Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Telenursing

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan


keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Menurut National Council of State Boards of
Nursing, telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications
technology.

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan


pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan
video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.

Penerapan telenursing
Telenursing merupakan sistem yang berbasis internet yang didesain untuk membantu pasien
belajar cara mengelola kondisi mereka. Kontruksi sistemnyadapat dilihat pada gambar 1, dimana
Database server yang berlokasi di sebuat pusat pelayanan perawatan kesehatan yang berfungsi
untuk mengumpulkan dan meneruskan serta memenuhi sinyal dari pasien, perawat, dan dokter,
dengan melihat informasi pada website. Pada gambar 2 terlihat dipusat kesehatan dengan
staffnya adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi.
Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan
berkelanjutan melalui sistem telenursing.

Terdapat tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini antara lain:

1. Email dari pasien yang melaporkan status kesehatan;

2. Data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature;

3. Video-mail, yang berfungsi untuk meningkatkan evaluasi pasien.

Pasien mengakses informasi kesehatan pada website. Informasi yang terkumpul dipusat
pelayanan kesehatan dan perawatan akan memutuskan apakah memberikan perawatan melalui
instruksi telenursing atau mengunjungi pasien.

Fungsi Telenursing
Telenursing dapat melakukan fungsi-fungsi berikut:

1. Pemantauan pasien yang menderita penyakit kronis.

2. Koordinasi perawatan untuk pasien dengan penyakit atau kondisi yang rumit, atau banyak
co-morbiditas.

3. Pendidikan pasien untuk mengelola gejala penyakit mereka

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :


1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home).

2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.

3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit

4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan
teknologi

5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan
( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan
Multimedia Distance Learning

A. Pembahasan
Rangkaian bencana alam yang terjadi di Indonesia, yaitu bajir bandang di Wasior, tsunami di
Mentawai, gempa bumi di padang, dan erupsi Gunung Merapi telah menelan ratusan korban
meninggal, hilang, maupun luka-luka. Kerugian material dan immaterial yang besar berdampak
pada kesehatan psikis dan somatis bagi korban bencana dan keluarganya.

Bencana alam dapat menyebabkan dampak serius dan berkepanjangan terhadap kesehatan fisik
maupun psikologis pada korban bencana yang selamat. Stres pasca tauma (posttraumatic stress
disorder (PTSD)) merupakan kelainan psikologis yang umum diteliti setelah terjadinya bencana.
PTSD dicirikan dengan adanya gangguan ingatan secara permanen terkait kejadian traumatik,
perilaku menghindar dari rangsangan terkait trauma, dan mengalami gangguan meningkat terus-
menerus. Angka kejadian PSTD pada korban yang mengalami bencana langsung yang selamat
kurang lebih 30% sampai 40%. Pengamatan pada 262 korban tsunami di Aceh menunjukkan
bahwa 83,6% mengalami tekanan emosi berat dan 77,1% menunjukkan gejala depresi.

Untuk mengatasi masalah psikologis pada daerah yang terkena bencana alam, maka diperlukan
tenaga kesehatan dibidang kesehatan jiwa. Terbatasnya tenaga kesehatan jiwa dan tidak cukup
memadai untuk dapat menjangkau tempat bencana alam maka kondisi ini dapat diatasi dengan
menerapkan metode telenursing untuk ketercapaian dan kesinambungan terapi. Praktik
telenursing memperlihatkan banyak kesempatam dalam meningkatkan akses keperawatan.
Sistem ini sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia mengingat letak geografisnya yang luas
dan rawan terjadi bencana. Sejauh ini praktik telenursing banyak diterapkan dalam memberikan
perawatan fisik.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor
seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, kasus yang saat ini terjadi di Indonesia adalah
bencana alam, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah
yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat
menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak
tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat
dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.

Praktik telenursing memperlihatkan banyak kesempatam dalam meningkatkan akses


keperawatan. Telenursing banyak diterapkan dalam memberikan perawatan fisik, selain itu
system ini juga dapat diterapkan dalam mengatasi masalah psikologis, misalnya pada daerah
yang mengami bencana alam. Adanya bencana yang menyebabkan para perawat tidak bisa
datang ketempat kejadian maka telenursing ini sangat membantu dalam asuhan keperawatan bagi
korban yang mengalami gangguan jiwa. Korban bencana yang mengalami trauma psikologis
yang tidak dapat ditangani dalam waktu yang singkat, sementara tenaga kesehatan untuk
menjangkau wilayah bencana sering kali mengalami banyak hambatan, sementara korban
memerlukan penanganan segera. Kondisi ini dapat diatasi dengan menerapkan metode
telenursing untuk ketercapaian dan kesinambungan terapi.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari
pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing
membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek
keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan
keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :

1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.

2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
financial dalam pelaksanaan telenursing.

3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat
dan klien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing
sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara klien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.

4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada
motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam
merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial


resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon)
dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah


gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

DAFTAR PUSTAKA

American Nurses association. (1996). Telehealth-Issues for Nursing. Dalam


http://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 27 Oktober 2011.

Bohnenkam, et al. (2002). Telenursing on Patients Perspcetive. Dalam


http://www.pubmed.gov. Diperoleh tanggal 28 Oktober 2011

Bland SH, OLeary ES, Farinaro E, Jossa F, Trevisan M. (1996). Long-term


psychological effects of natural disasters. Psychosom Med

Hardin S. (2001). Telehealth Impact on Nursing and Development of the Interstate


Compact. Dalam www.proquest.umi/pqdweb. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2011.

Jerant, AF. (2003). A randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart
failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators. Dalam
www.hawortpress.com/store/research.asp. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2011.

Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010" dalam


http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh
tanggal 25 Oktober 2011
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of
Patients With Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/
f662854712557057/, diperoleh tanggal 26 Oktober 2011

Souza R, Bernatsky S, Reyes R, de Jong K (2007). Mental health status of vulnerable


tsunami-affected communities: a survey in Aceh Province, Indonesia. J Trauma Stress.

Unpad.ac.id/keperawatankita/2010/12/21/telenursing-dalam-penanganan-psikis-korban-
bencana-alam/ , Diperoleh tanggal 27 Oktober 2011.

Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, Diperoleh


tanggal 27 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai