
telemedicine, telenursing, atau nursing informatics dan percaya bahwa sertifikasi
pada telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan sertifikasi dan merupakan
indikasi telenursing seharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan keperawatan dan
pengalaman klinik (http://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf, diperoleh
tanggal 02 Mei 2012).
7. Impact of tele-advice on community nurses’ knowledge of venous leg ulcer care (Ameen,
Coll, & Peters, 2005). Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing dibidang
manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan
pendekatan pre dan post intervensi pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 19
orang dan kelompok kontrol sebanyak 19 orang, pada penelitian ini didapatkan bahwa
terdapat perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan perawat komunitas dalam
manajemen perawatan ulkus kaki antara sebelum dan sesudah intervensi melalui telenursing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tele-saran dapat menjadinmanfaat besar bagi perawat
komunitas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam praktek perawatan ulkus kaki. Ini
akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaan sumber daya manusia yang lebih
efisien dan efektivitas biaya dalam perawatan luka.

8. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan
bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas
kesehatanmyang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan
darat karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan sehingga mereka kurang terpapar
informasi-informasi maupun pengetahuan terkini menghenai pelayanan keperawatan. Disini
dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai sarana penambahan wawasan dan
pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas
di daerah terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran,
yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan (relationship), dan 4) sikap (attituds).

9. Efficacy of tele-nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a


randomised controlled trial study (Jensen, Kristensen, Christensen, & Borre, 2011). Dalam
artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peningkatan angka dalam insiden kanker prostat
menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap peran perawatan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, prostatektomi radikal jalur cepat telah diperkenalkan,
sehingga waktu rawat menjadi pendek dan sedikit waktu yang tersedia untuk edukasi
terhadap pasien post op prostektomy, maka pasien dituntut agar mampu melakukan
perawatan secara mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat
mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien dalam periode
pasca-operasi. Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak prospektif dari 95
pasien baik intervensi atau standar tindak lanjut. Intervensi yang diberikan adalah TC
tambahan 3 hari pasca bedah. Pendidikan perawatan dan pasien selama rawat inap yang
diberikan adalah sama untuk semua pasien. Data dikumpulkan dari catatan medis dan
kuesioner 2 minggu pasca-bedah. Memang tidak ditemukan perbedaan dalam keberhasilan
keseluruhan tentang kepuasan pasien, rasa aman dan ketidaknyamanan pasca-operasi.
Beberapa pasien memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi saat dirawat di rumah sakit
sehingga peberian TC menjadi alternatif pilihan yang baik. Secara umum, pasien cukup
terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan mereka menyatakan kepuasan yang tinggi
dan rasa aman pada periode pasca operasi setelah pulang meskipun tanpa TC. Oleh karena
itu, TC tidak akan menjadi prosedur standar, tetapi hasilnya telah meningkatkan kesadaran
dalam praktek klinis sehari-hari dan dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
10. Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part
1 (Rufo, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model
pemberian perawatan saat ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan
keamanan perawatan pasien. Tele-healthterintegrasi adalah salah satu contoh.
Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman
dapat dihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan keperawatan
didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien secara
langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu contoh dari penerapan model
teknologiyang mempercepat pemecahan masalah klinis dan pengambilan keputusan,
sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil
yang diharapkan.

11. A second set of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel ini
dijelaskan bahwa Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkan
dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 40 sistem perawatan
kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di beberapa tim perawatan tetap belum
terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain tetap skeptic meskipun rasio
biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan
berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU menjadi lebih diperhatikan
dan mengubah wawasan tentang perawatan klinis.

12. Home-Based Telemedicine: A Survey of Ethical Issues (Bauer, 2001). Dalam artikel ini
dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanfatan Telemediciene didapatkan data bahwa
secara ekonomis maupun efektifitasnya boleh dikatakan bagus, karena dari segi biaya yang
harus dikeluarkan relatif rendah, kemudin dari segi efektifitasnya pasien tidak perlu datang ke
tempat pelayanan kesehatan yang dituju, tetapi cukup hanya dengan berinteraksi melalui
Telemediciene maupun Telenursing pasien sudah dapat terlayani. Namun masalah yang
muncul dalam penilaian ini adalah bahwa mereka tidak mengidentifikasi adanya nilai-nilai
moral maupun implikasi etis dari penerapan metode ini. Oleh sebab itu sebagai pengguna
metode ini hendaknya petugas kesehatan atau perawat yang mengelolanya harus memilki
pemahaman yang luas tentang keilmuan keperawatan itu sendiri maupun metode Telenursing
yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat
2010" dalamhttp://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71,
diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With
Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/ f662854712557057/,
diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 02
Mei 2012
http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics & Bioethics Research.
Available from: http//www.crb@crb.uu.se
Bohnenkamp K.S. Lopez. A.M. Blackett A. Traditional Versus Telenursin Outpatient Management of
Patients With Cancer With New Ostomies. Oncology Nursing Forum. 31;5.
Clark R. A, Yallop J, Wicket D, et al. 2006. Nursing Sans Frontieres: Three Year Case Study of
Multy-State Registration to Support Nursing Practice Using Information
Technology.Australian Journal of Advance Nursing. 24;1.
Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman A. 2006. Patient Safety, Telenursing and Telehealth.Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. ch48

Hartford Kathleen. 2005. Telenursing and Patients’ Recovery from Bypass Surgery. Journal of
Advance Nursing. 50; 5; 459-468.

Hoglund A.T. 2007. Ethical Dilemmas in Telenursing. Journal of Clinical Nursing. 16; 1865-1871.
Available from: http://www.crb.uu.se/research/clinical-ethics/telenursing.html

Jackson S. 2008. Technology Study Show Growing Use, Increase Satisfaction with Telehealth.
Hospital Home Health. 25;5;61-72. Available from:www.ahcmedia.com/online.html.
http://metilda050390.blogspot.co.id/2012/06/telenursing.html
TELENURSING
Data UNDP tahun 2006 mencatat bahwa indeks Pembangunan Manusia Indonesia masih menempati

urutan ke 108 dari 162 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan dan Peranan keberhasilan pembangunan

kesehatan sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan nasional, karena dalam rangka

menghadapi makin ketatnya persaingan pada era globalisasi, tenaga kesehatan yang sehat akan

menunjang keberhasilan program pelayanan kesehatan dan juga akan mendorong peningkatan

produktivitas dan pendapatan penduduk.

Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes RI (1999) menyatakan bahwa, gambaran

masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik

Indonesia. Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan

bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita citakan adalah masyarakat

Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan sumber daya

manusia Indonesia seutuhnya.

Asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara integral juga tetap harus

mengarahkan visi tersebut dimana pelayanan keperawatan sudah semestinya diarahkan ke aspek preventif

dan promotif.

Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan,

dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan

dalam “dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet di

Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu

lintas internet di Indonesia hingga awal Juni tahun 2006 diperkirakan hanya sekitar 1,57 Gbps, naik 15,4%

dibandingkan catatan akhir tahun lalu sebesar 1,3 Gbps. Seiring pula dengan pertumbuhan jumlah

penggunanya dan penambahan kapasitas dari saluran internet TV kabel, diperkirakan lalu lintas internet

hingga akhir tahun 2007 akan mendekati 2 GHz atau sekitar 1,9 GHz.

Menurut anggota Dewan Penasihat APJII Heru Nugroho, pengguna internet di Indonesia diprediksi

mencapai 30 juta orang akhir tahun ini, tumbuh 50% dibandingkan tahun lalu, dipicu oleh berbagai

program pengenalan internet ke sekolah. Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia masih berkisar 18

juta sampai 20 juta orang saja dengan pertumbuhan dari tahun lalu sebesar 20%. Jika angka ini terus

berlanjut maka diprediksikan di tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia, sebuah angka
yang fantastis, tidak terkecuali bagi pelayanan kesehatan .
Seiring itu, dengan semakin berkembang istilah telemedicine, telehealth dan telenursing dalam model

pelayanan kesehatan yang berbasis informatika kesehatan/informatika kedokteran. Untuk selanjutnya

telenursing/tele keperawatan (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) akan lebih dipaparkan dalam

tulisan ini, dalam upaya meningkatkan peran perawat Indonesia menghadapi Indonesia Sehat 2010 melalui

bidang informatika kesehatan.

TELENURSING

Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan

jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan

keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan

optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan

sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau

komputer.

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara

fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth,

dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis,

telekonsultasi dan telemonitoring. Telenursing dapat juga diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi

untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan

teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan

memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti

mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan

pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum

merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama

di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan,

mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama
seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani,
Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah

lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris.

Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional

telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif

penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing. Di Amerika Serikat 36%

peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh

telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan

memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien

mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing. Pasien tirah baring, pasien dengan

penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif

persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat

berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb.

Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang

dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7 pasien

perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya .

Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah

cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu

pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di

poliklinik (OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah

kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar,

pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat

bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin

dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi

alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.

Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi

keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam

mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga

dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab

dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.
Telenursing melalui telepon triage dan home care

merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka

perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak

flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi

dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat

meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik.
Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan

kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :

1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke

pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)

2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan

tanpa batas geografis

3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS

4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan tehnologi

5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan

perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.

Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online
dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan

melalui model simulasi lewat secara interaktif.

Dalam model pendidikan di Indonesia telenursing telah dikembangkan Universitas Gajah Mada (UGM)

lewat e-learning/model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM. Atau juga model pembelajaran

keperawatan yang dikembangkan fakultas keperawatan UPN Veteran

Jakarta http://www.belajarkeperawatan.com/ , yang saat ini justru banyak berkembang di institusi

pendidikan keperawatan swasta di Indonesia. Hal ini mungkin saja terintegrasi dengan fakultas kedokteran

atau kesehatan di universitas yang bersangkutan seperti di PSIK UMY


Jogjakarta. http://els.fk.umy.ac.id/

Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman klinik namun
telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan

keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi

nosokomial, memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi

penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga

privasinya dengan pelayanan telenursing ini. Penggunaan tehnologi dalam telenursing juga dapat menjadi

dasar database data keperawatan, yang terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan/kedokteran.

Dalam praktek sehari-hari penerapan Informatika Kedokteran bisa dilihat seperti di dalam :

1. Proses pengolahan data

Data adalah tulang punggung proses informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana

memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dan lain-lain. Kesemuanya dibutuhkan agar

pengambilan keputusan manusia bisa dipercepat.

2. Telekomunikasi

Masuk dalam bidang ini adalah telekonsultasi, teleradiologi, telekardiologi, telenursing dan tele yang

lainnya

3. Medical Imaging. Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi, kedokteran nuklir, dan lain-

lain

4. Sistem Informasi. Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu yang berfokus pada pasien dan

yang berfokus pada keperawatan

5. Web dan internet

Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini aplikasi yang berbasis web sudah mulai

digemari karena lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja. Sebaliknya, sifat website pun

sudah mulai berubah. Jika dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast),misalnya menginformasikan jam

praktek dokter, artikel kesehatan, dll. Kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua arah),

seperti: tanya jawab, dll. Akhir-akhir ini, aktivitas di website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk

proses bisnis, seperti: proses pendaftaran pasien, melihat rekam medik dll.

ISU ASPEK LEGAL DAN TELENURSING

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasien sama seperti

telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat

khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di

setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari

malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam

kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan

(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan,
kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan
startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan,

dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis

internet .

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien

sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti

dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap

terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti

keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat

informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi

dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan dan

penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di

Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar

pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia

dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia,

menjelang Indonesia Sehat 2010.

https://fajriyah87.wordpress.com/category/telenursing/
ABSTRAK

Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi berdampak terhadap dunia
kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam
mendukung perkembangan pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk kemudahan pemanfaatan
teknologi informasi dibidang kesehatan adalah penggunaan metode Telenursing. Tulisan ini
bertujuan Memberikan uraian tentang penerapan Telenursing. Metode penulisan
menggunakan studi literature.

Telenursing telah berhasil dibeberapa negara dengan laju pertumbuhan yang


tinggi. Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak,
waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. di Indonesia
sendiri model ini belum berkembang, namun seiring dengan peningkatan prekembangan
teknologi informasi di Indonesia diharapkan telenursing juga dapat berkembang di Indonesia.
Rekomendasi dari tulisan ini diharapkan meningkatkan pemahaman perawat
tentang telenursing sehingga perawat mampu mengaplikasikan telenursing dengan efektif
dan efisien dalam pelayanan praktek keperawatan.

Kata kunci : Telenursing, keperawatan, pelayanan kesehatan

LATAR BELAKANG

Setelah pergantian abad ke-20 dan setelah perempuan memperoleh hak untuk memilih, setiap
undang-undang diberlakukan negara untuk lisensi perawat. Maksud dari lisensi melalui agen
pemerintah adalah untuk memastikan bahwa setiap orang yang dicanangkan menjadi perawat
memenuhi persyaratan minimum untuk pendidikan, kompetensi, dan karakter moral yang
baik. Lisensi itu, dan tetap, mekanisme yang digunakan masing-masing negara untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dengan memastikan bahwa setiap orang
yang memegang lisensi memenuhi persyaratan minimum tertentu. Tapi seperti kita
mempersiapkan diri untuk memasuki abad ke-21, kita melihat cepat berubah model
pelayanan kesehatan yang mengakibatkan perubahan untuk perawat individu dan seluruh
profesi keperawatan.(Drenan,2013)

Pengembangan teknologi telekomunikasi dan informasi telah membuat dampak yang


signifikan dalam setiap bagian kehidupan kita sehari-hari dan telah mendukung aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan, khususnya keperawatan.
Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan teknologi
dibidang kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan
terutama pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan
keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia maya” ( cybernet), dapat
terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing) dimanapun ia berada.

Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan. dalam


dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine, telehealthdantelenursingmenjadi alternative
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.Dengan
penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan meningkatkan
kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga.Telenursing dapat membantu
menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien
yang sudah keluar dari rumah sakit.Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh
dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi
masyarakat.

Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga
semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui
video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai
pengobatan. Pada kesempatan ini penulis mencoba menggali lebih mendalam mengenai
informasi dan hasil-hasil riset seputar telenursing tersebut, sehingga perawat di Indonesia
bisa lebih memahami dan mengaplikasi telenursing.

KAJIAN LITERATUR

Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi


telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011).

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursingyaitu :Efektif dan efisien
dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan
kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home), Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis, telenursingdapat menurunkan kebutuhan atau
menurunkan waktu tinggal di rumah sakit, pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis
memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang
banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan
biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi, berhasil dalam menurunkan total biaya
perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber

Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksi
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan
lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi
internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya
sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan
risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

Gambar 1.1 Alur Telenursing(Sumber : https://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh


tanggal 13 September 2016.

Gambar 1.2 Tiga level keamanan untuk proteksi data pasien untuk menjaga privasi pasien.

Gambar 1.3. Jenis dan pembagian Telehealth (Sumber: Greenberg M. Elisabeth, 2000)

Aplikasi telenursingdapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat dan melalui unit
mobil, telepon triase dan home careberkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di
dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter fisiologi seperti tekanan
darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui sistem interaktif
video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke
alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan
injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak
kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner dan persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal
ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online..Telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan, berikut
dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian maupun artikel ilmiah lainnya di jurnal-jurnal
kesehatan sebagai berikut :

The communication process in Telenursing: integrative review(Ingrid de Almeida Barbosa,


Karen Cristina da Conceição Dias da Silva, Vladimir Araújo da Silva, Maria Júlia Paes da
Silva, 2016). Dalam artikel ini dijelaskan tentang proses komunikasi saat
dilakukan telenursing. Tantangan utama adalah kondisi klinis pasien, kemungkinan untuk
komunikasi yang tidak memadai menyebabkan kesalahan, tidak adanya referensi visual
dalam interaksi tanpa video, dan kesulitan memahami komunikasi nonverbal. TIK disebut
sebagai bantuan untuk perawat: dalam interaksi dengan videophone, sumber visual yang
merupakan mekanisme kompensasi dari kejauhan, rasa kedekatan, integrasi, perlindungan,
dan keamanan untuk mengekspresikan kebutuhan, harapan, dan perasaan. Meskipun-teknik
ini penggunaan sumber daya yang berbeda untuk mengatasi hambatan waktu dan jarak, untuk
pelaksanaan perawatan yang tepat, perawat harus menerima pelatihan khusus untuk
mengembangkan kemampuan dan kemampuan berkomunikasi.

How safe is Telenursing from home?(Ian St Goerge, 2016) artikel ini menjelaskan
Perbandingan antara perawat yang bekerja dari rumah dengan mereka yang bekerja di pusat:
demografi dan disposisi dari penelepon, manajemen misteri penelepon, frekuensi insiden
risiko, produktivitas, dan kepuasan. hasil Penelepon dicari triase untuk gejala yang sama dan
diprioritaskan untuk disposisi yang sama; Misteri penelepon dikelola sama; ada yang sama
jumlah insiden risiko. Perawat yang bekerja dari rumah yang lebih produktif, mengambil
sedikit hari cuti sakit dan memiliki tingkat emosi yang lebih rendah. Perawat bekerja dari
rumah diidentifikasi jam lebih fleksibel, lebih produktif dan menyatakan tingkat kepuasan
yang tinggi. Tidak ada kerugian diidentifikasi.

Impact of a Telenursing service on satisfaction and health outcomes of children with


inflammatory rheumatic diseases and their families: a crossover randomized trial study
protocol.(Anne-Sylvie Ramelet, Béatrice Fonjallaz, Joachim Rapin, Christophe Gueniat and
Michaël Hofer, 2014). Dalam artikel dibahas tentang penyakit rematik Pediatric memiliki
dampak yang signifikan pada kualitas hidup anak dan keluarga. Pengendalian penyakit dan
manajemen gejala yang penting untuk meminimalkan kecacatan dan nyeri.

Perawat klinis spesialis memainkan peran kunci dalam mendukung tim medis, mengakui
pengendalian penyakit, menyediakan sumber daya untuk pasien pada pilihan pengobatan dan
akses ke tambahan dukungan dan saran, dan mengidentifikasi praktek-praktek terbaik untuk
mencapai hasil yang optimal bagi pasien dan keluarga mereka.
Pelaksanaan tindak lanjut Telenursing (TN) konsultasi dengan berpengalaman, spesialis
perawat klinis dalam reumatologi untuk memberikan dukungan ini kepada anak-anak dan
keluarga mereka. efek positif Telenursing adalah kepatuhan pengobatan pada pasien dengan
penyakit rematik

(Tele) health promotion in primary healthcare centers - an exploratory study. (Röing, Marta,
DDS, PhD; Hederberg, Malin, RN, MSc; Holmström, Inger K, RN, PhD. 2014).Penelitian ini
membahas tentang peran perawat sebagai promotor kesehatan, bagaimana perawat yang
bekerja dengan telenursing di pusat-pusat kesehatan primer Swedia aktif bekerja dengan
promosi kesehatan, perawat yang bekerja dengan telenursing adalah untuk bekerja dengan
cara mempromosikan kesehatan yang lebih, mereka harus memiliki dukungan dari
kepemimpinan dan politisi. Perubahan pemahaman tentang apa telenursing mencakup
layanan tampaknya diperlukan, bahkan di antara telenurses. perubahan tersebut bisa
membuktikan manfaat untuk semua warga negara, dan karenanya untuk promosi kesehatan.

Exploring the communication between telenurse and caller - A critical discourse analysis.
(Hakimnia,Holmström, Inger K , Carlsson, Marianne, 2014): Telenursing berpotensi
menantang ketidaksetaraan dalam perawatan kesehatan. Namun, wacana telenursing adalah
dialektik berhubungan dengan ideologi neoliberal dan ideologi kedokteran. Hal ini juga
terletak dalam konteks gender feminitas ideal dan maskulinitas hegemonik. Melalui
kesadaran yang lebih baik dari bias gender dan sumber penelepon 'yang berbeda untuk
membuat diri mereka mendengar, komunikasi antara telenurse dan pemanggil mungkin
menjadi lebih setara dan dengan demikian lebih baik dan cocok untuk semua penelepon

Efficacy of tele-nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a


randomised controlled trial study(Jensen, Kristensen, Christensen, & Borre, 2011). Dalam
artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peningkatan angka dalam insiden kanker prostat
menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap peran perawatan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, prostatektomi radikal jalur cepat telah diperkenalkan,
sehingga waktu rawat menjadi pendek dan sedikit waktu yang tersedia untuk edukasi
terhadap pasien post op prostektomy, maka pasien dituntut agar mampu melakukan
perawatan secara mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat
mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien dalamperiode
pasca-operasi.. Secara umum, pasien cukup terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan
mereka menyatakan kepuasan yang tinggi dan rasa aman pada periode pasca operasi setelah
pulang meskipun tanpa TC.

Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part(Rufo,
2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian perawatan saat
ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamanan perawatan
pasien. Tele-health terintegrasi adalah salah satu contoh. Dengan menggunakan perangkat
mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat dihubungkan ke lokasi terpencil,
sehingga pemberi asuhan keperawatan didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan
untuk manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu
contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan
pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya
meningkatkan hasil yang diharapkan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Telenursing dapat mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan
pasien serta kepatuhan pasien dalam pengobatan. Agar telenursing bisa efektif dan efisien
Perawat perlu mengikuti pelatihan komunikasi sehingga hambatan nonverbal
saat Telenursingbisa di minimalisir. Perawat yang bekerja di rumah yang menggunakan
aplikasi Telenursinglebih produktif, mengambil sedikit hari cuti sakit dan memiliki tingkat
emosi yang lebih rendah. Perawat bekerja dari rumah diidentifikasi jam lebih fleksibel, lebih
produktif dan menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi. Tele-ICU adalah salah satu contoh
dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan
pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya
meningkatkan hasil yang diharapkan.

Selain itu untuk mendukung pengembangan Telenursing butuh adanya sumber daya manusia
perawat yang kompeten dan menguasai tecnologi informssi dan tecnologi telekomunikasi,
kepercayaan diri perawat dan masyarakat, serta perlu adanya studi empiris baik secara
kualitatif maupun kuantitatif tentang kemampuan penggunaan Telenursing, caring
relationship dan pengembangan profesi keperawatan. Diharapkan perawat meningkatkan
pemahaman tentang Telenursing sehingga perawat mampu memahami prospek dan
pentinggya penggunaan Telenursing. Dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan
dan pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akan berdampak pada
implementasi Telenursing

DAFTAR PUSTAKA

Barbosa.I.A, Cristina,Vladimir &Maria. (2016). The communication process in Telenursing:

Integrative review. Medical Sciences--Nurses And NursingScholarly Journals718-725.

Drennan. (2013).The reality of telenursing. Primary health care journal:18

Goerge, I.A.(2016).How safe is Telenursing from home.Australian Journal of Advanced


Nursing (Online)26.1: 26-31.

Hakimia. (2014).Exploring the communication between telenurse and caller - A critical


discourse analysis. International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-Being

Jensen, B. T., Kristensen, S. A., Christensen, S. V., & Borre, M. (2011). Efficacy of tele-
nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a randomised controlled
trial study. International Journal of Urological Nursing, 5(3), 123-130.

Johnsson A-M & Willman A.2011. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research
Ethics & Bioethics
Koeswandari,Retno. (2011). Peningkatan pelayanan kesehatan melalui telenursing di rumah

sakit.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.Vol2,No2

Marta, R.(2014). (Tele)health promotion in primary healthcare centers - an exploratory


study. Medical Sciences--Nurses And NursingScholarly Journals:33:37

Ramelet, A.S, Fonjallaz, Beatrice., Rapin, Gueniat & Hofer. (2014). Impact of a Telenursing

Service on satisfaction and health outcomes of children with inflammatory rheumatic


diseases and their families:across over and omized trial study protocol.Pedriatik journal
14:151

Rufo, R. (2011). Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational
Performance, Part 1. Critical Care Nursing Quarterly journal , 34(3), 177-181.

Salahuddien (2011). Trend Keamanan Internet Indonesia di 2011. Diperoleh


di https://idsirtii.or.id/content/files/artikel/TREN%20KEAMANAN%20INTERNET%20I N
DONESIA%202011.pdf. Diakses tanggal 15 september 2016

https://www.kompasiana.com/de2ngnur/telenursing-upaya-penggunaan-teknologi-informasi-
dalam-memberikan-pelayanan-keperawatan_57eb743f4df9fd760cfd21b8

Anda mungkin juga menyukai